Disusun Oleh :
1. Arvinela K.
2. Lussyana Chandra W.
Puji dan Syukur penulis Panjatkan keHadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan dan menyusun makalah Kegawatdaruratan Obstetri ini tepat pada
waktunya, dengan judul Gangguan Mental Post Partum
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes.MM, Selaku ketua Stikes Husada Jombang
2. Semi Naim S.ST. MM. Kes, Selaku Kaprodi D-IV Kebidananan
3. Erieska Safitri H., SST.,M.Kes, Selaku Pembimbing Akademik D-IV
Kebidanan.
4. Sri Retnaning, S.ST., Selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah Kegawatdaruratan
Obstetri.
5. Teman sejawat yang telah berpartisipasi dalam pengerjaan makalah ini
6. Orang tua yang telah motivasi dan memberikan dorongan sampai makalah ini
selesai
7. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu kami harapkan pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun. Harapan selanjutnya, semoga makalah ini benar benar
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.Sekiranya mohon dijadikan
periksa dan kami mohon maaf setulusnya bila terdapat kekurangan dalam makalah
ini.
A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa
dan pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Peristiwa-peristiwa
itu mempunyai makna yang berbeda-beda bagi setiap wanita maupun
keluarganya. Bagi banyak wanita peristiwa-peristiwa itu bermakna positf dan
merupakan fase transisi yang menyenangkan ke tahap baru dalam siklus
kehidupannya. Namun sebagaimana tahap transisi lain dalam fase kehidupan,
peristiwa itu dapat pula menimbulkan stres sehingga respons yang terjadi
dapat berupa kebahagiaan, maupun sebaliknya, seperti krisi lain dalam
kehidupan, dapat juga menimbulkan kekecewaan. Selama masa nifas 0,1-85 %
wanita mengalami suatu tipe dari gangguan jiwa. Pada sebagian besar wanita
gejala-gejala itu sementara dan relatif ringan. Namun sebagian kecil
mengalami gangguan jiwa yang lebih berat dan persisten. Walaupun gangguan
mood selama masa nifas adalah umum, gejala-gejala depresi yang muncul
selama masa nifas biasanya terlewatkan oleh pasien dan perawatnya.
Yoga et al meneliti di bangsal Kebidanan RSUP dr. Sardjito
Yogyakarta mendapatkan prevalensi depresi ringan 11,3%, depresi sedang
1,9% dan depresi berat 0,5%. Sedangkan di Saudi Arabia insidensi psikosis
pasca salin adalah 3 per 1000 kelahiran Gangguan afektif puerperalis
menempatkan baik ibu maupun bayi pada risiko dan berhubungan dengan efek
jangka panjang pada perkembangan dan tingkah laku jangka panjang yang
signifikan. Maka dari itu pengenalan dan pengobatan gangguan mood
puerperalis adalah penting.
Patologi kebidanan adalah salah satu masalah dalam pelayanan
kesehatan dan harus dikenali gejalanya sejak dini. Pada bab ini kita sebagai
bidan harus bisa mengidentifikasi gangguan psikologi post partum diantaranya
depresi post parum, post partum blues, dan post partum psikosa. Postpartum
atau masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya placenta sampai enam
minggu berikutnya. Waktu yang tepat dalam rangka pengaeasan Postpartum
adalah 2-6 jam, 2jam-6hari, 2jam-6minggu (atau boleh juga disebut 6 jam, 6
hari dan 6 minggu). Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi
biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya
B. Rumusan Masalah.
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Postpartum Blues?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Depresi Masa Nifas Non Psikotik?
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Psikosis Puerperalis?
C. Tujuan
1. Mengetahui Arti Dari Postpartum Blues.
2. Mengetahui Arti Dari Depresi Masa Nifas Non Psikotik.
3. Mengetahui Arti Dari Psikosis Puerperalis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
Dalam masa ini seorang wanita telah mengalami semacam
perubahan drastis dalam tahapan kehidupannya. Dimana perubahan ini
terkadang menimbulkan efek psikologis yang abnormal dan seolah kurang
siap atas kondisinya.
Gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post parum,
post partum blues, dan post partum psikosa.
Ada banyak teori yang memberikan gambaran dari kejadian
gangguan post partum post partum, mulai dari penyebab sampai cara
mengatasinya. Namun apa yang paling penting adalah kembali lagi sebagai
bidan kita perlu memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan ibu untuk menunjang proses penerimaan peran baru si ibu.
B. Saran
Tenaga kesehatan khususnya seorang bidan yang merupakan ujung
tombak di lingkungan periver kesehatan, diharapkan mampu masuk dan
memahami kebutuhan ibu nifas, memberikan upaya pencegahan hingga
mampu memberikan pelayanan yang seoptimal mungkin sehingga bukan
hanya derajat kesehatan masyarakat saja yang dapat ditingkatkan, tapi juga
kualitas dari wanita serta penerus bangsa selanjutnya dapat terjamin.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarawati, Eny Ratna dan Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih.2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta: Salemba Medika.