Anda di halaman 1dari 58

MENGENALI DAN MENCEGAH BERBAGAI BENTUK

KECURANGAN

Oleh:

Hiro Tugiman

7'Z '27 '2 ~<;I? (Fe - Pc


f I, b' a (

Disajikan dalam "Semina," FlIllgsi I'emc,"iksaan Intern Yang EfcktiP'

pada

Tanggal 12 - 14 Agustlls 1996

di

.J a ka ria
J)AFTAR lSI

Halaman

DAFTAR IS] ..... .

1. PENDAIHJLUAN ........................................ .

2. STRATl':GI DADAN USAIIA ..... 2

3. pr-:NGERTIAN DASAR AUDIT INTERNAL. 6

4. MENGENALJ DAN MENCEGAB KECURANGAN ............. 19

a. Mengenali bentuk kecurangan .......................... 19

h. Mencegah kecurangan ............................... . 25

c. Bentuk-bcntuk kecurangan . 29

5. KONSEP BARU AUDIT INTERNAL .. 32

6. AUDIT INTERNAL SE13AGAI PROFES] 40

7. KL':SIMPULAN ......................... . 52

DAFTAR PUSTAKA ..... . 54

TENTANG PENULIS .. 55
MENGENALI DAN MENCEGAH BERBAGAI BENTUK
KECURANGAN

1. PENDAHULUAN

Masyarakat masa depan, katakanlah sampai kurun waktu


tahun 2020, akan sampai pad a masyarakat modern yang
mandiri dan berada di dalam lingkungan yang kompetitip. Aspek
yang relevan dalam peran badan usaha di masa depan adalah
aspek bidang ekonomi.

Saat ini dan masa depan tidak ada cara lain bahwa badan
usaha harus menghadapi desentralisasi, demokratisasi dan
deregulasi dengan tekanan utama desentralisasi di samping
kompetisi yang luas. Dalam pengertian ini kemampuan untuk
kompetisi dan membentuk aliansi baik dalam lingkup domestik
maupun global menjadi suatu yang sangat menonjol.

Lingkungan kompetitip yang terbina dan ditujukan untuk


mencapai tingkat efisiensi dan kualitas hanya dapat diwujudkan
apabila terdapat budaya kompetisi.Peran badan usaha di masa
depan masih merupakan kekuatan yang dominan dan harus
tetap terbina.

Masalah-masalah manajerial dan efisiensi manajemen dapat


ditingkatkan dengan meningkatkan sistem pengendalian
manajemen Demikian pula peran audit internal yang efektif
akan membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi dan
akhirnya kinerja perusahaan akan meningkat.
2. STRATEGI BADAN USAHA

Setiap manajemen badan usaha akan menentukan sasaran-


sasaran yang akan dicapai, biasanya disebut kinerja,unjuk
kerja, prestasi kerja atau performance. Perusahaan
mengkoordinasikan berbagai potensi dan menetapkan langkah-
langkah strategis untuk mencapai berbagai sasaran dan
mlslnya.

Collins (1992. 309 - 342) menggambarkan langkah


strategis perusahaan sebagai berikut

Gambar 1 . The wheel of business strategy.

Kegiatan perusahaan tersebut akan meliputi berbagai


sasaran dan mlsl suatu usaha, di dalamnya juga memuat
tentang berbagai kebiJaksanaan pendukung yang akan
diterapkan untuk mencapai sasaran perusahaan.
Pernyataan tentang sasaran haws diperluas dengan suatu
pernyataan khusus tentang produk, teknologi, jalur distribusi,
teknik pemanufakturan dan kebijakan pelayanan apakah yang
akan diterapkan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Lingkaran strategi merupakan alat yang sangat berguna untuk
mengilustrasikan tingkat kekhususan dan konsistensi yang
harus dicapai dalam suatu usaha. Sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar di atas, dalam inti strategi bisnis terdapat
berbagai sasaran bisnis serta konsep tentang bagaimana cara
perusahaan dalam berkompetisi.

Oi sekeliling inti strategi bisnis terdapat berbagai


kebijaksanaan fungsional kunci yang sama pentingnya, yang
masing-masing harus konsisten satu sama lain serta sejalan
dengan sasaran yang ingin dicapai perusahaan.

Oari strategi perusahaan di atas para fihak yang


berkepentingan (stakeholder) akan menuntut hasil sesuai
dengan kepentingannya. Untuk sejumlah alasan yang akan
nampak jelas, pandangan dan tuntutan ini dapat disebutkan
sebagai "pandangan masyarakat terhadap perusahaan".
Masyarakat akan mengamati berbagai hal yang dilakukan oleh
perusahaan.

Kemungkinan besar uraian yang dibuat akan mencerminkan


pandangan stakeholder terhadap perusahaan, sebagaimana
yang secara sistematis ditunjukkan pad a gambar sebagai
berikut :

.'
Gambar 2 : A stakeholder view of the firm

Dalam pandangan ini, perusahaan dilihat sebagai kumpulan


transaksi, yaitu suatu pertukaran antara uang (perusahaan)
dengan pekerjaan yang dilakukan oleh para karyawan,
pertukaran antara uang dengan berbagai barang dan jasa yang
diberikan oleh pensuplai, pertukaran antara barang dan jasa
perusahaan dengan uang para pelanggan, pertukaran antara
uang yang sebelumnya telah diterima oleh perusahaan dengan
uang yang kemudian dibayarkan kepada para investor atau
pemberi pinjaman, pertukaran antara uang yang sebelumnya
telah diserahkan oleh perusahaan dengan uang yang kemudian
diterima dari para debitur (misalnya bank dan perusahaan lain
dimana perusahaan telah melakukan investasi), serta
pertukaran antara uang dengan penggunaan berbagai jasa dan
fasilitas yang diberikan oleh pemerintah, yang memiliki

4
sejumlah kewenangan untuk mengendalikan dan mengawasr
perusahaan.

Pandangan par'a stakeholder terhadap unjuk kerja


perusahaan dapat saja berbeda satu dengan lain sesuai dengan
kepentingannya. Namun para stakeholder sepakat bahwa
perusahaan wajib dikelola dengan efisien, efektif, berkembang,
memberikan deviden cukup dan tidak dibenarkan adanya
kecurangan.

Para stakeholder akan menilai unjuk kerja atau performance


dibandingkan dengan standar atau keinginannya. Dengan
demikian ~rformance adalah suatu hasil dari kegiatan atau
pekerjaan,

Bailey (1982: 318) tentang performance mengemukakan :

"Performance then defined as the result of a pattern of action


carried out to satisfy an objective according to some standards"

Menurut Bailey performance merupakan suatu pola tindakan


atau perilaku yang tampak
,t.
dalam mencapai tujuan diukur atau
dibandingkan dengan suatu standar. Jadi performance adalah
pencapaian suatu tujuan dari suatu kegiatan atau pekerjaan
tertentu dengan memperhitungkan perilaku yang diukur dengan
suatu standar. Dengan demikian hasil dari kegiatan
perusahaan mesti dinilai. Itulah sebabnya diadakan suatu
proses penilaian atau audit.

5
3. PENGERTIAN DASAR AUDIT INTERNAL.

Audit sebagai sLiatu bidang berkaitan deng3n tinjauan


tentang cara bagaimana peristiwa-peristiwa bisnis diukur dan
dikomunikasikan. la Juga berkaitan dengan tinjauan kelayakan
dan kepastian semua sistem informasi manajemen serta
prosedur-prosedur operasinya. Lebih dari satu grup para ahli
yang menaruh perhatian terhadap audit.

Cashin's (1988 1-10), mengemukakan bahwa secara


umum audit dikelompokkan kedalam tiga cabang yang
memperlihatkan sifat pemeriksaan, yaitu :

a. Governmental auditing,

b. Independent auditing dan

c. Internal auditing

Unit audit internal adalah bagian dari organisasi dan


fungsinya tidak terpisahkan dari kebijaksanaan yang dibentuk
oleh manajemen puncak perusahaan.

Pada dasarnya, layanan yang diberikan oleh para auditor


cabang audit di atas adalah sarna, dan kini setiap cabang telah
terpisah dan mempunyai tanggung jawab jelas dengall tingkat
kebebasan yang berbeda.

Akuntan publlk (Certifield public accountant) di Arnerika


Serikat rnernpunyai sejarah yang cukup tua bila dibandingkan
dengan audit internal.

I.blalah in; di~~jibn I';\d,l "SUd/NAil I-II.\'( ;,\"1 }'/ :.Ii .';.'!, \ ! I \' IS II./!S ) .1.\'(; Off{ Ifi' ". I<",~;:"IIJ A},""'fI_, !')')(, ,II ./",,,",1
~~~_.~ __.___ ~_~.~ , _s ~~. h ,i ~~~,,_!
___ First t~~i!1ing".~~_~l.~JO!/~~_I: Ivcrs it y
... I'- irs~E!'o fess i.?.~~~~L OI'~'lll__~_~;_~~i~:ll :
AICPA
-"-~'~-~-~'-----'-'~'-~~'"

IIA

~ --~~~-~~~~--~~~~-~- --cci9'""'0--=5~+-
__ ~..Joun.~~!f A~:Ot~.~~t~~X__ _ ~--~~~~~~~~-~~-~~~----- f-------f-----:-c9cc4-;C-3~-
The Internal Auditor l
~-----1f-_;_;:cc;:--+___c:_;:c;ccc_1
Formal Code ofElilics 1917 1968
------~-~~~---~~-~~~~~-~----~-~---+__;_~-_t-~_:;;:___1
Standards
____ for Profcssioll;:!1 Prac! icc
~____ _~~ ~ ~~_~~_~~ ____ _ _ _
~ ~~~~~_--L _1954
_ _- - ' -_1978
_- - '

Tabcl 1 : Perbanciingan audit ckstcrnal d:lIl intCn13! eli Amerika Serikat

Berhubung audit internal relatif masih baru, maka masih


bClnyak unit audit internal (internal auditing) pada suatu
perusahaan peranannya masih belum optima/. Manfaat dari
peran audit internal membantu manaJemen dalam
meningkatkan kinerja perusahaan sang at tergantung dari sikap
pimpinan dan auditor internal perusahaan yang bersangkutan.

Perkembangan audit dan audit internal (khususnya


BUMN/BUMD) di Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut
-_._---_.-- ..----
--
~---

~---
u,.
Pcndidikan pCI1.~!11a pcmbtl~lI<I
Pendidikan pc~.ta!lla ~~.i~~
Pendidikan akuntansi (UI)
Pendidikan audit internal d
_ .. "--
Pendidikan qualiried inter!
f--- .--
Undang-undang (No. 34) !llCI1~'
r---:. -----~--.~~~.---~
Sertir,kasi QIA
Bcrdirinya Ikat~t~./\kllnt;~ Ind
Berdirinya FKSPI IJULIN - 1985
.~ -~-.~.-'-~"-'-- r~-:1-:C9C:6:2C----\---'--~--
K O!~gres pertamil [A [
~'~~~--~-'----~-~'" -.-+---'..C-----1f-~~--{
Munas pcrtama F](~.!~J MN'IlUMIJ 1986
- .... - ..--~-.------~- ~--c-19~=:7"'3-+------
Nortna Pemeriksaan Aklll11a!\
--~~~--~--~---- .....=:'c--+----.,---:-;::-;--
Norma Pemeriksaan SPI B lJ-,-vi Nlllt).I\1D (d isu su n B P K_I~),-_-+_ _ _ _+_1_9_8_5__-1
Standar Profcsion31 Audit [mernal
------- 1--;-;C9:0O:----\----'-
~~.~~~--.-~~

Kade Etik Akunlan (Publik) 1 73


'~'--~-'--------r'---+------{
Kade Etik SPI (audilor inl erna])
--~~---.- ~----~-'---f---=~+----
Majalah Akuntansi Pertama ka Ii IClbil 1960
---.~-.-- .-----~-----+__-'..:...:..:.....__+-:=o::_
Majalah sri perlama kali I erbit 1988

Tabcl 2 : rcrbandingall audit c\,:sterllal d;1Il internal di Indonesia

7
Oi samping pentingnya dukungan pimpinan perusahaan
terhadap audit internal, maka yang lebih penting lagi adalah
bagaimana audit internal meningkatkan perannya memb;:mtu
pimpinan mencapai tujuan perusahaan.

Audit internal melupakan karyawan suatu perusahaan yang


mempunyai misi utama untuk melayani organisasi dengan
berbagai cara. Profesi auditor internal telah berkembang sampai
pada tingkat yang memungkinan audit internal melayani
kebutuhan organisasi yang luas. Jasa yang diberikan auditor
internal mencakup dimensi finansial dan operasional berbagai
kegiatan satuan usaha atau organisasi.

AUDIT

Pendapat beberapa ahli mengenal pengertian audit


(auditing) antara lain.

ARENS (1994. 1) mengemukakan bahwa

"Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about


quantifiable information of an economic entity to determine and
report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by
a competent independent person".

Untuk melaksanakan audit, diperlukan informasi yang dapat


diverifikasi dan sejumlah kriteria yang dapat digunakan sebagai
pegangan pengevaluasian informasi tersebut.

Ma\.:alalo "" d'''JI~,~n p,1,b ".\'1.,\ liN .. fJi 1-1 .Ii;, ;SII'I.\ /I RII:.'...I ~N IN II:I</,' rANI; 1:0;;;111- ". {""Kt:"/ I J .{':"''''' "I'I(,.h /".," /./
Informasi yang dapat diukur memiliki berbagai bentuk,
sedangkan kriteria untuk mengevaluasi informasi kuantitatif
cukup beragam dan audit dilakukan oleh orang yang
berkopeten.

Selanjutnya Kiger (1994 6) mengemukakan bahwa :

"Auditing is the systematic process by which a competent,


independent person objectively obtains and evaluates evidence
regarding assertions about an economic entity or event, for he
purpose of forming all opinion about and reporting on the
degree to which the assertion conforms to an identified set of
standards".

Seorang auditior harus mempunyai kemampuan memahami


kriteria yang digunakan serta mampu menentukan jumlah bahan
bukti yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan yang akan
diambilnya. Auditor harus pula mempunyai sikap mental yang
independen. Sekalipun auditor adalah ahli, apabila tidak
mempunyai sikap independen dalam mengumpulkan informasi
akan tidak ada artinya, sebab informasi yang digunakan untuk
mengambil keputusan haruslah tidak bias.

Tahap terakhir setelah selesai dalam melakukan audit


adalah penyusunan laporan yang merupakan alat penyampaian
informasi dan temuantemuan kepada para pemakai laporan.

Audit sebagai suatu bidang usaha berkaitan dengan tinjauan


tentang cara bagaimana peristiwa-peristiwa bisnis diukur dan
dikomunkasikan. la juga berkaitan dengan tinjauan kelayakan
dan kepastian seillua sistcill inforillasi Illanajemen serta
prosedur-pmsedur oper-asinya

Sebagai disiplin ilIllU, auditing telah berkembang dan telah


membiakkan banyak macam bidang dan Jenls audit Sering
terjadi perbedaan pendapat tentang apa yang akan dicoba
dicapai oleh tiap macam audit. Bahkan di antara para auditor
sering kali terdapat ketidak cocokan tentang batasan yang pasti
dari tiap macamnya_ Perkembangan bidang audit telah
merengkuh keuangan, pemenuhan kinerja, nilai uang,
operasional, hasil program manajemen dan efektivitas_

Barlow (1995: 21) menggambarkan hubungan antara


berbagai tipe audit sebagai berikut :

COMI'REIIENSIVF Al)IJITS
I
I I
QUALITY QF PERFORMANCE
MANAGEMENT/CONTROL

FISCAL (Financial and Compliance AUdtit~S:-:=~I~JI:~:H~r:~O~Hr~~A~N~C~E~O~R~O~PE~-R~A~T~IO~N~A~L~A~U~D~IT:S==~


i Ii I
IFINANCIAL II COMPLIANCE I 1r----:-M:-:A~N..,.AG..,.(..,.cR::-,IA..,.(..,._-'p PROGRAM RESULTS I
OR QUALITY OF
PERFORMANCE

Audit Traditional legality EconOrlllC Mission


Focus Compliance with AcquiSition Accomplishment
Regulation, and Efficient and/or Progress
Policies use of f:;:(:soulcr:s toward Objectives
Procedures, etc
Management Pe!iormance
1~0pre5("n!at!olls Standards
may be made expliCitly may exits
,. may be Impli(~d may be unavaHable,

GambaI' 3: The re!ationsilip tll'IWCl'll dllTcrl'l1! t:p.'s of audits

Tidak ada perbedaan yang mendasar, dan semuanya


mencoba memperbaiki kinerja organlsasi_ Perbedaannya
terletak dalam aspek kinerja mana yang disoroti. Umpamanya
yang disoroti undang-undang, peraturan, anggaran dan

10
kebijakan intern. Audit operasional menggunakan sampal
sejauh mana suatu unit memanfaatkan sumber daya (efisiensi
dan ekonomis) dar-i unit yang bersangkutan

AUDIT INTERNAL

Teori-teori dasar dan konsep-konsep audit telah menjawab,


bahwa keberadaan atau alasan diadakan audit adalah audit
ditujukan memperbaiki kinerja unit organisasi.

Suatu unit dapat berbentuk sebuah perusahaan, divisi,


departemen, seksi, unit bisnis, fungsi bisnis, proses bisnis,
layanan, informasi, sistem atau proyek. Jika tindakan audit
berhasil dalam meningkatkan kinerja unit, maka berarti
menunJang ke arah perbaikan kinerja organlsasl secara
keseluruhan.

Audit internal Illerupakan kegiatan penilaian bebas,


dipersiapkan dalalll organisasi sebagai suatu jasa terhadap
organisasi. Kegiatan ini Illeilleriksa dan menilai efektivitas yang
lain dalalll organisasi.

Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi tidak memiliki


sumber inforillasi internal yang bebas Illengenai kinerja para
manajer. The Institute of Internal auditors (!lA, 1995 : 3) dan
Sawyer's (1988 : 6) mengeillukakan bahwa :

"Internal auditing is an independent appraisal function


established within an organization to examine and evaluate its
activities as a service to the organization"

11
Dari definisi di atas terdapat lima konsep kunci audit internal
(Barlow, 1995 11) sebagai berikut

~-----------.~.----------------~

Independen

Pengawasan yang
menguji dan menilai \ -_ _ _ _..,..-Kegiatan
pengawasan penilaian
Audit Internal

Layananjasa
bagi organisasi Diadakan dalam
organisasi

Gambar 4: Lima konscp kllJlci audit internal

Dari Lima konsep kunci audit internal di atas implikasinya


bagi auditor akan nampak pad a uarian berikut

a. Independen.

Standar menentukan bah'iVa para auditor seharusnya tidak


terikat pada kegiatan yang mereka periksa (Standar 100).
Karenanya suatu fungsi audit harus be bas dari unit-unit
yang diperiksanya Masalahnya adalah, bagaimana para
auditor dapat bebas padahal ada di dalam organisasi?
Dapat dipastikan bahwa audit internal bersentuhan dengan
