KERANGKA ACUAN
KEGIATAN ISPA
A. Pendahuluan
1. Rencana pembangunan jangka menengah nasional;RPJM-N] 2004-2009,telah ditetapkan
dengan peraturan persiden nomor 7 tahun 2005.
2. Salah satu sasaran RPJM-N yang akan di capai adalah menurunkan angka kematian bayi
dari 35/1.000 menjadi 26/1.000 kelahiran hidup.UUD no 25 tahun 2004 telah menyusun
rencana stratengis depertemen kesehatan tahun 2005-2009 yang ditetapkan menteri
kesehatan no 1274 /menkes/SK/VII/2005 tanggal 17 angustus 2005
3. Sejalan dengan visi depkes yaitu masyarakat untuk hidup dan misi membuat rakyat sehat
Peraturan pemerintah republik Indonesia no 65 tahun 2005 tentang mutu pelayanan dasar
yg merupakan
Urusan wajib daerah yang berhak di peroleh setiap warga secara minimal.
4. sejalan dengan UU no 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan UU no 33 tahun
2004 tentang
Penimbangan keuangan pusat dan daerah maka daerah otonomi harus mempunyai
kemampuan
Menentukan skala prioritas pembangunan di daerahnya masing-masing . sumber dana
pendukung
Program yg tersedia baik APBN dari pemerintah RI dengan organisasi intrenasional
maupun sumber
Dana lainnya seperti APBD maupun DAU harus di manfaatkan sebaik-baiknya .
B. Latar Belakang
Prongram p2 ispa di Indonesia mulai tahun 1984 bersama WHO menklasifikasikan
penyakit ispa dalam Tiga tingkat yaitu ispa ringan, ispa sedang dan ispa berat.Dengan
menerapkan pola baru ini maka sejak tahun 1990 pengedalian penyakit isap menitik
beratkan atau menfokuskan kegiatan penanggulangganya pada pneumonia balita pada
tahun 1997 WHO. Mepublikasikan tatalaksana penderita balita dengan mengunakan
pedekatan intergrated manangement Childhood illnes [IMCI] atau manajemen terpadu
balita sakit [MTBS] untuk berbagai penyakit anak yaitu ;ispa, diare, campak, gizi kurang
dan kekacingan.
C. Tujuan
1. Tujuan umum ;
Turunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi akibat penyakit pneumonia dan
broncopnemonia
2. Tujuan khusus ;
a. Akan di capai adalah menurunkan angka kematian bayi dari 35/1.000 menjadi
26/1.000 kelahiran hidup
b. Mutu pelayanan sesuai standar WHO .
c. Pendataan sampai ke desa-desa.
d. Tercapainya komitmen global.
a. pemeriksaan
-. Tanyakan [anamnes ]
-. Lihat, raba dan dengarkan
b. Penetuan ada tidaknya tanda bahaya
c. Klasifikasi penyakit ispa
d. Pengobatan
f. Perawatan anak dirumah
a. Pemeriksaan
1. Tanyakan ;
- berapa umur anak
- apakah anak menderita batuk atau kesukaran bernapas
- sudah berapa lama
- apakah bayi < 2bulan kurang bisa minum atau menetek
- apakah bayi 2 bulan 59 bulan tidak bisa minum atau menetek
- apakah anak pernah mengalami wheezing / mengi apakah berulang
- apakah anak demam sudah berapa lama
- apakah anak kejang
2. Lihat :
-. Anak harus dalam kondisi tenang
-. Ada nafas cepat
-. Adakah terlihat kesadaran menurun
-. Adakah tanda gizi buruk
3. Raba
-. Apakah teraba demam
-. Apakah terlalu dingin
4. Dengarkan
-. Apakah terdengar stridor
-. Apakah terdengar wheezing
Anak dengan salah satu tanda bahaya di atas masuk pada kelompok penyakit pneumonia
sangat
Berat perlu tindakan segera rujuk.
G. PENGOBATAN
1 Batuk bukan pneumonia
a. Beri pelega tengorokan dan pereda batuk yg aman
b. Apabila batuk lebih 14 hari rujuk
c. Apabila weezing berulang rujuk
d. Nasehat kapan kembali segera
e. Kunjungan ulang dalam lima hari bila tidak ada perbaikan
f. Obat weezing bila ada
2. Pneumonia
a. berikan amoksilin oral dosis tinggi 2kali perhari untuk tiga hari.
b. berikan pelega tengorokan dan pereda batuk yang aman.
c. apabila batuk lebih 14 hari rujuk
d. apabila weezing berulang rujuk
e. nasehat kapan kembali segera
f kujungan ulang dalam tiga hari.
3.Pnemonia berat
Kategori pengobatan
Amoxillin tab;
Amoxillin sirup
2x10 ml [2sdk]
2x20 ml [2sdk]
Entromisin sirup
3x5 ml [1 sdk]
3x5 [2 sdk]
Pemberian makan anak sakit untuk anak umur 6 bulan atau lebih
Berilah makanan tambahan setiap hari selama seminggu atau sampai berat badan
anak Mencapai normal
I. Jadwal Kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung
Melaksanakan pelayanan keluaarga berencana di polik KB setiap hari
Bulan
Kegiatan Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Pelayanan
keluarga X
berencana di
luar gedung
Penyuluhan
kes. X
Reproduksi
Iva
Pemeriksaan X
Iva
J. Hambatan dilapangan
1 Banyak anak menderita pnemonia tanpa dketahui oleh ibunya
2 Sebanyak 50 % kematian terjadi dalam tiga hari setelah gejala penyakit muncul
3 Ketidak tersedianya tata laksana kasus masih rendah
-. Komtmen petugas puskesmas menghitung nafas / memeriksa TDDK
-. Terapi antibiotic dan obat simpatamtik tidak rasional
4. Memerlukan upaya
K. Pendanaan
L. Evaluasi