NAMA :
IMAM AGUS FAISAL (2017151191)
WILLY AGUSTIAN (2017151 )
KELAS : 1E
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas segala
rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan. Makalah ini dapat digunakan sebagai
wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan
dalam belajar Materi Aliran-Aliran dalam Pendidikan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah
dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang Aliran-Aliran dalam Pendidikan, Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang diperoleh dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Mengetahui pengertian dari aliran dalam pendidikan.
1.3.2. Mengetahui macam-macam aliran-aliran dalam pendidikan.
1.3.3. Mengetahui penjelasan masing-masing aliran-aliran dalam pendidikan.
1.3.4. Mengetahui aliran pokok pendidikan yang ada di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Aliran ini dipandang berat sebelah karena hanya mementingkan peranan
pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang
dibawa sejak lahir dianggap tidak menentukan. Faktanya dalam kehidupan
sehari-hari terdapat anak-anak yang berhasil karena bakatnya meski lingkungan
sekitar tidak mendukung, keberhasilan ini disebabkan adanya kemampuan yang
berasal dari dalam diri anak yang berupa kecerdasan, motivasi atau potensi
potensi lainnya meskipun demikian penganut aliran ini masih pada pendapatnya
yang memandang manusia sebagai makluk yang pasif dan dapat dimanipulasi.
Hal ini diyakini juga oleh B.F Skinner ataupun pandangan Behavioral
lainnya. Behaviorisme itu menjadikan perilaku manusia yang tanpa keluar
sebagai sasaran kajiannya dengan tetap menekankan bahwa perilaku itu sebagai
hasil belajar semata. Meskipun demikian banyak ragam dari pandangan
behavioral dalam menentukan faktor paling dominan dalam proses belajar,
seperti:
a. Ivan Pavlov (1849-1936) dari rusia dan Jhon B. Watson (1878-1958) dari
Amerika Serikat, yang menekankan pendangannya tentang peranan
stimulus respon terhadap perilaku.
b. b. Edward L. Thorndike ( 1874- 1949 ) dan B.F Skinner dari Amerika
Serikat yang menyatakan pandangannya bahwa peranan dari dampak atau
balikkan dari suatu perilaku seperti dalam Opera Conditioning.
c. N.E. Miller dan J Dollard (1941 ) yang dikembangkan oleh A. Bandura
menyatakan bahwa peranan pengamatan dan imitasi sangat penting
dengan Participant Modeling.
4
sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk
perkembangan anak itu sendiri, bagi aliran ini lingkungan tidak akan
memberikan arti sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi
perkembangan anak.
5
sangat penting. Bakat yang dibawa anak pada saat lahir akan berkembang dengan
baik tanpa adanya dukungan adanya dukungan lingkungan yang susuai untuk
perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat
menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak
tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu, sebagai contoh,
hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata adalah juga
konvorgensi. Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi
lingkungannya, anak belajar berbicara melalui bahasa tertentu. Lingkunganpun
mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya.
Karena itu tiap anak manusia mula-mula menggunakan bahasa
lingkungannya, misalnya bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa inggris, dan
sebagainya. Kemampuan dua orang anak ( yang tinggal dalam lingkungan yang
sama) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu sebabnya oleh adanya
perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan, biarpun
lingkungan kedua anak tersebut menggunakan bahasa yang sama. William Stren
berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan
lingkungan.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai
pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun
demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor faktor mana yang peling
penting dalam menentukan tumbuh kembang itu. Seperti yang telah dikemukakan
bahwa varias-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan
tentang strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia, seperti
strategi disposisional/konstitusional, strategi phenomenologis, strategi behavioris,
strategi psikodinamik/psikoanalik, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam
belajar mengajar, variasi pendapat itu telah menyebabkan munculnya berbagai
teori belajar dan teori model belajar. Sebagai contoh, dikenal berbagai pendapat
tentang model- model mengajar seperti rumpun mengajar behavioral (umpan
model belajar tuntas, model belajar kontrol diri sendiri, model belajar simulasi,
dan model belajar asertif), rumpun model
6
pemrosesan informasi (model belajar inkuiri, model presentasi kerangka dasar
dan model pengembangan berfikir) dan lain lain.
7
6) Sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
7) Dalam mendidik anak perlu adanya keikhlasan lahir maupun bathin untuk
mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan
kebahagiaan anak-anak.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini dan masa yang akan datang terus
berkembang sesuai seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan
iptek. Hasil-hasil dari pemikiran itu disebut aliran dalam pendidikan. Aliran tersebut
mempengaruhi pendidikan diseluruh dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Dari
aliran-aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang
paling baik. Sebab pengguaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi dan
kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri.
Aliran-aliran pendidikan baru yang berkembang sebenarnya adalah
pengembangan dari keempat aliran-aliran klasik yang ada yaitu, (1) aliran empirisme, (2)
aliran Nativisme, (3) aliran naturalisme, dan (4) aliran konvergensi. Pada dasarnya
aliran-aliran pendidikan kritis mempunyai suatu kesamaan ialah pemberdayaan individu.
Sedangkan di Indonesia ada dua aliran pokok pendidikan yang dominan
memberi warna dalam praktik pendidikan yaitu aliran perguruan taman siswa oleh Ki
Hadjar Dewantara dan aliran pendidikan INS Kayu Taman yang didirikan oleh
muhammad syafii. Kajian tentang berbagai aliran pendidikan itu akan memberikan
pengetahuan dan wawasan historis kepada tenaga kependidikan, yang pada gilirannya
kelak dapat memberikan kontribusi terhadap dinamika pendidikan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10