Anda di halaman 1dari 9

PERAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC)

DALAM MENINGKATKAN KETEPATAN PERHITUNGAN

BIAYA DAN KINERJA PERUSAHAAN

Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Seminar Ekonomi Akuntansi
Dosen Pengampu : Dr. Suyatmini, SE, M.Si

Disusun Oleh :

TITO TRI WIJANARKO


A210 120 060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan Inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Peran Activity Based
Costing (Abc) Dalam Meningkatkan Ketepatan Perhitungan Biaya dan Kinerja
Perusahaan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar
Ekonomi Akuntansi.
Dengan selesainya penulisan makalah ini, penulis menyampaikan terimakasih
kepada Dr. Suyatmini, SE, M.Si, selaku dosen pengampu yang telah memeberikan
tugas seminar akuntansi, sehingga penulis dapat meningkatkan kemampuan dan
kreatifitas dalam pembuatan makalah.
Karena kebaikan dan kebijakan beliau maka penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Semoga kebaikan dan jasa-jasa beliau mendapat balasan dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, dan tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Surakarta, 14 Maret 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
A. Pendahuluan ........................................................................................................... 1
B. Pengenalan Biaya dan Activity Based Costing....................................................... 2
C. Pengelompokan biaya pada Activity Based Costing ............................................. 3
D. Peran Activity Based Costing terhadap ketepatan perhitungan biaya dan
meningkatkan kinerja perusahaan ......................................................................... 3
E. Proses Implementasi Activity Based Costing ........................................................ 4
KESIMPULAN ............................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 6

iii
A. Pendahuluan
Dalam pembuatan suatu produk perusahaan sangat diperlukan ketepatan
dalam pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang dibutuhkan, agar
pengolahan informasi laba perusahaan dapat akurat atas kenyataan biaya yang
dikeluarkan. Pembebanan dengan cara merata-rata atas suatu dasar tertentu dapat
menimbulkan kelebihan atau kekurangan pembebanan biaya overhead pabrik
terutama jika produk yang dihasilkan lebih dari satu jenis. Penggunaan sistem
tradisional (istilah yang digunakan untuk penggunaan satu cost pool atau satu
dasar pembebanan) akan menghasilkan kesalahan perhitungan, khususnya
produk yang memiliki volume tinggi dan biaya tenaga kerja langsung tinggi akan
kelebihan pembebanan biaya.
Untuk mengatasi masalah kekurang tepatan pengidentifikasian, perhitungan,
dan pembebanan biaya maka dikembangkanlah metode ABC (Activity Based
Costing). Dalam metode ini setiap biaya yang tidak dapat dialokasikan secara
langsung kepada objek biaya, dibebankan kepada objek biaya berdasarkan
aktivitas dan biaya dari suatu aktivitas kemudian dibebankan pada objek biaya
dibebankan berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas tersebut. Sehingga
dengan metode ini setiap biaya dapat diidentifikasi, dibebankan, dan hitung
dengan tepat.
Makalah ini membahas tentang : 1. Pengenalan mengenai biaya dan Activity
Based Costing, 2. Penglompokan biaya pada Activity Based Costing, 3. Peran
Activity Based Costing terhadap ketepatan perhitungan biaya dan meningkatkan
kinerja perusahaan, 4. Implementasi Activity Based Costing

1
B. Pengenalan biaya dan Activity Based Costing
1. Biaya
Biaya (Cost) adalah manfaat yang dikorbankan untuk memperolah
barang dan jasa. Manfaat yang dikorbankan berupa atau diukur dalam mata
uang (rupiah, dollar, dll) melalui pengurangan atas harta atau dibebankan
sebagai hutang pada saat manfaat tersebut diperoleh. Pada saat perolahan,
biaya yang dibebankan adalah untuk manfaat sekarang (ongkos/expense) dan
dimasa datang(unexpired cost).
Sebelum membahas metode ABC, harus paham terlebih dahulu apa itu
aktifitas dan apa itu objek biaya. Aktifitas merupakan kejadian, tugas,
pekerjaan yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan Objek biaya
adalah sesuatu yang menyebabkan biaya akan diukur, contohnya berdasarkan
produk, pelanggan, departemen, dan lain-lain.

2. Activity Based Costing


Dalam mengatasi masalah yang terjadi dalam sistem tradisional
perusahaan manufaktur Amerika pada tahun 1970-an hingga 1980-an
mengembangkan metode ABC. Dalam kurun waktu tahun tersebut,
Consortium for Advanced Management-Internasional, sekarang dikenal
dengan nama CAM-I, mengembangkan bentuk dasar untuk mempelajari dan
mempelajari prinsip-prinsip yang ada kemudian dikenal dengan nama Activity
Based Costing.
Dalam sistem ABC setiap biaya yang tidak dapat dialokasikan secara
langsung kepada objek biaya, dibebankan kepada objek biaya berdasarkan
aktivitas dan biaya dari suatu aktivitas kemudian dibebankan pada objek biaya
dibebankan berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas tersebut. Maka
ABC merupakan metode untuk menghitung biaya produk dan membebankan
produk sesuai dengan objeknya, berdasarkan akivitas yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu barang dan jasa

