LEMBAR PENGESAHAN
PUSKESMAS SITOPENG
Diajukan untuk kegiatan belajar mandiri dan sebagai syarat mengikuti Ujian
Presentasi Puskesmas di Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
Cirebon
Di susun oleh :
Kelompok 2
Pembimbing :
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Sholawat dan salam kepada
Rasulullah. Berkat limpahan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
laporan Praktek Belajar Lapangan ini.
Demi terwujudnya sasaran belajar yang baik dan komunikasi yang efektif
dan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam hal tersebut,
kami menyusun laporan ini berdasarkan panduan buku pegangan mahasiswa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Tita Nurvita Imaniah selaku
pembimbing kelompok 2 yang telah membimbing kami dalam proses praktek
belajar lapangan, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu menyusun laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada
mahasiswa fakultas kedokteran sebagai bekal kedepannya. Dan tentunya laporan
ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen pembimbing kami
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan laporan kami di masa yang akan
datang.
Tim penyusun
iii
DAFTAR ISI
BAB II ..................................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
telah dilakukan di Kota Cirebon, tetapi jumlah kematian bayi masih cukup tinggi
di Kota Cirebon, sehingga perlu adanya suatu komitmen dan kerjasama baik
antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sendiri untuk menekan terjadinya
kematian ibu bersalin dan bayi.
Salah satu komitmen yang disepakati adalah Rumah Sakit Berbasis
Masyarakat (RSBM) dimana RSBM adalah kegiatan dalam upaya menekan dan
menurunkan jumlah kematian ibu bersalin dan bayi dimana kegiatannya dibawah
tanggung jawab Dinas Kesehatan Kota Cirebon melalui Program Pendanaan
Kompetisi yang dimulai tahun 2006.
Dalam pelaksanaan Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) di
Puskesmas Sitopeng terdapat kegiatan penapisan ibu hamil dan bayi resiko tinggi
yang berawal dari deteksi dini resiko oleh kader di masyarakat dan selanjutya oleh
pihak Puskesmas Sitopeng. Setelah dilakukan deteksi dini dan pendataan ibu
hamil dan bayi resiko tinggi, maka dilakukan pemeriksaan oleh dokter Spesialis
yang idealnya dilakukan dua minggu sekali oleh dokter Sp. OG/Sp. A yang
bertujuan untuk menurunkan jumlah kematian ibu hamil, bersalin, nifas dan
menurunkan jumlah kematian bayi dengan cara mendekatkan pelayanan tingkat
lanjutan yang lebih baik di tingkat pelayanan primer yaitu di puskesmas.
Berdasarkan data yang didapatkan dari penjaringan dini oleh kader dan
petugas Puskesmas, ada banyak ibu hamil dan bayi yang beresiko tinggi. Ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Sitopeng banyak yang berisko tinggi karena
jumlah paritas yang tinggi (grandemultipara), anemia, kekurangan energi kronis,
dan umur yang lebih dari 35 tahun ataupun umur yang kurang dari 20 tahun.
Sehingga faktor-faktor tersebut dapat membahayakan ibu hamil jika tidak
ditangani lebih lanjut oleh kegiatan pencegahan ataupun penanganan yang serius.
Bayi dan anak pun banyak yang beresiko tinggi karena beberapa keadaan
ataupun penyakit seperti hambatan tumbuh kembang, gizi buruk, ISPA, penyakit
kulit, dan juga kelainan kongenital. Keadaan-keadaan tersebut dapat
membahayakan bayi jika tidak ditangani lebih lanjut karena dapat menurunkan
kualitas hidup dan bahkan dapat menyebabkan kematian bayi jika tidak ditangani
dengan serius.
3
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengikuti dan mengamati secara langsung kegiatan Program
Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) yang dilakukan di
Puskesmas serta menganalisa masalah program RSBM dan
membuat sebuah Mini Project sebagai solusi.
1.3 Manfaat
Manfaat dari laporan ini untuk menambah wawasan mengenai sistem
pelayanan kesehatan dipuskesmas, sistem pelayanan dan alur rujukan
program Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) serta sebagai bahan
evaluasi dalam kegiatan program Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM)
di wilayah Kelurahan Argasunya dengan Puskesmas Sitopeng selaku
4
BAB II
RUMUSAN MASALAH
JUMLAH
PENDUDUK JUMLAH
NO RW JUMLAH
KK
L P
JUMLAH PENDUDUK
NO UMUR (tahun)
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 0 4 tahun 1493 1278 2.771
2 5 14 tahun 2618 2508 5126
3 15 44 tahun 6199 5693 11892
4 45 64 tahun 1520 1422 2942
5 65 tahun 471 541 1012
Jumlah 12301 11442 23743
JUMLAH
NO KELOMPOK JUMLAH
L P
1 Ibu Hamil 474 474
2 Bayi 1 1 2
3 Balita 13 12 25
4 Lansia 33 50 83
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah sasaran penduduk resiko tinggi di
kelurahan Argasunya paling banyak pada ibu hamil sebanyak 474 orang.
