Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Jumlah kunjungan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) terus bertambah tiap

tahunnya. Peningkatan terjadi sekitar 30% di seluruh IGD rumah sakit dunia

(Foster, 2010). Studi yang dilakukan di Amerika menyatakan bahwa hampir

50 negara bagian menyatakan bahwa terjadi peningkatan sebesar 91%

kunjungan di IGD (Moqri, 2013). Di Indonesia data kunjungan masuk pasien

ke IGD adalah 4.402.205 pasien (13,3% dari total seluruh kunjungan di

rumah sakit umum (Keputusan Menteri Kesehatan, 2009). Data kunjungan

pasien IGD di provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 berjumlah 8.201.606

kasus. Data kunjungan IGD di Tulungagung pada tahun 2014 adalah

sebanyak 29.877 kasus (Profil kesehatan provinsi Jawa Timur, 2014).

Peningkatan jumlah kunjungan rumah sakit berbanding lurus dengan

peningkatan jumlah pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat. IGD

merupakan area yang berada di dalam rumah sakit yang digunakan untuk

memberikan standar perawatan gawat darurat dan memberikan perawatan

yang akut dan mendesak (Geelhoed, 2012). Pelayanan pada fase gawat

darurat dilakukan dengan tujuan untuk dapat menstabilisasi pasien yang

memiliki gangguan yang memerlukan resusitasi serta pasien yang memiliki

tingkat kegawatan tertentu (Australian College for Emergency Medicine,

2014).

Pasien masuk ke IGD melewati proses pemilahan kegawatan.

Pembagian kegawatan memilik banyak teknik dalam pembagiannya, Simple

Triage and Rapid Treatment (START) merupakan salah satunya. START

membagi kegawatan kondisi pasien kedalam 3 zona yaitu red zone, yellow

1
zone dan green zone (Christoper et al, 2009). Teknik triage ini merupakan

teknik triage yang digunakan untuk memilah secara cepat korban bencana,

namun IGD dr.Iskak Tulungagung melakukan modifikasi dengan

menyesuaikan triage ini pada area emergency di instalasi gawat darurat.

Pembagian pasien ke dalam tiga zona memberikan keleluasan bagi perawat

untuk melakukan tindakan, namun pada kenyataannya pemilihan pasien

menggunakan metode ini memiliki kekurangan. Pasien yang banyak

menumpuk pada yellow zone (yellow zone) menjadi kekurangan pada triage

jenis ini.

Kondisi pasien yang menumpuk atau overcrowding tentu akan

menghambat proses pelayanan yang ada di instalasi gawat darurat.

Pelayanan yang cepat dan tepat merupakan hal yang paling dibutuhkan di

instalasi gawat darurat. Penuhnya pasien pada yellow zone bisa disebabkan

karena adanya ketidaksesuian antara jumlah pasien, tempat tidur pasien dan

jumlah tenaga. Jumlah pasien yang terlalu penuh tentu akan mengakibatkan

meningkatnya waktu pemeriksaan untuk pasien lain, waktu tunggu yang

meningkat, serta length of stay yang memanjang baik untuk pasien yang

pulang, maupun yang akan masuk ke rawat inap, kondisi ini dinamakan

boarding time pasien (Singer et al, 2011). Boarding di dalam Kamus Besar

terjemahan memiliki arti tunggu. Boarding time sendiri merupakan istilah

yang digunakan untuk merepresentasikan total waktu yang dialami pasien,

dimana pasien tetap berada di IGD selama 2 jam atau lebih setelah

keputusan rawat inap atau pulang ditentukan (White et al, 2013).

Standar Pengendalian Mutu (SPM) RSUD Dr.Iskak Tulungagung

menjelaskan bahwa Boarding time pasien menjadi salah satu indikator

kendali mutu rumah sakit. Hasil wawancara dengan kepala tim yellow zone

pada tanggal 6 desember 2016 menjelaskan bahwa standar operasional

2
prosedur terkait indikator boarding time pasien di Instalasi gawat darurat

adalah 2 jam. Ketika melebihi 2 jam maka pasien tersebut dinamakan pasien

boarding atau stagnansi. Beberapa faktor yang diduga menjadi risiko

terjadinya boarding time pasien di yellow zone adalah adanya sumber daya

manusia (perawat) yang terbatas, organisir pasien baru, penundaan

pengiriman laboratorium (laboratorium turn around time), jam datang pasien

lebih banyak pada shift sore, ketertiban dokter visite (diagnostic time),

cleaning ruangan di rawat inap (bed occupancy), proses administrasi dan

kondisi penyakit.

Penundaan pengiriman laboratorium atau turn around time (TAT)

merupakan interval waktu yang dibutuhkan mulai dari pengambilan sampel

sampai dengan hasil tiba di IGD (Holland et al, 2006). TAT bergantung

kepada kemampuan rumah sakit dan berdasarkan pola pemeriksaan yang

ada di laboratorium. Interval waktu yang sesuai dengan kritera normal

adalah < 60 menit (Hawkins, 2012).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 6

Desember 2016 di ruangan IGD pada yellow zone kepada kepala tim yellow

zone didapati hasil interview bahwa permasalahan stagnansi pasien terjadi

setiap harinya. Jumlah pasien per hari di yellow zone bisa mencapai 36

pasien per hari yang datang pada shift pagi, shift siang dan shift malam.

Jumlah tempat tidur di yellow zone ruang IGD adalah 9 tempat tidur dengan

jumlah total perawat di yellow zone adalah 21 orang dengan pembagian tiap

shift 5 orang per shift. Jumlah pasien stagnansi per hari bisa mencapai 10

pasien. Hasil interview pada ketua tim di yellow zone penyebab boarding

time pasien disebabkan karena jumlah sumber daya yang terbatas,

pengorganisasian yang tidak tepat, hasil laboratorium yang membutuhkan

waktu yang banyak, waktu kunjungan dokter yang tidak sesuai, banyaknya

3
pasien yang datang pada shift sore, dan kesiapan ruangan rawat inap

menerima pasien dari igd menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya

boarding time pasien di IGD. Kecepatan pelayanan pasien di Instalasi Gawat

Darurat dapat menentukan prognosis pasien selanjutnya dan mendapatkan

hasil yang optimal dalam pelayanan terhadap pasien. terdapat pula

beberapa faktor yang berhubungan dengan boarding time di IGD.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas Bagaimanakah analisis faktor-faktor boarding

time pasien di yellow zone Instalasi Gawat Darurat dr. Iskak Tulungagung?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui analisis faktor yang berhubungan dengan boarding time

pasien di yellow zone instalasi gawat darurat RSUD Dr. Iskak

Tulungagung

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Menganalisis hubungan antara diagnostic time dengan lama

boarding time pasien di yellow zone instalasi gawat darurat RSUD

Dr.Iskak Tulungagung

b. Menganalisis hubungan antara lab turn around time di IGD dengan

lama boarding time pasien di yellow zone instalasi gawat darurat

RSUD Dr.Iskak Tulungagung

c. Menganalisis hubungan antara bed occupancy time dengan lama

boarding time pasien di yellow zone instalasi gawat darurat RSUD

Dr.Iskak Tulungagung

4
d. Menganalisis hubungan insurance coverage dengan lama boarding

time pasien di yellow zone instalasi gawat darurat RSUD Dr.Iskak

Tulungagung

e. Menganalisis hubungan ratio perawat per shift dengan lama

boarding time pasien di yellow zone instalasi gawat darurat RSUD

Dr.Iskak Tulungagung

f. Mengetahui hubungan rasio perawat pershift dengan lama boarding

time pasien di yellow zone instalasi gawat darurat RSUD Dr.Iskak

Tulungagung

g. Mengidentifikasi lama boarding time pasien di yellow zone Instalasi

Gawat Darurat RSUD Dr.Iskak Tulungagung

h. Menganalisis faktor yang paling berhubungan dengan lama

boarding time pasien di yellow zone instalasi gawat darurat RSUD

Dr.Iskak Tulungagung

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan bagi profesi

keperawatan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien IGD secara

cepat dan tepat

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebaagai acuan dan data dalam

melihat fenomena pasien dengan boarding time , dan dapat digunakan

sebagai data awal untuk melakukan peningkatan mutu dan kualitas

instalasi gawat darurat.

Anda mungkin juga menyukai