Anda di halaman 1dari 4

a.

Volume urin
Pada urin yang dikumpulkan selama 24 jam didapatkan volume urin sebanyak 970 ml. dan ini
berarti urinnya normal. Volume Urin yang normal berkisar antara 800-1600 ml/24 jam. Urin 24
jam biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran metabolisme suatu zat tertentu selama 24
jam. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya
air yang diminum dan keadaan suhu . apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat
sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit. Pada saat minum banyak air, kelebihan
air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak mengeluarkan
urine
b. Warna urin
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapat bahwa urin normal. Yaitu bewarna kuning
muda. Urin normal berwarna kuning karena merupakan campuran pigmen-pigmen seperti
uroetrin, urokron dan porfirin. Warna urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang
dimakan, jenis kegiatan ,penyakit , pengaruh adanya matabolit, makanan, obat-obatan dan
pigmen.
c. Kekeruhan urin
Dari pemeriksaan kekeruhan didapat bahwa urin bewarna jernih .dan ini menandakan behwa urin
adalah normal.
d. Keasaman /reaksi PH
Dari pemeriksaan didapat PH urin 6. Dan ini berarti urin masih normal. PH urin normal berkisar
antara 4,7-7,5 .pada pemeriksaan pembacaan pH hendaknya segera dilakukan (urine dalam
kondisi segar), karena urine yang lama cenderung menjadi alkalis (karena perubahan ureum
menjadi amonia). Penentuan pH dapat dilakukan dengan menggunakan : kertas lakmus, pH-
meter. Pemeriksaan pH urine segar dapat memberi petunjuk kearah infeksi saluran kemih.
Namun, tergantung pada status asam-basa, pH kemih dapat berkisar dari 4,5 8,0. pH urin yang
terlalu asam dapat disebabkan oleh : kelaparan, diet tinggi protein, metabolisme lemak obat
obatan untuk mencegah batu CaPO4, asidosis dan adanya bakteri yang memproduksi asam. pH
urin yang terlalu basa disebabkan oleh : diet buah buahan, alkalosis, obat obatan yang
digunakan untuk mencegah pembentukana asam urat dan oksalat, amonia, dan bakteri.
e. Berat jeis sewaktu
Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapat bahwa berat jenis urin sewaktu tidak normal
yaitu 0,926. Dan ini kurang dari rentang normal 1,002-1,030
Ada pun perhitungannya dari percobaan yang telah dilakukan:
BJ piknometer kosong = 15,9260 g
BJ piknometer + air = 25, 7793 g
BJ piknometer + urin = 25,0565 g
Berat jenis = (BJ piknometer + urin) (BJ piknometer kosong) X BJ air
(BJ piknometer + air) (BJ piknometer kosong)
= (25,0565 g + 15,9260 g) - 15,9260 x 1 g/cm3
25,7793 g 15,9260g
= 0,926 g/cm3
Berat urin yang kurang dari normal menandakan terjadi gangguan fungsi reabsorpsi
tubulus. Selain itu, Berat jenis urin berhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin
rendah berat jenisnya dan sebaliknya. Makin pekat urin makin tinggi berat jenisnya, jadi berat
jenis bertalian dengan faal pemekat ginjal. Urin yang mempunyai berat jenis 1,020 atau lebih,
menunjukkan bahwa faal pemekat ginjal baik. Keadaan ini dapat dijumpai pada penderita
dengan demam dan dehidrasi. Sedangkan berat jenis urin kurang dari 1,009 dapat disebabkan
oleh intake cairan yang berlebihan, hipotermi, alkalosis dan. Berat jenis yang rendah ini bisa
disebabkan oleh banyak minum, udara dingin, dan diabetes insipidus. Berat jenis yang tinggi
disebabkan oleh dehidrasi, proteinuria, dan diabetes mellitus. banyak minum atau berkemih
akan mempengaruhi BJ urine; semakin banyak berkemih, akan semakin rendah BJ, demikian
sebaliknya. Adanya protein atau glukosa dalam urine akan meningkatkan BJ urine. Jika ada
protein dalam urine, maka setiap 1% proteinuria BJ bertambah 0,003. Jika ada glukosa dalam
urine, maka setiap 1% glukosuria BJ bertambah 0,004.

f. Bau urin
Dari pemeriksaan yang dilakukan didapat diketahui bau urin adalah normal, karena berbau
amoniak. Adapun Bau urin yang pesing disebabkan karena adanya ammonia yang disekresikan
dalam urin. Bau pada urin disebabkan karena faktor fisiologis maupun patologis. Penyebab
fisiologis misalnya makanan , vitamin , obat-obatan dan hormone. Penyebab patologis berupa
ada nya penyakit ataupun kerusakan pada saluran kemih.
Ethel, S. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.

Urine mengandung urea, asam urine, amonia, dan sisa-sisa pembongkaran protein. Selain itu,
mengandung zat-zat yang berlebihan dalam darah, seperti vitamin C, obat-obatan, dan hormon serta
garam-garam (Budiyanto, 2013).

Secara umum urin berwarna kuning. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning
keruh. Urin berbau khas yaitu berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 7,5 dan akan
menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein serta urin akan menjadi lebih basa jika
mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin yakni 1,002 1,035 g/ml (Uliyah, 2008). Urin
normal terlihat jernih.sedangkan volume urin normal yang dikumpulkan selama 24 jam adalah
800-1600 ml/24 jam. Komposisi urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut. Di dalam
urin terkandung bermacam macam zat, antara lain:
a. zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak,
b. zat warna empedu yang memberikan warna kuning pada urin,
c. garam, terutama NaCl.
d. zat zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vitamin C, dan obat obatan serta juga
kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh misalnya hormon (Ethel, 2003).
Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein,
berarti telah terjadi kerusakan ginjal pada bagian glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti
tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat diakibatkan oleh
kerusakan tubulus ginjal. Dapat pula karena kadar gula dalam darah terlalu tinggi atau melebihi
batas normal sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada
filtrat glomerulus. Kadar gula yang tinggi diakibatkan oleh proses pengubahan gula menjadi
glikogen terlambat, kerena produksi hormon insulin terhambat. Orang yang demikian menderita
penyakit kencing manis (diabetes melitus). Zat warna makanan juga dikeluarkan melalui ginjal
dan sering memberi warna pada urin. Bahan pengawet atau pewarna membuat ginjal bekerja
keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan karena pencemaran atau
terlalu banyak mengkonsumsi obat obatan juga dapat merusak ginjal (Scanlon, 2000).

Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Uliyah, Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Salemba Medika. Jakarta.
Wulangi, Kartolo. 1990. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. ITB Press. Bandung.
Djojodibroto, R.D. 2001. Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan (Medical Check Up): Bagaimana
Menyikapi Hasilnya. Pustaka Populer Obor. Jakarta.

Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau menelan
cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga
unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan
pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin)
dalam urine.

Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin
sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel
skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat
khusus.

Anda mungkin juga menyukai