Anda di halaman 1dari 9

Teori Ketidakpastian Heisenberg

ADA tahun 1927, saat Einstein sedang ngetop-ngetopnya, Heisenberg mengembangkan suatu teori yang
ditentang Einstein habis-habisan, yaitu teori ketidakpastian. Menurut teori ini makin akurat kita
menentukan posisi suatu benda, makin tidak akurat momentumnya (atau kecepatannya) dan sebaliknya.
Jadi kita tidak bisa menentukan letak benda secara akurat. Dengan kata lain benda mempunyai
kemungkinan berada di mana saja.

Einstein bilang teori ini tidak masuk akal. Ia menentang teori ini hingga akhir hayatnya. "Mana
mungkin kita bisa percaya pada teori yang mengatakan bahwa posisi bulan tidak menentu," ejek
Einstein. Einstein lebih suka melihat bulan mengorbit secara teratur, "I like to believe that the moon
is still there even if we don't look at it." Einstein juga berargumen bahwa tidak mungkin Tuhan
bermain dadu "God doesn't play dice" dalam mengatur alam semesta ini. Nah lho….

Walau ditentang oleh fisikawan sekaliber Einstein, rupanya Heisenberg tidak kapok, ia maju terus
mengembangkan teorinya. Usahanya ini tidak sia-sia, akhirnya teori Heisenberg ini menjadi salah satu
fondasi dari mekanika kuantum. Kini mekanika kuantum menjadi primadonanya fisika. Oleh Feynman,
elektrodinamika kuantum (mekanika kuantum yang digabung dengan teori relativistik Einstein) dijuluki
"the jewel of physics". Berkat mekanika kuantum inilah orang dapat mengembangkan
berbagai teknologi mutakhir yang ada sekarang ini, mulai dari TV, kulkas, mainan elektronika, laser, bom
atom yang dahsyat, hingga pembuatan-pembuatan chip-chip komputer super cepat. Sayang Einstein
tidak melihat ini semua. YOHANES SURYA PH.D

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0306/06/muda/351507.htm

Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International


Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap
standar ukur yang mamputelusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional.

Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat
dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan /
internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.

Manfaat kalibrasi adalah sebagai berikut :


1. untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan
laboratorium dan produksi yang dimiliki.
2. Dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan)
antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.

Prinsip dasar kalibrasi:


1. Obyek Ukur (Unit Under Test)
2. Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar
kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg
sudah teruji (diverifikasi))
3. Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis
kalibrasi (bersertifikat))
4. Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan faktor
lingkungan luar selalu diminimalkan → sumber ketidakpastian pengukuran)

Hasil Kalibrasi antara lain :


1. Nilai Obyek Ukur
2. Nilai Koreksi/Penyimpangan
3. Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengukuran, Dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur → Analisis
ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua sumber ketidakpastian yang
ada di dalam metode perbandingan yang digunakan, Besarnya kesalahan yang mungkin
terjadi dalam pengukuran)
4. Sifat metrologi lain → faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.

TUR (Test Uncertainty Ratio) adalah perbandingan antara ketidakpastian karakteristik


(specified) dari instrumen yang dikalibrasi terhadap ketidakpastian instrumen kalibratornya
(Spesifikasi alat bisa dianggap sebagai ketidakpastian terbesar)

Interval kalibrasi:
1. 1. Kalibrasi harus dilakukan secara periodik
2. 2. Selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi pemakaian, dan
pemeliharaan.
3. 3. Bisa dinyatakan dalam beberapa cara :

 Dengan waktu kalender (1 tahun sekali, dst)


 Dengan waktu pemakaian (1.000 jam pakai, dst)
 Kombinasi cara pertama dan kedua, tgt mana yg lebih dulu tercapai
Kalibrasi di Indonesia:
1. Kalibrasi Teknis
 Kalibrasi peralatan ukur yang tidak berhubungan langsung dengan dunia perdagangan.
 Dilakukan oleh laboratorium kalibrasi terakreditasi KAN (diakui secara nasional).

2. Kalibrasi Legal
 Kalibrasi peralatan ukur untuk keperluan perdagangan.
 Dilakukan oleh Direktorat Metrologi-Depdag.

 Freud versus Heisenberg


Hendradi Hardhienata (Jurusan Fisika IPB)
 Nama Sigmund Freud tidak asing lagi bagi para psikolog. Pendiri paham
psikoanalisis, mahaguru psikiatri dan terkenal dengan analisis 'bawah
sadarnya'. Freud menghabiskan waktu bertahun-tahun di Viena untuk
mempelajari ilmu kedokteran, terutama jaringan saraf. Hal yang menggeser
minatnya ke bidang psikologi analisis, melalui pendekatan biologis. Jenius
psikologi yang suka berbicara tentang 'kesadaran' dan 'sex', mendasari
analisisnya bahwa manusia adalah organisme kompleks yang dapat dipelajari
dengan pendekatan 'mesin biologis'. Kesadaran adalah perintah otak dan sex
adalah 'ulah' libido. Jika manusia dikondisikan dalam kedaan tertentu, Freud
dapat menggunakan analisis 'mesin' manusia untuk mengetahui perilaku
selanjutnya. Teorinya cukup ampuh menyembuhkan 'pasien-pasien jiwa' pada
waktu itu. Mirip dengan fisika klasik, seperti kata Laplace, ilmuwan
penyempurna mekanika Newtonian: 'Beri aku keadaan kini dan aku akan
menentukan apa yang terjadi kelak.'
 Gagasan Freud menjadi revolusi psikologi pada masa itu. Tahun 1909 para
pendukung psikoanalisis berkumpul dan merayakan datangnya pencerahan
baru, suatu kemajuan dalam usaha memahami manusia. Dunia fisika tidak
terusik, tidak ada yang salah dengan jenius itu. Mereka lebih sibuk
memikirkan teori kuantum, suatu revolusi baru dalam dunia fisika. Revolusi
yang dimulai oleh teori relativitas Einstein dan kemudian dibangun secara
ramai-ramai oleh para jenius fisika.
 Diantara jenius itu, terdapat Werner Heisenberg. Fisikawan teoritis dari
Jerman yang suka memanjat gunung. Saat ia mendaftar ke Universitas Berlin
sebagai mahasiswa, ada dua masalah yang mengusik pikirannya: Udara kota
yang kotor dan teori deterministik atom Bohr. Yang pertama membuat badan
demam, yang kedua kepala pusing! Niels Bohr yang dijuluki 'orang besar dari
Denmark' mengajukan suatu teori bahwa elektron mengelilingi inti dalam
orbit-orbit tertentu. 'Beri saya spektrum absorbsi dan elektron itu akan saya
temukan'. Teori yang pasti membuat Freud tertawa penuh kemenangan. Dunia
subatom adalah deterministik! Alam semesta dapat dipastikan.
 Bencana datang ketika Heisenberg mendaftar sebagai mahasiswa bimbingan
Bohr. Saat itu usianya baru duapuluh tahun dan dengan lancang mengajukan
pernyataan kepada jenius Denmark dalam suatu kuliah yang mempersoalkan
bahwa, karena elektron itu tidak akan pernah dapat dilihat oleh manusia maka
kepastian dari keadaan elektron tersebut (posisi dan momentumnya) tidak
akan pernah dapat dipastikan. Suatu pertanyaan yang membuat gurunya
'kebakaran jenggot'! Seusai kuliah, Bohr mengajak Heisenberg jalan-jalan,
berdiskusi mengenai fisika dan melihat pemandangan alam Jerman. Bohr
langsung sadar: anak muda ini bukan orang sembarangan!
 Jenius muda beraksi. Dalam usianya yang baru 22 tahun, Max Born, fisikawan
teoritis ternama mengangkat Heisenberg sebagai Dosen di Gottingen. Tidak
lama kemudian Bohr mengajaknya ke Copenhagen. Copenhagen adalah salah
satu tempat pengembangan utama fisika teoritis pada masa itu. Heisenberg
merumuskan sebuah teori yang membawa dampak filosofis dan fundamental
dalam dunia sains: Prinsip ketidakpastian! Jangan harap bisa memastikan
dimana elektron berada karena kita tidak seluruhnya tahu masa kini! Kalau
Anda bisa mencari informasi keberadaan elektron (posisi) dengan teliti sekali,
maka Anda akan kehilangan kepastian mengenai momentumnya, yang artinya
sulit menentukan dimana elektron itu berada pada waktu berikutnya.
Sebaliknya, jika Anda mengukur momentumnya dengan teliti sekali maka anda
kehilangan kepastian mengenai keberadaan elektron. Prinsip ini bukan
merupakan akibat dari keterbatasan ketelitian instrumen manusia, akan tetapi
merupakan sifat yang inheren (melekat) didunia subatomik. Heisenberg
mengajukan suatu teori yang menjungkirbalikkan determinisme fisika klasik!
 Ketidakpastian, yang semakin mengecil untuk benda-benda besar seperti
kelereng atau molekul sekalipun, menunjukkan bahwa penyusun dari semua
benda di alam bersifat takpasti. Meskipun dapat ditentukan akan tetapi tidak
pernah dengan ketelitian 100%. Sebuah terobosan yang membuat geram para
pendukung determinis. Bahkan Einstein pun berceloteh: "Tuhan tidak bermain
dadu dengan alam!" Meskipun Einstein berulangkali menyerang teori
ketidakpastian Heisenberg (yang didukung oleh Bohr), Bohr dan Heisenberg
selalu dapat menangkis serangannya sehingga teori ini menjadi salah satu
landasan fisika kuantum yang menghasilkan kemajuan luar biasa dibidang
mikroteknik dan teknologi atom.
 Jenius akhirnya melawan jenius. Mahaguru psikiatri kesal melihat
perkembangan fisika yang 'semakin dekat dengan Tuhan'. Manusia memiliki
keterbatasan dalam memastikan perilaku alam. Hanya Tuhan yang tahu
dimana elektron sesungguhnya berada.
 Oleh karena elektron adalah pembangun dari semua unsur di alam. Otak atau
lebih tepatnya 'mesin biologis' Freud terdiri pula atas jutaan elektron yang taat
pada teori Heisenberg. Manusia tidak bisa 'dirobotkan', manusia memiliki
sistem yang sangat kompleks dan tidak dapat dipastikan tindakannya dimasa
masa depan. Psikologi psikoanalisis kini berangsur-angsur redup dibawah
psikologi kognitif. Psikologi yang berusaha membangun mental manusia yang
arif melalui kesadaran penuh.
 Akan tetapi, teori Heisenberg yang 'kontroversial' tetaplah sebuah teori. Suatu
pernyataan yang dapat ditolak oleh teori yang lebih baik. Tetapi jenius itu akan
tetap tersenyum dalam kuburnya. Tidak (belum?) ada yang bisa menggantikan
teorinya yang melandasi mekanika kuantum, kebanggan fisika modern.
Pemahaman struktur atomik, laser, black hole, superkonduktor hanya sedikit
contoh dari penerapan prinsip indahnya. Richard Feynman, salah satu
fisikawan terbaik yang pernah hidup membela prinsip ketidakpastian dengan
mengatakan bahwa: 'Prinsip ketidakpastian adalah salah satu fondasi fisika
kuantum. Jika runtuh, maka runtuhlah fisika kuantum!" Laplace, Einstein, dan
juga Freud tidak dapat menghentikan senyumannya. Seperti kata Stephen W.
Hawking: "Tuhan tidak hanya bermain dadu, tetapi melemparkannya ke tempat
yang tidak kita ketahui." (http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?
artikel&1052240400&44)
 Selama ini teknik kompresi data (sinyal) telah banyak dipakai untuk mengefisienkan
penyimpanan dan pengiriman suara atau gambar pada peralatan komputer maupun ponsel.
Biasanya orang mengenal kompresi sebagai metoda yang berkembang dalam bidang pengolahan
sinyal dijital. Tanpa disadari, sebenarnya ada kaitan erat antara paradigma kompresi sinyal ini
dengan prinsip fundamental yang dikenal dalam bidang Fisika Kuantum yaitu prinsip
ketidakpastian.
 Siapapun yang pernah belajar Fisika Modern tentu mengenal prinsip ketidakpastian Hiesenberg
atau HUP (Heisenberg Uncertainty Principle). Prinsip ini menyatakan bahwa pengukuran posisi
dan momentum suatu partikel tidak mungkin dibuat teliti kedua-duanya sekaligus, yakni