8
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KK MISKIN
NO RW MISKIN
2014 2015 2014 2015
1 RW 01 786 217
2 RW 02 177 29
3 RW 03 596 147
4 RW 04 1511 293
5 RW 05 1208 266
6 RW 06 1456 298
7 RW 07 1743 307
8 RW 08 2076 384
9 RW 09 2542 441
10 RW 10 979 197
11 RW 11 968 167
JUMLAH 14042 2746
Jenis Kelamin
No Jenis Tenaga Jumlah
L P
1 Dokter Umum 3 0 3
2 Dokter Gigi 1 0 1
3 Perawat 4 3 7
4 Perawat Gigi 0 1 1
5 Bidan 0 8 8
6 Kesehatan Masyarakat 1 - 1
9
7 Nutrisionis 0 1 1
8 Sanitarian 1 0 1
9 Asisten Apoteker 1 1 2
10 Analis Laboratorium 0 1 1
11 Rekam Medis 0 1 1
12 Pulahtayankes 1 0 1
13 Pelaksana TU 2 1 3
Jumlah 14 17 31
nota kesepahaman/MOU antara dokter spesialis (RSUD, RS. Swasta) dan UTDC
PMI.
2.2.2 Program yang Telah Dilaksanakan
a. Pelaksanaan kegiatan dari program program Puskesmas, yang meliputi
program wajib dan program tambahan : KIA/KB, Pengobatan Umum dan
Gigi, Gizi, Kesehatan Lingkungan, P2P, Kesehatan Gigi, Promosi
Kesehatan, PHN, UKS, Kesehatan Jiwa, Lansia, Laboratorium, Konseling
Anak dan Remaja.
b. Lokakarya bulanan tingkat Puskesmas untuk membahas dan mengevaluasi
pelaksanaan program pelayanan dalam gedung maupun luar gedung yang
dilaksanakan tiap bulan minggu pertama.
c. Lokakarya mini triwulan tingkat kecamatan dengan koordinasi semua
steakholder yang terkait dalam menunjang pelaksanaan program
pelayanan kesehatan.
d. Pendataan keluarga miskin serta pendataan kesehatan masyarakat.
e. Kunjungan rumah pada keluarga rawan dan beresiko, yaitu keluarga
miskin dengan ibu hamil, keluarga miskin dengan balita, keluarga miskin
dengan lansia, keluarga miskin dengan penyakit kronis, keluarga dengan
post rawat inap.
f. Penyusunan POA puskesmas tahun 2015.
g. Pendataan dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang bayi dan balita untuk
mengetahui adanya resiko terjadinya gangguan tumbuh kembang dan
status gizi bayi dan balita baik didalam gedung maupun di luar gedung
melalui posyandu dan sweeping dengan kader.
h. Perawatan bayi dan balita dengan gizi buruk dengan program Pusat
Pemulihan Gizi (PPG) di Puskesmas Sitopeng.
i. Pemberian PMT Balita dengan gizi buruk dan bumil risti.
j. Pemberian PMT pada lansia di Posbindu lansia.
k. Pemberian rujukan ke Rumah Sakit untuk pasien dari keluarga miskin.
l. Distribusi obat cacing kepada anak sekolah dasar kelas I.
11
Tahun 2015
NO KEGIATAN L P
Sasaran Cakpn % Sasaran Cakpn %
1 Jumlah Balita (S) 1004 1004 100 896 896 100
Cakupan Penimbangan
7 100,00 100
( K/S )
Tingkat Partisipasi
8 97,41 97,32
Masyarakat (D/S)
Pencapaian Program
9 56,09 56,45
( N/S )
BalitaGiziBuruk
10 1004 1 0,10 896 0 0
(BB/TB)
11 Marasmus 0
Tahun 2015
No Nama RW Jumlah
L P
1 Argapura 1 0 1
2 Nusantara 0 0 0
3 Kd.Mendeng 0 0 0
4 Surapandan 1 1 2
5 Kd.Krisik Utara 0 0 0
6 Kd.Krisik Selatan 2 1 3
7 Sumurwuni 0 1 1
8 Kopiluhur 1 1 2
9 Cibogo 2 1 3
10 Kd.Jumbleng 1 0 1
11 Benda 0 1 1
Jumlah 8 6 14
Tahun 2016
No Penyebab Kematian Jumlah
L P
1 BBLR 2 2 4
2 Kelainan Kongenital 1 0 1
3 Aspirasi 1 0 1
4 Sepsis 0 0 0
5 Prematur 0 0 0
6 Pneumonia 1 0 1
7 Hipotermia 0 1 1
8 Encephalitis 0 1 1
9 Lain Lain 0 1 1
Jumlah 5 5 10
Nilai KRITERIA
USG
NO. MASALAH TOTAL RANKING
U S G
1. Bayi Berat Badan Lahir Sangat Rendah 5 5 4 14 I
2. Aspirasi Mekonium 2 2 3 7 V
3. Pneumonia 5 2 3 10 III
4 Hipotermia 3 2 4 9 IV
5 Encephalitis 2 5 3 11 II
BBLR
Tabel 2. 13 Ibu hamil dengan resiko tinggi, didapatkan resiko terbanyak adalah
KEK di RW 09
Karena berdasarkan data yang didapat jumlah kejadian tertinggi resiko ibu
hamil adalah Kekurangan Energi Kronis (KEK), maka hal ini perlu dikaji lebih
lanjut dan dijadikan bahan evaluasi.
20
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
2A 2B 2C
Peningkatan pengetahuan Terwujudnya Peningkatan gizi ibu
ibu hamil tentang cara koordinasi yang baik hamil
pengukuran LiLA antara petugas
puskesmas dan kader
Pelatihan
Penambahan Meningkatkan
Pengukuran
jumah kader frekuensi PMT
LiLA
3A 3B 3C
Keterangan :
Sasaran utama yang dihadapi adalah No. 1
Sasaran pokok dominan No. 2A
Sasaran spesifik No. 3A
Keterangan :
R = Realistis, suatu bentuk perhitungan dengan mempertimbangkan
aspek realistis apabila dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
S = Sumber daya, yaitu suatu bentuk perhitungan dengan
mempertimbangkan aspek tersedianya sumber daya yang
mendukung pelaksaanya.
B = Baiknya, yaitu suatu bentuk perhitungan dengan
mempertimbangkan aspek baik atau tidaknya apabila sasaran
tersebut dilaksanakan
K = Kewenangan, yaitu suatu bentuk perhitungan dengan
mempertimbangkan aspek kewenangan penulis di dalam
melaksanakan sasaran tersebut.
22
2 Penambahan jumlah
kader
3 2 5 1 30 III
3 Penambahan frekuensi
PMT 3 3 4 2 72 II
dan wanita usia subur dapat melakukan pengukuran LiLA secara mandiri, maka
deteksi dini KEK dapat lebih mudah dan pemberentasan KEK secara dini dapat
lebih mudah dilakukan sehingga dapat menurunkan angka kejadian ibu hamil
KEK yang akan mengakibatkan menurunnya angka kematian bayi yang
disebabkan oleh BBLR. (Almatsier, 2011)
Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki
kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin belangsung
sangat cepat. Hal lain yang perlu diperhatikan meskipun nafsu makan meningkat,
tetaplah berpegang pada pola makan dengan gizi seimbang. Status gizi ibu hamil
yang baik selama proses kehamilan, harus mengalami kenaikan berat badan
sebanyak 10-12 kg. yaitu pada trimester pertama kenaikan kurang lebih dari 1 kg,
sedangkan pada trimester kedua kurang lebih 3 kg dan pada trimester ketiga
kurang lebih mencapai 6 kg. (Arisman, 2014)
Sebaiknya ibu hamil menghindari makanan berkalori tinggi . makanan
dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat, dan lemak sebagai sumber
tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai
zat pengatur (Almatsier, 2011)
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi.
Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun
(kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara
relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena, 2013).
Tanda dan gejala dari KEK adalah adalah berat badan kurang dari 40 kg
atau tampak kurus dan LILA kurang dari 23,5cm (Supariasa, 2010).
1. Ukuran Lingkar Lengan Atas
a. Pengertian
Kategori KEK adalah apabila LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian
merah pita LILA (Supariasa, 2010). Menurut Depkes RI (2010) didalam buku
Supariasa pengukuran LILA pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah
salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan masyarakat awam,
untuk mengetahui kelompok beresiko KEK. Wanita usia subur adalah wanita
usia 15-45 tahun. LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK.
24
b. Tujuan
Tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik pada
ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas
sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah :
1) Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,
untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi berat
lahir rendah.
2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih
berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan
tujuan meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS
yang menderita KEK.
5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK.
c. Ambang Batas
Ambang batas LILA pada WUS dengan resiko KEK di Indonesia
adalah 23,5cm, apabila ukuran LILA kurang dari 23,5cm atau dibagian merah
pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan
akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko
kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan
anak (Supariasa, 2010)
d. Cara mengukur LiLA
Pengukuran LILA dilakukan melalui urutanurutan yang telah
ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA (Supariasa, 2010) yaitu:
1) Tetapkan posisi bahu dan siku.
