A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
1 2 4 5
istri
Tn. S
(3)
Anak Anak 2
1
Keterangan:
Laki-laki meninggal (orangtua Tn.S)
Tinggal 1 rumah
Objektif:
Tn. S dan istrinya terlihat saling beradu pendapat tentang masalah
kesehatan.
Tn. S terlihat memalingkan wajah saat istrinya mengingatkan tentang
penyakitnya saat dirumah.
Tn. S tidak mengikuti program pengetahuan tentang praktik perawatan
penyakitnya.
2. Pola nutrisi/ metabolik
Subjektif: pasien mengatakan bahwa
Selama di RS nafsu makan menurun saya tidak suka dengan menu lauk
karena tidak ada rasanya, jadi saya minta dibelikan diluar saja, barusan saya minta
makan mie seduh, karena ada rasa asinnya, saya butuh makan itu harus ada saus
sambal dan kecap. Begitu juga kalau dirumah, sayur itu harus ditambah garam
dan gula sedikit saja biar ada cita rasanya.
Dulu saya gemuk, tapi setelah kena diabet berat badan saya turun, padahal
saya makan apa saja tanpa pantangan, minum juga saya banyak karena merasa
haus terus, setiap hari kira-kira 2 botol itu. Saya juga suka minum susu, bukan
yang khusus diabet dan biasanya ditambah gula supaya manis sedikit, kan susu
bagus untuk sakit saya.
Keluarga (istri) mengatakan kalau dirumah makan dan minum juga tidak
bisa. Setiap hari harus minum 5 sachet nutrisari dan hemaviton. Kalau masakan
harus terasa asinnya dan manisnya. Jika diingatkan mengomel dan marah.
Keluarga (istri) mengatakan ya sampai sekarang juga masih ngeyel, disini
minta beli makanan dari luar, tetap minum teh atau kopi, ini tadi minta mie rebus
dan macem-macem, padahal saya sudah bilang ikutin dulu dari RS, tetapi malah
marah mbak kalau saya beritau.
Objektif
Presentase yang dimakan dari diet yang disediakan yaitu dari tiap porsi
hanya ¼ porsi tetapi pasien makan dari luar RS seperti mie rebus, dan perawat
menemukan roti coklat, susu manis, kopi dan teh di meja pasien.
Mual&muntah (-), NGT (-), edema (-), fungsi menelan baik, tidak ada
alergi makanan
Mendapat terapi cairan intravena NaCl 0,9% 20 tpm 1500cc/hr
Minum ± 1500 ml (air putih, teh, kopi dan susu).
TB 160cm dan BB 56 Kg, IMT = 21,8 (Normal)
3. Pola eliminasi
Subjektif:
Sebelum MRS pasien mengatakan bahwa setelah minum tidak berapa
lama lalu kencing, lancar, warnanya berubah-rubah kadang kuning atau agak
kuning.
Selama di RS tidak ada keluhan untuk kencingnya kira-kira sehari 4-5 kali
kencing.
Pasien mengatakan sebelum MRS buang air besar sehari sekali atau dua
kali, tidak terasa sulit saat mengeran, tidak ada keluhan.
Pasien mengatakan selama 3 hari di RS sudah BAB 2 kali, lancar tidak
ada keluhan.
Objektif:
Kandung kemih teraba lunak, tidak tegang.
Uring tampung (-)
Keluhan pada abdomen (-)
4. Pola aktivitas & latihan
Subjektif:
Pasien mengatakan bahwa selama dirumah melakukan aktivitas dan
kegiatan secara mandiri tanpa bantuan istri, selama dirawat saat ini dibantu oleh
istrinya untuk berjalan ke kamar mandi karena khawatir licin dan terjatuh.
Pasien dan istri mengatakan bahwa karena masih agak lemas dan kaki
bagian kiri terkadang masih kaku, kesemutan, sakit untuk digerakkan, sehingga
dibantu untuk berpindah
Kalau sesaknya sudah tidak ada sejak dirawat di kamar ini, cuma masih
lemas saja mbak.
Objektif:
1. Kepala
Inspeksi: Normal: simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak menunjukkan
tanda-tanda kekurangan gizi(rambut jagung dan kering)
Palpasi : Normal: tidak ada penonjolan /pembengkakan, rambut lebat dan
kuat/tidak rapuh ada tampak uban
2. Mata
Mata kanan dan kiri simetrs, Konjutiva anemis (+), sklera putih.
reflek cahaya (+/+)
fungsi penglihatan baik, tidak menggunakan kacamata,
pergerakan bola mata baik: hetereophoria (-), exporia (-), hiporphoria (-)
3. Telinga
Inspeksi: Normal: bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus,
warna sama dengan kulit lain, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan alat bantu
dengar.
Palpasi: tidak ada nyeri.
