Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 3 (kalo ga salah)

Dina Prarika (G1F014003)


Alim Wijaya (G1F014039)
Amyda Ayu Dianritami (G1F014053)
Irenne Agustina Tanto (G1F014071)
MERCAPTOPURIN

(Depkes RI, 2014).


A. Sifat Obat/ sifat senyawa yang menyebabkan interaksi
Merkaptopurin mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan tidak lebih dari 102,0% C 5H4N4S,
dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian Serbuk hablur, warna kuning, tidak berbau atau
praktis tidak berbau. Melebur pada suhu tidak lebih dari 308C, disertai peruraian. Kelarutan
tidak larut dalam air, dalam aseton dan dalam eter; larut dalam etanol panas dan dalam
larutan alkali encer; sukar larut dalam asam sulfat 2 N (Depkes RI, 2014). 6-Merkaptopurin (6-
MP) merupakan analog tiopurin pertama yang terbukti efektif dalam terapi kanker. 6-MP
terutama digunakan dalam terapi leukimia akut pada anak, dan analog yang terkait
dengannya, yakni azatioprin, digunakan sebagai agen imunosupresif (Katzung, 2010).

(Bashaye, 2012)
Gambar diatas adalah gambar kemiripan struktur 6-merkaptopurin (6-MP) dan Hipoksantin.
Oksidasi Hipoksantin terjadi seperti Oksidasi Xanthine. Fisiologis substrat hipoksantin dan
agen kemoterapi 6-MP memiliki dua orientasi alternatif dalam situs aktif karena kehadiran
dua (C2 dan C8) sp2 hibridisasi elektrofilik karbon. Struktur kristal Hipoksatin dan 6-
merkaptopurin menunjukkan bahwa substrat dan posisi dari beberapa asam amino situs aktif
kedua senyawa tersebut sangat mirip. Kemiripan kedua struktural ini yang membuat XO
mudah berinteraksi dengan 6-merkaptopurin (Bashaye, 2012).
B. Mekanisme aksi terjadinya interaksi
6-MP diubah menjadi metabolit tak aktif (asam 6-tiouric) oleh oksidasi yang dikatalisis oleh
xantin oksidase (Katzung, 2010).

(Bashaye, 2012)
Susu sapi diketahui mengandung Xantin Oksidase (XO) yang tinggi. Sekitar 30% dari
merkaptopurin berubah menjadi asam 6-thiouric (metabolit tak aktif) setelah co-inkubasi
dengan susu pasteurisasi sapi (2% terskim) pada 37C selama 30 menit (Lemos et al., 2007).
C. Penggolongan kerugian/ manfaat interaksi
Interaksi susu dan mercaptopurine termasuk dalam interaksi farmakokinetik pada fase
metabolisme karena susu memiliki potensi untuk mengurangi bioavailabilitas
mercaptopurine (Lemos et al., 2007).
D. Solusi dari interaksi tersebut
Tidak mengkonsumsi susu selama meminum merkaptopurin.
Ada jeda waktu antara merkaptopurin dan susu selama 6-8 jam.
Pemanasan susu sapi dalam air mendidih selama 5 menit atau pendinginan mendekati
suhu 0C (susu membeku pada suhu -0,5C ) dapat meniadakan efek XO untuk
inaktivasi mercaptopurine
Meminum susu kedelai yang terbuat dari ekstrak air kedelai bisa menjadi pilihan
alternatif.
(Lemos et al., 2007).
TETRASIKLIN

