Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI

NO. PERCOBAAN : 09
JUDUL PERCOBAAN : PERBANDINGAN TEGANGAN SALURAN
KOAKSIAL DENGAN UJUNG BUKA

KELAS / GROUP : TT5C / 06


NAMA PRAKTIKAN : ADINDA MUTIARA PUTRI (1315030028)
NAMA KELOMPOK : 1. LUTFIYAH WULANDARI (1315030056)
2. MUHAMMAD FAISAL IHSAN (1315030062)
3. SHEREEN CHRISTIANTY (1315030121)
4. TIARA DELIMA (1315030083)
TANGGAL PERCOBAAN : 17 OKTOBER 2017
TGL. PENYERAHAN LAP. : 24 OKTOBER 2017
NILAI :
DOSEN : YENNIWARTI RAFSYAM, SST., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017
PERCOBAAN 9
PERBANDINGAN TEGANGAN SALURAN KOAKSIAL DENGAN
UJUNG BUKA

1. TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Mengukur distribusi tegangan pada titik level pengukuran 0m, 25m, 75m,
100m dengan frekuensi berbeda serta mengevaluasi hasil-hasil
pengukuran.
1.2 Memahami pengaruh impedansi instrumen pada hasil yang didapat.
1.3 Membuat pengukuran bebas pentanahan dan mengena distribusi
tegangan pada transfer /2.

2. PENDAHULUAN
Suatu kabel koaksial 100 meter terbagi masing-masing pada panjang 25
meter dan dilengkapi dengan soket,sehingga dapat dipasang dalam hubungan
seri. Dalam percobaan, kapsitansi saluran terlihat bahwa kabel tersebut
1
mempunyai kapsitansi : C = 97 pF/m , i.e

Dapat dipahami bahwa soket-soket dalam pengukuran saluran


mempengaruhi kapasitansi saluran tersebut. Pemantulan terjadi pada soket dan
dapat dilihat pada saluran di MP 6 pada saluran.Oleh karena itu , hanya 5 titik
pengukuran dilaukan sepanjang saluran yang memberikan cukup informasi
pada distribusi tegangan sepanjang saluran.
Kapasitansi 1pF/cm juga menunjukkan pembebanan yang diperoleh oleh
impedansi atau kopling pertanahan instrumen.
Seperti yang terlihat pada percobaan resistansi saluran, konduktor luar
mempunyai resistansi 35 dan induktansi tidak dapat diabaikan.Dari sis ini
terdapat perbedaan tegangan yang dihasilkan antara ujung akhir konduktor luar
dan konduktor di awal saluran , yang mana makin tinggi dengan kenaikan
frekuensi.
Perbedaan tegangan ini tampilkan dalam osiloskop,tetapi tidak dapat
dikurangkan begitu saja, karena fasa dari kedua tegangan tidak sama lagi pada
frekuensi yang lebih tinggi.
Bila frekuensi dinaikkan ,tegangan pada titik pengukuran 2 sampai 5 juga
naik.Jika kenaikan ini mengikuti fungsi sinus pada frekuensi tertentu,kemudian
distribusi /4 tercapai yakni panjang gelombang terbentuk sepanjang saluran
kabel dengan minimum pada awal saluran maksimum pada ujung akhir saluran.
Kondisi inididapatkan ketika tegangan masukan saluran dipertahankan
tetap dan tegangan pada ujung akhir saluran diatur ke maksimum dengan
mengatur nilai frekuensi saja.Pembebanan hasil dari impedansi metr harus
diingat. Hasil yang lebih baik akan didapatkandengan instrumen bebas
pertahanan (eart-free) yang dihubungkan ke titik pengukuran dan titik
konduktor luar (screen) yang menyertai.
Perlu diingat bahwa instrumen seperti itu harus tidak dihubungkan
dengan sumber teganagn utama dan kapasitansinya harus sekecil mungkin
dibandingkan dengan kapasitansi saluran, kalau tidak terpenuhi kapasitansi
paralel tambahan dikopelkan pada tegangan jatuh saluran.
Untuk mendapatkan instrumen bebas pertanahan , multimeter (Ri =10
M) digunakan dengan dioda adapter.
Dengan beberapa pengukuran ,pembebanan pada geerator oleh
kapasitansi kabel dan pemindahan resistansi begitu besar, sehingga level
keluaran 0 dB tidak dapat dipertahankan . Level -10dB =244,9 mVrms.22
=0,69 Vpp digunakan dalam pengukuran.

3. ALATALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN


1 Function Generator
1 Oscilloscope Dual Trace
1 Frequency Counter
2 Test Probe, 10:1/1:1, switchable
1 Dioda Adapter
2 Probe Adapter
2 Saluran koaksial
1 Kabel BNC/BNC
1 Set kabel penghubung dan plug
1 Multimeter
1 T konektor BNC

4. DIAGRAM RANGKAIAN

Gambar 1. Rangkaian pengukuran tegangan saluran koaksial dengan ujung buka

5. PROSEDUR PERCOBAAN
5.1 Merangkai perangkat seperti dalam diagram rangkaian, ujung saluran
dibuka. Mengatur generator U1=2Vpp dan frekuensi diberikan dalam
tabel. Menggunakan probe 10:1 pada oslioskop dan mengkalibrasi probe
tersebut.
Y1 (1V/Div; 10:1) ke MP1.
Y2 (1-2 V/Div; 10:1) ke MP2 sampai MP4 berurutan.
Mengatur RB sesuai dengan keperluan.
Menghubungkan Ground Osiloskop dan Generator ke MP10. Mengisi
tabel tersebut.
Mempertahankan U1=2Vpp untuk setiap kenaikan frekuensi.
Mengapa timbul tegangan pada MP6 dibandingkan MP10?
5.2 Y1 ke MP1 sebesar 2Vpp.
Y2 ke MP5.
Mengatur frekuensi agar MP5 mencapai maksimum. Mencatat
frekuensinya.
Distribusi gelombang apa yang terjadi?
5.3 Y2 ke MP5 dan mengatur hingga maksimum dengan Y1 menyelidiki titik
pengukuran 2 sampai 4 dan mengamati MP5 pada waktu yang
bersamaan. Apa hasilnya?
5.4 Bila kedua hasil pengukuran dibandingakan, metoda mana yang lebih
baik?
5.5 Pengukuran dengan instrumen bebas pentanahan.
Mengatur U1 = -10dB. Melakukan pengukuran pada MP1 ke MP5
dengan ground dihubungkan ke titik menyertainya, yakni 1 dan 10, 2, 9,
dan seterusnya.
5.6 Bagaimana tanggapan tegangan pada sauran ujung buka?
Kapan tegangan maksimum terjadi?
Pada frekuensi berapa transfer 1:1 diharapkan terjadi?
Mencatat nilai untuk f= 740 kHz dan f= 680 kHz.
Mengapa frekuensi turun ke 680 kHz?

6. DATA HASIL PERCOBAAN

Untuk 5.1

Tabel 1. Perbandingan tegangan saluran koaksial dengan ujung buka.


f MP1 MP2 MP3 MP4 MP5 MP6 Vpp
10 kHz 2,0 Vpp 2 2 2 2 0,2 Vpp
100 kHz 2,0 Vpp 2,08 2,2 2,36 2,36 0,2 Vpp
200 kHz 2,0 Vpp 2,36 3,04 5,04 5,04 0,4 Vpp
300 kHz 2,0 Vpp 4 4 4 1,84 0,32 Vpp
400 kHz 2,0 Vpp 1,04 0,8 0,64 0,64 0,32 Vpp
500 kHz 2,0 Vpp 0,4 0,4 0,4 0,4 0,32 Vpp

Untuk 5.2
U1 = 2 Vpp, menghasilkan U5 maksimum = 5,04 Vpp pada frekuensi = 200
kHz.
U5 maksimum menghasilkan distribusi gelombang sinus yaitu tegangan
maksimum muncul pada ujung akhir saluran.