 HUP adalah konsekuensi langsung dari sifat dualitas gelombang-partikel. Sebelum Teori
Kuantum muncul, orang mengira bahwa ketelitian pengukuran posisi suatu partikel dan
momentum (pada saat bersamaan) hanya akan dibatasi oleh ketelitian alat ukur. Prinsip diatas
menyatakan larangan alam untuk mengetahui keduanya sekaligus secara teliti, sepresisi apapun
alat ukur yang digunakan.
 Selain relasi ketidakpastian dari momentum dengan posisi, HUP juga dapat dinyatakan sebagai
hubungan ketidakpastian antara energi dengan waktu, yaitu

 Menurut Max Planck, suatu foton yang memiliki frekuensi , akan memiliki energi sebesar
dimana adalah konstanta Planck. Dengan demikian HUP untuk energi-waktu akan setara dengan

 Pertidaksamaan diatas dinamakan juga prinsip ketidakpastian Weyl-Heisenberg (WHUP) yang
berbunyi:
 “a continuous-time signal cannot be simultaneously well-localized in both time and frequency“
 Apakah bedanya dengan prinsip ketidakpastian yang sebelumnya? Jika HUP berbicara mengenai
partikel dan gelombang sebagai objek fisik, WHUP menyatakan sifat umum dari prinsip
ketidakpastian akan berlaku untuk sebarang sinyal atau fungsi kontinyu. Dalam bahasa
pengolahan sinyal bisa ditafsirkan bahwa jika suatu sinyal s(t) terlokalisir dalam kawasan waktu
maka transform Fourier dari sinyal ini,

 akan tersebar dikawasan frekuensi dan demikian pula sebaliknya, suatu sinyal yang terlokalisir
dikawasan frekuensi akan memiliki transform Fourier yang tersebar dikawasan waktu.


Gambar 1. Pasangan transform Fourier dari sinyal delta Dirac
 Contoh dari sinyal kontinyu terlokalisir waktu adalah sinyal delta Dirac. Transform Fourier dari
sinyal ini akan tersebar keseluruh rentang frekuensi, seperti yang diperlihatkan oleh Gambar 1.
Karena delta Dirac adalah fungsi riil, maka haruslah transform Fouriernya bernilai kompleks.
Gambar 1 sebelah kanan hanya menunjukkan nilai magnitude dari koefisien Fourier-nya untuk
memperlihatkan sebaran komponen dominan dan terlihat disini bahwa semua komponen sama
dominan-nya.
 Fungsi delta dapat dilihat sebagai fungsi (distribusi) Gaussian dengan limit variansi mendekati
nol. Kita akan memakai fungsi Gaussian ini untuk memperlihatkan (bukan membuktikan) bahwa
implikasi tidak langsung dari WHUP adalah,
 “sinyal kontinyu yang tersebar dalam kawasan waktu, akan terlokalisir pada kawasan
frekuensi dan begitu pula sebaliknya.”
 Pasangan Fourier dari fungsi Gaussian dengan mean nol dapat dituliskan sebagai berikut

