Anda di halaman 1dari 7

PENYUSUNAN PRA DESAIN PENATAAN KAWASAN SURYAKANCANA

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara global, diperkirakan 60% penduduk dunia akan hidup di perkotaan pada
tahun 2030. Sedangkan secara nasional, tahun 2015 ada 59,35% penduduk hidup di kota.
Diperkirakan pada tahun 2045 akan ada 82,37% penduduk Indonesia akan hidup di kota
(sumber: Bappenas, 2015).
Beberapa permasalahan yang seringkali dialami oleh kota di Indonesia antara lain
yaitu kesenjangan yang tinggi antar kota dan pusat pertumbuhan antara Kawasan Barat
Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta antara kota-kota di Pulau
Jawa-Bali dengan di luar Pulau Jawa-Bali. Selain itu, masih belum terpenuhinya Standar
Pelayanan Perkotaan (SPP) di kota dan kawasan perkotaan, sehingga menjadi kurang
layak huni, rendahnya daya saing kota serta ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan
kota terhadap perubahan iklim dan bencana, belum optimalnya pengelolaan perkotaan,
terutama di kawasan perkotaan metropolitan dan kawasan perkotaan yang terletak di
Kabupaten, merupakan permasalahan lain yang dihadapi oleh kota-kota di Indonesia.
Namun demikian, kota harus mampu untuk terus berkompetisi tanpa merusak
sumberdaya atau mengurangi kualitas hidup penduduknya sehingga terwujudnya
pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
Upaya dalam mewujudkan pembangunan perkotaan yang layak huni, produktif
dan berkelanjutan merupakan visi Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, yang ditempuh
melalui penyediaan infrastruktur yang handal dalam pengembangan permukiman,
pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan penyehatan lingkungan
permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan. Pencapaian terhadap visi tersebut
juga perlu diwujudkan dalam upaya mendukung pencapaian kawasan bebas kumuh pada
Tahun 2019, melalui kegiatan penataan bangunan di kawasan perkotaan yang strategis
dan potensial untuk mencegah terjadinya kawasan kumuh baru, serta menghidupkan
kembali fungsi kawasan perkotaan di 58 kota yang memiliki kawasan pusaka maupun
kawasan yang berpotensi memberikan kehidupan baru bagi pengembangan ekonomi
perkotaan yang berkelanjutan.

1 1-1
PENYUSUNAN PRA DESAIN PENATAAN KAWASAN SURYAKANCANA

Kota Bogor sebagai salah satu Kota yang sudah masuk dalam kategori
metropolitan, tidak terlepas dari perkembangan kawasan Perkotaan Jabodetabek.
Perkembangan perkotaan kawasan ini yang sangat pesat, menyebabkan beban Kota
Bogor semakin bertambah, khususnya Kota Bogor sebagai salah satu pusat perdagangan
dan destinasi wisata.
Pusat perdagangan dan destinasi wisata di Kota Bogor dalam RTRW Kota Bogor
berada dalam Kawasan Strategis Ekonomi dan Sosial Budaya, yang salah satunya adalah
Kawasan Suryakancana.
Kawasan Suryakancana ini merupakan kawasan pusaka di Kota Bogor, yang
ditetapkan dalam Perda No. 8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Bogor Tahun 2011 2031, menjadi kawasan strategis sosial budaya (kawasan pusaka) dan
ekonomi (perdagangan lama), serta merupakan kawasan wisata kuliner yang berada pada
sisi Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor sebagai obyek vital nasional. Namun demikian
kawasan tersebut saat ini telah mengalami degradasi kualitas lingkungan sebagai dampak
dari aktivitas perkotaan, baik dari kegiatan permukiman maupun kegiatan perdagangan
dan jasa.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, serta dengan posisi kawasan yang memiliki
nilai strategis, maka diperlukan upaya penataan kawasan Suryakancana sebagai bagian
dari implementasi pencapaian salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu
membuat kota dan permukiman yang inklusif, aman, berdaya tahan dan berkelanjutan.
Dalam mewujudkan pelaksanaan revitalisasi kawasan tersebut, salah satu strategi
yang ditempuh adalah melaksanakan revitalisasi kawasan berdasarkan kebutuhan kota
sebagai dasar pijakan penanganan revitalisasi kawasan serta sebagai bahan sosialisasi
kepada masyarakat tentang rencana pemerintah dalam penataan kawasan tersebut.
Draft Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Suryakancana telah
disusun tahun 2014, namun masih belum cukup untuk dilakukan sosialisasi, mengingat
pra desain infrastruktur yang diperlukan belum disusun secara mendetil.
Terkait dengan hal tersebut maka pada tahun 2017 ini Pemerintah Kota Bogor
melalui Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor melaksanakan Penyusunan Pra Disain
Penataan Kawasan Suryakancana.

2 1-2
PENYUSUNAN PRA DESAIN PENATAAN KAWASAN SURYAKANCANA

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari pekerjaan penyusunan pra desain penataan Kawasan Suryakancana
adalah meningkatkan kualitas lingkungan Kawasan Suryakancana dan meningkatkan
kepedulian masyarakat dalam penataan kawasan.
Sedangkan tujuan dari pekerjaan penyusunan pra desain penataan Kawasan
Suryakancana yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan penyusunan pra desain penataan Kawasan Suryakancana;
2. Melakukan penyusunan draft kebutuhan infrastruktur;
3. Melakukan penyusunan draft kebutuhan pendanaan.

1.3 Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyusunan pra desain penataan Kawasan Suryakancana
yaitu sebagai berikut:
1. Tersusunnya pra desain penataan Kawasan Suryakancana;
2. Tersusunnya draft kebutuhan infrastruktur;
3. Tersusunnya draft kebutuhan pendanaan.

1.4 Ruang Lingkup


1.4.1 Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah kegiatan penyusunan pra desain penataan Kawasan
Suryakancana ini berada di Kawasan Suryakancana yang meliputi beberapa kelurahan di
Kecamatan Bogor Tengah dan Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor Provinsi Jawa Barat.

Untuk lebih jelasnya mengenai orientasi kawasan penataan dapat dilihat pada
Gambar 1.1

1.4.2 Lingkup Pekerjaan


Adapun ruang lingkup pekerjaan kegiatan penyusunan pra desain penataan
Kawasan Suryakancana ini meliputi:
1. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan penanganan kawasan;
2. Studi literatur dan peraturan perundangan;
3. Mempelajari dokumen draft RTBL Kawasan Suryakancana dan Empang;
4. Survai instansional dan survai lapangan;
5. Kompilasi dan analisis data terkini sesuai dengan kebutuhan Pra Desain Kawasan;
6. Menyusun model 3 Dimensi Penataan Kawasan;
7. Melakukan FGD dengan pihak-pihak terkait.

3 1-3
PENYUSUNAN PRA DESAIN PENATAAN KAWASAN SURYAKANCANA

Gambar 1. 1 Peta Orientasi Kawasan Penataan Suryakancana

4 1-4
PENYUSUNAN PRA DESAIN PENATAAN KAWASAN SURYAKANCANA

1.5 Landasan Hukum


Landasan hukum yang menjadi acuan normatif dari kegiatan Penyusunan Pra
Desain Penataan Kawasan Suryakancana ini terdiri dari:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang


Penataan Ruang;
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
c. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 Tentang RTRW Kota Bogor Tahun
2011-2031

1.6 Metodologi
Keluaran atau hasil dari kegiatan Penyusunan Pra Desain Penataan Kawasan
Suryakancana ini adalah terdiri dari:

1.6.1 Landasan Teori


Upaya percepatan pembangunan perkotaan tematik berkelanjutan melalui
revitalisasi kawasan. Revitalisasi (mengembalikan vitalitas) merupakan upaya untuk
meningkatkan nilai kawasan (nilai lngkungan, nilai ekonomi, dan nilai sosial secara
seimbang) melalui pembangunan kembali dalam suatu kawasan yang dapat
meningkatkan fungsi kawasan sebelumnya.

Revitalisasi dapat menghidupkan kembali kawasan, meningkatkan kualitas


lingkungan, memberikan nilai tambah bagi kawasan dan kota/perkotaan pada skala yang
lebih luas. Revitalisasi kawasan dilakukan untuk mendukung penguatan tematik kota,
menggunakan resep atau pendekatan/konsep hijau, smart, dan lain-lain untuk
mewujudkan kota berkelanjutan.

1.6.2 Pendekatan Perencanaan


Adapun pendekatan penataan bangunan dan lingkungan dapat dilihat pada
diagram berikut ini.

5 1-5
PENYUSUNAN PRA DESAIN PENATAAN KAWASAN SURYAKANCANA

NEW DEPELOPMENT REDEVELOPMENT


PERBAIKAN KAWASAN
PEMBANGUNAN BARU KAWASAN
Penataan lingkungan permukiman
Kasiba/Lisiba
kumuh/nelayan (perbaikan kampung
Pembangunan kawasan terpadu
Perbaikan desa pusat pertumbuhan
Pembangunan desa agropolitan
Perbaikan kawasan
Pembangunan KTP2D (Kawasan
Pelestarian kawasan
Terpilih Pusat Pertumbuhan Desa)
Pembangunan kawasan perbatasan
Pembangunan kawasan PENGEMBANGAN KEMBALI KAWASAN
pengendalian ketat
Peremajaan kawasan
Pengembangan kawasan terpadu
Revitalisasi kawasan terpadu
Revitalisasi kawasan
Rehabilitasi dan rekontruksi kawasan
pascabencana

PELESTARIAN/PERLINDUNGAN
KAWASAN

Pengendalian kawasan pelestarian


Revitalisasi kawasan
Pengendalian kawasan rawan
bencana

P3KP
P2KH, Ecodistrict
Sumber: PerMen PU No 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum RTBL

1.6.3 Pentahapan Pelaksanaan Kegiatan


Adapun tahap-tahap pelaksanaan kegiatan Penyusunan Pra Desain Penataan
Kawasan Suryakancana yaitu sebagai berikut:
1. Studi literatur dan peraturan perundangan
2. Mempelajari dokumen draft RTBL Kawasan Suryakancana
3. Survai instansional dan survai lapangan
4. Kompilasi dan analisis data terkini sesuai dengan kebutuhan Pra Desain Kawasan
5. Menyusun model 3 Dimensi Penataan Kawasan
6. Melakukan FGD dengan pihak-pihak terkait.

6 1-6
PENYUSUNAN PRA DESAIN PENATAAN KAWASAN SURYAKANCANA

1.7 Keluaran
Keluaran atau hasil dari kegiatan Penyusunan Pra Desain Penataan Kawasan
Suryakancana ini adalah terdiri dari:
1. Dokumen Pra Desain Kawasan Suryakancana
Dokumen Pra Desain akan menghasilkan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan
untuk merevitalisasi kawasan.
2. Model 3 Dimensi Kawasan Suryakancana
Gambar 3 Dimensi difokuskan pada rencana revitalisasi Plaza Bogor menjadi
gedung parkir dan pusat kuliner.

1.8 SISTEMATIKA PELAPORAN


Dalam penyajian Laporan Pekerjaan Penyusunan Pra Desain Penataan Kawasan
Suryakancana ini akan disajikan dalam sistematika sebagai berikut di bawah ini, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan,
sasaran, ruang lingkup wilayah dan pekerjaan kegiatan ini, landasan hukum,
metodologi, keluaran kegiatan dan sistematika pelaporan.

BAB 2 PROFIL KAWASAN PENATAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai gambaran umum Kota Bogor, kebijakan
kota terkait kawasan penataan yaitu Kawasan Suryakancana. Selain itu akan
diuraikan pula gambaran Kawasan Suryakancana yang menjadi lokasi penataan.

BAB 3 RENCANA PENANGANAN KAWASAN

Bab ini akan menguraikan mengenai konsep pengembangan kawasan, strategi


pengembangan kawasan, rencana revitalisasi Kawasan Suryakancana serta
kelembagaan yang berisi tentang rencana pembentukan kelembagaan
pengelolaan kawasan.

BAB 4 INDIKASI PROGRAM DAN PEMBIAYAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai indikasi program pelaksanaan penataan


kawasan dan rencana pembiayaan yang diperlukan dalam proses pelaksanaan
penataan kawasan.

7 1-7

Anda mungkin juga menyukai