Untuk 5.3
U5 memperlihatkan : amplitudo pada MP5 semakin besar ketika dilakukan
pengukuran pada titik MP2 sampai dengan MP4. Pengukuran dilakukan pada
frekuensi 200 kHz, yaitu pada tegangan maksimum.
Hasil yang didapat pada MP2 = 4,5 Vpp, pada MP3 = 5,28 Vpp, dan pada MP4
= 6,72 Vpp.

Untuk 5.4
Menurut kelompok kami, metoda yang paling baik adalah metoda pada langkah
kerja 5.3, karena perubahan tegangan pada setiap titik terlihat kenaikannya.
Untuk 5.5
Tabel 2. Pengukuran dengan bebas pentanahan.
f MP1 MP2 MP3 MP4 MP5 Satuan
10 kHz -10 -10,17 -10,17 -10,17 -10,17 dB
100 kHz -10 -10,17 -10,17 -10,17 -10,17 dB
200 kHz -10 -11,84 -11,25 -10,97 -10,97 dB
300 kHz -10 -13,9 -13,17 -12,48 -12,48 dB
400 kHz -10 -15,7 -13,9 -13,17 -13,53 dB
500 kHz -10 -19,19 -16,19 -15,24 -15,24 dB
600 kHz -10 -21,6 -17,52 -15,9 -15,9 dB
700 kHz -10 -23,3 -18,2 -16,19 -16,19 dB
800 kHz -10 -23,9 -18,9 -16,27 -16,27 dB
900 kHz -10 -23,3 -19,6 -16,41 -16,41 dB
1 MHz -10 -22 -20,7 -16,7 -17,27 dB
1,1 MHz -10 -21,2 -22,6 -17,8 -17,8 dB
1,2 MHz -10 -20,7 -24,52 -18,41 -18,41 dB
1,3 MHz -10 -19,6 -25,9 -18,5 -18,5 dB
1,37 MHz -10 -19,19 -26,9 -17,8 -17,8 dB

Untuk 5.6
Tegangan pada ujung buka, naik sampai frekuensi 1000 kHz.
Kondisi ini menunjukkan kondisi maksimum batas frekuensi tegangan naik
pada pengukuran saluran koaksial.
Tegangan maksimum terjadi pada 10 kHz.
Tegangan minimum terjadi pada 1,37 MHz.
Transfer 1 : 1 ( : 2 ) diharapkan terjadi pada frekuensi 10 dan 100 kHz.
Transfer 1 : 1 artinya kondisi dimana tegangan input sama dengan tegangan
output.

Tabel 3. Pengukuran (tegangan maksimum) untuk f = 740 kHz dan 680 kHz
f MP1 MP2 MP3 MP4 MP5 Satuan
740 kHz -18,5 -23,9 -18,5 -16,19 -16,19 dB
680 kHz -19,6 -23,3 -18,2 -15,9 -15,9 dB

Transfer 1:1 tidak terjadi. Mengapa?


Pengukuran frekuensi ini terjadi disebabkan pembebanan oleh kapasitansi
kabel dan pemindahan resistansi instrumen di ujung saluran.
7. BAHASAN HASIL PENGUKURAN

8. KESIMPULAN
9. LAMPIRAN

Osiloskop

Function Generator

Gambar 1. Rangkaian pengukuran perbandingan tegangan saluran koaksial


dengan ujung buka, untuk langkah 5.1 sampai 5.4
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 1.

Osiloskop

Function Generator

Gambar 2. Rangkaian pengukuran perbandingan tegangan saluran koaksial


dengan ujung buka, bebas pertanahan, untuk langkah 5.5 sampai 5.6
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3.

Anda mungkin juga menyukai