(Clarke, 2005).
A. Sifat Obat/ sifat senyawa yang menyebabkan interaksi
Tetrasiklina adalah zat antimikroba yang diperoleh dengan cara deklorrinasi klortetrasiklina,
reduksi oksitetrasiklina, atau dengan fermentasi.Pemerian berupa serbuk hablur; kuning;
tidak berbau atau sedikit berbau lemah. Kelarutan sangat sukar larut dalam air; larut dalam
50 bagian etanol (95%) P; praktis tidak larut kloroform P dan dalam eter P; larut dalam asam
encer; larut dalam alkali disertai peruraian. Khasiat dan penggunaan sebagai antibiotikum
(Depkes RI, 1979).
B. Mekanisme aksi terjadinya interaksi
Tetrasiklin mempunyai jumlah yang besar situs ikat potensial, sehingga molekul ini mudah
membentuk kompleks logam dalam larutan dan aksi tetrasiklin dalam cairan biologi sebagian
besar tergantung pada keberadaan ion logam kalsium (Brion, 1981).
C. Penggolongan kerugian/ manfaat interaksi
Interaksi susu dan tetrasiklin termasuk dalam interaksi farmakokinetik pada fase absorpsi
karena kalsium yang terdapat pada susu akan membentuk senyawa kompleks molekul besar
dengan golongan obat tetrasiklin, sehingga sama sekali tidak bisa diabsorpsi dan tidak akan
menimbulkan efek (buku dani).
D. Solusi dari interaksi tersebut
Dikonsumsi 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan
Tidak dikonsumsi secara bersamaan
(buku dani).
CIPROFLOXACIN

(Clarke, 2005).
A. Sifat Obat/ sifat senyawa yang menyebabkan interaksi
Siprofloksasin merupakan fluorokuinolon golongan kedua yang memiliki aktivitas yang sangat
baik terhadap bakteri gram-negatif dan beraktivitas sedang hingga baik terhadap bakteri
gram-positif. Siprofloksasin mempunyai waktu paruh 3-5 jam, bioavailabilitas oral 70%, kadar
puncak dalam serum 2,4 g/ml, dosis oral 500 mg, dan jalur eksresi utamanya adalah ginjal
(Katzung, 2010).
B. Mekanisme aksi terjadinya interaksi
Sejumlah kalsium berinteraksi dengan Fluoroquinolones (FQS) karena kandungan tinggi
kalsium, susu dan produk susu lainnya dapat mengganggu penyerapan pencernaan FQS, yang
membentuk hemat kelat larut dengan ion logam di- dan trivalen. pH lingkungan lambung juga
bisa menjadi faktor penting dari besarnya interaksi, karena ionisasi karboksilat kelompok
molekul kuinolon yang memungkinkan terbentuknya khelat dengan kation lebih efektif
(Ppai, 2010).
C. Penggolongan kerugian/ manfaat interaksi
Interaksi susu dan ciprofloxacin termasuk dalam interaksi farmakokinetik pada fase absorpsi
karena kalsium yang terdapat pada susu akan membentuk senyawa kompleks molekul besar
dengan golongan obat fluorokuinolon, sehingga sama sekali tidak bisa diabsorpsi dan tidak
akan menimbulkan efek (buku dani). Interaksi ini juga dapat menurunkan bioavailabilitas
ciprofloksasin (Ppai, 2010).
D. Solusi dari interaksi tersebut
Dikonsumsi 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan
Tidak dikonsumsi secara bersamaan
(buku dani).
DAFTAR PUSTAKA
Buku dani
Bashaye, Tessema, 2012, Mechanism of Xanthine Oxidase and 6-Mercaptopurine: Theoretical
Studies, LAP LAMBERT Academic Publishing, Germany
Brion, Michel, Guy Berthon, 1981, Metal Ion-Tetracyclines Interactions in Biological Fluids.
Potentiometric Study of Calcium Complexes with Tetracycline, Oxytetracycline,
Doxycycline and Minocycline and Simulation of their Distributions under Physiological
Conditions. Inorganica Chimica Acta, 55 : 47-56
Clarke E.G.C., 2005, Clarkes Analysis of Drugs and Poisons, 3rd Edition (Electronic Version),
Pharmaceutical Press, London
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Ditjen POM, Jakarta.
Depkes RI, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V, Ditjen POM, Jakarta.
Katzung, G.Betram, 2010, Farmakologi Dasar dan Klinik , Edisi 10, Salemba Medika, Jakarta.
Lemos, Mario L de, Linda H., Sarah J., Tanya L., 2007, Interaction Between Mercaptopurine
and Milk. Journal Oncology Pharmacy Practice, Vol. 13 (4) : 237240.
Ppai,K., M. Budai, K. Ludnyi, I. Antal, I. Klebovich, 2010, In Vitro FoodDrug Interaction
Study: Which Milk Component Has a Decreasing Effect on the Bioavailability of
Ciprofloxacin? , Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis, 52 : 3742

Anda mungkin juga menyukai