Anda di halaman 1dari 7

Artikel

FLUIDA STATIK DAN DINAMIS FLUIDA Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup
zat car, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau
seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak
pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam
fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat
gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain.
Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Fluida
merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia
menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara
terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat
mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi
di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari. Fluida ini dapat kita bagi menjadi
dua bagian yakni: 1. Fluida statis 2. Fluida Dinamis 1. FLUIDA STATIS Fluida Statis adalah fluida
yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada
perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel
fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser. Contoh
fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana. Contoh fluida
yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya
angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak
sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan
dari permukaan sampai dasar sungai. Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang
seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari
sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana
dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama
cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya
melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut. Sifat- Sifat Fluida Sifat fisis
fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan diam (statis).
Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan
viskositas. 1. Massa Jenis Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi?
Benarkah pernyataan bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang
tepat, karena segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan
yang tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu.
Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta
merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda
homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran
massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar
pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan
memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kgm-3) Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat
berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Secara
matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut. dengan: m = massa (kg atau g), V = volume
(m3 atau cm3), dan = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3). Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya
dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density) Bahan Massa
Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3) Air 1,00 Gliserin 1,26 Aluminium 2,7 Kuningan 8,6
Baja 7,8 Perak 10,5 Benzena 0,9 Platina 21,4 Besi 7,8 Raksa 13,6 Emas 19,3 Tembaga 8,9 Es 0,92
Timah Hitam 11,3 Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012 2. Tegangan permukaan Mari kita
amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di permukaan air sebagai benda
yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-
molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh
molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul
cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu
dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan
cairan. Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet,
molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga
gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien
tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang
bersentuhan dengan zat cair. Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan
adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh suatu lapisan elastis. 3. Kapilaritas Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai
peranan pada fenomena menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas
adalah minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah kita pada
musim hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas. Untuk membahas kapilaritas,
kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil (pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat
dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa
akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa.
Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa
dalam bejana. Gejala inilah yang disebut dengan gejala kapilaritas. Pada kejadian ini, pipa yang
digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair
dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus.
Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan
permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut meniskus cembung. Penyebab dari gejala
kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama
jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena
molekulnya saling tolak menolak. sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang
berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel
dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat. Pada gejala kapilaritas pada air,
air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi
antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih
kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan
dinding kaca akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca. Kenaikan atau
penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja
pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa. Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan
gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari: a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor
sehingga kompor bisa dinyalakan. b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan. c. Air dari akar
dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu. Selain keuntungan, kapilaritas dapat
menimbulkan beberapa masalah berikut ini : Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding
dalam juga basah. Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke
atas sehingga dinding rumah lembab. 4. Viskositas Viskositas merupakan pengukuran dari
ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari
(dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu,
air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas
yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir
dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Seluruh fluida (kecuali
superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang
tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal. Tekanan
Hidrostatis Masih ingatkah Anda definisi tekanan? Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak
lurus pada suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis,
persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut. p= F/ A dengan: F = gaya (N), A = luas
permukaan (m2), dan p = tekanan (N/m2 = Pascal). Persamaan diatas menyatakan bahwa
tekanan p berbanding terbalik dengan luas permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk
besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada
luas bidang yang besar. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan
hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di
dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya
tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat
dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A). p= F/A Gaya
berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis p=
massa x gravitasi bumi / A Oleh karena m = V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai p
= Vg / A Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana
(A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat
fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi p= (Ah) g / A = h g Jika tekanan hidrostatis
dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut. Ph = g h ph = tekanan
hidrostatis (N/m2), = massa jenis fluida (kg/m3), g = percepatan gravitasi (m/s2), dan h =
kedalaman titik dari permukaan fluida (m). Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan
semakin berkurang. Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau,
tekanan hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh
gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan
semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan
berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar seiring
dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah jika
kedalaman bertambah. Contoh menghitung tekanan hidrostatis Tabung setinggi 30 cm diisi penuh
dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada dasar tabung, jika g = 10 m/s2 dan tabung
berisi: a. air, b. raksa, dan c. gliserin. Gunakan data massa
jenis pada Tabel Jawab Diketahui: h = 30 cm dan g = 10 m/s2. Ditanya : a. Ph air b. Ph raksa c.