4. Hidung dan sinus
Inspeksi: Normal: simetris kanan dan kiri, warna sama dengan warna kulit
lain, tidak ada lesi, tidak ada sumbatan, perdarahan dan tanda-tanda infeksi.
Palpasi dan perkusi: frontalis dan, maksilaris tidak ada bengkak dan nyeri
tekan
5. Mulut
Inspeksi dan palpasi struktur luar yaitu warna mukosa mulut dan bibir
lembab, tidak ada lesi dan stomatitis.
Inspeksi dan palpasi struktur dalam: Terdapat beberapa gigi yang sudah
tanggal, lidah simetris, warna pucat, langit-langit utuh dan tidak ada tanda infeksi.
6. Leher
Inspeksi leher: warna sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk
simetris, tidak ada pembesaran kelenjer gondok
Inspeksi dan auskultasi arteri karotis: normal arteri karotis terdengar
Inspeksi dan palpasi kelenjar tyroid: tidak teraba pembesaran kel.gondok,
tidak ada nyeri, tidak ada pembesaran kel.limfe, tidak ada nyeri
7. Dada
Paru-Paru
Inspeksi: simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda
distress pernapasan, warna kulit sama dengan warna kulit lain, tidak
ikterik/sianosis, tidak ada pembengkakan/penonjolan/edema.
Palpasi: Normal: integritas kulit baik, tidak ada nyeri tekan/massa/tanda-
tanda peradangan, ekspansi simetris, taktil vremitus cendrung sebelah kanan lebih
teraba jelas
Perkusi: Batas organ
Sisi dada kiri : dari atas ke bawah ditemukan sonor/resonan-
tympani : ICS 7/8 (paru-lambung)
Sisi dada kanan : ICS 4/5 (paru-hepar)
Dinding posterior :Supraskapularis (3-4jari di pundak) batas atas
paru
Auskultasi:
Bunyi nafas vesikuler terdengar disemua lapang paru, halus dan
nada rendah, inspirasi lebih panjang dari ekspirasi
Brokovesikuler terdengar di R. ICS I dan kedua area interskapula,
nada sedang, inspirasi sama dengan eksiprasi
Bronchial terdengar di atas manubrium, kasar dan nada tinggi,
inspirasi lebih pendek dari ekspirasi.
Suara ucapan sama antara paru kanan dan kiri.
Tidak ada suara tambahan
Kardiovaskular
Inspeksi: bentuk prekordium simetris, denyut apeks jantung/ictus cordis
normal tidak terlihat, denyut vena pada dada tidak terlihat
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, normal untuk palpasi: denyutan aorta teraba
Perkusi: batas jantung: tidak lebih dari 4,7,10 cm ke arah kiri dari garis
mid sterna, pada RIC 4,5,dan 8.
Auskultasi: erdengar bunyi jantung I/S1 (lub) dan bunyi jantung II/S2
(dub), tidak ada bunyi jantung tambahan (S3 atau S4).
8. Abdomen
Inspeksi
Kulit: Sikatrik (-), striae (-), lesi (-)
Umbilikus: bersih, tidak ada tanda inflamasi/hernia
Dinding abdomen simetri
Tidak ada pembesaran organ
Pulsasi aorta terlihat di daerah epigastrium
Auskultasi
Bising usus terdengar di 4 kuadran
Kuantitas BU normal: muncul tiap 4-5 detik dengan jumlah 10 kali
permenit.
Perkusi
Hepar: panjang ukuran liver yaitu 10cm dengan terdengarnya suara
pekak setelah sonor dari paru kanan
Lien: perkusi di daerah spasium intercostaterbawah di garis axila
anterior sinistra terdapat suara timpani (lien normal tidak ada pembesara)
Palpasi
Palpasi ringan: tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran
Palpasi hepar: pasien menarik napas dan pada intercosta 11-12 di
hipokondriaka kanan merasakan hepar dan tidak ada pembesaran
Palpasi Limpa: tidak teraba (normal)
9. Urogenital
Inspeksi: tanda peradangan (-), benjola di regio costo vertebralis (-),
vesika urinaria tegang&penuh (-), benjolan pada suprapubik (-).
Palpasi: nyeri saat palpasi area ginjal (-), nyeri tekan suprapubis (-)
Perkusi: ketok ginjal tidak terasa nyeri, buli-buli kosong
Auskultasi: bruit(-)
10. Ekstremitas
Subjektif: Pasien mengatakan bahwa “saya sering kesemutan seperti geli, ketusuk-tusuk
dan terasa tebel”
Objektif:
Ekstremitas Atas
Kanan: terpasang IV line tanpa adanya rasa nyeri/bengkak, tdak bergerak
leluasa untuk menjaga IV line, kekuatan otot bisep dan tricep yaitu merespon
dengan adanya kontraksi otot dan ada gerakan sendi, tidak terasa nyeri saat
digerakkan.