2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
3) Tentukan titik tengah lengan.
4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
5) Pita jangan terlalu dekat.
6) Pita jangan terlalu longgar
25
1. Pengisian
3. Pelatihan
Kuesioner tentang 2. Penyuluhan gizi
pengukuran lingkar
pengetahuan gizi ibu ibu hamil
lengan atas (LiLA)
hamil
BAB IV
Ambang batas LILA pada WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah
23,5cm, apabila ukuran LILA kurang dari 23,5cm atau dibagian merah pita LILA,
artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan akan
melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian,
kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak
Pengukuran Kegiatan yang kami lakukan ini dihadari 60 orang, pada saat
kegiatan berlangsung kegiatan berjalan dengan lancar dan antusiasme masyarakat
yang tinggi terhadap penyuluhan yang dilaksanakan oleh kelompok kami. Setelah
dilakukan penyuluhan dan pelatihan kami melakukan Post-Test dengan meminta
para ibu hamil dan wanita usia subur untuk mempraktekkan kembali cara
pengukuran LiLA. Dapat dilihat bahwa para ibu dan wanita usia subur dapat
melakukan kembali bagaimana cara pengukuran LiLA secara mandiri.
Setelah kegiatan berlangsung, kelompok kami membagikan pita meteran
untuk pengukuran LiLA. Tujuan pembagian pita meteran untuk mengukur LiLA
wanitas usia subur (WUS) secara mandiri agar bisa mendeteksi bahwa WUS
terkena KEK. Kurang energi kronik pada saat kehamilan dapat berakibat pada ibu
maupun pada janin yang dikandungnya. Terhadap ibu dapat menyebabkan resiko
dan komplikasi antara lain: anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah
secara normal dan terkena penyakit infeksi. Terhadap persalinan pengaruhnya
pada persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan
sebelum waktunya (premature), perdarahan. Terhadap janin menimbulkan
keguguran/abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
bayi, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Setelah itu, hasil dari
pengukuran LiLA WUS yang mandiri tersebut, bisa dilaporkan ke kader untuk
dilakukan pencatatan. Kemudian hasil pencatatan tersebut dapat dilaporkan ke
bidan wilayah untuk dilakukan Intervensi lebih lanjut dari pihak Puskesmas untuk
dilakukan konsul ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
31
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kegiatan RSBM merupakan program unggulan dari Dinas Kesehatan Kota
Cirebon dan salah satu program yang menunjukan keberhasilan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi dikota cirebon maka
sudah sepantasnya apabila program tersebut kita apresiasi dan kita dukung
program tersebut. Namun pada kegiatan program tersebut tidak selamanya
berjalan lancar ada beberapa hal yang masalah yang terjadi pada kegiatan tersebut
seperti yang kami alami ketika melakukan kegiatan praktek belajar lapangan di
Puskesmas Sitopeng.
Masalah yang terjadi pada kegiatan RSBM di Puskesmas Sitopeng adalah
masih tingginya kasus angka kematian bayi serta kegiatan RSBM masih tidak
sesuai jadwal. Selain itu kematian bayi terbanyak disebabkan oleh bayi yang
BBLR dan faktor resiko dari lahirnya BBLR adalah ibu yang mengalami
Kekurangan Energi Kronik (KEK). Maka dari itu kami membuat sebuah
pemecahan masalah dengan Penyuluhan Gizi, Pelatihan Pengukuran LiLA, dan
Pembagian Pita Meteran
5.2 Saran
Kegiatan RSBM sudah baik dan sudah selayaknya dapat dicontoh oleh kota-
kota lain di Indonesia, namun untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan ini
dibutuhkan kerjasama lintas sektoral khususnya keterlibatan masyarakat yang
tinggal didaerah sekitar ibu hamil yang beresiko tinggi. Selain dapat mewujudkan
misi utama kegiatan RSBM juga dapat digunakan sebagai sarana pemberdayaan
masyarakat. Untuk mempertahankan minat masyarakat pada kegiatan ini,
pemberian penghargaan atas kepedulian mereka juga menjadi sangat penting.
Sehingga atas dasar itulah kami memberikan usulan tersebut.
32
DAFTAR PUSTAKA
Amurullah, S. 2013. Prosedur Pengukuran Lingkar Lengan Atas Pada Ibu Hamil
dengan Kekurangan Energi Kronik. Jakarta: Rineka Cipta.
Almatsier, 2011. Prinsip Dasar Ilmu GIzi. Jakarta: Garamedia Pustaka Utama.
Charles, 2010. Mengatur Pola Makan Saat Hamil. Jakarta: Rineka Cipta.
Musbikin, 2014. Panduan Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta: Mitra Pustaka.