2
C. Penglompokan biaya pada Activity Based Costing
Terdapat 4 kategori dalam pengelompokan sistem ABC, yaitu :
1. Biaya untuk setiap unit
Untuk aktivitas yang akan meningkatkan pada setiap unit yang akan
diproduksi/jasa yang dihasilkan. Contoh: biaya perbaikan mesin, biaya listrik,
biaya penyusutan mesin.
2. Biaya untuk kelompok unit
Berdasarkan aktivitas yang berkaitan kelompok unit/produk yang akan
dihasilkan. Biaya pemakaian mesin, biaya pemakaian tenaga kerja.
3. Biaya untuk setiap produk/jasa tertentu
Berdasarkan aktifitas yang menghasilkan suatu produk dan jasa.
Pengelompokan ini berdasarkan biaya yang memiliki sebab akibat dengan
setiap produk atau jasa yang dihasilkan. Contoh biaya desain.
4. Biaya untuk fasilitas.
Berdasarkan aktifitas pendukung dalam menghasilkan baramg atau jasa yang
dihasilkan. Contoh : biaya pemeliharaan gedung, biaya keamanan

D. Peran Activity Based Costing terhadap ketepatan perhitungan biaya dan


meningkatkan kinerja perusahaan
Dengan menggunakan sistem/ metode ABC, pertama dapat
mengidentifikasi ketidakefisienan proses produksi. Karena dengan sistem
ABC harus dilakukan dengan analissa atas aktivitas yang terjadi diseluruh
perusahaan. Sehingga manajer melihat dengan jelas biaya yang bernilai
tambah dan biaya yang tidak bernilai tambah. Dengan hal tersebut maka
kinerja perusahaan dapat efektif dan efisien baik dalam biaya maupun waktu.
Untuk yang kedua dengan metode ABC perhitungan biaya dalam
suatu hasil produksi lebih akurat. sebab dengan ABC lebih fokus pada biaya
per unit. Sehingga dalam pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh
manajer ataupun pihak-pihak yang membutuhkan untuk pengambilan

3
keputusan lebih akurat. Selain itu dengan fokus pada biaya per unit dapat
membantu dalam hal pengendalian biaya.

E. Implementasi Activity Based Costing


Sebelum dapat melaksanakan ABC dibutuhkan serangkaian kegiataan agar
perusahaan dapat mengetahui dengan tepat jenis-jenis biaya yang dikelompokkan
sebagai biaya tidak langsung, dasar pengelompokkan dan aktivitas biaya pada
proses bissnis perusahaan.
Tahapaan penyusunan hingga implementasi ABC adalah pada tahap
pertama perusahaan memeriksa ulang seluruh informasi keuangan perusahaan.
Pada tahap ini melihat seluruh informasi biaya untuk mengetahui biaya pa saja
yang terjadi dan mengelompokkan biaya. Pada tahap kedua menentukan tujuan
penerrapan sistem ABC. Perusahaan menentukan penerapan untuk tujuan yang
ingin dicapai, agar lebih fokus dan dapat berhasil dengan baik. Untuk tahap
ketiga menetapkan aktifitas utama yang menyebabkan perubahan pada beban
tidak langsung. Pada tahap ini perusahaan meakukan tinjauan dengan cara
wawancara terhadap pelaksana, dari hasil tersebut dilakukanlah pengelompokan
biaya berdasarkan aktiftitas. Sehingga dapat diketahui aktifitas mana yang
memiliki biaya yang besar atau kecil untuk selanjutnya digunakan dasar
pengelokasian biaya. Pada tahap keempat yaitu menghubungkan biaya tidak
langsung dengan aktivitas sehingga dapat dihitung tarif per unit untuk setiap
dasar alokasi yang digunakan untuk dasar pengalokasian biaya pada objek
biayanya. Setelah dihubungkan maka selanjutnya pada tahap kelima adalah
menghittung biaya tidak langsung yang dibebankan pada objek biaya. Pada tahap
ini bermanfaat untuk mengetahui pembebanan biaya tidak langsung, Selanjutnya
pada tahap keenam mengenai penghitungan total biaya pada setiap objek biaya,
yaitu dengan menjumlah biaya langsung dan biaya tidak langsung. Dan
selanjutnya dalam tahap terakhir tahap ketujuh menggunakan hasil perhitungan
untuk melakukan perbaikan dan pengambilan keeputusan yang relevan.

4
KESIMPULAN

Aktivity Based Costing adalah perhitungan dan pengalokasian biaya


langsung ataupun tidak langsung (biaya yang tidak dapat dialokasikan dimetode
tradisional) secara langsung kepada objek biaya, dibebankan kepada objek biaya
berdasarkan aktivitas dan biaya dari suatu aktivitas kemudian dibebankan pada
objek biaya dan dibebankan berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas
tersebut. Dengan sistem ini maka perhitungan biaya lebih akurat sebab
perhitungan biaya berdasarkan biaya per unit dan berdasarkan aktivitas yang
terjadi, serta pengalokasian dilakukan dengan cara dibebankan pada objek biaya.
Sehingga keakuratan perhitungan biaya yang terjadi dapat dihitung dengan lebih
akurat, dapat digunakan untuk perbaikan (sebab mampu memberikan informasi
baiya mana yang memiliki value added dan tidak memiliki value added sehingga
perusahaan lebih efisien dan efektif), serta dengan sistem ABC pengambilan
kebijakan yang diambil dapat lebih relevan sebab informasi yang digunakan
lebih akurat.

5
Daftar Pustaka

Cartel, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta : Salemba Empat.

Cartel, William K dan Milton F. Usry. 2004. Akuntansi Biaya. Jakarta : Salemba
Empat

Cashin, James A dan Ralph S. Polimeni. 1986. Akuntansi Biaya. Jakarta : Erlangga.

Dunia, Firdaus Ahmad dan Wasilah Abdullah. 2012. Akuntansi Biaya. Jakarta
Selatan:Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai