Dosen Pengampu :
Siti Maimunah, M.Farm., Apt.
Dr. Yudi Purnomo, M.Kes., Apt.
Oleh:
NAMA : Mutholiatul Masyrifah
NIM : 13670037
KELAS :B
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui penentuan parameter farmakokinetika
berdasarkan simulasi in-vitro model farmakokinetika (kompartemen satu terbuka).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vd = D/Cp
Cl = Vd.Ke
t = 0,693/K
AUC= (C1+C0) x (t1-t0)
2
Absorpsi sistemik suatu obat melalui saluran gastrointestinal atau tempat
absorpsi lain tergantung sifat fisiko kimia obat, bentuk sediaan, dan anatomi
fisiologi tempat absorpsi. Factor-faktor seperti luas permukaan saluran cerna,
kecepatan pengosongan lambung, motilitas gastrointestinal, metabolism oleh
mikroflora usus, dana aliran darah di tempat absorpsi, semuanya dapat
mempengaruhi kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi (Shargel dkk, 2005).
Pada pemberian ekstravaskuler ini terdapat proses absorpsi obat, pada
waktu ke 0 tidak ada obat pada sirkulasi sistemik, dan setelah absorpsi konsentrasi
meningkat dan berkurang setelah eliminasi. Bentuk model yang menerangkan
kinetik obat setelah pemberian ekstravaskuler adalah: (Hakim, L., 2014)
Persamaan yang merangkan perubahan kadar obat dalam darah, plasma,
serum, atau sampel hayati lainnya pada tiap waktu (Ct) adalah: (Hakim, L., 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Aiache, J.M, 1993. Farmasetika 2 Biofarmasi Edisi ke-2. Surabaya: Penerbit
Airlangga University Press.
Hakim, L., 2014. Farmakokinetik. Yogyakarta: Bursa Ilmu.
Ritschel, W.A. dan Kearns, G.L. 1992. Handbook of Basic Pharmacokinetics-
Including
Clinical Aplications, 6th ed., Washington: AphA.
Shargel, Leon., Yu, Andrew B. C., 2005. Applied Biopharmaceutical and
Pharmacokinetics fifth edition. New York: the McGraw-Hill companies.
Zunilda, S.B, dan F.D. Suyatna. 1995. Pengantar Farmakologi. Dalam
Farmakologi dan Terapi Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia Press.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Spektrofotometri
4.1.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimal
LAMPIRAN
menit-1 5. AUC
3. Waktu
Paruh
mgL/menit
Praktek
1. Tetapan Laju Eliminasi (K) 3. Volume Distribusi
Vd = D/Cp
K = 0,2303 x (-slope) = 2,5 mg : 2,569078947 mg/L
= 0,973111396 L
= 0,2303 x (0,002)
= 0,97 L
= 0,004606 menit-1
2. Waktu Paruh
t = 0,693/K
= 0,693 : 0,004606 menit-1 5. AUC
= 150,455927 menit
AUC = (C0+C5) x (T5-T0) + .. +
4. Klirens 2
Cl = Vd x Ke
(C65+C70) x (T70-T65)
-1
= 0,97 L x 0,004606 menit
2
= 0,00446782 L/menit
= 156,6393 mgL/menit
k. T55 m. T65
0,3886 = 0,1824x 0,0059 0,3742 = 0,1824x 0,0059
0,1824x = 0,3945 0,1824x = 0,3801
x = 0,335022174 ppm x = 0,318873036 ppm
l. T60 n. T70
0,3853 = 0,1824x 0,0059 0,3608 = 0,1824x 0,0059
0,1824x = 0,3912 0,1824x = 0,3667
x = 0,331374012 ppm x = 0,303286076 ppm
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Nilai-nilai parameter farmakokinetika rhodamine B untuk rute
intravaskuler adalah sebagai berikut:
K = 0,004606 menit-1
t = 150,455927 menit
Cl = 0,00446782 L/menit
Vd = 0,97 L
AUC = 156,6393 mgL/menit
2. Nilai-nilai parameter farmakokinetika rhodamine B untuk rute
ekstravaskuler adalah sebagai berikut:
Ka = 0,0057575 menit-1
Ke = 0,0034545 menit-1
Ktotal = 0,009212 ppm
t = 200,6079027 menit
Vd = 0,97 L
AUC = 161,7859 mgL/menit
5.2 Saran
Praktikum adalah salah satu proses pembelajaran. Memahami konsep
permodelan farmakokinetika secara teoritis membutuhkan bimbingan dan arahan
yang jelas, terutama untuk proses perlakuan selama praktikum dan perhitungan.
Meskipun mahasiswa diharuskan untuk memiliki kemandirian dalam belajar,
bimbingan dan arahan dari dosen masih sangat dibutuhkan untuk mempermudah
memahami materi.
BAB III
METODOLOGI
2. Magnetic stirer
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
6. Pipet volume 25 mL
3.1.2 Bahan
4. Rhodamin B
5. Air suling
6. Sarung tangan
7. Masker
Lakukan pengamatan serapan dari larutan baku pada (1) panjang gelombang ma
yang di dapat dari (2).
Buatlah tabel hasil pengamatan dan buat kurva kadar larutan baku kerja terhadap
serapan. Hitung koefisien korelasi dan buat persamaan garisnya.
Isi beaker glass dengan air suling secara kuantitaif untuk nilai Vd
Ambil sampel dari beaker glas larutan rhodamin (15x) sebesar nilai
Cl dan segera gantikan volume yang diambil dengan air suling
Pada percobaan ini dianggap kadar puncak dicapai pada pemberian ke 4-5
sehingga percobaan dilakukan dengan pemasukan obat 4-5, tiap kali 1/5-1/4 dosis
yang digunakan