Ph gliserin Jawab : a. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air: Ph = gh =
(1.000 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2 b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi
air raksa: Ph = gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 40.800 N/m2 c. Tekanan hidrostatis pada
dasar tabung yang berisi gliserin: Ph = gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2 Prinsip
tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat pengukur tekanan yang
digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai berikut. a. Manometer Pipa
Terbuka Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat ini
berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan sebesar p (dari gas
yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan tekanan atmosfir (p0). b.
Barometer Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli Fisika
dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Barometer
umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca
bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai. Ia mendefinisikan
tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul A Unit of Measurement, The Torr Tekanan
atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm. Cara
mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut. raksa percepatan gravitasi Bumi panjang
raksa dalam tabung atau (13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 105 N/m2 Jadi, 1 atm
= 76 cmHg = 1,013 105 N/m2 c. Pengukur Tekanan Ban Alat ini digunakan untuk mengukur
tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas.
Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban, tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam
silinder dan menekan pegas. Besarnya tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung
lain dari silinder yang dihubungkan dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat
menunjukkan nilai selisih tekanan udara luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.
MEKANIKA FLUIDA Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari
fluida (yang dapat berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan
fluida dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara fluida dinamis
mempelajari fluida yang bergerak. Fluida Newtonian vs. non-Newtonian Sebuah Fluida Newtonian
(dinamakan dari Isaac Newton) didefinisikan sebagai fluida yang tegangan gesernya berbanding lurus
secara linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak lurus dengan bidang geser. Definisi ini
memiliki arti bahwa fluida newtonian akan mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja
pada fluida. Sebagai contoh, air adalah fluida Newtonian karena air memiliki properti fluida
sekalipun pada keadaan diaduk. Sebaliknya, bila fluida non-Newtonian diaduk, akan tersisa suatu
"lubang". Lubang ini akan terisi seiring dengan berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat teramati
pada material-material seperti puding. Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-Newtonian diaduk
adalah penurunan viskositas yang menyebabkan fluida tampak "lebih tipis" (dapat dilihat pada cat).
Ada banyak tipe fluida non-Newtonian yang kesemuanya memiliki properti tertentu yang berubah
pada keadaan tertentu. Persamaan pada fluida Newtonian Konstanta yang menghubungkan
tegangan geser dan gradien kecepatan secara linier dikenal dengan istilah viskositas. Persamaan
yang menggambarkan perlakuan fluida Newtonian adalah: di mana adalah tegangan geser yang
dihasilkan oleh fluida adalah viskositas fluida-sebuah konstanta proporsionalitas adalah gradien
kecepatan yang tegak lurus dengan arah geseran Viskositas pada fluida Newtonian secara definisi
hanya bergantung pada temperatur dan tekanan dan tidak bergantung pada gaya-gaya yang bekerja
pada fluida. Jika fluida bersifat inkompresibel dan viskositas bernilai tetap di seluruh bagian fluida,
persamaan yang menggambarkan tegangan geser (dalam koordinat kartesian) adalah di mana ij
adalah tegangan geser pada bidang ith dengan arah jth vi adalah kecepatan pada arah ith xj adalah
koordinat berarah jth Jika suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida non-
Newtonian. ALIRAN FLUIDA Aliran fluida dapat diaktegorikan: 1. Aliran laminar Aliran dengan fluida
yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara
lancar . Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya
gerakan relative antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton 2.
Aliran turbulen Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar
momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan
aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh
fluida sehingga menghasilkan kerugian kerugian aliran. 3. Aliran transisi Aliran transisi merupakan
aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. KONSEP DASAR Bilangan Reynolds Bilangan
Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu Dilihat dari kecepatan
aliran, menurut (Mr. Reynolds) diasumsikan/dikategorikanlaminar bila aliran tersebut mempunyai
bilangan Re kurang dari 2300, Untuk aliran transisi berada pada pada bilangan Re 2300 dan 4000
biasa juga disebut sebagai bilangan. Viskositas Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan
sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur,
tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung
menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya gaya kohesi
pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya
temperatur pada zat cair yang menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut. Rapat jenis
(density ) Density atau rapat jenis () suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan
dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengan cara menghitung nilai
density dapat dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi temperatur maka kerapatan suatu fluida
semakin berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari molekul molekul fluida semakin berkurang.