Kiri: Pemeriksaan reflek bisep dan tricep reflek menurun atau hanya ada
kontraksi otot, Terdapat nyeri saat digerakkan (P=penyebab dapat disebabkan
kerusakan saraf sensorik yang melibatkan serabut saraf kecil yang berfungsi
untuk merasakan nyeri, Q=Nyeri dirasakan saat ekstremitas digerakkan dan terasa
seperti ditusuk-tusuk membuat sulit bergerak, R= tidak menyebar hanya di daerah
tersebut, S= skala nyeri 3 yaitu nyeri sangat terasa tetapi masih dapat ditoleransi ,
T= Nyeri dirasakan setelah mengalami riwayat stroke).
Ekstremitas Bawah
Kanan: Pemeriksaan reflek achilles&quadricep femoralis yaitu reflek
menurun atau hanya ada kontraksi otot, nyeri (-), Pemeriksaan kekuatan otot
(abduksi jari kaki, ekstensi jari kaki dan dorsofleksi ankle) normal.
Kiri: Pemeriksaan reflek achilles&quadricep femoralis yaitu reflek
menurun atau hanya ada kontraksi otot, Pemeriksaan kekuatan otot (abduksi jari
kaki, ekstensi jari kaki dan dorsofleksi ankle) pasien mampu melakuka tetapi di
sertai rasa sakit. Penilaian nyeri (P=penyebab dapat disebabkan kerusakan saraf
sensorik yang melibatkan serabut saraf kecil yang berfungsi untuk merasakan
nyeri, Q=Nyeri dirasakan saat ekstremitas digerakkan dan terasa seperti ditusuk-
tusuk membuat sulit bergerak, R= tidak menyebar hanya di daerah tersebut, S=
skala nyeri 3 yaitu nyeri sangat terasa tetapi masih dapat ditoleransi , T= Nyeri
dirasakan setelah mengalami riwayat stroke).
Denyut dorsalis pedis kanan dan kiri teraba kuat.
Nilai ABI 1,03 mmHg
Akral teraba dingin
V. Terapi
Tanggal 02/09/2017 dan 03/09/2017
NaCl 0,9% 500 mL infus 20 tpm
Novorapid flex pen 3x8 iu (SC)
Ranitidin Injeksi 2x1 Ampul (IV)
Citikolin 250mg 2x1 ampul (IV)
Molafat syrup 3x1 (oral)
Tranfusi PRC 2 kolf perhari dan masuk pada 03/09/2017
Tanggal 04/09/2017
NaCl 0,9% 500 mL infus 20 tpm
Novorapid flex pen 3x8 iu (SC)
Ranitidin Injeksi 2x1 Ampul (IV)
Citikolin 250mg 2x1 ampul (IV)
Lantus solosar 0-0-20 (SC)
Paracetamol 500mg 3x1 (oral)
Na Diclofam 50mg 2x1 (oral)
Diamicron 60 mg 1x1 (oral)
Meloxicam 15mg 2x1 (oral)
Tranfusi PRC 2 kolf perhari
Hasil pemeriksaan
Jenis Hari/tanggal
Pemeriksaan
02/09/2017 05/09/2017 06/09/2017
lekosit 14,29 H 10,37 N 9,09 N
Eritrosit 2,09 L 3,12 L 3,20 L
Hb 5,70 L 8,60 L 9,00 L
Hematokrit 17,00 L 25,60 L 26,70 L
Netrofil absolut 10,49 H 5,86 N 6.60 N
Eosinofil 1,10 L 2,50 N 3,30 N
Neutrofil 73,40 H 56,50 N 66.50 N
Limfosit 20,30 L 33,40 N 33,50 N
GDS 753 H
Ureum 186,7 H - - - -
Creatinin 1,67 H - - - -
Natrium 121,2 L 141,8 N - -
Chlorida 88,9 L 109 H - -
HbA1c - - 9,5 H - -
Glukosa puasa - - 68 L - -
Kolesterol - - 27 L - -
HDL
Kolesterol LDL - - 110 N - -
direct
Glukosa 2 jam - - 139 H - -
PP
HARI/
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
TGL
DS :
Klien mengatakan bahwa:
Selama ini saya tidak pernah memeriksakan gula
darah dan tetap menjalani hidup seperti dulu seperti
biasanya, karena saya akhirnya juga akan mati.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO HARI/TANGGAL DIAGNOSA
1 04/09/2017 Keletihan b/d Kelesuan fisiologis (diabetes mellitus, anemia)
2 04/09/2017 resiko injuri: cedera kaki dengan faktor resiko neuropati
perifer, defisit pengetahuan tentang perawatan kaki;
hiperglikemia.
3 04/09/2017 Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d kurang
terpapar informasi tentang manajemen diabetes, kurang dapat
menerima diagnosis.
4 04/09/2017 Dukacita b/d kehilangan objek penting dalam kehidupan:
kesehatan
5 04/09/2017 Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan otot,
intoleransi aktivitas.
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Keletihan b/d kondisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (NIC 0180: Manajemen Energi)
fisiologis (anemia, penyakit 3x24 jam, pasien menunjukkan hasil: 1. Kaji status fisiologis yang menyebabkan kelelahan
kronik:diabetes mellitus) 1. Toleransi terhadap aktivitas dengan indikator 2. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan secara verbal
2. Status nutrisi energi mengenai keterbatasam yang dialami
3. Kadar glukosa darah 3. Tentukan persepsi pasien/orang terdekat dengan pasien
Indikator : mengenai kelelahan
Kemampuan aktivitas adekuat 4. Perbaiki defisit status fisiologis yaitu kondisi anemia
Mempertahankan nutrisi adekuat 5. Pilih intervensi farmakologis dan nonfarmokologis
Keseimbangan aktivitas dan istirahat untuk mengurangi kelelahan baik secara farmakologis
Kadar HB normal 14-18 gr/dl maupun nonfarmakologis
Glukosa darah mencapai deviasi sedang 6. Monitor intake nutrisi untuk mengetahui sumber
130-180 energi yang adekuat
7. Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai cara
meningkatkan asupan energi dari makanan
8. Monitor sistem kardiorespirasi selama kegiatan.
9. Monitor/catat waktu dan lama istirahat/tidur pasien
10. Anjurkan tidur siang bila diperlukan
11. Anjurkan aktivitas fisik (misalnya ambulasi, ADL)
12. Evaluasi kenaikan level aktivitas pasien
13. Instruksikan pada keluarga/pasien mengenai kelelahan
(gejala yang muncul)
14. Ajarkan kepada pasien/keluarga jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang.
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
2 Resiko injuri: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (NIC 2660: Manajemen sensasi perifer)
cedera kaki 3x24 jam, pasien menunjukkan hasil: 1. Monitor adanya parastesi dengan tepat.
berulang 2. Diskusikan atau identifikasi penyebab sensai abnormal atau
berhubungan Pengetahuan manajemen diabetes (1820) perubahan sensasi yang terjadi.
dengan neuropati Pengetahuan tentang praktik pencegahan (NIC 3480: Monitor ekstremitas bawah)
perifer, defisit perawatan kaki dari level 1 ke level 3 1. Dapatkan data tentang perubahan pada kaki dan riwayat ulkus
pengetahuan Fungsi Sensori: Taktil (2400) sebelumnya/sekarang, dan amputasi.
tentang perawatan Perbedan ketajaman ditingkatkan dari level 2 ke 2. Status mobilisasi
kaki; 3 (240013) 3. Kaji adanya nyeri yang berselang seling saat istirahat atau malam
hiperglikemia. Perbedaan ketumpulan ditingkatkan dari level 2 4. Tentukan waktu pengisian kapiler
ke 3 (240014) 5. Inspeksi terhadap kebersihan kulit yang buruk
Perbedaan vibrasi dari level 3 ke 5 (240002) 6. Inspeksi adanya edema pada ekstremitas bawah
Perbedaan suhu dari level 3 ke 5 (240015) 7. Inspeksi perubahan kuku (penebalan, jamur kuku, kuku tumbuh
Parastesi dari level 2 ke 4 (240008) kedalam, hiasan)
Sensasi geli/tingling dari level 2 ke 4 (240011) 8. Inspeksi warna, suhu hidrasi, pertumbuhan rambut, tekstur pecah-
Kehilangan sensasi dari level 2 ke 4 (240012) pecah atau luka pada kulit
9. Inspeksi kaki apakah ada deformitas termasuk jari-jari kaki
10. Kekuatan otot pada pergelangan kaki&tumit kaki
11. Monitor mobilisasi sendi (mis, dorsofleksi pergelangan kaki)
12. Palpasi nadi dorsalis pedis dan nilai ankle brakhial indek
13. Monitor tingkat sensasi dengan monofilament semmes weinsten
14. Tentukan ambang batas vibrasi dan Kaji reflek tendon
15. Kaji resiko neuropati perifer dengan instrumen yang tepat
16. Diskusikan dan berikan pasien/keluarga informasi mengenai
perawatan kaki
(NIC 5603: Pengajaran perawatan kaki)
1. Sediakan informasi tentang hubungan neuropati, injuri dan
penyakit vaskuler serta risiko ulserasi dan amputasi ekstremitas
bawah pada orang yang menderita DM.
2. Gali pengetahuan&keterampilan pasien terkait perawatan kaki
3. Gali perawatan kaki yang telah dilakukan selama ini
4. Sediakan informasi terkait dengan risiko terjadi cidera, cara
memeriksa kaki sendiri dengan tepat untuk masalah kaki minor.
5. Sediakan petunjuk perawatan kaki secara tertulis
6. Rekomendasikan isnpeksi kaki setiap hari ke semua permukaan
dna sela-sela jari untuk menemukana danya kemerahan, bengkak,
hangat, kering, maserasi, lunak atau ada area terbuka
7. Instruksikan untuk penggunaan kaca
8. Rekomendisasikan mencuci setiap hari dengan sabun dan air
hangat, lalu mengeringkan dengan seksama di sela-sela jari.
9. Instruksikan melembabkan kaki dengan merendam sebentar
dengan air bersuhu ruanga yang dilanjutkan dengan pemberian
pelembab.
10. Peringatkan tentang hal-hal yang bisa menyebabkan cedera pada
kaki seperti (alas kaki, pemotongan kalus, suhu panas/dingin)
11. Instruksikan cara memotong kuku yang baik
12. Instruksikan merawat kalus yang lembut termasuk penggunaan
batu apung untuk mengkilapkan.
13. Deskripsikan kaos kaki dan sepatu yang tepat, serta panduan
pembelian/penggunaan sepatu baru.
14. Pemeriksaan sepatu setiap hari dan menggantinya setiap dua kali
dalam sehari.
15. Jelaskan perlunya penggunaan alas kaki yang direkomendasikan
16. Libatkan keluarga/orang terdekat terkait dengan instruksi, jika
diperlukan.
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
3 Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (NIC 2120: Manajemen Hiperglikemi)
ketidakstabilan kadar 3x24 jam, pasien menunjukkan: 1. Monitor kadar glukosa darah sesuai indikasi
glukosa darah b/d Pengetahuan: Manajemen diabetes (1820) 2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
kurang terpapar Pemahaman faktor penyebab meningkat dari 3. Monitor ketonurin sesuai indikasi
informasi tentang level 1-3 (182030) 4. Monitor nadi dan tekanan darah
manajemen diabetes, Pemahaman tanda&gejala meningkat dari 5. Berikan insulin sesuai indikasi
kurang dapat level 1-3 (182031) 6. Dorong asupan cairan oral
menerima diagnosis. Pemahaman Peran diet dalam mengontrol 7. Monitor akses dan berikan cairan IV sesuai kebutuhan
gula darah meningkat dari level 1-3(182002) 8. Identifikasi penyebab hiperglikemi
Mengikuti rencana makan yang dianjurkan 9. Review riwayat kadar glukosa darah pasien/keluarga
meningkat dari level 1-3 (182003) 10. Batasi aktivitas ketika kadar glukosa darah > 250mg/dl
Pemahaman peran olahraga&istirahat dalam 11. Instruksikan pasien&keluarga mengenai pencegahan,
mengontrol gula darah meningkat dari level pengenalan tanda-tanda&manajemen hiperglikemi
1-3 (182032 dan 182005) 12. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai manajemen diabetes
Pemahaman gejala, pencegahan, prosedur selama periode sakit, termasuk insulin/obat oral, asupan cairan,
hiperglikemi meningkat dari level 1-3 diet, bantuan petugas kesehatan sesuai kebutuhan.
(182007, 182008, 182009)
Pemahaman pencegahan, prosedur (NIC 5602: Pengajaran proses penyakit)
hipoglikemi meningkat dari level 1-3 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait DM secara spesifik
(182010 dan 182011) 2. Jelaskan patofisiologi penyakit
Pemahaman menjaga kadar glukosa darah 3. Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya
meningkat dari level 1-3 (182012) 4. Jelaskan tanda dan gejala DM
Pemahaman tentang obat oral/injeksi insulin 5. Eksplorasi bersama apakah pasien telah melakukan manajemen
dengan tepat meningkat dari level 1-3 dari gejala yang muncul,
(182034 dan 182036) 6. Berikan informasi pada pasien tentang mengenai kondisinya
Pemahaman untuk kapan mendapatkan sesuai kebutuhan
bantuan dari tenaga kesehatan meningkat 7. Beri informasi kepada pasien/keluarga mengenai pemeriksaan
dari level 1-3 (182036) diagnostik yang tersedia
Keparahan tanda&gejala hiperglikemi 8. Diskusikan perubahan gaya hidup yang yang diperlukan untuk
berkurang (2111) mencegah komplikasi atau mengontrol penyakit DM seperti:
Peningkatan rasa haus dari level 2 ke 4 diet, olahraga/istirahat, tanda gejala
(211102) hiperglikemi&hipoglikemia, penggunaan obat oral/injeksi.
Kelelahan level 2 ke 4 (211105) 9. Jelaskan komplikasi kronik yang dapat terjadi jika tidak
pandangan kabur level 2 ke 4 (211107) dikontrol dengan baik.
kehilangan nafsu makan dan mual dari level 10. Perkuat informasi kesehatan yang diberikan dengan tim
2 ke 4 (211109 dan 211110) kesehatan lain.
perubahan status mental level 2 ke 4
(211116)
Peningkatan glukosa darah level 2 ke 4
(211117)
Peningkatan A1C level 2 ke 4 (211118)
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
4 Dukacita b/d kehilangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan (NIC 4920: Mendengar aktif)
objek penting dalam selama 3x24 jam, pasien menunjukkan: 1. Tunjukkan ketertarikan kepada klien
kehidupan: kesehatan 1. Perbaikan pengelolan stres yang 2. Gunakan pertanyaan&pernyataan yang mendorong klien untuk
membebani kemampuan individu mengekspresikan perasaan, pikiran dan kekhawatiran
dengan indikator: 3. Gunakan perilaku nonverbal untuk memfasilitasi komunikasi
Secara konsisten Dapat 4. Berespon segera sehingga menunjukkan pemahaman terhadap
mengidentifikasi pola koping yang pesan yang diterima
efektif&tidak efektif 5. Klarifikasi pesan yang diterima dengan menggunakan pertanyaan
Secara konsisten Menyatakan maupun feedback
perasaan akan kontrol diri 6. Gunakan tehnik diam/mendengarkan dalam rangka mendorong
Secara konsisten melaporkan klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran dan kekawatiran.
pengurangan stres (NIC 5290: fasilitasi proses berduka)
Secara konsisten menyatakan 1. Identifikasi kehilangan
penerimaan terhadap kondisi 2. Dukung pasien untuk mengekspresikan perasaan mengenai
Secara konsisten kehilangan
mengidentifikasi&menggunakan 3. Dengarkan ekspresi berduka
strategi koping 4. Dukung pasien untuk memverbalisasikan ingatan mengenai
Secara konsisten menyatakab butuh kehilangan baik masa lalu maupun saat ini.
bantuan 5. Berikan instruksi dalam proses fase berduka dengan tepat
Secara konsisten melaporkan 6. Libatkan orang yang penting bagi klien untuk mendiskusikan dan
penurunan persaan negatif membuat keputusan
2. Peningkatan tindakan individu untuk 7. Komunikasikan penerimaan dalam rangka mendiskusikan
menyesuaikan pikiran, perasaan dan kehilangan
perilaku dalam menghadapi kehilangan 8. Kuatkan kemajuan yang dibuat dalam proses berduka.
dengan indikator: (NIC 5230: Peningkatan Koping)
Secara konsisten menyampaikan 1. Bantu pasien untuk mnegidentifikasi strategi positif untuk
menerima kehilangannya mengatasi keterbatasan dan mengelola kebutuhan gaya hidup dan
Secara konsisten Berpartisipasi peran
dalam merencanakan tindakan 2. Bantu pasien untuk melewati proses berduka dengan melewati
Secara konsisten membagi perasaan proses berduka dan melewati kondisi kehilangan karena penyakit
kehilangan dengan orang terdekat kronik
Secara konsisten melewati fase 3. Bantu pasien untuk mengklarifikasi kesalahpahaman
berduka 4. Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
Secara konsisten Mengekspresikan 5. Dukung keluarga untuk memverbalkan perasaan mengenai
harapan positif mengena masa sakitnya anggota keluarga
depan. 6. Dukung pasien untuk mengevaluasi perilakunya sendiri.
3. Penurunan keparahan tanda& karena 7. Bantu pasien untuk mengidentifikasi informasi yang dia paling
kejadian kehilangan yang membuat tertarik untuk dapatkan
berduka. Dengan indikator: 8. Cari jalan untuk memahami perspektif pasien terhadap situasi
Skala berduka menjadi ringan atau yang stres berat
tidak ada 9. Bantu pasien untuk mengidentifikasi sistem dukungan yang
Skala keputusasaan menjadi ringan tersedia
atau tidak ada 10. Bantu pasien dalam mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan
pendek yang tepat
11. Bantu pasien untuk memeriksa sumber-sumber yang tersedia
untuk memenuhi tujuannya
12. Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang
konstruktif
13. Berikan penilaian mengenai pemahaman pasien terhadap proses
penyakit
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
5 Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Terapi Latihan : Mobilitas (Pergerakan) Sendi (0224)
b/d penurunan kekuatan keperawatan selama 3x24 jam 1. Lakukan latihan ROM pasif atau ROM dengan bantuan, sesuai indikasi.
otot, intoleransi aktivitas. diharapkan pasien dapat melakukan 2. Instruksikan pasien/keluarga cara melakukan latihan ROM pasif, ROM dengan
mobilitas fisik dengan kriteria hasil : bantuan, atau ROM aktif.
Gerakan Otot (0208) 3. Dukung latihan ROM aktif, sesuai jadwal.
1. Gerakan ototditingkatkan dari 4. Monitor status kekuatan otot.
Bantuan Perawatan Diri : Berpakaian/Berdandan (1802)
level 3 ke 5 (020803)
1. Sediakan pakaian pribadi, dengan tepat.
2. Bergerak dengan mudah
2. Jaga privasi saat pasien berpakaian.
ditingkatkan dari level 3 ke 5 Bantuan Perawatan Diri : Eliminasi (1804)
(020814) 1. Sediakan alat bantu eliminasi.
Kemampuan Berpindah (0210) 2. Beri privasi selama eliminasi.
1. Berpindah dari satu permukaan
ke permukaan lain ditingkatkan
dari level 3 ke 5 (0210009)
Toleransi Terhadap Aktivitas
(0005)
1. Kemudahan dalam melakukan
aktivitas hidup harian meningkat
dari level 1 ke level 5 (000518)
(indeks Katz pada kategori B)
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA: Keletihan b/d kondisi fisiologis (anemia, penyakit kronik:diabetes mellitus)
ketika berkomunikasi
pasien ketiduran.
Kulit pucat, kuku
tampak pucat dengan bagian
ujung lebih kuning/pucat
CRT 4 detik
Hb 5,70
Hematokrit 17,00
GDS 397
TTV (TD = 150/90;
Nadi = 88x/i; RR = 16x/i;
Suhu =36,9)
A: keletihan masih menjadi masalah
aktual, Intake nutrisi kurang baik,
perbaikan dengan pemberian tranfusi
PRC baik tidak ada reaksi penolakan
dari tubuh.
P: Ulangi intervensi dan berikan
program latihan untuk meningkatkan
toleransi keletihan yang dialami.
05/09/2017 1. memonitor kondisi fisiologis DS: 16.00
15.00 penyebab kelelahan yaitu kadar Hb, Klien mengatakan bahwa Ana
Glukosa darah Saya merasa lebih senang dan
2. Monitor intake nutrisi untuk sehat sekarang setelah mengikuti
mengetahui sumber energi yang adekuat kegiatan.
3. Monitor istirahat dan tidur klien
4. Melakukan program latihan ringan
Lemes masih ada, tetapi tidak
seperti kemarin-kemarin.
seperti perawatan kaki dan senam kaki
5. Menginstruksikan pasien dan Istri klien mengatakan
keluarga jika terdapat tanda kelelahan. Semoga bapak terus bisa
6. Memonitor kondisi kardiorespirasi bersemangat seperti ini, tidak
sebelum dan sesudah latihan banyak mengeluh lemes terus.
DO:
TTV (TD = 128/85 ; Nadi =
78 ; RR = 16x/i; Suhu = 36,8)
Terlihat lebih bersemangat
dalam mengikuti latihan yang
diberikan
Intake nutrisi sesuai advice
hanya dimakan ½ dari porsi, mual
tidak ada.
Kaki bersih, kuku masih
terlihat pucat, ujung kuku tidak
panjang lagi dan bersih.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA: Resiko injuri: cedera kaki berulang berhubungan dengan neuropati perifer, defisit pengetahuan
tentang perawatan kaki; hiperglikemia.
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA: Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d kurang terpapar informasi tentang manajemen
diabetes, kurang dapat menerima diagnosis.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA: Dukacita b/d kehilangan objek penting dalam kehidupan: kesehatan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA: Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan otot, intoleransi aktivitas..
05/09/17 1. memonitor lokasi dan DS: Klien mengeluhkan nyeri kaki masih 16.00
15.00 kecendrungan adanya nyeri dan ada.
ketidaknyamanan selama DO:
pergerakan/aktivitas klien minum obat meloxicam
2. memastikan klien telah 15mg dan paracetamol 500mg sesuai
mengonsumsi analgetik terkait keluhan dengan advice.
nyeri, sesuai advice.
3. Menilai ROM aktif dan pasif yang
Mengikuti instruksi dalam
melakukan rom pasif dan aktif
telah diajarkan fisioterapi pada pada
A: Masalah hambatan mobilitas fisik
klien.
masih menjadi aktual dengan skala
sedang.
P: Ulangi intervensi.
06/09/2017 4. memonitor lokasi dan DS: Klien mengeluhkan nyeri kaki masih 10.00
09.00 kecendrungan adanya nyeri dan ada.
ketidaknyamanan selama DO:
pergerakan/aktivitas klien minum obat meloxicam
5. memastikan klien telah 15mg dan paracetamol 500mg sesuai
mengonsumsi analgetik terkait keluhan dengan advice.
nyeri, sesuai advice.
6. Menilai ROM aktif dan pasif yang
Mengikuti instruksi dalam
melakukan rom pasif dan aktif
telah diajarkan fisioterapi pada pada
A: Masalah hambatan mobilitas fisik
klien.
masih menjadi aktual dengan skala
sedang.
P: Ulangi intervensi.
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari, Tanggal: 04/09/2017
Diagnosa
EVALUASI PARAF
Keperawatan
1 DS:
Klien mengatakan bahwa masih terasa lemes, seperti mudah lelah, ingin tiduran saja, sudah makan yang diberikan dari RS tapi
tidak habis karena cita rasanya kurang.
Klien & Istri mengatakan bahwa, sudah memahami bahwa rasa mudah lelah dapat terjadi karena kadar Hb yang masih rendah.
DO:
Pasien belum menunjukkan keinganan untuk mengatasi kelelahan.
Intake nutrisi sesuai advice hanya dimakan ¼ dari porsi, mual tidak ada.
terlihat sering menguap
Terlihat lesu
Diagnosa
EVALUASI PARAF
Keperawatan
1 DS:
Klien mengatakan bahwa
Saya merasa lebih senang dan sehat sekarang setelah mengikuti kegiatan.
Lemes masih ada, tetapi tidak seperti kemarin-kemarin.
Istri klien mengatakan
Semoga bapak terus bisa bersemangat seperti ini, tidak banyak mengeluh lemes terus.
DO:
TTV (TD = 128/85 ; Nadi = 78 ; RR = 16x/i; Suhu = 36,8)
Terlihat lebih bersemangat dalam mengikuti latihan yang diberikan
Intake nutrisi sesuai advice hanya dimakan ½ dari porsi, mual tidak ada.
Kaki bersih, kuku masih terlihat pucat, ujung kuku tidak panjang lagi dan bersih.
ANA
Deformitas jari kaki kanan pada digiti 2 dan 3.
Riwayat luka kaki (+)
CRT 3 detik
Hb 8,60
HCT 25,60
HbA1c 9,5
Gula darah puasa 68
Gula darah 2 jam PP 139
A: keletihan masih menjadi masalah aktual, Intake nutrisi sudah meningkat, Hb dan HCT sudah ada perbaikan, glukosa darah belum
mencapai target perbaikan.
P: Lanjutkan intervensi untuk meningkatkan perbaikan kondisi keletihan dan memonitor keletihan.
2 DS ANA
Klien mengatakan bahwa:
Sudah memahami hubungan neuropati, injuri dan penyakit vaskuler serta risiko ulserasi dan amputasi ekstremitas bawah pada
orang yang menderita DM.
Akan merawat kaki setiap hari seperti yang diajarkan dengan melihat petunjuk pada buku.
DO
TTV (TD = 128/85 ; Nadi = 78 ; RR = 16x/i; Suhu = 36,8)
Pasien&keluarga aktif dalam mengikuti pembelajaran perawatan kaki.
Riwayat Parasthesi (+)
Kaki bersih, kuku masih terlihat pucat, ujung kuku tidak panjang lagi dan bersih.
Diagnosa
EVALUASI PARAF
Keperawatan
1 DS:
Klien mengatakan bahwa
Saya merasa lebih baik, setelah ditranfusi dan melakukan latihan kaki yang diajarkan, saya sudah ingin pulang.
Ya nanti kalau dirumah saya akan mengikuti aturan makan untuk tetap sehat.
DO:
TTV (TD = 130/90 ; Nadi = 78 ; RR = 18x/i; Suhu = 36,8)
Terlihat sudah dapat berkomunikasi dengan posisi duduk, tidak menguap dan tertidur ketika berkomunikasi
Intake nutrisi sesuai advice hanya dimakan ½ dari porsi, mual tidak ada.
Kondisi kulit pucat sudah berkurang, tampak lebih aktif dan tidak lesu.
CRT 3 detik
Hb 9,00
HCT 26,70
GDS jam 06.00 180mg/dL
A: keletihan masih menjadi masalah aktual, Intake nutrisi sudah meningkat, Hb dan HCT sudah ada perbaikan, glukosa darah sudah
mencapai target perbaikan.
P: Hentikan intervensi, berikan motivasi untuk perawatan dirumah terkait dengan diagnosa keperawatan keletihan yang dialami
klien.
2 DS
Klien dan keluarga mengatakan bahwa:
Akan melakukan perawatan kaki ketika sudah pulang dirumah.
Kemarin seharian tidak ada keluhan kesemuatan.
DO
TTV (TD = 130/90 ; Nadi = 78 ; RR = 18x/i; Suhu = 36,8)
Pasien&keluarga aktif dalam mengikuti pembelajaran perawatan kaki.
Parastesi berkurang
Kaki bersih, kuku dan kulit kaki bersih.