Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN PENELITIAN KIMIA TERBARU

ANALISIS JURNAL

STUDENTS ATTITUDES, SELF-EFFICACY AND EXPERIENCES IN A MODIFIED


PROCESS-ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING UNDERGRADUATE
CHEMISTRY CLASSROOM

Writter: V.R. Vishnumolakala, D. Southan, D. Treagust, M. Mocerino, S. Qureshi

DISUSUN OLEH:
ERMIA HIDAYANTI
(17728251038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA PASCA SARJANA


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
1. Alasan Pemilihan Tema
Pemilihan tema penerapan Process-Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL)
termodifikasi dilatarbelakangi oleh penelitian saat S1 yakni tentang penerapan model
pembelajaran Guided Discovery Learning (GDL) yang memiliki kesamaan dalam prinsip
penerapan pembelajaran. POGIL dan GDL keduanya merupakan pembelajaran aktif yang
berpusat pada siswa dengan guru sebagai fasilitator. Peneliti terdahulu hanya terfokus pada
hasil belajar (kognitif) tidak pada proses belajar (afektif dan psikomotor). Pengembangan
model pembelajaran kimia yang bermakna yang didasarkan pada kognisi sosial dan
perilaku siswa menjadi isu hangat dalam peneliti pendidikan kimia kontemporer saat ini.
Kognisi sosial dan perilaku di sini mengarah pada aspek afektif siswa.
2. Pendahuluan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi sikap siswa, self-efficacy
dan pengalaman belajar kimia di kelas yang menggunakan POGIL (Moog, et al., 2009)
yakni pedagogi pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. Pengembangan dan
implementasi POGIL sangat penting karena pembelajaran ini didasari pada pemahaman
pengaruh kausal karakteristik afektif siswa dalam hal ini pengalaman belajar siswa.
Konstruksi sikap dan self-efficacy yang afektif penting dalam meningkatkan hasil kognitif
siswa. Penelitian pendidikan kimia kontemporer mengenai praktik pedagogis inovatif
seperti POGIL lebih terfokus pada konstruksi kognitif seperti prestasi belajar siswa dan
pembelajaran mereka daripada konstruksi afektif (Kahveci dan Orgill, 2015) sehingga
perlu adanya penelitian yang berfokus pada konstruksi afektif dan psikomotor. Dilaporkan
hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pembelajaran POGIL dapat
menyebabkan hasil pembelajaran hasil yang relevan antara kognitif dan afektif siswa yakni
membantu dalam pengembangan attitude dan self efficacy.
3. Kajian Teori
Process-Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) adalah didasari teori belajar
konstruktivistik dengan strategi instruksional berpusat pada siswa yang memberi
kesempatan, sekaligus mengajarkan keterampilan proses seperti pemecahan masalah,
penalaran deduktif, komunikasi, penilaian diri, kerja tim, dan manajemen waktu (Eberlein,
et al., 2008). ; Moog dan Spencer, 2008).
Sikap adalah evaluasi keseluruhan terhadap perilaku yang sangat spesifik yang
didefinisikan dalam hal tindakan, target, konteks, dan waktu (Koballa dan Glynn, 2007).
Ada tiga komponen (Eagly dan Chaiken, 1993; Engel, et al., 1995) dari sikap: 1) kognitif;
2) afektif; dan 3) perilaku.
Bandura (1997) mengemukakan self-efficacy sebagai kemampuan generatif dimana
subskill kognitif, sosial, emosional, dan perilaku dicampur untuk fungsi yang efektif,
sehingga merupakan kontributor penting pencapaian kinerja. Self-efficafy secara positif
mempengaruhi tingkat motivasi (Hassankhani, et al., 2015), minat disipliner (Miura, 1987),
dan prestasi akademis (Bong, 2001; Dorit, 2015; Hackett , et al., 1992).
4. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah mix-method gabungan antara penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Desain penelitian sequensial (triangulasi) yang menggunakan desain quasi-
experimental-one group-pre and post-test with no comparison group untuk kuantitatif dan
kualitatif menggunakan wawancara semi terstruktur.

