BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
1.1.1 Latar Belakang
Penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah
penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada
arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
Hipertensi berkaitan dengan meningkatnya tekanan pada arterial sistemik, baik
diastolik maupun sistolik, atau kedua-duanya secara terus-menerus. Hipertensi
merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah 140
mmHg (tekanan sistolik) dan atau 90 mmHg (tekanan diastolik). Tekanan
sistolik menunjukkan face darah yang dipompa oleh jantung dan tekanan
diastolik menunjukkan fase darah kembali ke dalam jantung (Depkes, 2004).
Di Amerika, data statistik pada tahun 1980 menunjukkan bahwa sekitar
20% penduduk menderita hipertensi. Sedangkan di Indonesia, sampai saat ini
belum terdapat penelitian yang bersifat nasional, multisenter, yang dapat
menggambarkan prevalensi hipertensi secara tepat. Banyak penelitian
dilakukan secara terpisah dengan metode yang berbeda-beda (WHO, 2007).
Pada tahun 1997 sebanyak 15 juta penduduk Indonesia mengalami
hipertensi tetapi hanya 4% yang melakukan kontrol rutin. Hasil survei
kesehatan rumah tangga di kalangan penduduk umur 25 tahun ke atas
menunjukkkan bahwa 27% laki-laki dan 29% wanita menderita hipertensi;
0,3% mengalami penyakit jantung iskemik dan stroke. Terdapat 50% penderita
tidak menyadari sebagai penderita, sehingga penyakitnya lebih berat karena
tidak merubah dan menghindari faktor risiko. Sebanyak 70% adalah hipertensi
ringan, maka banyak diabaikan/terabaikan sehingga menjadi ganas (hipertensi
maligna) dan 90% hipertensi esensial dan hanya 10% penyebabnya diketahui
seperti penyakit ginjal, kelainan hormonal dan kelainan pembuluh darah.
Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional Tahun 2001, angka kesakitan
Hipertensi pada dewasa sebanyak 6-15% dan kasusnya cenderung meningkat
menurut peningkatan usia.
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa Program Studi Universitas
Jember pada tanggal 10 dan 11 Mei 2016, ditemukan bahwa terdapat 29%
warga lingkungan krajan RW 13 dan RW 14 mengalami hipertensi. Beberapa
1
Laporan PBL Penyakit Global PSIK Universitas Jember 2016
1.1.2 Tujuan
1.1.2.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan
kepada warga di Lingkungan Krajan desa Kranjingan RT 01 RT 02 RT 03 RW
13 dan RT 01 RT 02 RW 14 Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
tentang penanganan Hipertensi dan senam hipertensi.
meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140mmHg dan atau diastolik
lebih besar dari 90mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Depkes, 2007). Hipertensi adalah suatu
keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah (hasil perkalian antara curah
jantung dan resistensi perifer), di mana seseorang dapat dikatakan menderita
hipertensi bila tekanan systole sama atau lebih dari 130 mmHg dan tekanan
diastole sama atau lebih dari 90 mmHg. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau
mortalitas. Sedangkan menurut Sustrani (2006) hipertensi atau penyakit darah
tinggi adalah gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen
dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya.
Tingginya tekanan systole berhubungan dengan besarnya curah jantung
sedangkan tingginya tekanan diastole berhubungan dengan besarnya resistensi
perifer dapat meningkatkan tekanan darah. Hipertensi akan memberikan gejala
yang berlanjut untuk suatu target organ seperti otak (stroke), pembuluh darah
jantung (penyakit jantung koroner), otot jantung (left ventricle hypertrophy)
(Bustan, 2007). Hipertensi dipengaruhi oleh adanya interaksi dua faktor yaitu
faktor genetik dan faktor lingkungan. Meskipun awalnya tergantung dari faktor
keturunan.
2.2 Epidemiologi
Penderita hipertensi di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 77,9 juta atau 1
dari 3 penduduk pada tahun 2010. Prevalensi hipertensi pada tahun 2030
diperkirakan meningkat sebanyak 7,2% dari estimasi tahun 2010. Data tahun
2007-2010 menunjukkan bahwa sebanyak 81,5% penderita hipertensi menyadari
bahwa bahwa mereka menderita hipertensi, 74,9% menerima pengobatan dengan
52,5% pasien yang tekanan darahnya terkontrol (tekanan darah sistolik <140
mmHg dan diastolik <90 mmHg) dan 47,5% pasien yang tekanan darahnya tidak
terkontrol. Persentase pria yang menderita hipertensi lebih tinggi dibanding
wanita hingga usia 45 tahun dan sejak usia 45-64 tahun persentasenya sama,
kemudian mulai dari 64 tahun ke atas, persentase wanita yang menderita
hipertensi lebih tinggi dari pria..
3
Laporan PBL Penyakit Global PSIK Universitas Jember 2016
4
Laporan PBL Penyakit Global PSIK Universitas Jember 2016
2.5 Prognosis
Usia, ras, jenis kelamin, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, hiperkolesterole-
mia, intoleransi glukosa dan berat badan, semuanya mempengaruhi prognosis dari
penyakit hipertensi esensial pada lansia. Semakin muda seseorang terdiagnosis
hipertensi pertama kali, maka semakin buruk perjalanan penyakitnya apalagi bila
tidak ditangani. Di Amerika serikat, ras kulit hitam mempunyai angka morbiditas
dan mortalitas empat kali lebih besar dari pada ras kulit putih. Prevalensi
hipertensi pada wanita pre-menopause tampaknya lebih sedikit dari pada laki-laki
dan wanita yang telah menopause. Adanya faktor resiko independen (seperti
hiperkolesterolemia, intoleransi glukosa dan kebiasaan merokok) yang
mempercepat proses aterosklerosis meningkatkan angka mortalitas hipertensi
dengan tidak memperhatikan usia, ras dan jenis kelamin
2.6 Tatalaksana
a. Penatalaksanaan farmakologis
b. Penatalaksanaan non farmakologis ( diet)
Penatalaksanaan non farmakologis (diet) sering sebagai pelengkap
penatalaksanaan farmakologis, selain pemberian obat-obatan antihipertensi
perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup.
c. Tujuan dari penatalaksanaan diet
5
Laporan PBL Penyakit Global PSIK Universitas Jember 2016
7
Laporan PBL Penyakit Global PSIK Universitas Jember 2016
8
Laporan PBL Penyakit Global PSIK Universitas Jember 2016
9
Laporan PBL Penyakit Global PSIK Universitas Jember 2016
kedua tangan di atas dada dengan cara menempelkan kedua tangan dan
gerakkan ke atas dan bawah; menepuk telapak tangan sampai dengan
bahu; menepuk pinggang dengan pelan; menepuk kedua paha samping
dengan tangan; menepuk kedua betis dengan tangan; letakkan tangan
diperut, ayunkan tangan kiri dan kanan dengan posisi jalan di tempat.
Kemudian setelah 01 15 menit klien akan di periksa tanda tanda
vitalnya.
3.3.3 Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi senam hipertensi ini dilakukan pada klien yang
mengalami hipertensi. Kontranindikasi senam hipertensi dilakukan pada
klien dengan fraktur ektremitas bawah atau atas dank lien dengan
bedrest total.
3.3.4 Efek Samping
Umumnya senam hipertensi ini tidak memiliki efek samping
yang serius bagi klien.
3.3.5 Efektivitas dan Keamanaan Penggunanaan
senam hipertensi sangat efektif untuk menurukan tekanan darah
pada klien hipertensi dan meningkatkan aktifitas fisik yang dapat
meningkatkan kekuatan otot dan aman bagi klien.
3.4 Implikasi dan Rekomendasi Intervensi
Hipertensi merupakan penyakit yang banyak bagi masyarakat di Indonesia
khususnya Jember. Langkah langkah untuk mencegah hipertensi dan menangani
masalah yang terjadi di Lingkungan Krajan yaitu:
a. Mengurangi konsumsi garam yang berlebih
b. Mengurangi kebiasaan merokok, minum kopi dan minuman beralkohol
c. Mengurangi stress
d. Membatasi konsumsi lemak
e. Berusaha membina hidup yang positif
10
Laporan PBL Penyakit Global PSIK Universitas Jember 2016
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi adalah keadaan
meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140mmHg dan atau diastolik
lebih besar dari 90mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Pencegahan pada hipertensi dengan
mengurangi konsumsi garam, obesitas, mengurangi konsumsi lemak, olahraga
teratur, tidak merokok dan minum beralkohol.
4.2 Saran
Sebagai mahasiswa PBL (Praktek Belajar Lapangan) PSIK Universitas
Jember harus dapat memberikan senam hipertensi yang teejadi di Kelurahan
Kranjingan sehingga masyarakat mampu melakukan senam hipertensi untuk
menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aktifitas fisik.
11
Laporan PBL Penyakit Global PSIK Universitas Jember 2016
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, 2007. Epidemilogi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta
12
Laporan PBL Penyakit Global PSIK Universitas Jember 2016
13