Koefisien Gesek Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan pada aliran
laminar dan aliran turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula untuk masing masing jenis
aliran. Reynolds kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000. TEKANAN
DALAM FLUIDA Misalkan kita sedang berendam di dalam air, apa yang kita rasakan? Seolah-olah air
menekan seluruh tubuh kita yang bersentuhan dengan air. Tekanan ini semakin besar apabila kita
masuk lebih dalam ke dalam air. Fenomena apa yang ada dibalik peristiwa ini. Pernyataan ini
mengandung pengertian bahwa fluida memberikan tekanan terhadap benda yang berada di
dalamnya. Pengertian ini diperluas menjadi tekanan pada fluida tergantung pada ketebalannya atau
lebih tepatnya kedalamannya. Udara/atmosfer terdiri dari gas-gas yang juga merupakan bentuk dari
fluida. Maka udara juga akan memiliki tekanan seperti definisi di atas. Tekanan udara kita anggap
sama untuk ketinggian tertentu di atas bumi namun untuk ketinggian yang sangat tinggi di atas
permukaan bumi besarnya menjadi berbeda. FLUIDA ELEKTRO-REOLOGI Mungkin, yang pertama kali
melakukan percobaan pembuatan dan penerapan cairan fluida yang merespon kondisi luarnya
adalah Pak Winslow pada tahun 1940. Kenapa saya awali dengan mungkin? Sebab ide atau niatan
membuat fluida pintar ini sudah ada sejak 150 tahun yang lalu. Lalu Pak Winslow lah yang berhasil
melakukan percobaan pembuatannya. Kebanyakan fluida elektro-reologi merupakan dispersi dari
partikel dielectric yang tersuspensi pada non-conducting liquid (cairan yang bersifat bukan konduksi,
alias tidak mampu hantar listrik). Mudahnya, anda punya partikel (bulet kecil-kecil) dari bahan
dielectrik kemudian dicampur dengan cairan tak mampu hantar listrik, misal silicone-oils, hingga sifat
campuran seperti suspensi. Itulah fluida elektro-reologi. Yield stress, tegangan geser, yaitu gaya luar
yang diperlukan untuk menggeser fluida tersebut, dari keadaan diam kemudian mengalir. Fluida
elektro-reologi mula-mula mempunyai nilai yield stress relatif kecil, ya iyalahcairan gitu loh
Namun ketika medan listrik dari luar diaplikasikan, nilai yield stress-nya menjadi meningkat dengan
drastis, alias susah untuk mengalir. Mekanisme yang sering digunakan untuk menjelaskan fenomena
ini adalah ketika medan listrik luar (ordenya sekitar kV/mm) diaplikasikan kepada fluida elektro-
reologi, menimbulkan efek dipole (pe-dua-kutub-an) dari dielektrik partikel yang tersuspensi dalam
cairan tsb. Berubahnya sifat dialektrik partikel hingga mempunyai kutub ini menyebabkan partikel
kecil-kecil saling mendekat satu sama lainnya, sesusai sifat kutub masing-masing. Sehingga
terciptalah rantai/susunan partikel searah dengan medan listrik. Lihat animasi diawal artikel. Bentuk
daripada susunan rapi jajaran partikel yang berbentuk seperti rantai inilah yang menyebabkan nilai
yield stress menjadi naik secara dramatis. Definisi pendahuluan tentang fluida pintar jenis ini
dicukupkan sampai disini, ntar disambung lagi yang lebih dalam jika memungkinkan. Kini, aplikasi
dari fluida elektro-reologi telah mempunyai pangsa pasar tersendiri, diantaranya: - controllable valve
and shakers - controllable machinery and engine mount - controllable clutch and brakes -
controllable dampers Mungkin ada sebagian peralatan ini pernah anda lihat, sekilas lihat, bahkan
anda pakai dan operasikan terutama di perusahaan-perusahaan besar. Namun yang tampak nyata di
depan anda hanyalah kemudah-aturan dan kecanggihan peralatan tersebut. Siapa sangka dibalik
produk-produk tersebut tersimpan keruwetan dan keunikan aspek science dan teknologi yang
membikin dahi berkerut, kening melebar, dan otak berputar sekian banyak peneliti dan sekian lama
waktu yang diperlukan. FLUIDA BERMAGNET Pada tahun 1960-an, Pak Rosensweig menjadi pelopor
penelitian pembuatan dan aplikasi dari fluida bermagnet. Kemudian setelah beberapa saat setelah
penelitiannya berkembang, beliau mendirikan perusahaan yang dikenal dengan Perusahaan
Ferrofluidics. Fluida bermagnet terdiri atas partikel bermagnet (superparamagnetic particle)
berukuran sangan kecil (skala nano, < 10 nm) yang terdispersi dalam cairan pembawa. Tahukan
seberapa kecil ukuran nano-meter itu? Iya benar, sepersejuta meter. Suangaat kecil bukan.
Campuran dispersi antara partikel magnet dan cairan pembawa cenderung bersifat stabil (tidak
terjadi sedimentasi/pengendapan), disebabkan pergerakan Brownian (Brownian motion) yang
terjadi ketika kita mencampur partikel sangat kecil kedalam suatu cairan. Mudahnya, ketika anda
mengaduk gula dalam segelas air, gulanya tidak akan mengendap dibawah jika adukannya merata.
Artinya gula berubah jadi partikel sangat kecil sekali lalu tersuspensi kedalam air, dan cenderung
stabil. Para peneliti juga berhasil menaikkan performa stabilitas fluida bermagnet dengan
menambahkan surfactant, suatu zat yang mencegah menempelnya partikel magnet satu sama
lainnya, sehingga penggumpalan bisa dihindari. Sehingga stabilitas fluida bermagnet dapat
dipertahankan lebih lama lagi. Fluida bermagnet akan berubah sifat dan karakternya ketika
dikenakan medan magnet. Viskositas adalah salah satu parameter yang bisa diatur pada fluida
bermagnet. Karena waktu respon yang diperlukan sangat pendek (dalam orde mili-second), maka
kemampuan mudah-aturnya cepat mendapat perhatian pangsa pasar. High-pressure seal dan media
pendingin loudspeaker adalah salah dua produk yang digemari pasar saat ini. FLUIDA MAGNET-
REOLOGI Tibalah saatnya kita mengenal fluida pintar jenis ketiga yaitu fluida magnet-reologi. Secara
umum komposisinya sama dengan fluida bermagnet, yaitu: partikel magnet + cairan pembawa +
surfactant. Cuma bedanya adalah ukuran partikel magnet dalam orde mikro-meter (seperseribu
meter) dan peran surfactant yang sangat besar untuk mencegah proses pengendapan. Pergerakan
Brownian tidak terjadi pada fluida jenis ini, karena ukuran partikel relatif besar. Hal yang
menakjubkan dari sifat fluida magnet-reologi ini adalah kemampuannya berubah fase menjadi semi-
padat bahkan cukup padat hingga dapat dikategorikan fase padat (solid phase). 2. FLUIDA DINAMIS
Pengertian Fluida Dinamis Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak.
Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang
konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental,
tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran). Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal
yang berkaitan dengan fluida dinamis ini. Besaran-besaran dalam fluida dinamis Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau: Dimana : Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2) V = laju aliran fluida (m/s) Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit
aliran Dimana : Q = debit aliran (m3/s) V = volume (m3) t = selang waktu (s) Persamaan
Kontinuitas Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang
titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka: Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau : Hukum Bernoulli Hukum
Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang dialami oleh aliran
fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan volume, dan
energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis
arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi : Dimana : p = tekanan air (Pa) v = kecepatan air
(m/s) g = percepatan gravitasi h = ketinggian air Penerapan dalam teknologi Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena
memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap, karena laju
aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil daripada tekanan
pesawat di bawah. Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas
dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat. Keterangan: = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s) vb= kecepatan aliran udara pada bagian
bawah pesawat (m/s) F = Gaya angkat pesawat (N) Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk Prinsip
kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung atas selang botol
sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam
wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama kelamaan akan menyembur keluar.

Anda mungkin juga menyukai