Anda di halaman 1dari 10

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2016


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TINEA PEDIS

OLEH :
FAJRIN ASHARI
10542 0344 11

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
/
2016

1
A. Pendahuluan
Tinea pedis atau sering disebut athelete foot adalah dermatofitosis pada kaki,
terutama pada sela-sela jari dan telapak kaki. Tinea pedis adalah
dermatofitosis yang biasa terjadi. Penggunaan istilah athlete foot digunakan
untuk menunjukan bentuk jari kaki yang seperti terbelah. Prevalensi dari tinea
pedis sekitar 10%, terutama disebabkan oleh penggunaan alas kaki modern,
meskipun perjalanan keliling dunia juga merupakan faktor. Kejadiaan tinea
pedis lebih tinggi diantara komuniti yang menggunakan tempat-tempat umum
seperti kamar mandi, shower atau kolam renang. . Kejadian infeksi ini sering
terjadi pada iklim hangat lembab dimana dapat meningkatkan pertumbuhan
jamur, tetapi jarang ditemukan di daerah yang tidak menggunakan alas kaki.
[1,2,3,4]

B. Etiologi dan pathogenesis


Tinea pedis disebabkan oleh Trichophyton rubrum(umumnya), Trichophyton
mentagrophytes, Epidermophyton floccosum. Namun, penyebab utama dari
setiap pasien rumit dengan adanya jamur saprofit, ragi dan /bakteri. Telah di
observasi bahwa 9% dari kasus tinea pedis diakibatkan oleh agen infeksi
selain dermatofit. karakteristik dari T.rubrum menghasilkan jenis yang relatif
tidak ada peradangan dari dermatofitosis dengan eritema kusam dan sisik
keperakan yang melibatkan seluruh telapak kaki dan sisi kaki menampilkan
moccasin. Erosi juga terbatas pada infeksi jamur pada jari kaki atau bawah jari
kaki, kadang-kadang bersisik dan meluas sampai pada badan, gluteus, dan
extremiti. Individu dengan imun yang rendah mudah terkena infeksi,
HIV/AIDS, transplantasi organ, kemoterapi, steroid dan nutrisi parenteral
diakui dapat menurunkan resistansi pasien terhadap infeksi dermatofitosis.
Kondisi seperti umur, obesitas, diabetes melitus juga mempunyai dampak
negatife terhadap kesehatan pasien secara keseluruhan dan dapat menurunkan
imunitas dan meningkatkan terjadinya tinea pedis. Diabetes melitus itu sendiri
dikategorikan sebagai penyebab infeksi, pasien dengan penyakit ini 50% akan

2
terkena infeksi jamur. Secara histologi, hiperkeratotis tinea pedis memiliki
karakteristi berupa akantosis, hiperkeratosis, dan infiltrasi perivaskular yag
dangkal, kronik dan dapat menyebar pada dermis. Bentuk vesicle-bula
menampilkan spongiosis, parakeratosis, dan subkornea atau spongiosis
intraepitel vesiculasi dengan kedua tipe, foci dari neutrofil biasanya dapat
dilihat pada daerah stratum kornea. PAS atau pewarnaan silver methenamine
menampilkan organisme jamur[2,3,5]

Gambar 1. Tipe kering dari infeksi T. Rubrum

C. Gejala klinis

Ada 4 jenis tinea pedis interdigitalis, moccasin, tipe akut ulserasi dan tipe
vesiculbulosa semua dengan karakteristik kulit masing-masing.

1. Interdigitalis[1,6]
- Diantara jari 4 dan 5 terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan
tipis.
- Dapat meluas ke bawah jari(subdigital) dan ke sela jari yang lain.
- Sering terlihat maserasi. Aspek klinis berupa kulit putih dan rapuh.
Dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga terjadi selulitis,
limfangitis, limfadenitis, dan dapat pula terjadi erisipelas.

3
Gambar 2. Tinea pedis interdigitalis. Maserasi dan terdapat
opaque putih dan beberapa erosi

Gambar 3. Tinea pedis pada bagian bawah jari kaki.


2. Moccasin foot[1, 6]
- Pada seluruh kaki, dari telapak kaki, tepi sampai punggung kaki,
terlihat kulit menebal dan bersisik halus dan seperti bedak
- Eritema biasanya ringan dan terlihat pada bagian tepi lesi
- Tepi lesi dapat dilihat papul dan kadang-kadang vesikel

4
Gambar 4. Tinea pedis. Terdapat distribusi tipe moccasin. Bentuk
arciform dari sisik yang merupakan karakteristik

3. Vesicul bulosa[2,5]
- Diakibatkan karena T.mentagrophytes
- Diameter vesikel lebih besar dari 3mm
- Jarang pada anak-anak, tapi etiology yang sering terjadi pada anak-
anak adalah T.rubrum
- Vesikel pustul atau bula pada kulit tipis ditelapak kaki dan area
periplantar

5
Gambar 5. Tinea pedis tipe bullous. Vesicle pecah, bula, eritema, dan
erosi pada bagian belakang dari ibu jari kaki.

4. Tipe akut ulserasi[2,5]


- Mempengaruhi telapak kaki dan terkait dengan maserasi,
penggundulan kulit
- Ko infeksi bakterial ganas biasanya dari garam negative kombinasi
dengan T.mentagrophytes menghasilkan vesikel pustule dan ulcer
bernanah yang besar pada permukaan plantar

D. Diagnosis
Diagnosis dari tinea pedis biasanya dilakukan secara klinikal dan berdasarkan
examinasi dari daerah yang terinfeksi. Diagnosis yang digunakan biasanya
dengan cara kulit dikerok untuk preparat KOH, biopsi skin, atau kulture dari
daerah yang terinfeksi. [6]
1. KOH
Hasil preparat KOH biasanya positive di beberapa kasus dengan maserasi
pada kulit. Pada pemeriksaan mikroskop KOH dapat ditemukan hifa
septate atau bercabang, arthrospore, atau dalam beberapa kasus, sel
budding menyediakan bukti infeksi jamur. [5]

6
2. kultur
kultur dari tinea pedis yang dicurigai dilakukan SDA(sabourauds
dextrose agar), pH asam dari 5,6 untuk media ini menghambat banyak
spesies bakteri dan dapat dibuat lebih selektif dengan penambahan
suplemen kloramfenikol. Ini dapat selesai 2-4 minggu. Dermatophyte test
medium(DTM) digunakan untuk isolasi selektif dan mengenali jamur
dermatofitosis adalah pilihan lain diagnosis, yang bergantung pada
indikasi perubahan warna dari oranye ke merah untuk menandakan
kehadiran dermatofit. [5]
3. Tes PAS
PAS menunjukkan dinding polisakarida-sarat dari organisme jamur yang
terkait dengan kondisi ini dan merupakan salah satu teknik yang paling
banyak digunakan untuk mendeteksi karbohidrat protein terikat
(glikoprotein). Tes ini dilakukan dengan mengekspos jaringan dari
berbagai substrat untuk serangkaian reaksi oksidasi-reduksi, sebagai hasil
akhir, elemen positif seperti karbohidrat, bahan membran basement
menjadi permen apel merah(candy apple red). PAS kontras positif
komponen ini tajam terhadap latar belakang biru merah muda. Tidak
seperti kulture pada SDA atau DTM, hasil PAS dapat selesai sekitar 15
menit. PAS juga telah menjadi tes diagnostik yang paling dapat diandalkan
untuk tinea pedis, dengan keberhasilan 98,8% dengan biaya paling efektif.
[5]

