Anda di halaman 1dari 23

Partograf 0

HAND OUT

Mata Kuliah : Asuhan kebidanan III


Kode Mata Kuliah : Bd.304
Topik : Melakukan Pendokumentasian Partograf
Waktu : 15 Menit
Dosen : Siti Komariah Amd.Keb

OBJEKTIF PERILAKU SISWA


Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan tentang partograf
2. Mendeskripsikan kegunaan utama partograf

REFERENSI
1. Bobak Irene, Lowdermik Deitra Leonard, Jensen Margaret Duncan,
Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta, 2005
2. Chapman, Vicky, Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran, EGC.
Jakarta; 2006
3. Cuningham, Gant, Leveno dkk, Obstetri Williams edisi 21, EGC, Jakarta;
2004.
4. DEPKES RI : Buku Acuan Persalinan Normal, Jakarta;2004.
5. Pusdiknakes : WHO ; JHPIEGO, Buku Asuhan Persalinan, Jakarta;2003.

PENDAHULUAN
Partograf merupakan gambaran persalinan yang meliputi semua pencatatan
yang berhubungan dengan penatalaksanaannya. Hasil rekaman ini lebih
efisien daripada catatan panjang dan memberikan gambaran piktogram
terhadap hal-hal yang penting dari persalinan serta tindakan yang
segera harus dilakukan terhadap perkembangan persalinan yang abnormal.

PARTOGRAF
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan, asuhan,
pengenalan penyulit dan informasi untuk membuat keputusan klinik.

Kegunaan utama dari patograf adalah :

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 1

1. Mengamati dan mencatat informasi kemajuan berjalan normal dan


mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini
mengenai kemungkinan persalinan lama.
2. Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini
peralinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai
kemungkinan persalinan lama.
3. Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka patograf akan menbantu
penolong persalinan untuk :
mencatat kemajuan persalinan.
mencatat kondisi ibu dan janinnya.
mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
menggunakan informasi yang tercatat untuk seacara dini
mengidentifikasi adanya penyulit.
menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu.

Halaman depan partograf mencantumkan :


a. Informasi tentang ibu
b. Kondisi janin
c. Kemajuan persalinan
d. Jam dan waktu
e. Kontraksi uterus
f. Obat-obat dan cairan yang diberikan
g. Kondisi ibu
h. Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya

Partograf harus digunakan :


untuk semua ibu pase aktif kala I persalinan sebagai elemen penting
asuhan persalinan. Partograf harus digunkan, baik tanpa apapun adanya
penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau,
mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal
maupun yang disertai dengan penyulit.
Selama persalinan dan kelahiran disemua tempat ( rumah, puskesmas,
klinik bidan swasta, rumah sakit, dll )

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 2

Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan


kepala ibu selama persalinan dan kelahiran ( spesialis obgin, bidan, dokter
umum, residen dan mahasiswa kedokteran )

Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya
mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.

Pencatatan selama fase laten persalinan.


Kala satu dalam persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yang dibatasi
oleh pembukaan servik
Fase Laten : pembukaan servik kurang dari 4 cm.
Fase Aktif : pembukaaan servik dari 4 sampai 10 cm.
Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan
harus dicatat.
Hal ini dapat direkam secaara terpisah dalam catatan kemajuan persalinan atau
pada Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan
setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuahan dan
intervens harus dicatat.

Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secra seksama, yaitu :
Denyut jantung janin : setiap jam.
Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap jam.
Nadi : setiap jam.
Pembukaan servik : setiap 4 jam.
Penurunan : setiap 4 jam.
Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam.
Produksi urine, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam.

Jika ditemui tanda tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi, harus lebih
sering dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila dalam diagnosa
ditetapkan adanya penyulit dalam persalinan. Jka frekwensi kontraksi berkurang
dalam satu tay dua jam pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu
dan bayinya. Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyulit, ibu
dipulangkan dan dipesankan untuk kembali jika kontraksinya menjadi teratur dan

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 3

lebih sering. Jika asuhan dilakukan dirumah, penolong persalinan boleh


meninggalkan ibu hanya setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya dalam kondis
baik. Pesankan pada ibu dan keluargannya untuk memberitahukan penolong
persalinan jika terjadi peningkatan frekwensi kontraksi.

Pencatatan selama fase aktif persalinan ( partograf )


1. informasi tentang ibu.
Lengkapi bagian awal ( atas ) partograf secara teliti pada saat memulai
asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai : Jam pada
partograf dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten
persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.
2. Keselamatan dan kenyamanan janin.
Denyut jantung janin.
Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian
pemeriksan fisik dalam bab ini, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ)
setiap 30 menit ( lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin ). Setiap
kotak pada bagian ini, menunjuka waktu 30 menit. Skala angka disebelah
kolom paling kiri menunjukan DJJ. Catat DJJ dengan memberikan tanda
titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ.
Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis
tidak terputus.
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka
180 dan 100. tetapi, penolong sudah harus waspada bila DJJ di bawah
120 atau diatas 160.
Warna dan adanya air ketuban.
Nilai air ketuban setiap kali dilakukanpemeriksaan dalam, dan nilai warna
air ketuban
jika selaput ketuban pecah. Catat temuan- temuan dalam kotak yang
sesuai dibawah
lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini :
U : Ketuban utuh ( belum pecah )
J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium.
D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 4

K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering )

Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukan adanya gawat


janin.
Jika terdapat mekonium,pantau DJJ secara seksama untuk mengenali
tanda-tanda dawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda
gawat janin ( denyut jantung janin < 100 atau < 180 kali permenit ), ibu
segera dirujuk kefasilitas kesehatan yang sesuai. Tetapi jika terdapat
mekonium kental, segera rujuk ibuke tempat yang memiliki asuhan
kegawatdaruratan obstetric dan bayi baru lahir.
Molase ( penyusupan kepala janin )
Penyusupan adalah indicator penting seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri dengan bagian keraspanggul ibu. Tulang kepala yang
saling menyusup atau tumpang tindih, menunjukan kemungkinan adanya
disproporsi tulang panggul ( CPD). Ketidak mampuan akomodasi
akanbenar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak
dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting
sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan.
Lakukan tndakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan
tanda-tanda disproporsi tulang ke fasilitas kesehatan yang memadai.
Setiap kali melakukn pemeriksaan dalam, nilai penyusup kepala janin.
Catat temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan
lambing-lambang berikut i :
0 : tulang tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah
dapat dipalpasi.
1 : tulang- tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2 :tulang tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih
dapat dipisahkan.
3 : tulang tulang kepala janin tupang tindih dan tidak dapat
dipisahkan.

3. Kemajuan Persalinan.
Pembukaan Servik.
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan dibagian pemeriksan fisik
dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan servik setiap 4 jam ( lebih sering

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 5

dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit ). Saat ibu berada dalam fase aktif
persalinan, catat pada partograf hasil temuan dari setiap pemeriksaan.
Tanda X harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya
pembukaan servik. Beri tanda untuk temuan temuan dari
pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama fase aktif
persalinan di garis waspada. Hubungankan tanda X dari setiap
pemeriksaan dengan garis utuh ( tidak terputus )
Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian pemeriksaan fisik
dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan servik (setiap 4 jam) lebih sering
dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian
terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan
pembukaan serik umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau
presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan servik
umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin.
Tapi kadangkala, turnnya bagian terbawah /presentasi janin baru terjadi
setelah pembukaan serviksebesar 7 cm.
Kata-kata turunnya kepala dan garis tidak terputus dari 0-5 tertera disisi
yang sama dengan angka pembukaan servik. Berikan tanda O pada
garis waktu yang sesuia. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5,
tulis tanda O dinomer 4, hubungkan tanda O dari setiap pembukaan
dengan garis tidak terputus.
Garis Waspada dan garis Bertindak.
Garis waspada dimuali pada pembukaan servik 4 cm dan berakhir pada
titik di mana pembukaaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1
cm / jam. Pencatatan selam faseaktif persalinan harus dimulai digaris
waspada jika pembukaan ervik mengarah kesebelah kanan garis waspada
( pembukaan < 1 cm/jam ), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit
( misalnya fase aktif yang memanjang, macet, dll ).
Perimbangkan pula adanya tindakan interfensi yang diperlukan, misalnya
persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan ( rumah sakit atau
puskesmas ) yang mampu menangani penyulit dan kegawat daruratan
obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan
oleh 8 kotak atau 4 jalur kesisi kanan. Jika pembukaan servik berada
disebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 6

persalinan harus dilakukan. Ibu harus tib ditempat rujukan sebelum garis
bertindak terlampaui.

4. Jam dan Waktu


o Waktu mulainya fase aktif persalinan .
Dibagian bawah partograf ( pembukaan servik dan penurunan )
tertera kotak-kotak yang diberi angka 1 -16. setiap kotak
menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
o Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan.
Dibawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif. Tertera kotak-
kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan.
Setiap kotak menytakan 1 jam penuh dan berkaitan dengan 2
kotak waktu 30 menit pada lajur kotak diatasnya atau lajur
kontraksi dibawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan
catatkan pembukaan servik digaris waspada kemudian catatkan
wakyu aktual pemeriksaan ini dikotak waktu yang sesuai. Sebagai
contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukan ibu mengalami
pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda X digaris
waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera disisi luar
kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu
dibawahnya ( kotak ketiga dari kiri )

5. Kontaraksi Uterus.
Persalinan yang normal disertai his yang normal. Pada persalinan normal,
makin lanjut persalinan berlangsung, his akan makin lama, makin sering
dan semakin sakit.
1. Mengamati his.
Pengamatan his dilakukan setiap jam dalam fase laten, dan setiap
setengah jam dalam fase aktif. Yang harus diamati adalah :
o frekuensi : diukur jumlah his / 10 menit
o lama : dalam detik dari permulaan his terasa dengan palpasi
perut sampai hilang.
2. Mencatat his pada partograf :

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 7

Di bawah garis waktu, ada 5 kotak kosong melintang sepanjang


partograf, yang pada sisi kirinya tertulis his/10 menit. Satu kotak
menggambarkan satu his. Kalau ada 2 his dalam 10 menit, ada 2
kotak yang diarsir. Ada 3 cara mengarsir :
1. < 20 detik ( berupa titik-titik)
2. 20-40 detik (garis miring/arsiran)
3. > 40 detik ( dihitamkan penuh).

6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan


Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit
jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan intravena dan dalam
satuan tetesan per menit.
Obat-obatan lain dan cairan intravena
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dqan atau cairan intravena
dalam kotak yang seuai dengan kolom waktunya.

7. Kesehatan dan kenyamanan ibu


Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh
Angka disebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan
darah ibu.
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase
aktif persallinan. (lebih sering jira dicurigai adanya penyulit). Beri
tanda titik pada kolom yang sesuai (.)
Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam
selama fase aktif persalian (lebih sering jira dianggap akan ada
penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai :
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu ( lebih sering
jira meningkat, atau dianggap adanya infeksi ) setiap 2 jam dan
cataat temperatur tubuh dalam kotakyang sesuai.
Volume urine, protein, aseton.
Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap
kali ibu berkemih). Jira memungkinkan setiap ibu berkemih, lakukan
pemeriksaan adanya saetn atau proten dalam urine.

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 8

8. Asuhan , pengamatan dan keputusan klinik lainnya.


Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinikn disisi luar
kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan dalam
persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan
persalinan.

Asuhan, pengamatan atau keputusan klinik mencakup :


Jumlah cairan peroral yang diberikan.
Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur.
Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (obgyn, bidan, dokter
umum)
Persiapan sebelum melakukan rujukan.
Upaya rujukan.

Pencatatan pada lembar belakang partograf.


Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang
terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang
dilakukan sejak persalinan kala I sampai persalinan kala IV (termasuk Bayi baru
lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Niali dan
catat asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama
persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah
terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai.
Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama
peamantauan kala IV ( mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan ).
Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat
pula digunakan untuk menilai atau memantau sejauh mana telah dilakukan
pelaksanaan persalinan bersih dan aman.

Catatan persalinan terdiri dari unsur-unsur berikut :


a. Data dasar.
b. Kala I
c. Kala II
d. Kala III
e. Bayi baru lahir.
f. Kala IV.

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 9

Cara pengisian :
Berbeda dengan halaaman depan yang harus diisi pada akhir setiap
pemeriksaan, lembar paretograf ini diiisi setelah semua proses persalinan
selesai. Adapun caara pengisian acatatatn persalinan pada lembar belakang
partograf secara lebih terinci disampaikan menurut unsur-unsurnya sebagai
berikut :
A. Data dasar.
Terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, catatan, alasan merujuk,
tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada masing-
masing tempat yang tealah disediakan,atau dengan cara memberi tanda
pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no 5, lingkari
jawaban yang sesuai dan untuk pertasnyaan no 8njawaban bisa lebih dari 1.
B. Kala I.
Kala I terdiri dari pertanyaan pertanyaan tentang partograf saat melewati
garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan
hasil penatalaksanaan tersebut. Untuk pertanyaan no 9, lingkari jawaban
yang sesuai. Pertanyaan lainnya hanya diiisi jika terdapat masalah laiinya
dalam persalinan.
C. Kala II.
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia
bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda pada
kotak disamoping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no 13, jika
jawabannya Ya tulis indikasinya. Sedangkan untuk no 15 dan 16 jika
jawabannya Ya , isi jenis tindakan yang telah dilakukan. Untuk pertanyaan
no 14 jawaban bisa lebih dari satu. Sedangkan untuk masalah lain hanya diisi
apabila terdapat masalah lain pada kala II.
D. Kala III.
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitoksin, penegangan tali pust
terkendali, massage fundus, plasenta lahir lengkap, placenta tidak lahir lebih
dari 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta,
penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan
beri tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk no 25,26 dan
28 lingkari jawaban yang benar
E. BBL.

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 10

Informasi tentang BBL terdiri dari berat dan panjang badan, jenis kelamin,
penilaian kondisi BBL, pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan
terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri
tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertantyaan no 36
dan 37, lingkari jawaban yang sesuai sedangkan untuk no 38 jawaaban bisa
lebih dari satu.
F. Kala IV.
Kala IV berisi data tentang tekanan darah,nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi
uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat
penting terutama untuk menilai apakah ada resiko atau terjadi perdarahan
pasca persalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit
pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu
jam berikutnaya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan
jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah
disediakan. Bagian yang digelapkan tidak usah diisi.

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 11

EVALUASI

1.Apa yang dimaksud dengan partograf


a. Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan
b..Partograf adalah alat untuk mengenal penyulit dan informasi untuk
membuat keputusan klinik
c..Selembar kertas yang digunakan untuk memantau kemajuan
persalinan
d. Jawaban A dan C benar
e. Jawaban A dan B benar

2. kegunaan utama dari partograf adalah

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 12

a. Untuk mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan


b. Alat bantu inform consent
c. Dapat menjamin keselamat ibu dan janin
d. Dapat digunakan sebagai surat rujukan
e. Semua jawaban betul

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 13

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 14

DOKUMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

DIPLOMA KEBIDANAN ABDI NUSANTARA


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI

Program Studi : Diploma III Kebidanan


Mata Kuliah : ASKEB 2
Standar Kompetensi : Setelah mengikuti mata kuliah ini,mahasiswa mampu
dan memahami penggunaan partograf dan dapat
menggunakan partograf.
Kompetensi Dasar : Dapat menjelaskan pengertian dan kegunaan partograf
dan dapat memantau kemajuan persalinan serta
kesejahteraan ibu dan janin dari partograf
Topik : Partograf
Dosen : Yuyu Maryunah. Amd,Keb
Referensi 1. Bobak Irene, Lowdermik Deitra Leonard, Jensen
Margaret Duncan, Keperawatan Maternitas, EGC,
Jakarta, 2005
2. Chapman, Vicky, Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Kelahiran, EGC. Jakarta; 2006
3. Cuningham, Gant, Leveno dkk, Obstetri Williams
edisi 21, EGC, Jakarta; 2004.
4. DEPKES RI : Buku Acuan Persalinan Normal,
Jakarta;2004.
5. Pusdiknakes : WHO ; JHPIEGO, Buku Asuhan
Persalinan, Jakarta;2003.

TAHAPAN PEMBELAJARAN

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 15

Waktu Isi Metoda & Alat


Bantu
2 1. Memberikan Salam Metoda :
2. Memberikan ilustrasi latar belakang materi,dan Ceramah
menhubungkan materi ini dengan materi sebelumnya
3. Menyampaikan OPS Alat Bantu :
4. Meyanpaikan Struktur Pembelajaran(Menjelaskan Flipchart &
pokok-pokok materi yang akan dibahas, Referensi Papan Tulis
dan Proses pembelajaran)
5. Pembelajaran Menjelaskan pentingnya materi yang
akan dibahas

Metoda : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi dan Studi Kasus


OPS (Enabling Objektif) :
1. Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang partograf
2. Mahasiswa mampu memahami bagian-bagian partograf

4 URAIAN MATERI Metoda :


I. Pengertian partograf CTJ,
2. kegunaan partograf Diskusi
3. pemantauan kemajuan persalinan dan
4. pemantauan kesejahteraan ibu dan janin Ilustrasi

Alat Bantu
:
OHT, OHP
& Flipchart

Metoda :
Diskusi
2 Latihan Siswa (Evaluasi) Alat Bantu
1. Apa yang disebut dengan :
partograf ? Power
2. Sebutkan kegunaan utama dari Point dan
partograf ? LCD
3. setiap ?

Penutup
1. menyimpulkan materi bersama-sama dengan mahasiswa
2 2. menugaskan mahasiswa untuk membaca handout Metode :
3. mengucapkan salam ceramah

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 16

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 17

DOKUMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

DIPLOMA KEBIDANAN ABDI NUSANTARA


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTIK

Program Studi : Diploma III Kebidanan


Mata Kuliah : KDPK
Kegiatan : Memberikan obat parenteral ( suntikan IC )
Objektif Perilaku Siswa : Setelah didemonstrasikan dan berlatih di laboratorium
(OPS) mahasiswa mampu melakukan simulasi penyuntikan
IC,sesuai prosedur yang berlaku dengan benar dan tepat
tanpa mengabaikan keselamatan kerja.
Dosen : Haryati Am,Keb

Bahan : BAHAN
1. Obat suntikan yang akan dipakai ( vaksin BCG
dan pelarutnya )
Peralatan & Perlengkapan :
Peralatan :
1. Bak semprit steril yang didalamnya terdapat spuit
BCG
2. Bengkok kosong 1 Buah
3. Perlak dan alas 1 Buah
4. Daftar atau buku suntikan
5. Kom berisi kapas air hangat secukupnya

Metode : Metode yang digunakan dengan menggunakan 4


langkah demonstrasi :
1. Live
2. Step by step
3. Penerapan (Aplikasi)
4. Penilaian (Evaluasi)
Media : Job Sheet, OHT/OHP, Papan tulis, Daftar tilik
Referensi : 1. JNPKKR (2004), Pencegahan Infeksi, Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
(BAB 4 : Hal 22-1).
2. Potter, 2000, Keterampilan Dasar dan praktek
Klinik, Jakarta : EGC ( Hal 357).

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 18

TAHAP PEMBELAJARAN
1. PENDAHULUAN
a. Mengucapkan salam dan menarik perhatian siswa
b. Menghubungkan keterampilan yang akan diajarkan dengan materi sebelumnya
c. Menjelaskan struktur penyampaian agar tercapai OPS
d. Menyampaikan referensi
e. Menyampaikan pentingnya keterampilan yang diajarkan ini ketika praktek
dilapangan

f. Menyampaikan cakupan materi menggunakan :


Peragaan secara life
Step by step, dalam hal ini mahasiswa boleh bertanya bila ada yang belum
jelas
g. Mahasiswa berlatih dibawah bimbingan dosen

PROSEDUR PELAKSANAAN
No Langkah-langkah Key Point
1. Persiapan Pasien Beri penjelasan pada
pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan
Beri penjelasan dengan
lengkap dan jelas

2. Persiapan alat Siapkan Peralatan, bahan


dan perlengkapan.
Susun pelalatan, bahan
dan perlengkapan
secara ergonomis
Cek kembali Obat
Buka kemasan spuit dan
masukan ke dalam
instrumen.
3. Lakukan cuci tangan Dengan sabun dan air

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 19

mengalir selama 10 15
detik, keringkan dengan
handuk bersih

4. Pakai sarung tangan A. Perhatikan cara


memakai dengan
benar

5. Pasang Hanscoen Gunakan Hanscoen bersih


untuk melindungi diri
petugas

6. Gambar Usap bagian karet dari vial


dengan alkohol ( jika obat
dalam kemasan ampul,
patahkan ampul dengan
menggunakan gergaji ampul
)
Tunggu sampai alkohol
kering
Setelah menggunakan
gergaji ampul, patahkan
ampul dengan
menggunakan Kassa
7. Jika Obat dalam bentuk
serbuk, masukan pelarut
BCGdan campur dengan
faksin BCG
Gunakan tehnik satu

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 20

tangan saat menusukan


suntik ke Vial.
Masukan Aquadest
sesuai dengan pada
label obat
8. Letakan spuit yang sudah
digunakan ke dalam
nierbekken.
Ingat jangan menutup spuit
yang telah dipakai.

9. Kocok Vial obat yang sudah


dicampur.
Kocok dengan cara
memutar sampai menjadi
homogen.

10 Ambil obat dengan spuit


BCG ( Untuk imunisasi
BCG)
Gunakan cara dan teknis
yang sama dengan langkah
pengambilan cairan
aguadest.
11 Keluarkan udara yang ada di
dalam spuit.
Dengan posisi vertikal, sentil
bagian tabung spuit untuk
mengeluarkan gelembung
udara.
12 Bersihkan daerah yang akan
disuntik dengan kapas DTT.
Usap dengan cara
melingkar dari bagian
dalam keluar.

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 21

13 Menegangkan kulit pasien


dengan tangan kiri,
kemudian jarum ditusukan
perlahan-lahan dengan
lobang jarum, mengarah
keatas.

Jarum dan permukaan kulit


membentuk sudut 150 200
Menyemprotkan cairan
sampai terjadi gelembung
berwarna putih pada kulit,
lalu jarum ditarik dengan
cepat tidak dihapus
hamakan dengan kapas
alcohol dan tidak boleh
dilakukan pengurutan
(masase)
Tarik jarum keluar kulit.
Lakukan tarikan dengan
cepat
Hapus dengan kapas DTT
Pada Injeksi IC, tidak
boleh menghapus dengan
kapas dan memasase
daerah yang sudah
disuntik)

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb


Partograf 22

Letakan Spuit yang sudah


digunakan ke dalam
nierbekken.
Spuit tidak perlu
ditutup
Gunakan teknis satu tangan

Oleh : Yuyu Maryunah, Amd. Keb

Anda mungkin juga menyukai