Anda di halaman 1dari 7

Kontestasi Demokrasi Sejuk,

Damai dan Aman Cerminan


Demokrasi Berkeadaban

NUSANTARANEWS.CO Sekretaris Jenderal Majelis Pemuda Islam Indonesia


(MPII), Faizi menyatakan bahwa Demokrasi hanyalah sarana untuk mewujudkan
kepentingan dan kesejahteraan rakyat banyak maka dengan sendirinya harus
dipraktikan sebuah sistem dan prosedur demokrasi yang baik dan benar yang
mengikat semua pihak di dalamnya.
Dengan demikian akan menjadi pendorong kuat bagi pelembagaan demokrasi
yang substansial bukan demokrasi yang prosedural dan menempatkan kepentingan
rakyat di atas segalanya, kata Faizi usai acara Seminar Nasional dengan tema
Konsolidasi Demokrasi Indonesia Yang Berkeadaban Dalam Perspektif Pemuda
Islam, di Aula MUI lantai 4, Jl. Proklamasi No. 51 Jakarta Pusat, Kamis (27/10).

Menurut Faizi, dalam perspektif ushul fikih, tujuan yang baik harus ditempuh
dengan jalan dan cara yang baik agar keadaban dalam berdemokrasi yang kita
jalankan benar-benar mewujud nyata di bumi Indonesia ini. Terlalu besar ongkos
demokrasi yang harus kita bayar manakala ajang kontestasi dan rekrutmen
kepemimpinan ini kemudian diekpresikan dalam bentuk kekerasan, anarkhisme
dan bentuk-bentuk penyulutan kebencian sosial lainnya, imbuhnya.

Karena itu, MPII menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama di


Jakarta dalam menghadapi momentum Pilkada tahun 2017 untuk tidak
menggunakan isu SARA sebagai komoditas kampanye.

Oleh kerena itu, mari kita jadikan momentum pemilihan kepala daerah ini
sebagai ajang kontestasi gagasan, ide dan solusi yang tepat untuk kepentingan
masyarakat yang lebih besar, bukan sebagai ajang untuk memecah belah kesatuan
dan persatuan bangsa, kata Faizi yang juga selaku ketua panitia.
Sebagai penutup Faizi berharap dalam momentum Pilkada 2017 ini supaya
mengedepankan kontestasi demokrasi yang sejuk, damai, dan aman. Sebab hal
itu merupakan tugas kita semua agar wajah demokrasi yang berkeadaban benar-
benar mewujud dalam kenyataan, tandasnya.
A. Deskripsi :

1. What : Kontestasi Demokrasi Sejuk, Damai dan Aman Cerminan


Demokrasi Berkeadaban

2. When : Pada tanggal 27 Oktober 2016

3. Where : Aula MUI lantai 4, Jl. Proklamasi No. 51 Jakarta Pusat

4. Who : Sekretaris Jenderal Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII)

5. Why : Faizi berharap dalam momentum Pilkada 2017 ini supaya


mengedepankan kontestasi demokrasi yang sejuk, damai, dan aman.
Sebab hal itu merupakan tugas kita semua agar wajah demokrasi
yang berkeadaban benar-benar mewujud dalam kenyataan,

6. How : Dengan demikian akan menjadi pendorong kuat bagi


pelembagaan demokrasi yang substansial bukan demokrasi yang
prosedural dan menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya,
kata Faizi usai acara Seminar Nasional dengan tema Konsolidasi
Demokrasi Indonesia Yang Berkeadaban Dalam Perspektif
Pemuda Islam.

Karena itu, MPII menghimbau kepada seluruh lapisan


masyarakat, terutama di Jakarta dalam menghadapi momentum
Pilkada tahun 2017 untuk tidak menggunakan isu SARA sebagai
komoditas kampanye.
B. Solusi

Seharusnya pihak kepolisian mencegah massa untuk melempari batu pada


Umat muslim yang sedang menjalankan ibadah sholat ied, dan pihak dari GIDI
wilayah Toli paham bahwa negara ini memiliki Pancasila sebagai dasar negara
yang memiliki lima prinsip,

1. Ketuhanan yang Maha Esa


2. Kemanusian yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Untuk mengantisipasi akan terjadi hal yang sama, seharusnya Pemerintah


Kabupaten Tolikara harus mengeluarkan keputusan untuk memperbolehkan
agamma lain untuk beribadah di Kabupaten Tolikara, dan juga harus melakukan
penyuluhan tentang Pendidikan Pancasila ke warga kabupaten Tolikara agar
terciptanya kerukunan antar umat beragama.

C. Laporan

Pada tanggal 17 Juli 2015 pukul 07.00 WIT bertempat di lapangan


Makoramil 1702-11/Karubaga distrik karubaga kabupaten Tolikara telah
berlangsung kegiatan shalat idul fitri 1436H yang dipimpim oleh Ustad Junaedi
dan berujung pada keributan antara Jemaat Gidi yang sedang melaksanakann
seminar internasional yang dipimpin oleh Pendeta Marthen Jingga dan Harianto
Wanimbo (Korlap) dengan Umat muslim yang sedang melaksanakan shalat Ied.
Keributan tersebut juga disertai dengan pembakaran kios-kios yang kemudian
menjalar ke bagian masjid. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ketidak taqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga menunjukkan bahwa Perilaku mereka
tidaklah religious meskipun merka memiliki Agama dan Tuhan.
Hal tersebut terjadi karena kuragnya pendidikan Pancasila, karena
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia, karena Indonesia terdiri dari
berbagari ras dan agama, oelh karena itu toleransi sangatlah dibutuh kan dalam
hal ini. Dan juga Pemerintah juga harus berperan dalam hal ini karena jika hanya
masyarakat maka akan lama terealisasikan dan bahkan dapat menimbulkan
kerusuhan

Untuk mencegah hal yang sama terjadi di masa yang akan datang
komunikasi antara masyarakat sangat diperlukan agar tidak terjadi
kesalahpahaman, dan pemerintah akan menjadi penengah. Dan sekali lagi
diperlukan penyuluhan tentang Pendidikan Pancasila agar masyarakat paham
betul tata cara bernegara dan ikut berkontribusi ke Negara.
Tugas CP Pancasila 3

Disusun Oleh :

1. Gallan Frediyanto (16612004)

Universitas Muhammadiyah Gresik


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah Pendidika Panacasila ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Budi Masruri selaku Dosen
mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Gresik, 5 Juni 2017

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai