Anggota DPD dari setiap provinsi adalah 4 orang. Dengan demikian jumlah
anggota DPD saat ini adalah 132 orang. Masa jabatan anggota DPD adalah 5 tahun, dan
berakhir bersamaan pada saat anggota DPD yang baru mengucapkan sumpah/janji.
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) lahir pada tanggal 1 Oktober 2004, ketika
128 anggota DPD yang terpilih untuk pertama kalinya dilantik dan diambil sumpahnya.
Pada awal pembentukannya, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh DPD.
Tantangan tersebut mulai dari wewenangnya yang dianggap jauh dari memadai untuk
menjadi kamar kedua yang efektif dalam sebuah parlemen bikameral, sampai dengan
persoalan kelembagaannya yang juga jauh dari memadai. Tantangan-tantangan tersebut
timbul terutama karena tidak banyak dukungan politik yang diberikan kepada lembaga
baru ini.
Susunan dan kedudukan DPD diatur dalam Pasal 32-40 UU No.22 Tahun 2003
tentang Susunan dan Kedudukan MPR,DPR,DPD,dan DPRD. UU No.22 Tahun 2003 sudah
diatur dan diganti dengan UU No.27 Tahun 2009 tentang MPR,DPR,DPD,dan DPRD.
Susunan dan kedudukan DPD diatur dalam Pasal 221 dan 222. Sebagai tindak lanjut dari
ketentuan tersebut telah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang
Pemilihan Umum Anggota DPR,DPD,dan DPRD. Akan tetapi sekarang dengan
diberlakunya UU No.10 Tahun 2008 tentang Pemilu, UU No.12 Tahun 2003 dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi.
Penetapan calon terpilih anggota DPD didasarkan pada nama calon yang
memperoleh suara terbanyak pertama,kedua,ketiga,dan keempat di provinsi yang
bersangkutan. Dalam hal perolehan suara calon terpilih keempat terdapat jumlah yang
sama, maka calon yang memperoleh dukungan pemilih yang lebih merata penyebarannya
diseluruh kabupaten/kota di provinsi tersebut ditetapkan sebagai calon terpilih.
Alat kelengkapan DPD menurut Pasal 234 UU No. 27 Tahun 2009 terdiri atas ;
a) Pimpinan
b) Panitia Musyawarah
c) Panitia Kerja
f) Badan Kehormatan
g) Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna.
Pimpinan DPD diatur dalam Pasal 37 UU No.22 Tahun 2003.
Fungsi Legislasi
Fungsi Pertimbangan
Memberikan pertimbangan kepada DPR
Fungsi Pengawasan
c) Membela diri
d) Imunitas
e) Protokoler
Adapun Tugas dan Wewenang DPD sebagaimana diatur dalam Pasal 22D,23E
ayat (2), dan Pasal 23F ayat (1) UUD 1945 dapatlah dikatakan sebagai tugas dan
wewenang utama dari DPD. Akan tetapi, DPD sebagai bagian dari kelembagaan MPR
memiliki tugas dan wewenang (sampingan) yang lebih luas, yakni melantik dan
memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden, mengubah UUD ; dan memilih Presiden
atau Wakil Presiden apabila dalam waktu yang bersamaan keduanya berhalangan tetap.
Tugas dan wewenang sampingan DPD ini justru lebih baik daripada tugas dan
wewenang utamanya.