fungsi-fungsi lain di dalam organasi. Sebagai akibatnya ia
harus kehilangan kebebasannya meski bagaimana kerasnya

12
berusaha untuk tidak tersetuh. Tidak jarang auditor dirninta
ikut rnenyusunkan sistern dalarn organisasinya.

b. Kegiatan peni/aian

Pad a hakekatnya kegiatan audit adalah penilaian. Jika para


pengelola unit rnelaksanakan penilaian oleh rnereka sendiri
dan rnelaporkan hasilnya, para auditor dapat dihubungi guna
rnenilai rnutu laporan dan rnenunjukkan keabsahannya.
Lebih jauh lagi rnereka bisa rnenilai rnutu proses penilaian
diri yang diikuti oleh para pengelola unit

Untuk rnenilai sesuatu dipersyaratkan bahwa penilai harus


sudah rnenata standar kinerja sebagai pengukur kinerja.
Sebagai contoh, untuk rnenilai kinerja unit si auditor
rnernbandingkan kinerja aktual terhadap standar, yaitu apa
yang seharusnya dicapai

c. Oiadal<an da/am organisasi

Para auditor internal rnerupakan karyawan dad organlsasl


yang rnereka audit. Untuk rnernbedakan rnereka dari para
auditor eksternal, rnel-eka rnenarnbahkan kata keterangan
sifat internal. Para auditor eksternal rnelaksanakan tugas
auditnya seperti auditor internal narnun bekerja untuk
organisasi lain.

,
1-,
d. Pelayanan terl7adap organisasi.

Konsep yang keempat adalah konsep yang paling penting


bagi kelangsungan hidup fungsi audit internal. Kunci
keberadaaan audit internal adalah layanan untuk para
pemakai jasa. Hanya organisasi audit internal yang
menyediakan layanan, yang oleh pemakai jasa dianggap
mengalami pertambahan nilai-nilai, yang akan berlangsung
keberadaannya apabila ikut membantu keberhasilan unit.

Layanan bagi user memperkuat kedudukannya dalam


organisasi. Audit internal yang menyediakan layanan yang
kurang bermutu bagi pemakai jasa menghadapi ancaman.

Ancaman ini akan meningkat bila persaingan semakin tajam,


di mana organisasi mencoba mengurangi biaya. Terdapat
juga beberapa kasus tentang fungsi audit dihentikan,
disebabkan karena mereka tidak menyediakan pelayanan
pad a para pengguna jasa internal.

e. Pengawasan yang menguji dan menilai pengawasan lain.

Konsep terakhir adalah konsep yang berkisar tentang apa


yang dilakukan para auditor internal.

Standar mengatakan bahwa audit adalah suatu pengawasan


yang berfungsi menguJI dan menilai efektivitas dari
pengawasan lainnya. Seperti halnya standar menggunakan
istilah "Pengawasan dari pengawasan internal" kecuali

14
pada kasus-kasus eli mana harus membedakan antara
pengawasan internal elan pengawasan eksternal terhadap
seluruh kegiatan organisasi.

Para ahli berpendapat bahwa pengawasan-pengawasan


lainnya mencakup semua pengawasan yang dimanfaatkan
oleh para pemilik organisasi, dewan direksi dan para
manajer untuk mendapatkan jaminan bahwa organisasi dan
unit-unit lainnya akan bekerja dengan baik. Jelaslah
bahwa auditor tidak boleh berpandangan sempit tentang
pengawasan lainnya. Oi dalam perusahaan, dewan direksi
yang paling utama memanfaatkannya.

Bahwa dewan direksi itu adalah Otak pengawas sebuah


perusahaan dan bagian terpadu dari struktur manajemen.
Auditor internal perlu menyoroti pengujian dan penilaian
mutu pengawasan organisasi.

Jadi tugas auditor internal mencakup pengawasan terhadap


para manaJer. Karenanya mengapa sementara auditor
menyebutkan pengawasan terhadap pengawasan yang lain,
lebih-Iebih lagi ini mendukung pendapat bahwa fungsi itu
harus terlepas dari para manajer dan idealnya auditor
internal harus Juga Illengaudit kegiatan manJaer-manaJer
puncak.

Mengaudit kegiatan para manajer puncak merupakan pokok


masalah yang panas yang dihadapi profesi audit internal
sampai dewasa ini.

15
LAYANAN AUDIT INTERNAL.

Audit eksternal yang dilaksanakan oleh kantor akuntan


publik di sam ping memberikan pelayanan audit, khusunya bila
akan memberikan pendapat atas laporan keuangan, juga
memberikan nasihat bidang perpajakan dan bila perlu dapat
memberikan konsultasi dalam rangka perbaikan
performansinya.

Bila dibandingkan audit internal dengan eksternal dari


berbagai aspek pelayanan (Barlow, 1995: 45) akan nampak
sebagai berikut :

ASPEK INTERNAL EKSTERNAL

Konsurnen Manajer/l<omite auelit Pernegang saharn

Fokus Resiko Usaha Resiko Laporan Keuangan

Orientasi Saat ini dan yang akan datang Yang lalu sampai saat ini
Pengendalian Langsung Tidak langsung
, ... _-,.,-_._--'- ---,,-- ., .. -, -,.--.,~~,-~-~

Kecurangan Langsung Tidak Langsung

Keilebasan Obyektivitas Berdasar status

Kegiatan Proses yang sedang berjalan Tlap periode akuntansi

GambaI' .5 : Pclayallan iJudit internal dan chlem;1i

Oi samping tugas pokok audit yaitu memperbaiki kinerja


organisasi, audit internal juga seringkali memberikan layanan
berupa pemberian saran untuk memperbaiki kinerja bagi setiap
level manajer.
Hal ini sesuai dengan ruang lingkup kegiatan audit internal
dalam perusahaan IIA (1995 : 29) mengemukakan bahwa
ruang Iingkup kegiatan audit internal adalah :

"The scope of internal auditing should encompass the


examination and evaluation of the adequacy and effectiveness
of the organization's system of internal control and the quality of
performance in carrying out assigned responsibilities".

Sejalan dengan hal di atas, maka The Institute of Chartered


Accountans in Australia (ICAA, 1994: 76) tentang ruang lingkup
auditor internal mengemukakan :

"The scope and objectives of internal audit very widely and are
dependent upon the size and structure of the entity and the
requirements of its management"

Normally however internal aud'lt operates in one or more of the


following areas:

a. Review of accounting system and related internal controls.

b. Examination for management of financial and operating


information.

c. Examillation of the economy, efficiency and effectiveness of


operatiolls illcluding non-financial controls of an
organizatlOil

Audit internal di Indonesia, khususnya BUMN diatur


berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983, pasal
46 yaitu :

17
1. Satllan pell~Flwasan intern bertllgas membantll Direktllr Utama
daiam Illengadakan peniiaian alas sistem pengendalian
pengeloiaan (illanajelllen) dan peiaksanaannya pada badan
lIsaha yang bcrsangklltan dan mcmberikan saran-saran
perbaikan.
2. Pirnpinan Peljan, Perum dan Persero menggunakan pendapat
dan saran-saran saluall pengawas intern sebagai bahan untuk
meiaksanakan penyempurnaan pengeioiaan (manajemen)
perusahaan yang baik dan dapat dipertanggung -jawabkan.

IS
4. MENGENALI DAN MENCEGAH KECURANGAN

a. MENGENALf BENTUK KECURANGAN.

Pendekatan audit kecurangan sebenarnya tidak umum


karena kecurangan jarang terjadi secara jelas Kecurangan
cenderung menjadi lebih detail dalam pendekatannya, karena
harus mencari hal-hal yang disembunyikan. Aliran nomor
akuntansi juga asset mung kin harus disusun ulang tanpa aliran
audit.

Misalnya sebuah perusahaan mempunyai hubungan antar


sistem dalam sistem informasi akuntansi sebagai berikut :

Gambar 6: J-iubungal1 <lnt,)r sis\cm dalam sisIC!ll informasi akuntasi

19

I\\a bh ,", d'HJ,L", p.,d~ . \/.-\/1.\',411 F11/;'1 ,'Sf !'/fiIU,'/}:S.. IAN INI/-J!N )AM; If'U;nl . ""'i:.,-,II 13 Ap,,11I1 1'J'H,d,.,,,,,,'la
Pendekatan audit kecurallgan bukailiah suatu pendekatan
yang ekonomis untuk suatu pemeriksaan. Karena
ketergantungan pada kendali dan sistem informasi manajemen
umumnya dibellarkan. Kemampuan untuk mengenali keadaan
di mana diperlukan audit kecurangall adalah suatu kemampuan
yang harus dilatih bagi seorang auditor. Istilah kecurangan
mellgacu pad a keadaan di mana terjadi tindakan manipulasi
yang merugikan pihak lain. Manipulasi inilah yang
menyebabkan menemukan kecurangan lebih sulit daripada
menemukan kesalahan. Seorang auditor harus selalu waspada
akan adanya petunjuk-petunjuk yang dapat memperlihatkan
keganjilan.

INDIKA TOR "LAMPU KUNING"

Seballyak apapun sumber daya yang dialokasikan untuk


peningkatan integritas, ancaman terjadi pencurian akan selalu
ada. Pertanyaannya kini menjadi bagaimana agar dapat
menduga kecendurangan munculnya masalah itu? Ada satu
topik literatur, umumnya disebut sebagai literatur "Lampu
Kuning" Literatur ini (Ratliff, 1988 : 777-789) menunjukkan
keadaan di mana kecurangan cenderung terjadi. Indikator yang
tertulis dalam literatur' ini berasal dari studi kecurangan di masa
lampau. Dengan kata lain lampu kuning adalah gejala umum
atau kondisi yang teramati (dari kecurangan di masa-masa
lampau) yang menunjukkan kecenderungan yang lebih kuat
bahwa kemungkinan akan terjadi kecurangan.

20
Inforillasi di bawah menunjukkan beberapa jenis laillpu
kuning yang telah diketahui. Tanda-tanda ini cenderung UIllUIll,
dan sering Illuncul bahkan saat tidak ada kecurangan. Karena
itu walaupun tanda-tanda ini menunjukkan keillungkinan terjadi
kecurangan, kepastiannya tetap terbatas dan harus dicek serta
diyakini benar-benar.

Contoh "Lampu Kuning"

1. Kondisi pribadi yang menyebabkan tekanan yang tidak


perlu:

a. Terlibat hutang
b. Penyakit be rat
c. Masalah judi dan minuman keras
d. Kebencian, frustasi, atau rasa ketidakadilan yang
mendorong tindakan balas dendam.
e. Kurangnya etika pribadi

2. Keadaan perusahaan yang Illenyebabkan tekanan yang


tidak perlu :

a. Kesulitan ekonoilli
b. Ketergantungan pada sejumlah pelanggan dan supplier
tertentu.
c. Peminjaman dana untuk modal dengan berlebihan.
d. Kesulitan kredit

21
e. Peningkatan kompetisl
f. Cadangan pinjaman yang terbatas
g. Banyak masukan audit yang memaksa perbaikan
h. Operasi-operasi yang tidak dikendalikan dengan baik.

3. Resiko kendali yang sf!pSlflk

a. Satu orang mengendalikan seluruh bagian dari


transaksi penting
b. Pengawasan yang kurang baik.

c. Tidak ada penugasan yang jelas untuk tanggung jawab


dan akuntabilitas.
d. Tidak ada cuti wajib; jika pegawai sedang cuti, tidak ada
yang menggantikan pekerjaan mereka.
f. Konflik pendapat tampak nyata dalam pemberian tugas

MEMBUA T KESALAHAN

Salah satu cara untuk menduga kelemahan kendali dan


kerentanan terhadap kecurangan adalah dengan membuat
kesalahan secara sengaja, kemudian melihat apakah kesalahan
itu terdeteksi oleh sistem kendali. Sebagai contoh, seorang
auditor internal mengambil sebuah cek (tanpa nominal) dan
membayarkannya pada penerima fiktif. Lalu untuk melihat
apakah sistern dapat dikecoh dengan mudah, bersama dengan
cek itu diserahkan pesan "dokumen lainnya menyusul, mahan
cek segera diproses". Jika cek ini dapat melewati operasi
penandatanganan cek, Inl menandakan bahwa mungkin telah

22
I\l.kalah ,n, d""J"a" p,',!., ".11 -111,\',111 ,-/IX! ;\1/'/) nJI/K~AA,v IN U){N )',111'(; 1.'I1'f.:111- . ,,,,,.>:),,,11.' .IX"'"'' /'J')I, ,/I 1,,/,,,,,,
ada pembayaran untuk barang yang tidak pernah diterima atau
membayar barang yang sama beberapa kali. Walaupun
pendekatan audit ini bisa menunjukkan kesalahan transaksi
dengan cukup efektif, auditor harus berhati-hati dalam melaeak
transaksi.

Keuntungan membuat kesalahan dan mengamati


bagaimana kesalahan itu diproses adalah auditor akan
memperoleh informasi spesifik tentang kercntanan perusahaan.
Jika dilihat dari sisi lain, lampu kuning adalah pendekatan yang
lebih umum.

Tipe utama ketidakberesan yang mungkin muneul adalah


penggelapan, pemerasan, penyuapan, keeur::lngan, kolusi,
konflik pcndapat, dan pcnyalallgunaan kekuasaan. Walaupun
ketidakberesan III I eukup umum, tetapi masih dapat
menentukan metode penggelapan yang paling umum yang telah
terjadi sejak dulu. Kecenderungan terhadap kerentanan juga
dapat diamati dari kejadian kerugian. Tabel 3 di bawah
menuliskan beberapa bentuk keeurangan yang umum dan
besar kemungkinan kerugiannya (besar, sedang, keeil) sebagai
berikut :
8csarnya
_.!<emungkill~''- Benluk Kecurangan yang Umum
B S K

x 1. Mengambil sCjumlah kecil uang tunai yang dimiliki


x x x 2. Tldak mencatat penjualan barang mengantongi uangnnya
x 3. Menciptakan kelebihan dalam dana tunai dan register dengan
cara tidak mencatat sernua transaksi
x x x 4. Memperbesar akun pengeluaran atau mengalihkan pengeluaran
untuk kepentin\Jan pril)adi
x x 5. Lapping penarikan uang dari akun pelanggan.
x x 6. Mengantongi pembayaran dari akun pelanggan dan mengeluar-
kan kuitansi pada kertas bekas atau dari buku kuitansi buatan
sendiri atau tidak memberikan tanda terima sama sekali
x x 7. Menerima pembayaran sebuah akun, mengantongi uangnya dan
menghapus akun itu, menagih dan menerima pembayaran akun
yang sudah dihapus tetapi tidak melaporkan.
x x 8. Manipulasi catatan retur penjualan pada pelanggan atau
rnencatat diskon tanpa otorisasi terutama diskon tunai,
x x 9. Tidak menyetorkan uang pad a bank setiap hari atau menyetor
sebagian saja
x x 10. Mengganti tanggal pad a slip setoran untuk rnenutupi pencurian
x x ,11 . Membuat tam bah an pegawai fiktif pada sa at pembayaran gaji,
memperbesar jumlah pembayaran perJ3m, rnembawa pegawai
pada pembayaran gaji setelah rnelewati batas waktu,
memalsukan tarnbahan gajifpensiun alau menahan gaji yang
tidak diambil
x x 12. Mentransfer uang tunal antar akun untuk menutupi pencurian
uang.
x x 13. Menghilangl\an, mengganti, atau mernbatalkan bukti penjualan
tunai dan mengantongi uangnya.
x x 14. Memakai bon pengeluaran pribadi untuk mendukung
pembayaran barang flktif.
x x 15. Menggunakan kopi karbon dari voueer yang sebelumnya sudah
dipakai atau rnernak<li vaueer asli sebelum tanggalnya dengan
cara menggantl tanggalnya.
x x x 16, Mernbuat faktur palsu, b<lik yang dibuat sendiri atau yang
diperoleh dari Iwiusl dengan suplier atau pihak ketiga lainnya.
x x x 17. Menambahkan jumlall pada faktur suplier dengan cara kalusi
atau dengan rnenyembunyikan diskon yang diberikan
x x x 18. Menagih pembelian pribadi pada perusahaan dengan
menyalahgunakan order pembelian.
x x x 19, Menagih barang yang dicuri pad a akun fiktif
x x x 20. Memalsukan iventori untuk menutupi pencurian alau
penyelundupan dengan cara-cara yang kreatip seperti
_--'__ menumpukkan kota~_kos()njJ_____ __

24
-, ---

-~-r~-r
,--~-".-

x 21. fv1cnambahkafl cek yang dibatalkall agar scsuai dengan


masukan fiktii atau nlcnyesuaikan rekonsiJiasi bank
x x x 22. fVk:rnasukkan lernbcJran buku besar fiktif.
x x 23. Salall lllenjul11lah atau salah Illcillposting buku penerilllaan dan
pengeluaran kas ataLl buku besar atau buku penting lainnya.
x x 24. MenJual sisa dari t)3rang bekas lalu mengantongi uangnya.
x x 25. MenJual kunei pintu kOl11binasi brankas atau lemari besi
x x 26. MOl11alsukan bukti pengiriman barang dan membagi pendapatan
dcngan rekan bisnis pada suplier terientu demi keilludahan
x x 27. Momperolell cek kosong yang tidak Iindungi lalu memalsukan
tanda tangannya. Dokumen kosong lainnya juga dapat disalah-
gunakan dengan cara yang sarna
x x x 28. Mengambil inventori, peralatan dan assetlainnya.
x x x 29. Pencana inveslasi yang menyangkut publik
x x x 30. Mel11berikan harga khusus atau keilludahan pada pelanggan
,at.a_~.,emberikan.-"'snis pada suplier terlentu demi kemudahan

Tabel3 : Bentuk kecurangan yang umUJll

b. MENCEGAH KECURANGAN

Kecurangan tel'jadi disebabkan oleh 2 K, yaitu kesempatan


dan kemauan, Orang tidak mempunyai kemauan namun
tersedia kesempatan, tidak Jarang akan cenderung
melakukan kecurangan, Hal-hal di bawah Inl perlu
diperhatikan untuk mencegah kecurangan,

1) informasi sensitif

Perusahaan yang tahu akan lingkup dan besarnya


pengaruh kecurangan, segera mencanangkan peraturan
untuk menghambat dan mencegah kegiatan itu, Sifat sensitif
dari kegiatan kecumngan atau rasa curiga pad a kegiatan
semacam itu menunjukkan kebutuhan akan pedoman formal
.
untuk pelaporan dan praktik penyelidikan dalam
perusahaan,

25
2) Usaha i-'cningkatan intcgrilas.

Hal yang berjalan seiring dengan pengungkapan


kecurangan adalah peningkatan integritas dalam organisasi
Auditor internal sering diminta untuk melakukan program
peningkatan integritas, di mana prioritas manajemen tingkat
atas ditinjau bersama dengan seluruh karyawan. Etika,
keinginan untuk menghindal'i perbedaan pendapat,
keinginan untuk menghindari pengambilan alih manajemen,
dan saran "agar karyawan selalu bersiul" (selalu senang)
adalah topik yang mungkin perlu ditekankan pada program
peningkatan integritas

3) Kemampuan S,stem Kendali untuk Mencegah


Kecurangan

Di lain pihak, sikap korektif yang dilaksanakan untuk


memperbaiki kendali agar kegiatan yang bersifat
kecurangan dapat dicegah atau diketahui secara berkala,
adalah suatu indikator positif bahwa manajemen memiliki
perhatian dan mampu untuk berjalan terus. Dalam analisis
ancaman, peninjauan dan evaluasi kendali adalah cara
utama mengevaluasi kemungkinan terjadinya
ketidakberesan.

4) Keterbatasan Sistem Kendali

Walaupun tidak ada kelemahan material pada kendali


yang telah dirancang, tetap tidak ada suatu sistem yang
sempurna, Kendali dapat diambilalih atau dimanipulasi, oleh

26
M.blah ill; disajj~an I}~da ",\'lJ..lfNAII !-11iV<;SII".lf!JW:.IAAX IS!'-N.',' i_J.\r ! f 11.- fll- . 1(l1i;:~'" JJ ,-1):,,,( .. ,, IY'JrIdi./,,/."rI(I
seorang yang pintal" Selain itu kelemahan dan
kecerobohan akan mengakibatkan kelalaian, kesalahan
dalam pelaksanaan tug as, yang dapat mengakibatkan
kendali menjadi tidak efektif.

5) Program Audit

Suatu program audit harus berubah dari survai


pendahuluan (dalam arah yang rnengikuti kebijaksanaan
perusahaan), ke arah pencarian daerah berresiko tinggi,
sampai menguji metode yang paling rnungkin digunakan
untuk rnelaksanakan kecurangan. Contohnya, jika dicurigai
ada suatu kolusi, jurnlah orang yang terlibat dapat
rnernberikan gambaran akan besarnya penggelapan dan
