Dalam kondisi penampang luasan baja tulangan melebihi batas luasan tulangan maksimum (0,75 kali
luas tulangan dalam kondisi seimbang), akan berakibat beton mencapai regangan maksimum (0,003)
lebih dahulu sementara baja tulangan belum mencapai tegangan leleh ( < ), sehingga dengan
analisis geometri pada diagram regangan dapat diperoleh:
= = 0,003
0,003
Sehingga tegangan pada baja tulangan tarik dapat dihitung:
= = 0,003
Dengan mensubstitusikan nilai = , maka:
.
= = 0,003
Dengan menerapkan prinsip keseimbangan horisontal maka = ;
.
0,85. . . = = 0,003 .
Dimana = . . , sehingga:
0,85.
( ) . 2 + . . 2 = 0
0,003. .
Yang dapat diselesaikan dengan formula akar kuadrat abc, dan selanjutnya dapat digunakan untuk
menghitung kapasitas tampang:
= 0,85. . . . ( 2)
Harus diingat bahwa dalam kondisi tulangan kuat keruntuhan diawali dengan rusaknya beton
sehingga kegagalan struktur terjadinsecara tiba-tiba. Dalam hal perencanaan beton bertulang maka
kondisi tulangan kuat harus dihindari dengan alasan keamanan, untuk balok bertulangan tunggal
disyaratkan:
= 0,75.
Atau
= 0,75.
Untuk perencanaan ataupun pemeriksaan penampang, tentunya lebih disukai penggunaan formulasi
yang sistematis dan sederhana dalam penyelesaiannya, yang dapat diperoleh:
= ( ).
0,85.
Dimana: = . ,
dan pada akhirnya dapat diperoleh:
.
= . . 2 . . (1 2)
dimana: =
0,85.
1 2. .
= . (1 1 )
Rangkaian formulasi diatas selanjutnya digunakan acuan dalam analisis balok tulangan tunggal yang
ditunjukkan pada diagram alir dibawah ini:
Mulai
Diberikan , , , ,
ambil = 2 105
Didapat =
1,4
=
Tidak Ya
terlalu kecil,
besarkan
0,85 600
= 1 600+ 1 = 0,85 untuk 30 Mpa
, dalam MPa 30
1 = 0,85 0,05 7
, untuk
30 Mpa 58 Mpa
Tidak Ya
0,75