 Dari relasi diatas terlihat bahwa peningkatan variansi di kawasan waktu atau pelebaran sinyal
Gaussian akan mengakibatkan penyempitan spektrum dikawasan frekuensi dan demikian pula
sebaliknya, penyempitan sinyal di kawasan waktu akan melebarkan spektrum-nya. Dengan
demikian, implikasi tak langsung dari WHUP tersebut menjadi jelas, khususnya untuk fungsi
Gaussian. Fungsi-fungsi atau sinyal-sinyal waktu-kontinyu yang lain juga akan memiliki sifat
yang demikian. Matlab Script berikut ini dapat dipakai untuk memperlihatkan fenomena ini.
 %—————————————————–———-
% Script Matlab untuk memperlihatkan WHUP
%—————————————————————–
clear;clc;
t=-5:0.1:5; w=t; %koordinat waktu dan frekuensi.
sigma1=1; sigma2=0.5; sigma3=0.25;
 %Hitung Fungsi Gaussian
g1=normal_baku(sigma1,t); g2=normal_baku(sigma2,t); g3=normal_baku(sigma3,t);
 %Hitung transform Fourier-nya
G1=F_normal_baku(sigma1,w);
G2=F_normal_baku(sigma2,w);
G3=F_normal_baku(sigma3,w);
 figure(1);plot(t,g1,t,g2,t,g3);
legend(’sigma’,’0.5sigma’,’0.25sigma’)
figure(2);plot(w,G1,w,G2,w,G3);
legend(’sigma’,’0.5sigma’,’0.25sigma’)
 %—————————————————–
% Fungsi Gaussian
%—————————————————–
function [g]= normal_baku(sigma,t)
g=(1/sqrt(2*pi*sigma*sigma))*exp(-t.*t/(sigma*sigma));
 %————————————————————————–
% Transform Fourier dari fungsi Gaussian
%————————————————————————–
function [G]= F_normal_baku(sigma,w)
 G=exp(-w.*w*(sigma*sigma));
 Keluaran dari program Matlab diatas diperlihatkan pada Gambar 2 dan Gambar 3. Disini jelas
terlihat penyempitan fungsi Gauss pada kawasan waktu akan mengakibatkan pelebaran pada
kawasan frekuensi.

Gambar 2. Fungsi Gaussian dengan berbagai nilai variansi

Gambar 3. Transform Fourier dari fungsi Gaussian pada Gambar 2


 Sebelum diskusi dilanjutkan, akan terlebih dahulu disinggung sekilas mengenai suatu teorema
yang sangat penting dalam transformasi sinyal, yaitu Teorema Parseval. Teorema ini pada
prinsipnya adalah Hukum Kekekalan Energi dari sinyal, yang menyatakan bahwa pengukuran
energi dalam kawasan waktu (misalnya dengan bantuan Osciloscope) dan pengukuran energi
pada kawasan frekuensi (misalnya dengan Spectrum Analyzer) akan memberikan hasil yang
sama. Teorema ini juga berimplikasi bahwa penghilangan komponen frekuensi tertentu dari sinyal
akan mendistorsi sinyal kawasan waktunya, sepadan dengan magnitudo koefisien Fourier
tersebut. Dengan demikian, hilangnya komponen dengan magnitudo rendah tidak akan mengubah
bentuk sinyal semula terlalu banyak.
 Untuk aplikasi pengolahan sinyal atau citra dijital, perhitungan dilakukan terhadap data dijital
yang tak lain adalah fungsi-fungsi diskrit. Fungsi ini diperoleh dari fungsi kontinyu dengan
melalui proses pencuplikan dan kuantisasi yang dapat dilakukan dengan sebuah ADC (Analog to
Digital Converter). (http://suksmono.wordpress.com/2008/05/02/prinsip-ketidakpastian-dan-
kompresi-data-1/)

ttp://ahmuzaki.multiply.com/journal/item/3

 Salah satu aspek pengujian kebenaran sebuah teori sains (modern) adalah dengan melakukan
eksperimen / pengamatan yang bisa diukur oleh manusia. Namun demikian, tidak semua
pengukuran bisa diterima sains. Hasil pengukuran baru bisa diterima jika pengukuran tersebut
menghasilkan kesimpulan yang sama saat diulang kembali. Tentu saja pengukuran ulang
tersebut harus dilakukan pada kondisi yang sama. Misalnya, kecepatan gelombang suara di
udara saat diukur sekarang, besok, minggu depan atau tahun depan harus menunjukkan hasil
yang sama.

 Namun demikian, bisa jadi sebuah teori sains tidak atau belum bisa dibuktikan namun
dipercaya kebenarannya. Teori tersebut disebut dengan postulat. Sebagai contoh, dalam
postulat kedua Relativitas Khusus Einstein mengatakan bahwa di dalam ruang hampa, cahaya
bergerak dengan kecepatan yang sama (yaitu sekitar 300.000 km/dtk).

 Pendapat ini tidak mudah diterima oleh ilmuwan pada masa itu. Bagi pengendara yang berada
di dalam kendaraan yang sedang melaju di sebuah jalan raya, kendaraan itu dikatakan diam
(secara relatif) terhadap pengendaranya. Tapi bagi pejalan kaki yang dilewatinya kendaraan itu
bergerak menjauhinya.

 Tapi Einstein bersikeras bahwa gerak relatif hanya berlaku bagi semua benda, kecuali cahaya.
Pendapat ini terbukti pada eksperimen Michelson dan Morley (1887) yang membuktikan bahwa
cahaya bergerak dengan kecepatan yang sama untuk semua pengamat sebagaimana teori
Einstein tersebut.

 Salah satu prinsip dasar pengukuran adalah bahwa tidak ada pengukuran dunia nyata yang
memiliki ketepatan sempurna. Selalu ada kesalahan dalam setiap pengukuran. Semakin baik
alat ukur maka tingkat kesalahan yang dihasilkan akan semakin kecil. Demikian pula sebaliknya.
Namun betapapun baiknya alat ukur, kesalahan pengukuran tidak akan pernah dapat benar-
benar dihilangkan.

 Fenomena kesalahan pengukuran ini disebut dengan ketidakpastian (uncertainty).
Ketidakpastian ini merupakan konsekuensi dari ketidakmampuan manusia membuat instrumen
yang dapat mencatat hasil pengukuran dengan jumlah digit tak hingga.

 Misalnya, sebuah timbangan memiliki tingkat presisi hingga satu kilogram dengan batas
pengukuran sampai 5 kg. Itu artinya, dengan alat itu hasil pengukuran yang mungkin diperoleh
hanyalah 1, 2, 3, 4, atau 5. Kita tidak akan menemukan hasil pengukuran 3,5 kg atau 1,4 kg.

 Jika timbangan itu kita perbaiki sehingga mampu mengukur dengan ketelitian
hingga sepersepuluh kilogram, maka pengukuran yang mungkin dihasilkan adalah : 0,1; 0,2;0,3;
…4,9; atau 5,0 kg. Kita mungkin bisa meningkatkan presisi alat tersebut hingga seperseratus
bahkan sepersejuta kg. Kita bisa katakan bahwa kita mungkin dapat membuat alat ukur dengan
ketelitian 10, 20, atau 1.000.000 digit. Tapi, tak hingga digit?

 Atas alasan ini, sistem chaos yang sebenarnya tidak random (teratur) namun tidak dapat
diprediksikan alias “deterministic but unpredictable”. Bagaimana kaitannya, insya Allah pada
kesempatan lain kita bahas hal ini.
Alat ukur Massa dan Timbangan paling banyak digunakan di laboratorium maupun di pabrik sebagai alat
ukur quality control maupun sebagai alat timbang produksi suatu produk, sehingga perlu setiap saat
dapat dipastikan kebenarannya.

Ilmu pengetahuan yang mempuyai berbagai cabang pengetahuan salah satunya fisika sudah
mempunyai banyak teori yang diimbangi dengan pengamatan yang diakukan berulang kali untuk
mendapatkan suatu keakuratan/ketelitian. Salah satunya yang sesuai dengan disiplin ilmu yang
saya pelajari adalah menentukan jarak fokus kensa. Dimana materi ini berguna untuk profesi
yang akan saya jalani nanti sebagai tenaga medis untuk membnatu orang-orang yang
membutuhka bantuan medis khususnaya pada orang yang mempunyai masalah dengan
penglihatan yaitu mata.

Anda mungkin juga menyukai