AULLIA RAHMA P.
071311533096
Rasisme, sesuatu yang sudah terjadi sejak berabad-abad lalu dan masih menjadi
kekhawatiran yang tak ada habisnya. Tindakan rasisme ini selalu berujung kepada
diskriminasi sosial, mengkotak-kotakan, dan kekerasan termasuk juga genosida. Rasisme
adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis
yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu bahwa suatu
ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur yang lainnya. Isu yang
melatarbelakangi rasisme ini adalah keberagaman ras/etnis/ataupun kelompok manusia yang
terdiri dari ragam sejarah, pendidikan, budaya, dan agama.
Sepanjang tahun 2016, terdapat 4 kasus kerusuhan yang berujung pada kematian
anggota salah satu suporter sepak bola di Indonesia. Pada 22 Mei, seorang fans dari
kelompok pendukung PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS), tewas setelah terlibat bentrok
dengan suporter PSIM Yogyakarta dalam perjalanan pulang dari Semarang. Tanggal 6
September 2016, Seorang suporter The Jakmania tewas dikeroyok massa menjelang pintu tol
Palimanan Cirebon dalam perjalanan pulang ke Jakarta setelah menyaksikan pertandingan
antara Persija dan Persib Bandung. 13 Oktober 2016, seorang fans dari kelompok Singamania
meninggal dunia dalam insiden pengeroyokan sesama suporter Sriwijaya FC pascalaga
Laskar Wong Kito melawan Persegres Gresik United. Suporter Persib Bandung tewas pada
tanggal 23 Oktober 2016 akibat dikeroyok massa setelah menyaksikan pertandingan tim
kesayangannya melawan Persegres Gresik United di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang.
Dari kasus suporter bola tadi misalnya, menyanyikan lirik yang mengandung unsur
SARA dan menghina suporter lainnya, secara etis tentunya hal tersebut jujur saja malah
memperkeruh hubungan keduanya. Fanatisme sebagai pendukung klub bola memang boleh-
boleh saja, tetapi hendaknya memang hal itu didasari dengan rasa persatuan, rasa toleransi,
sehingga tidak menimbulkan rasisme yang nanti berujung pada diskriminasi hingga kasus
kriminal.
Tak dapat dipungkiri memang kita ini adalah bagian dari masyarakat yang majemuk.
Sudah seharusnya untuk menumbuhkan rasa saling menghargai dan rasa toleransi antar
sesama. Sampai kapanpun perbedaan itu pasti ada, sampai kapanpun juga dua orang yang
berbeda tetap tidak bisa untuk sama. Tetapi dengan adanya perbedaan tersebut, akhrnya dapat
memperkaya wawasan dan pengetahuan. Stop Rasisme untuk kehidupan multikultur yang
baik.