1. Pengertian ISPA
Nasofaringtis akut (sama dengan flu dan pada umumnya) disebabkan oleh
berbagai jenis virus yang berbeda, biasanya rinovirus, RSV, adenovirus, virus
influenza, atau virus parainfluenza (Wong, 2008).
2. Penyebab ISPA
Beberapa virus yang telah teridentifikasi sebagai penyebab penyakit ISPA
antara lain :
a. Rhinovirus, merupakan virus yang paling dominan menyebabkan
rinitis pada semua usia.
b. RSV (Respiratory Sncytial Virus)
c. Virus Influenza, merupakan virus yang paling sering menyebabkan
influenza (common cold).
d. Virus parainfluenza
e. Adenovirus. (Rahajoe, 2008)
3. Tanda dan Gejala ISPA
Beberapa tanda dan gejala yang dapat timbul pada penderita ISPA menurut
Hasan (2007), antara lain :
1. Pilek
2. Batuk
3. Kadang bersin
4. Keluar sekret cair dari hidung
5. Gelisah
6. Nyeri pada otot
7. Pusing
8. Anoreksia
9. Hidung tersumbat
10. Demam
4. Patofisiologi ISPA
Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui inhalasi serosol yang mengandung
partikel kecil, deposisi droplet pada mukosa hidung atau konjungtiva atau kontak
tangan dengan sekret yang mengandung virus yang berasal dari penyandang atau dari
lingkungan. Cara penularan antara virus yang satu berbeda dengan virus yang lainnya.
Virus influenza terutama ditularkan melalui inhalasi aerosol partikel kecil, sedangkan
rhinovirus ditularkan melalui kontak tangan dengan sekret, yang diikuti dengan
kontak tangan ke mukosa hidung atau konjungtiva.
Setelah berada didalam sel epitel, virus beraplikasi dengan cepat. Hasil
replikasi virus tersebut dapat dideteksi 8-10 jam setelah inakulasi virus intranasal.
Dosis yang dibuutuhkan untuk terjadinya infeksi rhinovirus adalah kecil, dan lebih
dari 95% sukarelawan tanpa antibodi spesifik terhadap serotipe virus akan terinfeksi
setelah inokulasi intranasal. Meskipun demikian tidak semua infeksi menyebabkan
timbulnya gejala klinis. Gejala rintis hanya terjadi pada 75% orang yang terinfeksi.
6. Komplikasi ISPA
Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit ISPA antara lain:
a. Otitis Media Akut
b. Rinosinusitis
c. Pneumonia
d. Epistaksis
e. Konjungtivitis
f. Faringitis (Rahajoe, 2008)
7. Penatalaksanaan ISPA
a. Pencegahan
1). Rajin mencuci tangan
2). Membersihkan permukaan umum, seperti meja, mainan anak, gagangan pintu,
dan fasilitas kamar mandi dengan desinfektan anti-bakteri.
3). Hindarkan anak berkontak langsung dengan orang yang terinfeksi flu atau
pilek.
4). Jagalah kebersihan diri dan lingkungan (Sutanto, 2011).
b. Penatalaksaan keperawatan
Istirahat total
Peningkatan intake cairan, jika tidak ada kontaindikasi.
Memberikan kompres hangat bila demam.
Pencegahan infeksi lebih lanjut Somantri, (2008).
b. Penatalaksaan medis
Simtomatik (sesuai dengan gejala yang muncul), sebab antibiotik tidak
efektif untuk infeksi virus.
Obat kumur, untuk menurunkan nyeri tenggorokan.
Antihistamin, untuk menurunkan rinorrhea.
Vitamin C dan espektoran
Vaksinasi. (Somatri, 2009)