Anda di halaman 1dari 6

PEMERIKSAAN 4

I. JUDUL : PEMERIKSAAN NARKOBA


II. TANGGAL PRAKTIKUM :
III. METODE : Immunochromatografi Kompetitif
UJUAN : mengetahui ada tidaknya Narkoba dalam sample urine pasien.
: Pada strip mengandung konjungat drugs IgG anti narkoba, dimana subtrat urin yang
mengandung drugs (AMP/THC/MOR) akan bereaksi dengan konjungat dimana hasil (+)
ditandai dengan terbentuknya garis merah pada test, (-) pada control.
VI. DASAR TEORI
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba",
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia
adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa
yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan,
narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius
pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba)

Jenis-jenis Narkoba Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan


berbahaya yang telah populer beredar dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan, termasuk
bagi aparat hukum. Sebenarnya dahulu kala masyarakat juga mengenal istilah madat sebagai
sebutan untuk candu atau opium, suatu golongan narkotika yang berasal dari getah kuncup
bunga tanaman Poppy yang banyak tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan Laos (The
Golden Triangle) maupun di Pakistan dan Afganistan.
Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan RI
adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua
istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang
oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan (adiksi).
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan
mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan
akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah
memberlakukan Undang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997
tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.
(http://bomberpipitpipit.wordpress.com/jenis-jenis-narkoba)
Test didasarkan pada kompetisi penjenuhan IgG anti-narkoba yang mengandung substrat
enzim (ada dalam keadaan bebas di zone S) merupakan Antibodi Pendeteksi dalam Strip
oleh narkoba sampel/urine Antigen dalam Sample atau narkoba yang telah dikonjugasi
enzim Antigen dalam Strip Test (ada dan terfiksir di zone T). Jika dijenuhi oleh narkoba
sampel (sampel positif narkoba), maka IgG anti narkoba-substrat tidak akan berikatan dengan
narkoba-enzimnya, sehingga tidak terjadi reaksi enzim-subtrat yang berwarna. Sebaliknya jika
tidak dijenuhi (sampel negatif narkoba) atau hanya sebagian dijenuhi (sampel mengandung
narkoba dalam jumlah di bawah ambang batas pemeriksaan/CUTOFF), maka IgG anti-narkoba-
substrat akan berikatan dengan narkoba-enzimnya secara penuh atau sebagian, sehingga terjadi
reaksi enzim-substrat yang berwarna penuh (gelap) atau lamat-lamat (ragu-ragu).

Valid tidaknya test dikontrol dengan mengikutsertakan pada zone S suatu kontrol validitas
yang berupa IgG goat-substrat. Karena IgG goat bukan antibodi spesifiknya narkoba, maka baik
pada sampel urin yang ada, ada dalam jumlah di bawah ambang batas pemeriksaan atau tidak
ada sama sekali narkobanya, semuanya tidak akan menjenuhi dan hanya akan mendifusikan IgG
goat-substrat dari zone S ke zone C untuk menemui dan mengikat IgG anti-IgG goat yang
dikonjugasi enzim (KAGE) sehingga terjadi reaksi enzim-substrat yang berwarna di zone C.

(http://abiluvummi.wordpress.com/2011/01/31/laporan-immunologi-p-narkoba/)

VII. PRA ANALITIK


A. Persiapan pasien : tidak memerlukan persiapan khusus

B. Persiapan Sampel : urin sewaktu

C. Alat dan Bahan :

1. Strip test Narkoba


2. Urine

3. Timer

4. Wadah penampung Urine

VIII. ANALITIK

1. Simpan sampel pada suhu kamar, lalu buka bungkus strip dan gunakan sesegera mungkin.

2. Celupkan secara vertical strip pada specimen urine selama 10-15 detik, jangan melebihi batas

urine.

3. Tunggu terbentuknya garis. Baca hasil pada 5 menit, jangan lebih dari 10 menit.

IX. Interpretasi Hasil

1) Positif : Hanya terbentuk pita pink pada Control (C)

2) Negative : Terbentuk dua pita pink pada Control (C) dan pada Test (T).

3) Invalid : Tidak terbentuk pita pink pada Control (C) dan pada Test (T). atau terbentuk pita

pink pada Test (T) sedangkan pada Control (C) tidak terbentuk pita pink.
X. HASIL PEMERIKSAAN

NAMA PASIEN :

JENIS KELAMIN :

UMUR :

HASIL : negative (-) terbentuk 2 garis pada control dan test

XI. PEMBAHASAN

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah
lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah
Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Dalam Pemeriksaan Narkoba ada beberapa cara salah satunya dengan menggunakan Rapid Test.
Rapis Test ini menggunakan Strip, dalam Strip Test tersebut ada yang menggunakan 3
Parameter yaitu Amphetamine (AMP), Marijuana (THC), Morphin (MOP) dan ada yang
menggunakan 6 Parameter yaitu Ampethamine (AMP), Methampethamine (METH),
Cocaine (COC), Morphine (MOP), Marijuana (THC), Benzodiazephine (BZO). Dalam
pemeriksaan kali ini kita memakai Strip Test dengan 3 parameter.

Strip test telah Dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dibuat dalam bentuk
imunokromatografi kompetitif kualitatif yang praktis, tidak memerlukan tenaga trampil dan
cepat (hasil dapat diperoleh dalam 3-10 menit). Dengan sampel urin teknik ini memiliki
sensitivitas sesuai dengan standard National Institute on Drug Abuse (NIDA, sekarang
SAMHSA), dan dengan spesifisitas 99,7%.
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan narkoba dengan mengunakan metode

Immunochromatografi Kompetitif dengan 3 parameter pemerikasaan yang ditandai hasil positif

dengan terbentuk hanya 1 garis yaitu pada area control, dan hasil negative dengan terbentuk 2

garis yaitu pada area control dan test, dan invalid apabila terbentuk garis pada test atau tidak

terbentuk sama sekali garis.

Perlu diingat untuk pemeriksaan ini, pembacaan harus dilakukan saat 5 menit dan tidak

boleh melebihi 10 menit karena akan terbentuk hasil yang positif palsu.

Pada prkatikum kali ini dilakukan pemeriksaan pada pasien dan di perolah hasil yang

negative yaitu di tandai dengan terbentuk 2 garis yaitu pada area control dan test.

XII. KESIMPULAN

Dari pemeriksaan terhadap pasien di peroleh hasil negative yaitu ditandai ndengan
terbentuk 2 garis yaitu pada area control dan test.

DAFTAR PUSTAKA

Hardjoeno. 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diaggnostik. Cet 5. Makassar: Hasanuddin
University Press.
http://id.wikipedia.org/wiki/Widal
http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba
http://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis_C
(http://id.wikipedia.org/wiki/HIV)
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/03/pengertian-test-widal-atau-uji-widal.html
http://id.wikipedia.org/wiki/hepatitis_B
http://digilib.unimus.ac.id
http://prodia.co.id/imuno-serologi/tpha
http://www.djamilah-najmuddin.com/sifilis-pada-wanita
http://bomberpipitpipit.wordpress.com/jenis-jenis-narkoba
http://abiluvummi.wordpress.com/2011/01/31/laporan-immunologi-p-narkoba/
(http://caldoknotes.blogspot.com/2011/03/salah-satu-metode-tes-kehamilan.html)
(http://djjars.blogspot.com/2012/04/tes-kehamilan-dengan-deteksi-hormon_07.html#.UOu8JGfdJLU
http://www.news-medical.net/health/What-is-the-Hepatitis-C-Virus-%28Indonesian%29.aspx)
http://gardamd.blogspot.com/2011/10/jenis-jenis-pemeriksaan-hivaids.html

keseluruhan diakses online pada 7 januari 2013

Anda mungkin juga menyukai