sering berakhir pada pencatatan dokurnen yang buruk.
Kesiagaan tef"iladap petunjuk semacarn itu akan dapat
rnelaksanakan rencana audit dengan lebih efektif. Petunjuk
bahwa suatu masalah akan hadir terrnasuk seringnya terjadi
pengarnbil alih kekuasaan kendali, penggunaan kopi-kopi
dokuillen dalam lingkungan dokumen asli, kecenderungan
rnanjernen untuk terlibat dalam daerah operasi atau daerah
yang sebenarnya tidak cocok, mengarnbil tugas pegawai
lain, dan laporan sering terlambat.

Dalarn audit kecurangan, ana/is ancaman - anal isis untuk


rnengungkap kecurangan - harus dilaksanakan. Aset apa yang
terarnbiJ? Bagairnana aset itu bisa diarnbil? Konsep dalarn
pelaksanaan anal isis ini adalah agar "rnenjadi lebih cerdik dari
sang penjahat". Analisis ancaman dapat membantu untuk

27
mengarahkan rencana audit dan pada keadaan khusus untuk
menyorot asset yang paling mungkin hilang bila meneliti
kemungkinan kecurangan. Sebagai contoh, jika suatu
perusahaan memiliki stok peralatan kecil, kemungkinan hilang
jauh lebih besar dari pada kalau perusahaan itu hanya
menylmpan peralatan besar. Penjaga dapat memeriksa tiap
koper atau kotak bekal yang dibawa oleh pegawai ataupun tiap
orang yang akan meninggalkan lokasi perusahaan. Auditor
dapat mengevaluasi ancaman pencurian barang dengan cara
demikian.

Seorang auditor internal harus berhati-hati agar


memisahkan kecurigaan dari fakta. Selain itu bukti juga harus
mencukupi untuk menunjang laporannya. Banyak perusahaan
yang menganjurkan dibuat Janngan pelaporan untuk
menghilangkan kecurigaan yang tidak benar. Tujuan jaringan
itu adalah agar manajernen dapat menentukan bagaimana
kelanjutannya.

Profesional Standard Bulletin 83-5 menyatakan bila auditor


internal mencungal adanya kecurangan, mereka harus
menduka dampak yang mung kin terjadi, membahas masalah itu
pada tingkat manajemen yang berwenang, dimana (manajemen
atau auditor internal) harus menyelidiki atau mengamati lebih
lanjut kecurigaan itu. Bila terdapat kecurigaan bahwa telah
terjadi manipulasi, maka tanggung jawab auditor internal
berkembang sampai pad a manajemen yang berwenang dalam
organisasi itu.

28
c. BENTUK-BENTUK KECURANGAN

Tindak kecul'angan yang dilakukan oleh oknum pegawal


maupum karyawan swasta banyak sekali ragamnya. Mulai dari
yang dilakukan perorangan sampai yang dilakukan secara
bekerja sama satu dengan lainnya.

Untuk itu telah dikelompokkan bentuk-bentuk "kecurangan"


yang pada umumnya dilakukan, yaitu :

1) Kasus yang merugikan keuangan negara


2) Kewajiban penyetoran pada negara.
3) Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4) Pelanggaran terhadap prosedur/tata cara yang telah
ditetapkan.
5) Penyimpangan dari ketentuan anggaran
6) Hambatan terhadap kelancaran proyek
7) Hambatan terhadap kelancaran tugas proyek
8) Kelemahan administrasi (kelemahan tata usaha atau
akuntansi)
9) Ketidak lancaran pelayanan kepada masyarakat.
10) Tindakan asusila.

Sebagai gambaran, beberapa bentuk dan jenis pelanggaranl


kecurangan yang terjadi di salah satu unit operasional pad a
tahun 19XX yaitu :

29
URAIAN %

a. Kc!crnah~ll1 adminislrasi 57

b. Pc!ang,g,aran lcrhadap peratufa!l 11


Hambatan kclal1car;m proyck IS

14

JUIllIah 100

Tabel4 : Seniuk kecurangan

Dari bentuk kecurangan tersebut di atas, dapat


dikelompokkan berdasarkan jenis pelanggaran yaitu :

URAIAN %

Penyalahgunsaan wcwcnang 27

b. Indisiplincr 24
ASllsila 14

Pelayanan tcrh3dap ,lllasyarakat 1I


c Manipulasi 10

r Pe!anggaran tcrhadap pc!"atllran 8

"
b
Pcncurian 5

-"_,~,.E!!.:..dak pi?an~~_,._~_. __ ~_____ ., ____ _


J u m ! ,I h 100
___._____________________ .... _ _ .. _____ ---.-----1

Tabel 5: Jen;s pelanggaran

Kecurangan-kecurangan tersebut di atas merupakan hasil


audit yang dilaksanakan oleh aparat pengawasan internal dan
eksternal_

Tindak kecurangan dan perubahan komposisi yang


dilaporkan oleh masyarakat dan telah ditindak lanjuti oleh yang
berwenang (dalam presentase) adalah sebagai berikut :

30
Tahun
No Bentuk Kecurangan
i989--~- 1993~

-~~~--~--~~-~--~~- ---~- r-------


a Pe!ayanan kepada r113syarakat 59 17

b Kepegawaian 16 43

c Korupsi 14 17

d Penyalahgunaan wewenang 8 13

e Pertanahan 3

f Lingkungan tlidup 3

9 Kecurangan tainnya 3 2
~~---~--+------i

Jumlah 100 100

.J I
5. KONSEP BARU AUDIT INTERNAL

Audit internal terutama sekali berkaitan dengan penilaian,


analisis, interpretasi dan pelaporan aktivitas ekonomi
sebagaimana ditujukan oleh hubungan antara sejumlah angka-
angka dalam organisasinya. "Sistem angka" bagi seorang
auditor sama artinya dengan cat bagi seorang pelukis. Nilai
absolut yang diwakili oleh simbol angka, dan hubungan antara
masing-masing angka tersebut dapat memberikan suatu
gambaran yang jelas bagi mata yang telah terlatih. Bagi auditor,
angka-angka ini menggambarkan tentang berbagai aktivitas
fisik yang telah terjadi. Apabila sistem pencatatan angka-angka
ini efisien, akurat dan terkendali dengan baik, angka-angka
tersebut akan terus berfungsi sebagai suatu catatan permanen
yang ringkas tentang suatu aktivitas ekonomi.

Pada umumnya pihak manaJemen memusatkan


perhatiannya pada masalah operasl dan Jarang dapat
meluangkan waktu untuk mempelajari berbagai sistem dan
prosedur di perusahaan secma terperinci Untuk memperoleh
suatu tinjauan analitis yang obyektif terhadap suatu operasi
tertentu, manajemen meminta bantuan pihak profesional yang
teriatih dalam seni menganalisa berbagai catatan, pengendalian
dan prosedur, mereka adalah para auditor internal. Dengan
meminta bantuan audit, manajemen telah mempergunakan alat
yang tepat untuk menilai suatu operasi, mengisolir dan
mengidentifikasikan sejumlah area yang bermasalah serta
memperoleh bantuan dalam meningkatkan berbagai
pengendalian dan operasi.
Dengan tUJuan untuk dapat menangani operasl secara
efektif, dibutuhkan sejumlah catatan yang akurat, sesuai
dengan waktu dan lengkap. Ini adalah area di mana audit
internal memberikan suatu pelayanan yang penting bagi pihak
manaJemen.

Auditor internal wajib berpikir dan bertindak seakan-akan ia


adalah pemilik perusahaan. la melihat setiap bagian
perusahaan berdasarkan sudut pandang peningkatan efisiensi
dan keuntungan perusahaan.

Kegiatan audit internal adalah suatu penilaian terhadap


akurasi, reliabilitas, efisiensi dan kebergunaan berbagai catatan
serta pengendalian yang terdapat di dalam perusahaan.
Pengerjaan dilaksanakan oleh pegawai perusahaan yang telah
terlatih. Pada umumnya, tujuan audit internal kurang lebih
adalah menguji

Setiap tahapan dari suatu operasi bertujuan memastikan


bahwa seluruh asset perusahaan telah dicatat dan dijaga
secara tepat serta seluruh operasl yang dilakukan oleh
perusahaan telah dijalankan secara efisien sebagaimana
mestinya.

Masill banyak pandangan auditor internal yang hanya


menyoroti penilaian audit dalam pengertian yang sempit dan
hanya difokuskan pada bidang keuangan dan ketaatan.
Tugas auditol- intel-nal masih terbatas pad a serangkaian
tugas pengecekan internal untuk memastikan ketaatan terhadap
berbagai prosedur dan peraturan yang berlaku. Status auditor
internal masih sekedar "polisi perusahaan", belum dapat
menjadi konsultan bagi manajemen.

Lingkup kerja audit internal saat ini telah merambah kepada


semua kegiatan dalam perusahaan, seperti yang dikemukakan
oleh IIA (1995:29) :

The scope of internal auditing should encompaSS the


examination and evaluation of the adequacy and effectiveness
of the organization's system of internal control and the quality of
performance in carrying out assigned responsibilities.

Dari standar di atas auditor internal w8jiIJ rnenilai kedua


sistem pengawasan atas kecukupan dan efektivitas dari
pengendalian internal organisasi atau unit Dengan demikian
auditor internal harus menguji sistem-sistem pengawasan yang
menjamin bahwa sasaran unit akan tercapai.

Survai dari IIA (197511) menunjukkan bahwa telah


mengalami pel-ubahan yang cukup signifikan, dimana porsl
laporan bidang keuangan dari tahun 1968, 1975 dan tahun 1979
turun menJadi 41 %, 27 % dan 16 %_ Namun di Inggris di tahun
1975 laporan audit internal bidang keuangan masih dominan
yaitu 67 % dengan tugas sebagai internal check.

34
Laporan sUlvai Harvard University (Chambers, 1981: 10)
menunjukkan bahwa audit internal telah Illenangani sekitar 30%
efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan

Hal ini naillpak pad a tabel di bawah, di mana bidang-bidang


di luar keuangan seillakin banyak mendapatkan perhatian audit.

Bidang 1964 (%) 1975 %)

ED F' 64 79
MIS 48 60
Organizational control 44 63

Tabel7 : Cakup~Hl auditor internal di luar bidang kcuangan

Daftar di bawah menunjukkan bahwa secara keseluruhan


