Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MEKANIKA TANAH

DISUSUN OLEH :

IDO DAMAR PERSADA 4215210049

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA

TAHUN AJARAN 2016-2017


A. Pengertian Tanah

1. Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX)

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami

serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit(lapisan partikel halus).

2. Pendekatan Pedologi (Dokuchaev 1870)

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami

proses lanjut, karena perubahan alami dibawah pengaruh air, udara, dan macam - macam organisme

baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan terlihat pada komposisi,

struktur dan warna hasil pelapukan.

3. Menurut Marbut (ahli tanah Amerika Serikat)

Tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang biasanya dalam keadaan lepas - lepas,

lapisannya bisa sangat tipis dan bisa sangat tebal, perbedaannya dengan lapisan di bawahnya adalah

hal warna, struktur, sifat fisik, sifat biologis, komposisi kimia, proses kimia dan morfologinya.

4. Menurut Hilgard (ahli tanah dari Amerika)

Tanah adalah material lepas - lepas dan agak kering yang dipakai untuk tempat akar tanaman

dalam mencari makanan dan sarana pertumbuhan tanaman.

5. Menurut Ramann

Tanah adalah lapisan terluar dari bumi yang padat yang terdiri dari campuran material batuan

dengan sisa - sisa bahan organik.


6. Menurut Jafee

Tanah adalah benda alam yang berlapis - lapis yang disusun dari mineral dan bahan organik,

biasanya dalam keadaan lepas - lepas pada kedalaman yang macam - macam, morfologinya

berbeda dengan material induknya yang terletak di bawahnya, berbeda - beda dengan sifat dan

susunannya, sifat kimia, komposisi, dan sifat biologisnya.

7. Definisi Tanah (Berdasarkan Pengertian yang Menyeluruh)

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh &

berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan

udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik

dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B,

Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif

dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang

ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan

produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan, maupun kehutanan.


B. Proses Pembentukan Tanah

Proses pembentukan tanah yang berasal dari batuan-batuan besar dipengaruhi oleh banyak

faktor. Akan tetapi, secara umum proses ini melewati 4 tahapan besar, yakni proses pelapukan

batuan, pelunakan struktur, tumbuhnya tumbuhan perintis, dan proses penyuburan. Berikut akan

dijelaskan keempat proses terbentuknya tanah tersebut.

Proses pembentukan tanah

Sumber : http://www.ebiologi.com/2016/02/proses-pembentukan-tanah.html

Dari gambar di atas diperoleh informasi bahwa proses pembentukan tanah sebagai berikut :

1. Proses Pelapukan Batuan

Batuan yang berada di permukaan bumi karena pengaruh iklim lambat laun mengalami proses

pelapukan menjadi remahan-remahan kecil. Proses pelapukan sendiri sebetulnya melibatkan


banyak faktor lain, sehingga ia dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu pelapukan kimiawi, pelapukan

fisik, dan pelapukan biologi.

Pelapukan kimiawi sangat dipengaruhi oleh hujan asam yang sering terjadi di awal proses

terbentuknya bumi. Asam yang dihasilkan dari kondensasi metana, sulfur, dan klorida dan terbawa

ke dalam hujan bersifat sangat korosif, sehingga mengikis batuan-batuan tersebut secara kimia.

Hujan asam ini terjadi sangat sering, sehingga pelapukan terjadi hingga batuan-batuan yang

letaknya lebih dalam.

Pelapukan fisik dipengaruhi oleh perubahan iklim dan cuaca yang terjadi dengan sangat ekstrim.

Perubahan suhu secara drastis membuat ikatan batuan menjadi lapuk dan mudah mengalami

cracking (pemecahan). Perlu diketahui bahwa, dalam pelapukan fisik, struktur kimia dari batuan

tidak berubah sama sekali, oleh karena itu mineral yang terkandung dari hasil pelapukan tetap

sama.

Pelapukan biologi umumnya tidak terjadi saat awal proses pembentukan tanah. Jenis pelapukan

ini berlangsung secara terus menerus setelah tanah terbentuk dan siap digunakan sebagai media

hidup beragam jenis hewan dan tumbuhan mikro. Bisa dikatakan bahwa pelapukan biologi adalah

pelapukan penyempurna dari sifat-sifat tanah yang nantinya terbentuk.


2. Proses Pelunakan Struktur Batuan

Batuan-batuan remah yang terbentuk dari proses pelapukan kemudian mengalami pelunakan.

Dalam hal ini, air dan udara memegang peranan sangat besar. Kedua zat tersebut masuk dan

merembes ke dalam sela-sela remahan batuan untuk melunakan struktur batuan.