Penelitian dilakukan selama satu tahun melingkupi 2 semester perkuliahan.


Sampel penelitian yakni mahasiswa S1 di Australia yang terdaftar dalam 2 semestertahun
2015 dimana 213 untuk semester 1 dan 67 untuk semester 2.
Ada dua jenis instrumen yang digunakan sesuai dengan jenis data yang akan
dikumpulkan antara lain sebagai berikut:
Data kuantitatif menggunakan kuisioner (pretest dan posttest) skala likert 7 yang sudah
ada yakni Attitudes toward the Study of Chemistry Inventory (ASCI- v2) Chemistry
Attitudes Experience Quisioner (CAEQ). Analisis reliabilitas instrument menggunakan
teknik Alpha-Cronbach. Analisis data menggunakan uji signifikansi dua pihak (uji-t).
Data kualitatif menggunakan wawancara semi terstruktur pada 10 lalu dianalisis
menggunakan software NVivo 10 (2012).
5. Hasil
a. Kedua instrumen ASCI v2 dan CAEQ memiliki nilai Alpha Croncbach 0,70 dan
dianggap sangat realiabel.
b. Terdapat perbedaan signifikan pada sikap mahasiswa pelajaran kimia.
Pembelajaran kimia dengan POGIL berdampak positif terhadap sikap mahasiswa
terhadap kimia.
c. Terdapat perbedaan signifikan pada self-efficacy mahasiswa pelajaran kimia yang
menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan POGIL dapat meningkatkan self-
efficacy mahasiswa.
d. Hanya pada 3 jenis pengalaman belajar yang menunjukkan hasil signifikan yakni
LLE, WLE, dan LLE sedangkan untuk LLE tidak menunjukkan hasil signifikan
karena mahasiswa kurang antusias belajar menggunakan metode ceramah (LLE).
6. Kesimpulan
Persepsi siswa setelah pembelajaran POGIL (Process-Oriented Guided Inquiry
Learning) terhadap sikap, self-efficacy, dan pengalaman belajar jauh lebih tinggi daripada
sebelum penerapan POGIL. Intervensi POGIL memberikan pengalaman afektif yang
positif kepada siswa yang baru mengenal kimia atau memiliki pengetahuan kimiawi
terbatas.
7. Kelemahan dan Keunggulan
Bagian Kelemahan Keunggulan

Pendahuluan Deskripsi POGIL kurang dalam Penjelasan lengkap untuk setiap fokus
sintaks. penelitian, baik dari model POGIL,
Tidak ada kelompok kontrol dalam attitudes, self-efficacy, dan
penelitian bias dari desain yang experience learning.
disebutkan (pre-eksperimen)
Peneliti tidak mempertimbangkan
latar belakang pendidikan dan
kewarganegaraan mahasiswa
Instrumen Hasil uji coba instrument (nilai r alpha Instrumen sangat reliable untuk
Cronbach) tidak dijelaskan secara digunakan dalam pengukuran
rinci.

Analisis Uji data kuantitatif hanya -


Data menggunakan statistic inferensial uji-t

Pembahasan Tidak semua hasil wawancara yang Pembahasan padat dan penuh
dicantumkan, hanya beberapa yang informasi, data kuantitatif
mendukung data kuantitatif. dikuatkan oleh data kualitatif
Tidak dicantumkan penjelasan atau sehingga hasil penelitian lebih
keterangan yang menggambarkan dapat dipercaya.
hasil wawancara seluruh partisipan Temuan-temuan saat wawancara
yang dicantumkan dalam
pembahasan menjadi gambaran
otentik dari penelitian.
Dicantumkan lampiran instrument
dan hasil analisis data, sehingga
jurnal lebih lebih kredibel.
Sumber - Menggunakan banyak sumber
Pustaka pustaka

Anda mungkin juga menyukai