kegiatan audit bidang keuangan oleh auditor internal menurun
dari 73% di tahun 1968 menjadi 58%, ditahun 1975 (IIA U.S,
197623; IIA UK, 1977).

Uraian 1968(%) 1975(%)

UK ( per UK Survey) Na 89
US an Canada Na 61
Eis WI,ere Na 51
World wide 73 58

Tabel 8: IJropnrsi l;lporan auditor internal bid~H1g keu;-Hlgall

IIA (1980 : 30) hasil survainya mengeillukakan bahwa latar


belakang pendidikan akuntansi/keuangan bagi para auditor
internal tahun 1968 sebanyak 65 % dan turun menjadi 56 % di
tahun 1975 dengan dilengkapi spesialis bidang EDP, pajak dan
teknisi.

35
Oi sampiliD komposisi staf audit internal di atas, yanD
mendalami spesialis komputer pad a tahun 1976 mencakup 8%
dari seluruh karyawan di audit internal. Hal ini dapat dimenDerti
sebaDai akibat kemajuan Iptek, khususnya komputer.
Oleh karena itu di Amerika Serikat sanDat populer ungkapan :
"All internal auditors must be computer auditors" (Chambers,
1981 : 25).

Hubungannya dengan auditor eksternal (di Jerman) tahun


1973 sebanyak 92 % auditor internal bekerjasama dengan
auditor eksternal sedangkan tahun 1965 baru 65 %

Survai kami (FKSPI BUMN/BUMO-1995) pendiaikan auditor


internal BUMN/I:3UMO daii 207 respond en yang memberikan
jawaban menggambarkan bahwa 131 (63%) berlatar pendidikan
umum ekonomi (akuntansi/manajemen), dengan rincian auditor
internal BUMN 89 orang dari 148 atau 60%, sedangkan BUMO
42 orang dari 59 atau 71 %.

Brink dan Witt (1982 : 26) mengemukakan bahwa laporan

auditor intemal dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa


laporannya ditunjukkan ke manajemen yang semakin tinggi
seperti tabel berikut :
- .. -- ...... _-_._.._- --------- .--.---. ...- -,----~,.--

1957 1968 1975 1979


---- ........---.----.-.. .-....----.-.-+----t------ -.-.~---
._._...-
Board of directors 7 6 7 10
President 7 10 11 13
Vice president 16 31 32 46
Controller 42 32 20 11
Other

Tabef 9 Penyampaian faporan auditor internal.

36
28
100
21
100
30
100
20
100
. --
AUDITOR INTERNAL SEBAGAI MITRA

Masih banyak para auditor internal lebih menekankan


tentang kebenaran juridiksinya bahwa ia berwenang melakukan
semua jenis audit dan belum menunjukkan sikap kemitraan
dalam melaksanakan tugasnya Sikap seperti ini yang banyak
menimbulkan perselisihan dan membuat rasa tidak senang para
auditee. Sawyer's (1988 1051) mengemukakan bahwa hasil
survai pada tujuh perusahaan di Pittsburgh tentang attitude dan
role auditor internal menggambarkan sebagai berikut :

ATTITUDE TOWARD AUDITORS

Description Number % of total

Ncgtivc II 26

Neutral 20 48

Positive 10 24

Mixed 2

42 100

ROLE

TC<lchcr 3 II

Policemen 15 58

Attorney 6 -.,
)'

Mixed 2 8
~-.--- ..-.--

26 100

Tabel 10 : Perilaku dan peran auditor internal

Dari hasil survai ternyata auditor internal attitude dipandang


positif hanya 24 % dan rolenya sebagai guru atau penasehat
hanya 11 %. Sikap inilah yang Ingln diperbaiki oleh para
37

Mablah ill; dis~j;bn I'a<ia .\I~\(INII! I-//'Y, ,_If 1''-111/;/1. \ i \" /,\/.' us I-"'S(,'/I /./.:111 . iII,,}:}:,,11J A;"II_'I,,_, 1'J%,J,J"lw/,(
praktisi audit internal, seperti yang dikemukakan oleh
Courtemanche (1986 .77)

However, auditing will be well advised not to be the one to


provoke a dispute and to behave professionally in every way in
order to avoid being viewed as an unpredictable predator by the
organization at large.

Konsep kemitraan merupakan pendefisian ulang yang


radikal terhadap hubungan antara auditor internal dan
manaJemen yang tradisional. Pada kenyataannya, konsep
kemitraan telah memberikan arah yang harus ditempuh oleh
auditor internal apabila ia ingin memenuhi berbagai persyaratan
yang dituntut oleh hubungan pelaporannya yang baru, sehingga
ia dapat menempatkan dirinya secara efektif dalam lingkungan
auditnya.

Konsep kemitraan ini cukup radikal dan senng dianggap


sebagai penyangkal terhadap pandangan kebebasan
pemeriksaan dan pembelot kepada pihak manajemeil.

Pada umumnya, usaha untuk menolak konsep kemitraan


dalam audit internal dapat dianggap sebagai suatu tanggapan
emosional yaitu usaha untuk mempertahankan status quo yang
selama ini telah ada. Konsep kemitraan sesungguhnya tepat
untuk dilaksanakan pada sa at ini dan sesuai dengan realita
lingkungan audit yang semakin berkembang.

38
Sesunggullnya konsep kemitraan dapat diterima
berdasarkan peltimbangan rasional dan emosional. Pad a
dasarnya, konsep ini rnerupakan usaha untuk rnelepaskan diri
dari filosofi audit internal yang sifatnya tidak bersahabat. Auditor
internal bukan lagi merupakan pihak luar di dalarn perusahaan
yang ditakuti dan kurang dipercaya oleh sebagian besar orang
di dalarn perusahaan

Auditor internal sendiri harus dapat rnenerima berbagai


aspek problematik dari konsep kernitraan, apabila ia tidak ingin
kembali ketempat yang jauh dari pusat kegiatan perusahaan.
Setiap konsep baru yang diajukan tidak harus selalu terbebas
dari kernungkinan adanya rnasalah dalam penerapannya.

39
6. AUDIT INTERNAL SEBAGAI PROFESI

PROFESIONALISME

Profesi merupakan bidang pekerjaan yang dilandasi


pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran dan obyektivitas)
tertentu. Istilah "profesi' sering diucapkan orang. Istilah tersebut
selalu dikaitkan dengan suatu pekerjaan, meskipun demikian
tidak semua pekerjaan diaklli sebagai sllatu profesLPekerjaan
yang selama ini diaklli sebagai profesi antara lain dokter,
pengacara, dan akllntan.

Para tokoh dunia usaha senng menggunakan istilah


"profesionalisme" sebagai saran lIntuk peningkatan prestasi
dalam berbagai kegiatan lIsaha. Istilah "protesi' dan
"Protesionalisme" dapat dibedakan secara konseptual. Profesi
merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria,
sedangkan profesionalisme merllpakan suatu atribut individual
yang penting

Penelitian empms telah membuktikan bahwa


profesionalisme bersifat multidimensional, tetapi tidak identik
bagi anggota kelompok jenis pekerjaan yang berlainan. Dengan
demikian profesionalisme merupakan suatu atribut individual
yang penting tanpa melihat apakah pekerjaan merupakan
suatu profesi atau tidak. Individual yang menunjukkan tingkat
profesionalisme tinggi dapat berada pada pekerjaan yang tidak
diakui sebagai suatu profesi. Sebaliknya, individual yang

40
bekerja dalalll suatu profesi dapat tidak Illenunjukkan sikap
yang profesional.

Parson (Warta Ekonomi, 5/1991 84) menyebutkan


beberapa ciri tel'penting pekerjaan profesonal. Pekerjaan
profesional mempunyal karakteristik berupa adanya:
1) ketraillpilan yang berdasarkan pengetahuan teoritis,
2) penyediaan latihan dan pendidikan, 3) penguJlan
kemampuan calon anggota, 4) tertampung dalam organisasi,
5) kepatuhan kepada aturan profesi dan 6) jasa yang diberikan
/ebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan
pribadi.

Rodriquez (1991 : 93-96) menyatakan bahwa auditing


internal te/ah memenuhi beberapa kriteria untuk disebut sebagai
suatu profesi.

Para dokter harus menghadiri berbagai seminar dan


lokakarya untuk memperbaharui keahlian mereka. Para akuntan
publik harus melanjutkan pendidikan untuk mempertahankan
izin praktek, begitu pula guru Para pengacara harus terus
menerus mengingatkan did dalam menghadapi kancah hukum
yang selalu berubah. Demikian pula para auditor internal.

Mengembangkan dan meillpertahankan ketrampi/an-


ketrampilan adalah perJuangan seumur hidup. Dengan
membaca buku-buku dan jurnal-jurnal, mengambi/ berbagai
kuliah, menghadiri berbagai seminar dan loka karya, dan be/ajar
dari para profesionallain.

41
Semua bidang sedang mengalaml perubahan teramat cepat
dalam praktek-pl'aktek maupLin dalam lingkungan organisasi.
Auditor internal harus terus menerLis memperbaharLii diri, tidak
hanya demi keberhasilan di masa mendatang, tetapi juga untuk
mempertallankan dan meningkatkan profesi

PERKEMBANGAN PROFESI AUDITOR INTERNAL

Internal auditing merupakan suatu profesi. Tetapi apakah hal


itu benar ? Guna menjawab pertanyaan tersebut, harus
menggali standar profesi dan memperhatikan bagaimana
internal auditing menyesuaikan. Selain itu juga harus
membedakan antara profesionalisme dan profesi dari individu
itu sendiri.

Jika kita membicarakan profesionalisme berarti menyangkut


penggunaan teknik-teknik tertentu oleh individu, proses belajar
dan mempl'aktekkannya selama bertahun-tahun guna
mengembangkan teknik tersebut, loyalitas individu guna
mencapai kesempurnaan dan berdiri sebagai suatu individu di
antara sesamanya.

Tahull 1941 Illerupakan tahun yang bersejarah bagi dunia


auditing internal. dilllana pada tahun tersebut The Institute of
Internal Auditors (IIA) berdiri. Profesi auditor internal telah
berkeillbang selailla lebih dari setengah abad,

42
Ada beberapa hal yang menunjukkan adanya
perkembangan profesi auditor internal yang signifikan
(Sawyer's, 1988 43-44); Pertama, diterbitkannya profesional
jurnal dari IIA pada tahun 1943 Kedua, dikeluarkannya
Statement of Responsibilities pada tahun 1947. Ketiga,
kelahiran Code of Ethics pada tahun 1968. Keempat, dimulainya
program sertifikasi auditor internal pad a tahun 1974. Kelima,
diterbitkannya Stalldards for Profesional Practice pada tahun
1978.

Dunia praktik auditing internal di negara rnaJu mengalami


perkembangan yang pesat. Praktisi auditing internal tidak lagi
hanya memperhatikan keuangan dan akuntansi. Praktisi
auditing internal profesional telah menempatkan diri menjadi
konsultan bagi man8JP.men Auditor internal harus
mcnggunakan sudut pandang konsultan UiSllis dari pad a sudut
pandang auditor. Hal ini mengakibatkan semakin banyak waktu
dan usaha yang dibutuhkan lIntuk membangun auditor yang
profesional.

Kemajuan audit internal yang sangat pesat di negara maJu


belum dapat dlikuti oleh negara berkembang termasuk
Indonesia. Auditing internal masih dipandang sebagai fenomena
asing, di samping auditor internal sebagian besar masih hanya
berurusan dengan pengendalian intern. Tugas auditor internal
masih terbatas pada serangkaian tugas pengecekan internal
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

43
Status auditm inter-nal masih sekedar "polisi perusahaan",
belum dapat menJadi konsultan brsnis bagi manajemen

Seharusnya, auditor internal tidak boleh memulai suatu


perselisihan dalam melaksanakan tugas dan ia harus bertindak
secara profesional dalam segala hal, agar tidak dipandang
sebagai seorang pemangsa yang tidak dapat diduga tabiat dan
kelakuannya.

DILEMA PROFESI

Mencapai profesionalisme kelihatannya sepele seperti


menata sekarangan bunga mawar_ Bunga mawar tersebut
mempunya duri dan profesionalisme mempunyai resiko
tersendiri. Ini bukanlah suatu pekerjaan yang membuat
seseorang menjadi profesional tetapi lebih terkait pada
seman gat yang ada pada diri seseorang. Tuntutan terhadap
profesionalisme membawa tanggung jawab yang besar.

Profesional yang seJati merlganut code of conduct, yang


dapat menyulitkan pengambilan keputusan. Tuntutan dari
profesionalisme yaitu pilihan yang sulit antara mana yang benar
dan mana yang salah diln ini yang tidak selamanya jelas Hal ini
berlaku bagi profesi dalam bidang hukum, kedokteran dan
akuntansi serta yang lainnya, termasuk auditor internal yang
ingin profesinya mendapat pengakuan lebih mantap. Lebih
lanjut memilih antara benar dan salah lebih sulit bagi auditor
internal dibandingkan profesi yang lainnya.

,14
Seorang auditor' internal yang profesional menghadapi
sekelompok alternatif yang berbeda. Mereka harlya punya satu
klien yaitu lllanaJelllen senior perusahaan mereka. Apabila
mereka diminta untuk melanggar kode etik profesi, pilihan
mereka akan menjadi pilihan yang tidak menyenangkan dan
sulit untuk dihadapinya.

Apa jawabannya ? Apa tindakan yang harus diambil oleh


auditor internal ketika ia mengetahui adanya penyimpangan ?
Jawabannya tidak selalu jelas dan sangat tergantung pada
rencana dan suara hati nuraninya.

Jelasnya, pilihan tersebut sungguh-sungguh sulit jika


auditor tidak mempunyai atribut profesional yang tertinggi :
independensi. Seorang auditor internal yang profesional harus
mempunyai independensi untuk memenuhi tuntutan profesinya,
untuk menyampaikan opini yang bebas, tidak bias, dan tidak
dibatasi serta mampu melaporkan masalah-masalah yang ingin
diketahui oleh para eksekutif. Untuk dapat melaksanakan hal ini
diperlukan auditor internal yang profesional

Seperii yang telah dikemukakan di muka, kriteria profesional


yang dikemukakan Sawyer's (1988) bila dibandingkan IIA
dengan audit internal (SPI BUMN/BUMD) di Indonesia akan
nampak sebagai berikut :

4S
Audit Internal
f< ritcria
SP1
~~ ~..... --~~~~ ....~ ~--~~~~--. --- ~~-~~~I- .. .......
~-~ ~ --i~----~--~-

Service 10 public \' v

2 Long, spl'ci;liil.l'd training 1'01' entrants

:3 Formal a cock oj" l~!hJCS 1968

:1 Statement o( El'spn!1sihiJi!ics 1947

5 Profcssio!l<lJ A.'=,s{)cizllion 1<)'11 1985

6 Publicatiolls 1943 1988

7 Examinations 1974

8 Praticc Limited to I -ICCllses 1974

9 Standards for Pro(essionaJ Practice 1978

Tabel 11 : Kriteria profeslonal

Dengan kondisi audit internal di Indonesia seperti nampak di


atas, maka di Indonesia masih mempunyai banyak pekerjaan
rumah yang hal~us diselesaikan untuk menuju audit internal
yang profesional sesuai standar yang dipersyaratkan, Hal ini
nampak antal'a lalll 1) Penunjukan sebagai auditor internal di
badan usaha hampir tidak pernah mempersyaratkan
pendidikan/pelatillan audit internal, 2) Untuk menjadi auditor
internal tidak melalui pendidikan dan pelatihan 3) Belum ada
standar profesional audit internal, 4) Auditor internal belum
diberi ujian profeslonal oleh dewan profesi yang diakui, 5)Belum
ada kode etik ulltuk auditor internal.

4()
PENDIDIKAN AUDIT INTERNAL

Pelatihan audit internal di Indonesia baru dirnulai awal tahun


1980-an dan secara teratur di beberapa perguruan tinggi
dirnulai awal tahun 1990 an.

Pelatihan untuk auditor internal antara lain 1) Dasar-dasar


Perneriksaan, 2) Perneriksaan Operasional, 3) Psikologi dan
kornunikasi perneriksaan, 4) Pengelolaan tugas pemeriksaan, 5)
EDP audit, 6) Sampling Statistik dalam perneriksaan, dan
7)Pengetahuan Penyidikan

Langkah awal untuk rnenuju audit internal yang profesional


adalah FKSPI BUMN/BUMD bersama dengan 1) Kepala
BPKP, 2) Dirjen Pernbinaan BUMN dan 3) Beberapa Direktur
Utarna BUMN pada tanggal 17 April 1995 rnendirikan Yayasan
Pendidikan Internal Audit (YPIA) di Jakarta dengan alarnat
Graha Sucofindo, JI. Raya Pasar Minggu Kav. 34 Lantai 5
Jakarta- 12780 telp (021) 985555/7983666 ext 1551, Fax.
(021) 7986666 dan secara resmi rnelakukan kegiatan pelatihan
audit internal pada tanggal 20 Nopernber 1995.

Untuk lebih meningkatkan kernarnpuan dalarn pelaksanaan


pelatihan dan pendidikan bldang audit internal maka YPIA
rnernbentuk Pusat Pengernbangan Audit Internal (PPAI). Melalui
PPIA diharapkan auditor internal badan usaha akan lebih
berkualitas dengan dan rnempunyai sertifikasi, standar profesi
dan kode etik sebagai persyaratan suatu profesi di sarnping
persyaratan lainnya.
KEBINGUNGAN PIHAK MANAJEMEN

Auditor internal akan memantau dalam usaha membentuk


identitas yang sesungguhnya seandainya ia menerima tanda
yang jelas dan konsisten dari klien utamanya, yaitu manajemen
puncak dan dewan kOlllisaris perusahaan. Akan tetapi hal
tersebut Illasih jarang terjadi Siapakah auditor internal yang
belulll pernah bertel1lu direktur atau wakil direktur yang
sepenuhnya Illendukung fungsi pengawasan yang akhirnya
enggan lllel1lberikan dukungan ketika bagiannya mendapat
giliran untuk diperiksa ? Atau seorang direktur yang dengan
tegas lllel1linta agar Illanajer audit segera lllel1lberitahukan
kepadanya apabila ada bawahan direktur yang Illenolak untuk
diaudit, namun ternyata ia adalah orang pertallla Illengajukan
keberatan ketika l1lanajelllen puncak Illemerintahkan agar
pellleriksaan dilakukan terhadap bidang yang sensitif.

Perlu diperhatikan bahwa sekalipun Illanajelllen atau dewan


direksi dianggap sebagai klien yang utallla dalalll aktivitas audit
internal, audit internal Illerupakan hal yang sifatnya internal di
dalam perusahaan

Baik l1lenurut hukulll l1laupun pengulllul1lan yang


dikeluarkan oleh IIA tidak pernah Illenyebutkan bahwa audit
internal merupakan alat dari suatu entitas yang terpisah dari
perusahaan Auditor internal Illerupakan karyawan perusahaan,
digaji oleh perusahaan dan dapat dipekerjakan atau
diberhentikan oleh perusahaan

4R
Auditor irlternal tidak rnerniliki tanggung jawab keluar
perusahaannya ber-dasarkan hukum dan peraturan_ Auditor
internal tidak dapat menjalankan kegiatan usaha bagi
masyarakat umum Auditor internal tidak mengeluarkan
pendapat yang dapat dijadikan dasar bagi masyarakat umum
dalam mengambil suatu keputusan_ Menurut pengalaman tidak
pernah ada seorangpurl anggota masyarakat yang menang
dalam gugatan yang diajukannya terhadap auditor internal.

Manajemen tidak terikat pad a siapapun dalam memberi


tugas auditor internal, bahkan terhadap pengumllman yang
dibuat oleh IIA sekalipun. Hal inilah yang menyebabkan
perdebatan mengenai peran auditor internal masih terus
berlangsung_

Fungsi audit internal disesatkan oleh beberapa pernyataan


yang terlalll sederhana yang sering dilltarakan sehubungan
dengan sifat dari audit internal. Contoh sederhana adalah
pernyataan populer yang menyeblltkan bahwa auditor internal
adalah mata dan telinga manajemen (Coutermanche, 1986
19). Pernyataan terse but memang menggambarkan beberapa
aspek tertentu dari audit internal, akan tetapi memiliki potensi
untuk menyesatkan individu yang hanya mengetahui sedikit
tentang audit irltemal atau intemal auditing. Mata dan telinga
memiliki konotasi memata-matai, atau usaha lIntuk
mengumpulkan berbagai keterangan. Walaupun audit internal
merupakan sumber informasi yang sangat berguna bagi
manajemen, metoda pengumpulan informasi, hanya sedikit atau

49
bahkan bersifat intel'nal yang sifatnya sensitif atau
pendekatannya dtlakukan secara diam-diam dan pel'sentasenya
sangat kecil.

Bagaimana seseorang dapat menyebutkan pengawas


internal atau auditol' internal sebagai suatu profesi yang
memiliki kumpulan pengetahuan yang berlaku Ulllum, jika setiap
orang dapat menjadi auditor internal?, Esensi dari setiap
profesi pada pokoknya didasarkan pada peranannya, setelah itu
barulah pada kumpulan pengetahuan yang berlaku Ulllum,
Sebagai contoh, dokter mengobati pasien, perawat merawat
orang sakit, insinyur merancang mesin dan apoteker merancang
obat

Seandainya dokter tersebut tidak Illeillpraktekkan


pengetahuan akan tetapi ia menJadi pengajar di universitas,
maka ia akan memiliki profesi yang berbeda, ia akan berprofesi
sebagai dosen, Berdasarkan contoh tersebut, dapat melihat
bahw3 profcsi yang dijalallkall uleh seseorang lebih dltentukan
oleh peranannya, bila dibandingkan dengan pemahaillannya
terhadap suatu kumpulan pengetahuan yang berlaku umum,

Hal yang membedakan suatu profesi dengan suatu peran


biasa dalam kehidupan adalah adanya kebutuhan untuk
menetapkan dasar bagi standar kualitas tindakan serta kode
etik, Oi dalam lingkungan perusahaan, kualitas yang
membedakan seorang auditor internal dari pegawai lain adalah
pengalaman, kejujuran, loyalitas, obyektivitas dan ketekunan
dengan sepenuhnya, Orang-orang memiliki harapan yang lebih

:ill
terhadap auditor- internal, dan rnereka ingin agar auditor internal
bertindak sesuai dengan standar- profesinya.

Standar profesi inilah yang akan mendorong audit internal


akan lebih efektif dalam membantu pencapaian kinerja baik
untuk level manajemen maupurl kinerja perusahaan secara
keseluruhan_ Namun banyak manajemen puncak perusahaan
yang masih belum menyadari hal ini dan masih bingung auditor
internal diisi oleh siapa dan akan diberi tugas apa.

51
7. KESIMPULAN

Oari uralan di l11uka dapat dikel11ukakan beberapa


kesil11pulan antara lain.

a. Oalal11 situasi saat ini dan terlebih l11enghadapi l11asa depan


l11anajel11en badan usaha tidak ada pilihan harus bekerja
efisien,efektif dan berorientasi pasar.

b. Oi sal11ping l11eningkatkan sistel11 pengendalian l11anajel11en


auditor internal yang profesional akan membantu
peningkatan kinerja. perusahaan.

c. Kecurangan dapat dikenali nal11un sulit untuk


pel11buktiannya dan audit kecurangan bukanlah pendekatan
ekonol11is.

d. Untuk dapat l11engenali kecurangan auditor harus terlatih.


Pelatihan audit untuk l11endukung auditor dalal11 l11endeteksi
kecurangan antara lain.

1) Oasar-dasar Pel11eriksaan.
2) Pel11eriksaan Operasional
3) Audit Sistem Inforillasi
4) Pengetahun Penyidikan.
5) Psikologi dan KOlllunikasi Peilleriksaan.

52
Mahlah in; disajibfl p"da ',W.J.ff.v.IH /-I':.\',\! 1'1,\II.1i!!. \ 11.Y /'vII.N,'" J.:S'. I i I f.11f ", /""}.'}.:,,II.! .-1):1"/111 {')'/f,d,.''';,''''''
e. Audit internal perlu diisi dengan tenaga-tenaga yang baik
dan terlatih agar dapat membantu manajemen badan usaha
yang bersangkutan, baik selaku konsultan manajemen
maupun melaksanakan penugasan lainnya, termasuk
mendeteksi dan Illembantu serta Illelllecahkan kecurangan.

Bandung, Aguctus 1996


OAFTAR PUSTAKA

1. Arens, Alvin A. And Loebbecke, James K "AUDITING AN


INTEGRATED APPROACH". Sixth Ed. New Jersey Pren-tice Hall Inc.,
1994

2. Australian Society of CPA" AUDITING HAND BOOK", Practice Hall of


Australia Pty Ltd, 1993

3. Barlow, Stephen Cs "THE BUSINESS APPROACH TO INTERNAL


AUDITING", Juta & Co, Ltd, Johannesburg, 1995

4. Brink & Witt. "MODERN INTERNAL AUDITING", 4th edition, Ronald


Press Publication, 1982.

5. Cashin's. "HAND BOOK FOR AUDITORS", 2th edition, Mc. Graw-


Hill, 1988.

6. Chammbers. "INTERNAL AUDITING", Pitmail Books Ltd, 1981

7. Courtemanche. "THE NEW INTERNAL AUDITING", Ronald Press


Publication.

8. Eliza G.C. Collins. "THE PORTABLE MBA", Johar Wiley & Sons, Inc,
1992.

9. Kiger & Scheiner. " AUDITING", Houghton Mifflin Co, 1994

10. Purwoko "ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN TERHADAP


PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL, DAN PENGARUH
PROFESIONALISME TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL,
DORONGAN BERPINDAH KERJA, KEPUASAN KERJA, DAN
KINERJA AUDITOR INTERNAL", F.E. UGM, 1996

11. The Institute of Internal Auditors. "CODIFICATION OF STANDARDS


FOR THE PROFESIONAL PRACTICE OF INTERNAL AUDITING",
1995

12. Ratliff, Wallace, Loebbecke & Mc Farland. "INTERNAL AUDITING",


The Institute of Internal Auditors, 1988.

13. Samuel C. Certo, J. Paul. "STRATEGIC MANAGEMENT A FOCUS


ON PROCESS", Me. Gram-Hill International Editions, 1990

14. Sawyers's "INTERNAL AUDITING", 3th edition, The Institute of


Internal Auditors, InG. 1988
54

"lablah in, di'"J'\..>" 1"").' .\I!, IIS .. 11i /'1 I,\'< '111_\fI:II/};.\~IAN {N/f-RN )'.,1,\'1; I.'-I.A.II! 1''''j.,):,11 13 .~.,.""". ,-)"ir, ,I, /,d'If','
TENTANG PENULIS

Hiro Tugiman lahir di Klaten pada 11 Januari 1943, lulus dan


memperoleh gelar Sarjana Akuntansi (akuntan) dari Fakultas Ekonomi
Universitas Gajah Mada pada tallun 1970. Terhitung 1 Oktober 1964
bekerja di Direktorat Akuntan Negara (Sekarang BPKP), dan mulai 1 Maret
1971 penulis mengundurkan diri dan bekerja di PN. Telkom (sekarang PT.
Telkom).

Bidang Akuntansi Keuangan dan Auditing adalah dua bidang yang


selama ini ditekuni sehin(:Jqa membawa ke puncak pimpinan di PT. Telkom,
yaitu sebagai Kepala Inler rial Audit sejak tahun '1988, yang sebelumnya
sebagai General Manager Akuntansi pada perusahaan yang sama, di mana
bidang akuntansi inilah yang digelutinya sejak tahun 1971. Mulai Desember
1995 penulis memimpin Divisi Pelatihan PT. Telkom dan terhitung Juni
1996 sebagai PA.CEO Komunikasi Perusahaan.

Berbagai kursus dan training telah diikuti seperli Sespa tahun 1982,
Suspimgab ClUMN-1 Lemhannas tahun 1990 serla Kursus Reguler
Angkatan (KRA) XXVI Lemhannas tahun 1993.

Pada saat ini penulis adalah dosen A/wntansi Keuangan pada


Fakultas Ekonomi Univer'sitas PadjadJaran sejak tahun 1975, Pemeriksaan
Akuntansl pad a Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan sejak
tahun 1987 serla Akuntansi Keuangan pad a berbagai Perguruan Tinggi
swasta di Bandung. Dalam bidang pendidikan penulis telah berkecimpung
antara 1965-1969 sebagai asisten mala kuliah Dasar Akunlansi, Tata Buku-
B dan Hukum Pajak di Fakultasnya, di sam ping memberikan kuliah di
beberapa Akademil Perguruan Tinggi di Yogyakarla.

Mablali in; di5ajibn pada "SF}'IINAi< !1fA! ,,\II'U/I.I;//...' ~ j\, ISII.!I,\' )A,\'(; 1.11).. II! I,,,,;:!:,,, 13 .{).:I"'''' /')',)(, di./"h,nll
Penulis sebagai Ketua Yayasan F)endidikan dan Latihan Manajelllen
dan Teknologi Telekoillunikasi (YPT) yang Illengelola Sckolah Tinggi
Manajemen Bandung (SlMB) dan Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (STT-
Tel) untuk periode 19911994 dan 1994-Mei1996. Oi saillping itu bersama
beberapa Pejabat Pelllel'intah dan Oirut BUMN sebagai pendiri Yayasan
Pendidikan Internal Audit di Jakarta pada tanggal 17 April 1995.

Sebagai Ketua Umurn Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern


(FKSPI) BUMN/BUMO untuk periode 1992-1995 dan 1995-1998, Pengurus
Perhirnpunan RUlllah Sa kit Borroilleous dan rnenduduki jabatan penting
pada berbagai kegiatan antara lain Ketua Badan Perneriksa Koperasi
Telkorn Kantor Pusat, KOlllisaris di PT.Telkornindo dan KOlllisaris Utailla
PT.Sistelindo.

Hobi Illeillbaca dan menulis pada beberapa media cetak yang banyak
diminati peillbaca dan kumpulan tulisan yang merupakan bunga-bunga
kehidupan telah diterbitkan pada tanggal 11 Januari 1996 dengan judul
" 101 PERNIK KEf-IlOUPAN ", di saillping menulis buku-buku bidang
akunlansi dan auditing. Selain ilu dalam bidang seni, penulis menggemari
kesenian Wayang sehingga membawanya duduk sebagai penasehat Ikalan
Penggemar Wayang Indonesia (IPWI) di Bandung.

Tiga kali memperoleil kenaikan pang kat istirnewa dari Direksi


PT.Telkom yaitu pad a la/lun 1978, 1990 dan Juni 1996 ke Golongan IV/e
(Grade-i), di samplng pad a lahun 1990 memperoleh penghargaan
Satyalancana Wirakarya dari Presiden Republik Indonesia alas jasa-
jasanya di PT. lelkom.

5(,

MAl~IJh I'" (~;~.>.! l~ :,rL 1",,1.' .\/:, lIS.I/! / i '.\', ,_If /'t:\ WN/A:.''AA/I' lSI UIN fA,\'I; 1.11.1.: II! . "'''i:;:<'' I J '~I''' " ... j"I'H,'/, "dO' III

Anda mungkin juga menyukai