Selain membantu dalam proses pelunakan struktur batuan sehingga lebih sesuai menjadi media

tempat hidup, air dan udara juga mendorong calon mahluk hidup dapat mulai tumbuh di

permukaan. Akan tetapi, organisme yang dapat berkembang pada tahapan proses pembentukan

tanah ini terbilang masih sangat terbatas, misalnya lumut dan mikroba.

Sama seperti proses pelapukan, proses pelapukan struktur batuan juga membutuhkan waktu

yang sangat lama. Para ahli memperkirakan bahwa bumi menghabiskan jutaan tahun untuk

menelusuri tahapan proses pembentukan tanah satu ini.

3. Proses Tumbuhnya Tumbuhan Perintis

Setelah tahapan pelunakan struktur batuan selesai, proses pembentukan tanah dilanjutkan

dengan tumbuhnya beragam jenis tumbuhan perintis. Tumbuhan-tumbuhan ini berukuran lebih

besar dari lumut, sehingga akar-akar yang masuk ke dalam batuan yang telah lunak dapat

membantu memecah batuan tersebut. Selain itu, asam humus yang mengalir dari bagian permukaan

batuan membuat batuan yang berada di bagian dalam dapat melapuk secara sempurna. Pada

tahapan inilah proses pelapukan biologi dimulai.


4. Proses Penyuburan

Di tahap ini, tanah yang terbentuk mulai mengalami proses pengayaan bahan-bahan organik.

Tanah yang awalnya hanya mengandung mineral-mineral yang berasal dari proses pelapukan

batuan akan bertambah subur dengan adanya pelapukan materi-materi organik yang berasal dari

hewan dan tumbuhan yang mati di permukaan. Mikroorganisme tanah memegang peran penting

dalam hal ini.

Setelah tahapan keempat ini, tanah yang biasa kita lihat sehari-hari sudah terbentuk dengan

sempurna. Tumbuhan dan hewan autotrof mencari sumber makanannya dalam media tersebut.

Akan tetapi, proses pembentukan tanah sebetulnya masih terus berlangsung mengingat faktor-

faktor yang mempengaruhi terbentuknya tanah masih tetap ada hingga saat ini.
B. Jenis-Jenis Tanah

Jenis-jenis tanah untuk klasifikasi tanah dilapangan

1. Pasir dan Kerikil

Yaitu agregat tak berkohesi yang tersusun dari vregmin2 sub anguler / angular. Partrikel
berukuran sampai 1/8 inci dinamakan pasir dan yg berukuran 1/8 inci sampai 6/8 inci disebut
kerikil. Fragmen bergaris tengah lebih bwesar dari 8 inci disebut boulders (bongkah).

2. Hardpan

Yaitu tanah yg tahanan terhadap penetrasi alat pemboran besar sekali. Cirinya sebagian besar
dijumpai dalam keadaan bergradasi baik, luar biasa padat, dan merupakan agregat partikel mineral
yang kohesif.

3. Lanau anorganik (inorganic silt)

Merupakan tanah berbutir halus dengan plastisitas kecil/sama sekali tak ada. Jenis yang
plastisitasnya plg kecil biasanya mengandung butiran kuarsa sedimensi, yg kadang2 disebut:
tepung batuan (rockfluor),sedangkan yang sangat plastis mengandung partikel berwujud serpihan
& dikenal sebagai Lanau plastis.

4. Lanau organik

Merupakan tanah agak plastis, berbutir halus dengan campuran partikel-partikel bahan organik
terpisah secara halus. Warna tanah bervariasi dari abu-abu terang ke abu-abu sangat gelap, di
samping itu mungkin mengandung H2S,CO2, serta berbgai gas lain hasil peluruhan tumbuhan yang
akan memberikan bau khas kepada tanah. Permeabilitas Lanau organic sangat rendah sedangkan
kompresibilitasnya sangat tinggi.
5. Lempung

Merupakan agregat partikel-partikel berukuran mikroskopik & submikroskopik yang berasal


dari pembusukan kimiawi unsur-unsur penyusun batuan, dan bersifat plastis dalam selang kadar
air sedang sampai luas. Dalam keadaan kering sangat keras, dan tak mudah terkelupas hanya
dengan jari tangan . permeabilitas lempung sangat rendah.

6. Lempung organik

Merupakan lempung yang sebagian sifat-sifat fifis pentingnya dipengaruhi adanya bahan
organik yang terpisah dalam keadaan jenuh lempung organik cenderung bersifat sangat
kompresibel tapi pada keadaan kering kekuatannya sangat tinggi. Warnanya abu-abu tua atau
hitam, berbau menyolok.

7. Gambut (peat)

Merupakan agregat agak berserat yang berasal dari serpihan makroskopik dan mikroskopik
tumbuh-tumbuhan. Warnanya coklat terang dan hitam bersifat kompresibel , sehingga tak mungkin
menopang pondasi.
SISTEM KLASIFIKASI TANAH

Sistem Klasifikasi Tanah adalah suatu sistem penggolongan yang sistematis dari jenisjenis

tanah yang mempunyai sifatsifat yang sama ke dalam kelompokkelompok dan sub kelompok

berdasarkan pemakaiannya (Das,1995).

Sistem klasifikasi tanah dibuat pada dasarnya untuk memberikan informasi tentang

karakteristik dan sifat-sifat fisis tanah. Karena variasi sifat dan perilaku tanah yang begitu

beragam, sistem klasifikasi secara umum mengelompokan tanah ke dalam kategori yang umum

dimana tanah memiliki kesamaan sifat fisis. Klasifikasi tanah juga berguna untuk studi yang lebih

terperinci mengenai keadaan tanah tersebut serta kebutuhan akan pengujian untuk menentukan

sifat teknis tanah seperti karakteristik pemadatan, kekuatan tanah, berat isi dan sebagainya

(Bowles, 1989).

Sistem klasifikasi bukan merupakan sistem identifikasi untuk menentukan sifat-sifat mekanis

dan geoteknis tanah. Karenanya, klasifikasi tanah bukanlah satu-satunya cara yang digunakan

sebagai dasar untuk perencanaan dan perancangan konstruksi.

Adapun sistem klasifikasi tanah yang telah umum digunakan adalah :

1. Sistem Unified Soil Clasification System (USCS).

Dalam sistem ini, Cassagrande membagi tanah atas 3 (tiga) kelompok (Sukirman, 1992)

yaitu :

1. Tanah berbutir kasar, < 50% lolos saringan No. 200.

2. Tanah berbutir halus, > 50% lolos saringan No. 200.

3. Tanah organik yang dapat dikenal dari warna, bau dan sisa-sisa tumbuh-

tumbuhan yang terkandung di dalamnya.


Sistem Klasifikasi Tanah USCS

Dimana :

W = Well Graded (tanah dengan gradasi baik),

P = Poorly Graded (tanah dengan gradasi buruk),

L = Low Plasticity (plastisitas rendah, LL<50),

H = High Plasticity (plastisitas tinggi, LL> 50).


Sistem Klasifikasi Tanah USCS
Grafik plastisitas Cassagrande

Garis A pada umumnya memisahkan material seperti tanah liat (clay) dari material tanah

gambut (silty), dan organik dari non-organik.

Garis U menyatakan batas teratas untuk tanah pada umumnya.

catatan: Jika batas pengukuran tanah berada di kiri garis U, maka perlu dilakukan

pengecekan ulang. (Holtz and Kovacs, 1981)

Sistem AASHTO (American Association Of State Highway and Transporting

Official)

Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh Hoentogler dan Terzaghi, yang akhirnya diambil

oleh Bureau Of Public Roads. Pengklasifikasian sistem ini berdasarkan kriteria ukuran butir dan

plastisitas. Maka dalam mengklasifikasikan tanah membutuhkan pengujian analisis ukuran

butiran, pengujian batas cair dan batas palstis.


Sistem ini membedakan tanah dalam 8 ( delapan ) kelompok yang diberi nama dari A-1 sampai

A-8. A-8 adalah kelompok tanah organik yang bersifat tidak stabil sebagai bahan lapisan struktur

jalan raya, maka pada revisi terakhir oleh AASHTO diabaikan (Sukirman, 1992).

Klasfikasi tanah untuk tanah dasar jalan raya, AASHTO

Sumber : http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2011/09/sistem-klasifikasi-

tanah.html
Klasifikasi tanah

Keterangan :

1 Persen lolos saringan No. 200 35%,

2 Persen lolos saringan No. 200 > 35%,

a Tanah yang lolos saringan No. 40,

b Untuk A-7-5, PI LL 30,

c Untuk A-7-6, PI > LL 30.


Daftar Pustaka

1. http://belajar-teknik-sipil.blogspot.co.id/2011/03/pengertian-tanah.html

2. http://www.ebiologi.com/2016/02/proses-pembentukan-tanah.html

3. http://helmysuhendar.blogspot.co.id/2013/03/makalah-tanah-struktur-jenis-teksture.html

4. http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2011/09/sistem-klasifikasi-tanah.html

Anda mungkin juga menyukai