PENDAHULUAN
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah :
1.3. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
diuraikan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.4. MANFAAT
Pembaca dapat mengetahui pengertian dari transportasi vertikal mekanis
(eskalator).
Pembaca dapat mengetahui cara kerja sistem elevator pada bangunan yang diamati.
Pembaca dapat mengetahui keunggulan eskalator pada bangunan yang diamati
Pembaca dapat mengetahui kualitas dan kuantitas eskalator pada bangunan yang
diamati.
BAB 2
METODE DAN OBYEK
Sistem angkut atau transportasi yang digerakan oleh motor listrik dengan arah vertikal atau
ke atas yang dapat mengangkut orang maupun barang. Mempermudah kegiatan dan
pemindahan barang dari lantai bawah ke atas.
ELEVATOR
Elevator (Lift) adalah alat transportasi vertikal antar lantai dalam bangunan bertingkat
secara menerus dengan menggunakan tenaga mesin. Fasilitas transportasi vertikal pada
bangunan berlantai banyak ini hanya membutuhkan ruangan yang relatif kecil. Lift
mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dibanding alat transportasi dengan mesin lain
dalam hal memindahkan barang atau orang. Umumnya lift digunakan pada bangunan yang
mempunyai jumlah lantai lebih dari tiga.
Gambar 3.1
Sumber : dokumen pribadi
Gambar 3.2
Sumber : google.com
Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas
ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari
kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang
mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta
sehingga disebut sebagai kabel bergerak (traveling cable).
2-10 60-150
10-15 150-210
15-20 210-240
20-50 240-360
Rumah Tinggal 60
Gambar 3.3
Sumber : dokumen pribadi
Pada denah lobby ada 1 lift pengunjung, ada lift barang sekaligus service. Lalu ada juga
tangga darurat fire lift untuk jalur evakuasi. Perletakan lift pada daerah yang sudah
strategis cukup mudah di jangkau dan mudah ditemukan.design fire lift juga berdekatan
dengan lift penumpang agar jika terjadi kebakarab lebih mudah dalam evakuasi.
Lift personal
Gambar 3.7
Sumber : google
Lift personal adalah lift yang digunakan untuk perseorangan atau beberapa orang
saja, dengan menyisakan sedikit ruang saja. Bisa dibilang, ukuran lift sangat kecil dan
disesuaikan dengan tinggi standar orang. Lift personal biasanya dihadirkan dalam proses
pembangunan, konstruksi, dan penambangan yang memerlukan seseorang berpindah dari
level atas ke level bawah, atau dari pemukaaan bumi hingga masuk ke dalam bumi. Maka
dari itu, ukurannya dibuat seminimal dan seefisien mungkin agar tidak menganggu proses
kerja di lapangan.
Kecepatan untuk masing-masing zone tersebut berbeda-beda tergantung dari fungsi dan
kebutuhan masing-masing.
Jarak antar elevator / lift juga harus diperhatikan dengan balk, minimal memenuhi
standar, apalagi jika terdapat lebih dari 2 buah car elevator datam sebuah lobby, maka harus
ada suatu space yang cukup tuas, yang diberikan di sekitar area (halt) pada lift.
Diperkirakan di sekitar datam lobby dekat lift membutuhkan ruang untuk menunggu
paling tidak sekitar 5 Sqft (square foot) per-orang. Sedangkan bila agak terpaksa, misalnya
terjadi kondisi berjejal, luasan tersebut dapat berkurang menjadi 3-4 Sqft perorang.
1. MACHINE.
Berfungsi sebagai penggerak elevator dengan dua macam sumber daya listrik yaitu
arus bolak batik dan arus searah.
2. CYLINDRICAL.
3. CAR.
Fungsi dari bagian ini adalah untuk membawa penumpang atau barang, yang terbuat
dari bahan yang ringan dan mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap waktu
pakai. Car bergerak datam suatu tabung yang berfungsi sebagai shaft atau core.
4. COUNTER WEIGHT.
Fungsi dari komponen ini adalah untuk mengimbangi beban car dan beban muatan
agar mesin penggerak dapat beroperasi lebih ringan.
Terdapat dua jenis ret, yaitu ret untuk kereta lift dan ret untuk beban pengimbang
(counter weight). Rel yang dipasang adalah baja dengan profit T yang digunakan
untuk bergerak dengan bantuan guide shoes sebagai pemegang jalur.
6. BRAKE (REM).
7. CABLES (Kabel).
Berfungsi untuk menarik dan mengutur kereta (car) dan beban pengimbang.
Biasanya dipakai 4-5 kabet yang tiap kabelnya mempunyai gaga tarik yang lama.
8. CONTROL PANEL.
9. GOVERNOR.
Adalah alat untuk menghentikan beban pengimbang dan kereta karena jatuh bebas.
Kontrol tenaga listrik dengan bermacam-macam tahapan pada field sirkuit yang
terdapat pada motor pengangkat.
13. HOISTWAY.
Adalah lorong (tabung) luncur kereta dan beban pengimbang, yang dapat berupa
core ataupun hanya shaft Baja yang tidak mempunyai kaftan langsung dengan
struktur bangunan.
Merupakan bagian bawah dari Hoistway yang merupakan dasar minimal dan tempat
berhentinya elevator. Pits berisi bantalan yang dapat meredam benturan akibat
luncuran kereta maupun beban pengimbang.
Ruangan ini dapat berada di atas hoistway ataupun berada di bawah (lantai
basement). Ketinggian ruang, ventilasi udara, akustik yang meredam kebisingan
merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam ruang mesin.
Elevator yang ideal adalah yang menghasilkan waktu menunggu di setiap lantai yang
minimal, percepatan yang nyaman / komfort, angkutan vertikal yang cepat, pemuatan dan
penurunan yang cepat di setiap lantai.
Kelebihan
b) Lebih aman, lebih beragam penggunaannya, variasi kapasitas yang lebih luas dan
kontinyu
d) Dapat mengangkut butiran dan material kering yang sudah lumat serta bongkahan-
bongkahan kecil
Kekurangan
d) Tidak dapat digunakan untuk mengangkut bahan yang lengket dan bergumpal besar
Tiap lift yang bertipe traksi pasti digerakkan oleh mesin motor. Mesin ini menggerakkan
kabin naik atau turun dengan perantaraan tali-tali seling baja, dibantu dengan
counterweight. Tipe lift ini sangat populer saat ini baik untuk bangunan komersial
maupun tempat tinggal.
Ada dua varian yang kini umum di pasaran, yaitu tipe dengan ruang mesin (Machine
Room) dan tanpa ruang mesin (Machine Roomless, sering disebut juga tipe Roomless).
Mari kita bahas satu persatu.
Machine Room Elevator
Ruang mesin lift traksi umumnya terletak pada bagian atas hoistway. Pada ruangan ini
mesin lift bertahta. Untuk mesin model lama, dalam ruang mesin ini terpasang pula
sistem transmisi (semacam persneleng mobil) untuk menurunkan kecepatan putar mesin
untuk disesuaikan dengan kecepatan naik turun kabin. Adanya persneleng ini membuat
ukuran ruang mesin harus besar, seringkali lebih besar daripada lebar hoistway.
Namun untuk tipe keluaran baru, sistem persneleng ini sudah tidak diperlukan (kecuali
untuk lift beban besar di atas 2 ton). Akibatnya ruang mesin yang diperlukan pun bisa
lebih compact.
Perawatan dan maintenace lebih mudah, karena semua panel dan mesin bisa berada pada
satu ruangan.
Teknologi lebih sederhana daripada Machine Roomless lift, sehingga teknisi lebih mudah
memperbaiki, atau trouble shooting, khususnya dalam keadaan darurat.
Lebih cocok digunakan untuk high rise building karena posisi dudukan mesin lebih kokoh
dan efisien dalam menggerakkan kabin.
Masalah dengan Machine Room lift adalah, kita perlu menyediakan ruang ekstra di atas
hoistway. Ini menjadi bermasalah jika memang ada keterbatasan tempat akibat restriksi
aturan pemerintah, atau memang space secara fisik memang tidak memungkinkan.
Machine Roomless
Dengan berkembangnya teknologi motor penggerak Lift, sekarang motor traksi dapat
dirancang lebih kecil, sehingga tidak diperlukan lagi ruang khusus mesin (Machine
Room). Mesin biasanya diletakkan pada bagian samping hoistway, pada lantai teratas.
Hemat tempat, tidak perlu menambah ketinggian bangunan untuk mengakomodasi ruang
mesin. Desain roomless elevator banyak disebut solusi yang hijau karena hemat tempat.
Hemat daya (menggunakan design pulley yang berbeda dari mesin lift traksi
yang konvensional).
Karena menggunakan gearless motor, maka gerakan kabin bisa lebih nyaman.
Namun ada beberapa kekurangan Roomless elevator yang perlu kita pertimbangkan:
Dengan design roping yang berbeda, maka kurang cocok untuk high rise building
Harganya lebih mahal dari general traction elevator.
Teknologi relatif baru dan lebih canggih daripada mesin traksi biasa sehingga kadang
menyulitkan trouble shooting oleh teknisi lokal.
Ukuran berat tergantung dari besar dan jumlah penumpang yang dapat di tampung :
Adapun kriteria kualitas pelayanan elevator adalah waktu menunggu (interval, waiting
time), daya angkut (Handling capacity) dan waktu perjalanan bolak-balik lift
5. Waktu Menunggu (Interval, Waiting Time)
Kesabaran orang untuk menunggu lift tergantung kota dan negara di mana
gedung itu ada. Orang-orang di kota besar lazimnya kurang sabar dibanding dengan
orang-orang di kota kecil. Untuk proyek-proyek komersil perkantoran diperhitungkan
waktu menunggu sekitar 30 detik.
Waktu menunggu = waktu perjalanan bolak-balik dibagi jumlah lift.
Jika jumlah lift total dihitung atas dasar daya angkut pada beban puncak saat-saat
sibuk, maka untuk proyek-proyek perkantoran yang beberapa lantainya disewa oleh
satu penyewa, jumlah lift totalnya harus ditambah dengan 20-40 %, sebab sebagian
lift ini di dalam zone yang disewa satu penyewa teresebut di pakai untuk lalu lintas
antar lantai, sehingga waktu menunggu di lantai dasar memanjang menjadi 90 detik
atau lebih.
Waktu menunggu juga sangat variabel tergantung jenis gedung, seperti contoh
berikut:
a. Perkantoran 25 45 detik
b. Flat 50 120 detik
c. Hotel 40 70 detik
d. Asrama 60 80 detik
Waktu menunggu minimum adalah sama dengan waktu pengosongan lift
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain lift:
Menentukan tinggi perjalanan
Gambar 3.8
Sumber : google
Hal yang penting dalam memilih lift yang optimal untuk suatu proyek ialah jarak tempuh
vertikal optimum dari lift. Tinggi perjalanan lift menentukan jenis lift yang harus dipilih.
Nah berikut ini rekomendasi pemilihan jenis lift untuk setiap ketinggian:
Ukuran serta jumlah lift pada dasarnya di tentukan oleh populasi setiap
lantai, penggunaan gedung serta tipe gedung. Nah sebagai tambahan, lift juga harus
memenuhi aturan dan ketentuan nasional maupun local.
Kebanyakan Negara menentukan kapasitas beban minimum sebesar 1100
kg, memakai pintu terbuka samping. Sedangkan untuk bangunan lebih tinggi lift
dengan pintu bukaan tengah dengan kapasitas 1550 kg umum dipakai
Tahapan perhitungan kebutuhan lift
CEK INTERVAL
I = RT
Jika Sesuai OK
Jika I > I standar maka kecepatan dinaikkan atau kapasitas lift diperkecil
Tangga daarurat digunakan hanya pada saat darurat seperti keadaan kebakaran dan juga
bencana alam, juga berfungsi sebagai jalur evakuasi.
Jalur evakuasi dilegkapi lampu yang terang yang dipasang pada plat di bawah tangga,
diusahakan tangga darurat lebih terang dari ruang lainya agar pada saat evakuasi terlihat
jelas, namum lampu ini hanya hidup saat keadaan genting terjadi, adanya sensor pada
lampu dan juga saklar on/off pada ruang system.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem transportasi bangunan adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen
atau elemen yang dihubungkan dalam proses perpindahan manusia atau barang yang
bertujuan memudahkan aktivitas manusia sehari-harinya. System transportasi mekanis
yang ada pada bangunan merupakan suatu objek yang dapat memindahkan atau
merupakan objek yang memudahkan pergerakan manusia atau barang dalam satu ruang
ke ruang lain. Contohnya pada bangunan rumah tinggal dua lantai akan memakai tangga
sebagai objek yang memudahkan pergerakan civitas di dalam rumah sehari-harinya.
4.2 Saran
Dalam membuat sistem trasportasi bangunan sangatlah perlu memperhatikan jenis
bangunan serta syarat sistem transportasi mekanis agar sistem transportasi mekanis bisa
bekerja dengan optimal dan nyaman dipergunakan oleh pengguna transportasi mekanis
pada bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
https://arydj.wordpress.com/2010/07/12/sistem-eskalator/
www. googleimage.com
http://archive.kaskus.co.id/thread/4763498/0#4
academia.edu-presentasi-sistem-eskalator
http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-2-00089-AR%20Bab%204.pdf
https://jonpurba.wordpress.com/2010/03/10/escalator/
http://www.galeripustaka.com/2013/07/eskalator-dan-travelator-ramp-berjalan.html