E. Diagnosis banding
Diagnosis banding klinis dari erupsi cutaneus kaki seperti kontak dermatitis,
psoriasis, dihydrosis, eczema, dermatitis atopic, keratoderma, liken planus dan
beberapa infeki bacterial seperti C.minutissimum, streptococcal cellulitis dan
lain-lain yang umumnya susah dibedakan dengan tinea pedis.[3, 5]
Diagnosis banding dari tinea pedis dapat di bedakan menjadi
1. Interdigitalis
Diagnosis banding berupa psoriasis, soft corns, koinfeksi bakteri,
kandidiasis, erythrasma[2]
2. Tipe Moccasin

7
Diagnosis banding berupa psoriasis, keturunan atau yang diperoleh
keratoderma pada telapak tangan dan kaki, dyshidrosis[2]
3. Vesicul-bulosa
Diagnosis banding berupa Pustular psoriasis, palmoplantar pustolosis,
pyoderma bakteri[2]

F. Penatalaksanaan
1. Topikal
Menggunakan topikal agen seperti bedak, krim atau spray. Krim dan spray
lebih berguna daripada bedak. Topikal antifungal seperti Clotrinazole,
miconazole, sulconazole, oxiconazole, ciclopirox, econazole,
ketoconazole, naftifine, terbinafine, flutnmazol, bifonazole, dan butenafine
tetapi clotrhnazole, miconazole membutuhkan waktu 4 minggu
dibandingkan jika menggunakan terbinafine yang membutuhkan waktu 1-
2minggu. Kalau terjadi maserasi diantara jari, pisahkan jari dengan busa

8
atau gunakan kapas pada malam hari. Aluminium kloride 10% atau
aluminium acetat juga dapat berguna. Topikal yang berguna untuk
organisme gram-negatif adalah salep antibiotik seperti gentamicin untuk
lesi interdigitalis. Keratolitik agen mengandung salisil acid, resorcinol,
lactic acid dan urea berguna di beberapa kasus walaupun dapat
mengakibatkan maserasi.[4,6]
2. Sistemik [4]
- Griseofulvin 500-1000 mglhari. Buat anak-anak 10- 20 mglkglhari.
- Terbinafine 250 mglhari untuk 1-2 minggu
- Itraconazole 200 mg/2 kali sehari untuk 1 minggu. Untuk kasus
ringandi berikan 100mg 2 kali sehari
- Fluconazole 150 mg/minggu untuk 4 minggu

G. Pencegahan
Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai pentingnya kebersihan
pada kaki, menjaga kaki tetap kering , membersikan kuku kaki,
menggunakan sepatu yang pas dan kaos kaki kering dan bersih, serta
menggunakan sandal atau flip-flop pada tempat mandi umum atau kolam
renang dapat mencegah terjadinya tinea pedis. Diagnosis yang teepat serta
pengobatan terhadap pasien yang menderita dabetes mellitus, HIV,
trasplantasi organ penting untuk pencegahan infeksi tinea pedis .[5,6]

Daftar Pustaka
1. Budimulja U. Mikosis. Dalam: Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. 5thedition. Jakarta; Fk-UI,2007;p 93
2. Chamlin L Sarah, Lawley P Leslie. Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine. Tinea Pedis. 7th edition.2. New York; McGraw-Hill Medicine
2008; 709-712

9
3. Berth-jones J. Rooks Textbook of Dermatology. Mycology. 8th edition.1.
Cambridge; Wiley-Balckwell, 2010;p 36.30-36.32
4. James D William, Berger G Timothy, Elston M Dirk. Andrews disease of
the skin; Diseases resulting from fungi and yeast . 10 th edition. Canada;
Saunders Elsevier, 2008;p 303-305
5. Kumar V, Tilak R, Prakash P, Nigam C, Gupta R. Asian journal of
medical science. Tinea Pedis, 2011; p134- 135
6. Claire J. Carlo, MD, Patricia MacWilliams Bowe, RN, MS. Tinea
Pedis(athelete foot) available at http://www.bhchp.org/BHCHP
%20Manual/pdf_files/Part1_PDF/TineaPedis.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai