Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih
luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,
mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap,
hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur
lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif,
keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi).

Pada akhir jaman klasik timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma
arsitektur klasik yang sudah merajai dunia arsitektur sejak ribuan tahun sebelumnya. Pada
masa itu berkembanglah pola pikir eklektik yang kemudian menyebar ke seluruh dunia
melalui penjelajahan dan penaklukan oleh Bangsa Eropa ke seluruh penjuru dunia pada
masa colonial dan pasca colonial Eklektik artinya memilih terbaik dari yang sudah ada
sebelumnya. Arsitektur Eklektisme adalah aliran memilih, memadukan unsur-unsur atau
gaya ke dalam bentuk tersendiri. Arsitek, pemilik bangunan atau keduanya bersama
memilih secara bebas, gaya-gaya atau bentuk-bentuk paling cocok dan pantas menurut
selera dan status sosio-ekonomi mereka.

Berdasarkan arti katanya sesungguhnya eklektisme sudah sejak Renaisanse dimana


elemen Romawi digabung dengan unsur lain dan Romawi mengambil bentuk Yunani
digabung dengan unsur lain. Dari segi sejarah cirri pengulangan bentuk lama sering disebut
: Post Renaisan, Neo Klasik, dan Kolonial Arsitektur modern perkembangnnya dimulai
dengan Eklektisme, selain karena kejenuhan pola klasik lama juga karena semakin banyak
pilihan untuk digabungkan atau diulang tetapi da-lam pola, konsep, bentuk baru.

Pada abad XIX bentuk, langgam, konstruksi dan bahan-bahan bangunan dalam
arsitektur semakin berkembang bervariasi sehingga pilihan pun semakin banyak. Dalam
sejarah perkembangan arsitektur, istilah Eklektisme dipakai untuk menandai ge-jala
pemilihan atau pencampuran gaya-gaya pada abad XIX masa berakhirnya Klasikisme,
masa awal Modernisme dan bukan pencampuran mau pun perkembangan pada masa
sebelumnya.
Eklektisme menandai perkembangan arsitektur abad XIX, dengan ketidakpastian
langgam. Pencampuran bentuk menghasilkan langgam tersendiri, memperlihatkan adanya
pola pikir akademis, tetapi dalam bentuk yang masih konservatif. Fungsi bangunan
disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan yang lebih banyak dibandingkan dengan masa
sebelumnya, seperti adanya balai kota; opera; pavilliun; museum; dan lain-lainnya.
Arsitektur Eklektikisme pada awal abad XIX mengandung rasa sentimen dan nostalgia
pada keindahan langgam masa lampau. Mengulang keindahan unsur-unsur klasik dan
dipadukan atau diterapkan secara utuh. Pengulangan kembali secara utuh terkadang dapat
dikatakan Neo-Klasik

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang di atas maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai
berikut.

Bagaimana sejarah perkembangan eklektisme arsitektur dan arsitketur neo klasik?

Apa saja prinsip prinsip yang terdapat dalam pekembangan eklektisme arsitektur
dan arsitektur neo klasik?

Siapa tokoh arsitektur modern dan apa hasil karyanya?

Bagaimana sejarah perkembangan arsitektur dan hasil karya arsitektur modern di


Indonesia dan di bali

1.3 Tujuan

Dari hasil rumusan masalah di atas, dapat di jabarkan tujuan dari makalah ini yaitu:

Untuk mengetahui sejarah perkembangan eklektisme dan arsitektur neo klasik.

Untuk mengetahui prinsip prinsip yang terdapat dalam pekembangan eklektisme


arsitektur dan arsitektur neo klasik.

Untuk mengetahui tokoh arsitektur modern dan hasil karyanya pada aliran-aliran
pada masa eklektisme dan arsitektur neo klasik

Untuk mengetahui sejarah perkembangan arsitektur dan hasil karya arsitektur


modern di Indonesia dan di bali.
1.4 Manfaat penulisan

manfaat yang diperoleh dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

Untuk Mahasiswa :

Penulis dapat menambah wawasan mengenai perkembangan aliran-aliran pada eklektisme


dan arsitektur neo klasik pada tahun 1945 termasuk indonesia serta dapat mengenal tokoh-
tokoh yang terlibat dalam perkembangan aliran modern dan hasil karyanya

Untuk Umum :

Dapat dipakai sebagai masukan untuk dapat mengenal lebih jauh tentang aliran arsitektur
modern di dunia dan indonesia
BAB II

ARSITEKTUR EKLETISME

ALIRAN EKLEKTISME

1. SEJARAH ELEKTISME

Modernisme dalam arsitektur merupakan suatu hal yang dianggap memberikan


suatu cara pandang dan pikir yang baru dalam berarsitektur. Segala bentuk pemikiran
berfokus kepada hal-hal yang bersifat mutakhir sejalan dengan kemajuan jaman dan
teknologi. Dengan penggunaan mesin secara besar-besaran, keindahan dan seni ber-
arsitektur masa lalu telah dilupakan, yang kemudian mengacu pada suatu karya yang bersih,
polos tanpa ornamen, serta pengkotak-kotakan alias pengklasifikasian bentuk terhadap
fungsi.

Namun akhirnya segala bentuk kemutakhiran dan kehebatan


modernisme, memunculkan beragam kelemahan dan kekurangan.
Keinginan untuk menghasilkan suatu karya yang bebas penuh rasa
dengan semangat yang plural dan kaya makna, membuat dogma-
dogma modernisme akhirnya tumbang dalam badai amukan
pemikiran-pemikiran eklektik atau aliansi antara sejarah dengan
kemajuan teknologi.
Gambar 2.1 Plato

Suumber: https://www.scribd.com/

Eclectic atau eklektik berasal dari bahasa Yunani = eklegein, artinya memilih sesuatu

Eklektik : memilih yang baik dari yang sudah ada sebelumnya.

Eclectismus : suatu semangat mengadaptasi, serba campur aduk dari semua unsur

Berdasarkan arti katanya, eklektisme dalam arsitektur, sudah ada sejak lama, misalnya
pada zaman Renaissan. Dimana elemen-elemen Romawi, ( kolom,ornamen dll ) digabung
dan ditambah dengan unsur-unsur kaidah dan bentuk baru. Demikian juga arsitektur
Romawi telah mengambil unsur-unsur Yunani, digabung dan dikembangkan menjadi
bentuk baru.

Seiring dengan berlajunya masa/ jaman apa yang telah menjadi aturan, dogma serta
tatanan yang telah dibakukan pada masa arsitektur modern, sedikit demi sedikit
mulai ditemukan segala kelemahan serta kekurangannya. Mulailah apa yang menjadi
kebanggaan dari arsitektur modern selama ini dengan segala
kesederhanaan dan prinsip form follows function dan
industrialisasi dalam bentuk, struktur, bahan dan sebagainya mulai
diruntuhkan dengan banyaknya arsitek yang mulai melancarkan
serangannya terhadap arsitektur modern.

ar 2.2 Arsitoteles

ber: https://www.scribd.com/

Peter Collin dalam bukunya Changing Ideals In Modern Architecture (1971)


memuat suatu pemahaman bahwa eclecticism pada dasarnya melandasi pemikiran dalam
perancangan arsitektur. Dan Victor Causin (1830) telah memperkenalkan pola pikir
campuran (komposit), yang tidak hanya dipahami sebagai pola pikir campuran saja, tetapi
juga menuntut adanya pemikiran yang rasional dan terseleksi, tidak begitu saja menerima
pemikiran masa lalu tetapi menjadikan pemikiran masa lalu sebagai landasan dan kekuatan
untuk dipertimbangkan dalam menghadirkan sesuatu secara bebas dan rasional dan lebih
kepada pemikiran yang menyangkut studi filosofi kesejarahan. Dan electicism ini dapat
dijadikan sebagai suatu transisi yang bermanfaat terhadap suatu kebangkitan (revival)
untuk menuju arsitektur masa depan, menjadi suatu alat yang ampuh dalam mengatasi
permasalahan dan konflik mengenai gaya, menghubungkan elemen arsitektur vernakuler
dan prinsip-prinsipnya yang masih mengindahkan prinsip arsitektur masa datang, yang
dapat memberikan suatu kebebasan/keleluasaan dalam merancang yang bebas dari
pengkopian/ penjiplakan semata. Sehingga disini terjadi harmonisasi unsur-unsur
kesejarahan dan kesinambungan gaya arsitektur masa lampau dengan masa kini sesuai
dengan kebutuhannya.

Eclecticism yang didengungkan oleh Henry Russell Hitchcock pada abad ke 19 terhadap
perkembangan Eclectic dari akumulasi hingga sintesa, yang kemudian dikelompokkan
dalam Eclecticism of Style dan Eclecticism of Taste dimana kedua ini adalah merupakan
tema dalam pemikiran arsitektur, dan saat ini tampaknya menawarkan kepada kita
sebuah jalan keluar dari Dilemma of Style dan tampaknya menawarkan suatu solusi
terhadap teka teki selama ini: Pencarian sebuah Style yang baru, aliansi terhadap sejarah
dan kemajuan, rekonsiliasi antara seni dan industri, Architecture dan Enginering, Mystical
Union of Form dan struktur, Beauty and Truth, akhirnya ini menjadi slogan yang terkenal
dengan Progressive Eclecticism oleh Beresford Hope.

Charles Jenck dalam tulisannya yang berjudul Toward Radical Ecleticism yang
merupakan sebuah essay yang termasuk kedalam pada The First International Exhibition
of Arhitecture yang diselenggarakan pada tahun 1980 di Venice Biennale. Pada dasarnya
apa yang menjadi inti yang utama dari Radical Eclecticism adalah memperlihatkan loncatan
waktu dalam pandangan semiotik tentang bentuk yang monolit/tunggal pada masa lalu
yaitu dalam pandangan Modern dan Neo Gothik. Radical Ecleticism ini memiliki
pendekatan Style dan Meaning yang bersifat relatif, yang terkait dengan konteks dan kultur
yang akan didisain, dan hal ini memerlukan suatu perubahan terhadap style dan meaning.

Dua ide yang berada di belakang hal diatas adalah plenitude (kemewahan) dan
pluralisme (jamak), dan ide tersebut memberikan pilihan, orang orang lebih menyukai
untuk memiliki beberapa variasi dari Experience, yang merupakan sebuah proses sejarah
dan plenitude values yang mencerminkan kekayaan. Dalam hal ini dijelaskan bahwa apa
yang menjadi content (isi) adalah bukan Space Age atau Energy Problem, bukan Machine
Age atau High Technology tetapi variasi dari Cultural Experience, Pluralitas dari tingkatan
fisik, sosial dan meta fisika yang memungkinkan terhadap manusia. Jenck mengibaratkan
untuk sebuah museum kita telah memiliki Museum City, untuk sebuah makna tunggal
dalam sejarah kita memiliki semua hal yang mencakup sejarah dan untuk arsitektur dia
berharap akan sebuah Eclectic yang bersifat radikal. Radical Eclecticism seharusnya dapat
merupakan sebagai dasar persyaratan dari fungsi, petunjuk-petunjuk dari Place dan Desire
terhadap simbolisme, merupakan sebuah respon dari Users taste, dan sifat radikalnya
memperpanjang dan menantang untuk memunculkan New Meaning (makna baru).

Para arsitek seperti Charles Jenck, Robert Venturi, Charles Moore dan lainnya yang
termasuk kedalam penggagas Post Modernisme melihat Eclecticism sebagai sesuatu yang
positif di dalam mengatasi problematika terhadap style yang terjadi pada masa-masa
arsitektur Modern berkuasa, dimana fungsi merupakan hal yang lebih diutamakan, dan
menyatakan bahwa ornamen tersebut adalah sesuatu yang kriminal. Pada masa arsitektur
modern berperan dalam perancangan arsitektur, kejenuhan arsitek terhadap gaya-gaya
arsitektur yang steril, bersih dan tanpa ornamen, sehingga membangkitkan semangat dari
Robert Venturi, Charles Jenck, untuk kembali menengok kembali pada hal-hal yang
berbau sejarah. Dan Philip Johnson mendobrak kejenuhan tersebut dengan menghadirkan
gedung rancangannya AT & T, yang menghadirkan arsitektur kembali pada pentingnya
ornamen sebagai suatu ungkapan perasaan. Hal ini menyodorkan suatu alternatif yang perlu
dipertimbangkan untuk tidak menolak suatu ornamentasi pada bangunan, sekaligus
meruntuhkan slogan bahwa ornamen adalah kriminal yang dicetuskan oleh Adolf Loos.
Dan melalui karyanya ini Johnson dengan sadar menyebutnya sebagai suatu eclecticism,
seperti pernyatannya dalam tulisannya pada The History of Post Modern Architecture:
eclecticism is a good taste. Good taste is is a part and parcel of seriousness and
monumentality, as are tastefully chosen materials and the careful, tastefull detailing.

Menurutnya dalam hal ini Venturi seperti layaknya semua original architect, mengajak dan
membuat kita untuk melihat masa lalu kembali dalam perspektifnya. Dan sebagai seorang
arsitek dia menuntun kita tidak melalui kebiasaannya namun melalui suatu kesadaran
terhadap masa lalu dari hal-hal yang bisa/ dapat dijadikan contoh, dan fokus utamanya
adalah memperbandingkan sejarah dengan bagian- bagian dari tradisi yang masih relevan
dan berlanjut hingga kini. Dimana tradisi adalah merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam arti yang sangat luas. Sedangkan tradisi merupakan sesuatu yang terkait dengan
timeless and temporal, yaitu hal-hal yang tetap dan hal- hal yang mengalami perubahan.
Dengan mengambil beberapa pernyataan maupun konsep dari arsitek terkenal sebagai
bahan analisanya, mulai dari pernyataan Wright: Truths againts the World, Corbusier
sebagai cofounder dari Purism berkata tentang great primary forms, distinct and without
ambiquity. Dan pada dasarnya para arsitek modern menjauhi ambiguitas, hingga timbul
paradoks dari Rohe yaitu less is more. Dan dengan pernyataannya diatas tersebut
sekaligus meruntuhkan prinsip- prinsip yang dipegang oleh arsitektur modern, sehingga
muncul slogan less is bore.

Karena itu Eclecticsm pada akhir abad- 20 adalah merupakan penggabungan Mimesis
pada abad ke 19 dengan Semiotic pada abad ke- 20 serta Pluralisme dalam komunikasi
masa, dan menjadi sebuah pengembangan Pluralitas dari Culture. Dan hal ini selanjutnya
terus berkembang dari Dogmatic functionalism pada gerakan modern hingga Liberal
Eclecticism pada Post Modernism. Eclecticism tidak hanya berkepentingan terhadap
perkembangan dari bentuk, tapi merupakan Language of Freedom, dimana slogan yang
muncul pada abad ke 19:Architecture Begins Where Function Ends, semakin
menunjukkan semakin runtuhnya Modernism.
Dan saat ini Pluralitas tidak bisa dihindarkan dalam arsitektur baik itu pada bentuk yang
menggabungkan elemen elemen yang bersifat rasional (dalam struktur); Elemen elemen
fungsionalitas (dalam tujuan/Purpose; elemen dari simbol dan Metafora (melalui ornamen
Semiotic baik Intrinsik maupun ektrinsik); elemen elemen memori (melalui asosiasi);
elemen elemen yang kontekstual (melalui Enfironmental Planning). Dan dapat kita lihat
gerakan Modern telah mati. Dan arsitektur yang baik tidak hanya terikaat dari satu faktor
saja tapi merupakan sintesa dari beberapa faktor yaitu Associational Factors, Techtonic
Factors, Purposive Factors, Moral Factors, Evolutionary Factors dan Aesthetic Factors.

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa kelahiran dari post modernisme tidak lepas
dari adanya pemikiran terhadap percampuran gaya- gaya arsitektur. Eclecticism sebagai
suatu pemahaman pencampuran gaya, bentuk, ornamen dalam arsitektur dipandang
sebagai suatu hal yang positif, sebagai sebuah pola pikir yang justru dapat mengatasi
masalah yang ditimbulkan oleh pergeseran masa yang mempengaruhi pergeseran gaya itu
sendiri.

Eclecticisme memiliki peranan yang besar dalam proses kreatifitas dalam padu
padan gaya yang menimbulkan gaya tersendiri. Walaupun terdapat juga arsitek yang
memandang Eclecticism sebagai sesuatu yang negatif, yang menganggap eclectic sebagai
suatu pengkopian gaya tanpa makna dengan selera liar. Hal ini adalah merupakan pendapat
dari para arsitek yang masih setia dengan pemahaman Modernism, yang berpikir dan lebih
menekankan pada fungsionalisme dengan pola pikir Form Follow Function. Gerakan
modern semakin diruntuhkan dengan munculnya eclecticismyang membawa sebuah pola
pemikiran yang baru terhadap segala permasalahan yang ditimbulkan oleh gerakan modern
yang tidak bisa terselesaian terhadap gaya dan bentuk arsitektur. Dengan munculnya
eclecticsm, semakin membangkitkan semangat baru yang menentang modernisme, dan
merupakan awal dari gerakan postmodernisme dan membangkitkan kembali semangat dan
jiwa masa lampau yang selama ini telah terkuburkan oleh modernisme.

2. FAKTOR TIMBULNYA ALIRAN ELEKTISME

Masyarakat sedang cenderung mengalami kejayaan, ratio ekonomi dan


imperialisme kaum menengah, yang disebut sebagai kaum borjuis.
Adanya mental penjiplak yang menimbulkan dualisme yang tragis bila mengingat
bahwa manusia barat kreatif. Dualisme mempengaruhi terhambatnya cipta karya
arsitektur, karena kreatifitas dengan pendekatan alam dan teknologi.
Kondisi ketidak nyamanan ini pada pergantian abad XIX -XX mencari format dan
gerakan gaya yang disebut art noveau .
Tugas arsitek terlanjur disempitkan menjadi ahli dekorasi, akhirnya karya-karya
arsitektur menjadi tidak berkembang dan monoton.

3. CIRI CIRI EKLEKTISME

Pengulangan bentuk- bentuk lama

Memadukan unsur - unsur dalam bentuk sendiri, dan dikembangkan menjadi


bentuk baru

4. MASA ARSITEKTUR EKLETISME (18M)

Arsitektur Eklektisme, abad XIX, mengandung rasa sentimen dan nostalgia pada
keindahan gaya masa lampau.

Eklektisme menandai perkembangan arsitektur abad XIX dengan ketidakpastian


gaya percampuran bentuk menghasilkan gaya tersendiri, memperlihatkan adanya
pola pikir akademik, tetapi dalam bentuk konservatif.

Eklektisme tidak selalu menggabungkan tetapi kadang-kadang hanya menerapkan


salah satu gaya saja, tetapi dalam bentuk sistem konstruksi, fungsi, dan sisi
konseptual, berbeda dari sistem klasik asli.
Secara estetika, gaya ini lebih berkaca pada gaya masa lampau ketimbang pada
masa depan. Tak heran, di dalamnya terdapat berbagai unsur arsitektur seperti
Renaissacnce, gothic, dan rococo.
Namun, eklektik juga menjadi simbol romantisme dalam arsitektur karena di
dalamnya terdapat beragam detail yang penuh cerita sejarah.

5. EKLETISME DI BERBAGAI NEGARA

INGGRIS
Salah satu bentuk seni neoklassik di Inggris adalah bangunan John Soane atau Sir John
Soane di London, sekarang bangunan ini menjadi musium, berisi banyak karakter unsur
eklektik seperti jendela jangkung dan langit langit berbentuk dome, yang dibangunnya
berdasarkan bangunan neoklasik yang populer sekitar akhir tahun 1700- an dan awal tahun
1800-an.
Dalam pandangan para arsitektur Barat moderen, memang ada sedikit kekecewaan terhadap
gaya Barok yang penuh hiasan linear bercorak arabeska itu yang berlangsung di abad ke-
17, atau gaya Rokoko abad ke-18, dan bahkan juga dengan gaya neo-Palladianisme yang
muncul kembali pada akhir abad ke-18, para perancang kemudian berpaling kembali kepada
gaya arsitektur Yunani yang asli dan prototipe arsitektur Roma dan menggubahnya menjadi
cocok dipakai untuk arsitektur modern. Kekuatan pengaruh Yunani itu terutama sekali
terasa di negara Amerika Serikat yang masih muda itu sejak sekitar tahun 1850. Malahan
beberapa pemukiman kaum emigran diberi nama Yunani seperti Syracuse, Ithaca, Troya
dan sebagainya sedangkan bentuk-bentuk serta elemen bangunan Yunani yang dari
bangunan batu ditransformasikan ke bangunan kayu. Banyak elemen bangunan Yunani
dipakai untuk bangunan publik seperti perkantoran, gaya arsitektur itu mereka sebut
sebagai Greek Revival.
Sedangkan pengaruh Romawi terlihat di Perancis saat pemerintahan Napoleon yang
mensitir arsitektur ke arah kebesaran Romawi. Salah satu contoh adalah bangunan gereja
Madeleine (1807-1842), adalah bentuk tiruan gereja Roma di Paris. Dunia pikiran arsitektur
Perancis telah terguncang- guncang pada pergantian abad oleh adanya proyek yang besar
dan imajinatif yang dipublikasikan oleh tienne-Louis Boulle dan Claude Nicholas
Ledoux. Karya ini diilhami oleh aspek bangunan masif orang Mesir yang besar dan hasil
karya orang Romawi, bersifat monumental namun juga sangat tidak praktis, komposisi
bangunan itu inovatif, tetapi dimasa sekarang mereka disebut sebagai arsitek pengkhayal.
BANGUNAN YANG BERGAYA EKLETISME DI INGGRIS
1. British Museum London (1823-1846); Sir Robert Smirke

Pengulangan bentuk
kolom dan kolom
mengelilinginya

Gambar 2.3 Britis Museum London

Suumber: https://anisavitri.wordpress.com

Pada bagian depan atau pinti masuk terdapat portico mendukung sebuah pedimen
bergaya Romawi dengan kolom-kolom ionic octastyle, menerus berderet hingga sayap
kanan dan kirinya.

2. Albert Memorial (1863-1872); London; Sir George Gilbert Scott


Gambar 2.4 Albert Memorial
Suumber: https://anisavitri.wordpress.com

Patung duduk Pangeran Albert sebagai bagian utama monumen; diatas sebuah ketinggian
pedestal (landasan berbentuk segi empat terbuat dari granit dan marmer, penuh dengan
relief); berada dibawah sebuah ciborium (cungkup dengan empat buah kolom bentuk
Romawi).

3. House of Parliament London; Sir Charles Barry (1795-1860)

Gambar 2.5 House of Parliament London


Suumber: https://anisavitri.wordpress.com

Detail otentiknya memancarkan karakter kuno dari kebangkitan kembali Gothic pada
masa itu. Penampilannya dapat memberikan kesan formal meskipun kompleks gedung ini
tidak sepenuhnya simetris, dan adanya menara-menara menjulang ke atas pada bagian
dalam kompleks yang letaknya beraturan. Pada bagian atas keempat sisi sebuah menara
yang lainnya terdapat jam besar, diberi nama Big Ben, menjadi pertanda kota London.
Sering juga disebut New Palace of Westminster karena bangunan lama musnah terbakar
tahun 1834 kemudian didirikan gedung baru berdasarkan saembara yang dimenangkan
oleh Sir Charles Barry. Peran AWN Nugin sebagai asisten yang menguasai banyak
detail gothic sangat berperan. Di salah satu sisinya menara yang dikenal sebagai Big
Ben
4. Roman Chatolic Cathedral British Museum London (1894-1903); J. F. Bentley

Bentuk klasik dan barudan


perpaduan 2 gaya yang
terbaik

Gambar 2.6 Roman Chatolic Cathedral


Suumber: https://anisavitri.wordpress.com

Memakai konsep arsitektur Byzantium, ditandai dengan sebuah menara menjulang tinggi
di bagian depan kiri dengan atap kubah. Tiga buah kubah berderet dari depan ke belakang
meng-atapi nave (ruang umat yang cukup luas). Sebuah kubah agak kecil dan ramping,
menutup sanctuary (bag.gereja dimana terdapat altar). Dibelakangnya terdapat apse
(ruang melengkung setengah-lingkaran di belakang altar) untuk paduan suara.

5. Fitzwilliam Museum (1837-1847); Cambridge; George Basevi

Pengulangan bentuk kolom dan kolom


mengelilinginya

Gambar 2.7 Fitzwilliam Museum


Suumber: https://anisavitri.wordpress.com

Bercorak Korinthian, dengan kolom-kolom langsing berkepala penuh ukiran, menyangga


pedimen penuh ukiran pula, diadaptasikan dalam bentuk portico raksasa jauh lebih
besar dari aslinya. Pada ujung kiri-kanan terdapat penonjolan dengan kolom-kolom pada
sudutnya mem-bentuk pandangan depan simetris, dalam hal ini ciri Barok lebih dominan.

AMERIKA
Adalah sesuatu yang menarik saat terjadinya era kebangkitan kembali seni Yunani di
Amerika, dimana para sejarawan dan kritikus sangat sedikit mengenali Art Deco yang
sebenarnya adalah perpaduan berbagai gaya, dan menjadi sebuah kesatuan sebagian besar
arsitektur dan perancangan tahun 1920--1930-an (Jaman resesi di Amerika Serikat),
sebagian ahli mengganggap gaya itu akibat penyederhanaan gaya Art-Noveau (seni baru)
sebelumnya akibat resesi ekonomi, padahal tidak demikian adanya.
Jika diteliti lebih cermat, gaya ini sebenarnya berasal dari sumber yang sangat luas dan
sangat eklektik, seperti pengaruh seni Mesir dan seni Indian suku Aztec, Seni rakyat Indian
Amerika, dan sebagainya, dan yang penting lagi adalah mulai kuatnya eksistensi berbagai
sub-kultur di samping kultur Barat yang dominan.
Salah satu pertimbangan munculnya Art Deco adalah masa resesi dan untuk memantapkan
dan menyederhanakan berbagai kebudayaan dan penolakan terhadap gaya internasional
yang kaku dan tidak mengekspresikan budaya itu. Meskipun demikian, art deco adalah
sebuah gaya yang pervasif (dapat dirembesi atau meresap
dalam berbagai waktu); beberapa diantaranya dapat tampil dengan baik, layak dan tidak
perlu dibongkar seperti nasib karya arsitektur yang dianggap gagal dan yang kemudian
dibongkar. Untuk publik, diskursus tentang arsitektur sering kacau, karena diskusi tentang
arsitektur itu adalah sesuatu yang esoterik (hanya dipahami oleh beberapa orang saja),
sedangkan oleh arsitek justru senang karena menjadi ajang bereksperimen. Suatu gejala
umum di Amerika yang berkembang sejak tahun 1978 adalah diterimanya prinsip
pluralisme dalam arsitektur.
Dalam cacatan dunia arsitektur saat itu adalah diterimanya pengembangan arsitektur
regionalisme. Regionalisme didefinisikan sebagai respon terhadap 1) iklim, 2) kedaerahan,
dan 3)tradisi suatu area tertentu, seperti halnya elemen medium bahasa daerah lokal (local
vernacular) dalam hal ukuran, bentuk, warna, dan material.

CONTOH EKLEKTISME DI AMERIKA


1. Jefferson Memorial (1934-1943); Amerika Serikat; John Russel Pope

Pengulangan bentuk kolom dan kolom


mengelilinginya

Gambar 2.8 Jefferson Memorial

Suumber: https://anisavitri.wordpress.com
Identik dengan Pantheon Roma dengan portico berkolom Dorik delapan buah
menyangga sebuah pedimen. Portico ini menempel pada sebuah rotunda (ruangan
berdenah lingkaran) dikelilingi oleh kolom Dorik. Ditengah rotunda terdapat
patung Thomas Jefferson menghadap ke Tidal Basin. Kemegahan memorial ini
selain dibentuk oleh arsitekturnya sendiri, lokasinya yang luas terbuka juga oleh
ketinggian letaknya dengan tangga selebar portico.

2. Gedung Capitol, Washington (1792-1827); Amerika Serikat; William Thornton,


Eitinne Hallet, George Hadfield, Banyamin Latrobe dan Charles Bulfinch

Terdiri dari bangunan tunggal besar, simetris. Sumbu utama didominasi oleh kubah yang
merupakan salah satu terbesar di dunia. Puncak kubah terdaat patung kemerdekaan
setinggi 6 meter diatas pattern dengan kolom penyangga silindris. Kubah bergaya
Bizantine berada di atas dinding tambour. Dengan jari-jari yang berumpak. Di bawah
tambour terdapat rotunda atau ruang berdenah lingkaran. Dari rotunda terdapat ruang
persegi yang maju portico dengan olom kolom ionic.
Gambar 2.9 Gedung Capitol
Suumber: https://anisavitri.wordpress.com

Pengulangan bentuk atap dan seperti


sedikit nuansa neo klasik

Gambar 3.8 Gedung Capitol

Suumber: https://anisavitri.wordpress.com

Eklektikisme di Itali

1, Munomen Victor Emanuel (1885-1911) Guiseppe Sacconi.

Pengulangan bentuk kolom yang


sederhana tanpa banyak ornamen
Gambar 2.10 Monumen Victor Emanuel
Suumber: https://anisavitri.wordpress.com

Terdiri dari platform atau panggung teras dan trap naik. Bangunan sangat simetris pada
titik sentral terdapat patung Emmanuel. Latar belanag dinding melengkung. Unit
pelengkung ini terdiri dari deretan kolom Corinthian dari Yunani Hellenic. Kolom itu
mendukung sebuah attic penuh ornament. Pada deretan kolom sebagai akhiran terdapat
pavilion atau unit yang menonjol pada sisi kiri kanan juga penuh dengna patung dan relief.

A. Eklektisme di Perancis

1. La Fontaine Saint Michael Paris (1856-1860); Perancis; Gabriel Davioud

Gambar 2.11 La Fontaine Saint Michael Paris

Suumber: https://anisavitri.wordpress.com

Monumen berbentuk air mancur, sebagai pengakhiran sebuah deretan apartemen. Hasil
kolaborasi arsitek dan pematung, mengambil bentuk pelengkung dan tiang-tiang dari
berbagai monumen di Itali. Patung dan hiasan lebih menonjol dari unsur arsitektural
lainnya. Bagian utama monumen berupa patung terletak di bawah pelengkung, sebagai
simbol kemenangan Santo Michael. Di atas terdapat pedimen berbentuk kombinasi
antara segi empat dan pelengkung-pelengkung.

2. Opera de Paris (1861-1874); Jean Louis Charles Garnier

Gambar 2.12 La Fontaine Saint Michael Paris

Suumber: https://anisavitri.wordpress.com

Banyak dipengaruhi oleh prinsip Beaux-Arts, khususnya dalam pengambilan unsure-unsur


Renaisans dan Barok. Terlihat pada ornamen dan bentuk dekorasi yang bermodel klasik
Barok hampir memenuhi semua bagian bangunan; juga pada denahnya yang simetris
diperkuat oleh sumbu-sumbu apabila ditarik garis diantara ruang-ruangnya.

A. Eklektisme di Jerman

1. Mausoleum untuk Queen Louise(1810);Schloss Charlottenburg; Karl Friedrich


Schinkel

Gambar 2.13 Mausoleum untuk Queen Louise

Suumber: https://anisavitri.wordpress.com
Berlanggam arsitektur Romanesqu terlihat pada pelengkung jendea, pintu dan ornament.
Tiga kbah utama besar di tengah di apit dua kiri kanan menjulang membentuk pandangan
simetris diambil dari Bizantine

2. Schausspielhaus (1819-1821); Berlin; Karl Friedrich Schinkel

Gambar 2.14 Schausspielhaus

Suumber: https://anisavitri.wordpress.com

Pengaruh aspek Yunani terlihat pada ketegasan bentuk geometrik, segitiga, balok, segi-
empat, dan pada denahnya. Portico atau bagian depan untuk pintu masuk bercorak
Yunani-Ionik hexastyle (berkolom 6). Identik dengan mauseloum untuk Ratu Louise di
atas pedimen dari portico terdapat sebuah lagi lebih besar, elemen paling dominan dari
bangunan. Entablature semacam kolom melintang antara kolom dengan pedimen menerus
sekeliling bagian atas dinding-dinding luar. Unsur Renaisans terdapat pada bag. Bawah
dari sayap kiri dan kanan pada bangunan simetris ini, berupa konstruksi berkesan kokoh
dengan garis-garis horizontal dan deretan jendela yang monoton.
3. Altes Museum, Berlin (1823-30); Karl Friedrich Schinkel

Gambar 2.15 Altes Museum, Berlin

Suumber: https://anisavitri.wordpress.com

Unsur Yunani terutama kolom ionic, denah yang sederhana simetris dengan sisi-sisi segi
empat tanpa penonjlan. Bangunan tengah berbentuk rotunda dengan kolom seperti
partenon.

6. Ciri-ciri Arsitektur Eklektisme

1. Pengulangan bentuk- bentuk lama

2. Memadukan unsur - unsur dalam bentuk sendiri , dan dikembangkan


menjadi bentuk baru.

Arsitektur Eklektik Eklektisme adalah sebuah pergerakan arsitektur dengan metode


menggabungkan

- (kombinasi) berbagai aspek, ide, teori maupun yang ditujukan untuk membuat
arsitektur terbaik dengan kombinasi yang ada. Penyebaran eklektisisme
merambah berbagai bidang dapat diakui sebagai metode baru
- dalam seni. Arsitektur sebagai cabang seni yang berkaitan erat dengan teknik
juga mendapatkan pengaruh dari penyebaran metode baru,
- meskipun dikritik sebagai metode yang tidak konsisten, disebabkan oleh
pergeseran pandangan dalam menentukan berbagai elemen arsitektur yang
sebelumnya sangat kuat.
- Disadari atau tidak apakah arsitektur jenis ini merupakan sebuah metode atau
bukan sebenarnya adalah sesuatu yang berjalan dengan sendirinya berkaitan
dengan akulturasi berbagai arsitektur yang membentuk tradisi berarsitektur di

ARSITEKTUR DUNIA 2 18
dalam kebudayaan masyarakat dimana saja. menggunakan metode eklektik
sebagai metode masyarakat yang lebih berwawasan tradisional
- yaitu apabila perancangan menerapkan arsitektur eklektik dengan
menggabungkan unsur-unsur yang tidak jauh dari unsur tradisional arsitektur
yang sudah ada.
- Arsitektur jenis ini dapat lebih diterima dalam konteks pelestarian tradisi.
- Eklektisme yang berasal dari budaya lokal dapat menjadi bentuk baru dari tradisi
yang lebih kontemporer dengan cara menggabungkan berbagai unsur arsitektur
tradisional dengan unsur arsitektur baru, yang dapat membawa arsitektur
tradisional ke tingkat yang lebih tinggi yang dapat diterima di dunia modern.

ARSITEKTUR DUNIA 2 19
BAB III

ARSITEKTUR NEO KLASIK

3.1 Pengertian Asitektur neo Klasik

Arti kata Neoklasik dalam Kamus Besar Indonesia adalah :

Neo : Yang baru atau diperbaharui.

Klasik mengandung beberapa arti antara lain :

Nilai atau mutu yg diakui dan menjadi tolak ukur kesempurnaan yg abadi; tertinggi.

Bersifat seperti seni klasik, yaitu sederhana, serasi, dan tidak berlebihan.

Termasyhur karena bersejarah.

Tradisional dan indah.

Karya sastra yg bernilai tinggi serta langgeng dan sering dijadikan tolak ukur atau
karya susastra zaman kuno yang bernilai kekal.

3.2Sejarah Arsitektur Neoklasik

Pada tahun 1563, arsitek Renaissance Giacomo da Vignola membeberkan prinsip


arsitektur klasik di sebuah risalah berjudul The Five Orders of Architecture. Beberapa
tahun kemudian, arsitek Renaissance lainnya, Andrea Palladio, menggambarkan
pendekatan miliknya sendiri untuk arsitektur Klasik di The Four Books of
Architecture.Buku buku ini secara luas diterjemahkan dan menginspirasi pembangun di
seluruh Eropa barat. Pada tahun 1700, arsitek Eropa berpaling dari gaya rumit Baroque dan
Rococo lebih memilih pendekatan neoklasik terkendali. Pada akhir 1700-an dan awal
1800-an, Amerika Serikat yang baru terbentuk juga menggunakan gaya gaya klasik untuk
membangun gedung pemerintahan yang megah dan rumah pribadi dengan ukuran lebih
kecil. Bangunan neoklasik yang terkenal di AS : The US Capitol, White House, Jefferson
Monticello, Gedung Mahkamah Agung AS.

Neoklasik : Hubungan dengan (mengenai) penghidupan kembali atau penyesuaian


dengan yang baru hal-hal yang klasik (terutama dalam kesusastraan, musik, kesenian, dan
arsitektur).

ARSITEKTUR DUNIA 2 20
Arsitektur Neoklasik lahir antara lain karena ditemukannya kembali peninggalan
arsitektur Yunani dan Romawi, serta adanya perubahan politik antara lain revolusi Perancis
(1789) dan Amerika (1776) menciptakan republik, dengan anggapan mengambil seni yang
diasosiasikan dengan seni Yunani (demokrasi) dan Romawi (republik). Pada abad ke-18
orang (terutama yang senang benda antik dan arsitek) banyak tertarik untuk mengadakan
perjalanan dan penggalian situs-situs lama, terutama Yunani. Di antaranya:

Orang Inggris: James Stuart dan Nicholas Revett yang menghabiskan masa 3 tahun
di Yunani, membuat gambar-gambar akurat dari peninggalan gedung lama Yunani (antara
lain mempresentasikan order Doric di Parthenon dengan rinci 1762)
Orang Jerman: Johann Winckelmann yang menemukan kembali kota Pompeii.

Banyaknya penemuan tersebut membuat arsitektur Neoklasik dapat menciptakan


karya yang lebih mendekati/mirip arsitektur klasik (Yunani dan Romawi) daripada
arsitektur Renaissans. Kecenderungan pada gaya Yunani atau gaya Romawi atau bisa
disebut juga Battle of the Styles.

Ciri-ciri arsitektur Neoklasik antara lain :

Garis-garis bersih, elegan, penampilan yang rapi (uncluttered)

Simetris

Kolom-kolom yang berdiri bebas / tiang menjulang sampai atap bangunan

Pedimen segitiga dan atap terkadang berkubah

Prototipe yang umumnya dicontoh adalah arsitektur


kuil. Hal ini dikarenakan arsitektur kuil dianggap sebagai
bentuk paling murni dari arsitektur klasik. Kolom pada
kuil benar-benar berfungsi untuk menopang bangunan
(bukan dekorasi).

rototipe
s://anisavitri.wordpress.com
Jadi dapat disimpulkan pada Arsitektur Neoklasik, fungsi dari kolom benar-benar menopang,
bukan hanya dekorasi atau kolom yang berdiri bebas dan menopang entablatur.

ARSITEKTUR DUNIA 2 21
Garis atap umumnya datar
dan horisontal, jarang ada menara
dengan fasade yang cenderung
panjang dan datar akibat dari efek
dari kolom yang berjajar. Proporsi
klasik pada eksterior sangat penting
dimana pintu dan jendela tidak

dpress.com

mengurangi kesempurnaan nilai-nilai arsitektur klasik meskipun diletakkan di belakang


kolom-kolom depan. Pintu dan jendela tidak menjadi elemen skluptural.

Di Perancis dan Italia tradisi taman formal berdasar pada pola-pola geometris
dipertahankan, sedangkan di Inggris taman lebih luwes atau lebih meniru alam (membuat
alam dengan skala lebih kecil).

Terdapat dua gaya bangunan


yang terkenal pada periode Arsitektur
Neoklasik ini, yaitu Gaya Georgia
(Inggris Raya) dan Gaya Federal
(Republik Amerika Serikat).

Gaya Georgia berkembang di


Inggris, 1715 1820 dan dipengaruhi
oleh gaya arsitektur Palladia. Gaya

om

ini banyak terlihat pada penataan kota/kawasan. Sedangkan Gaya Federal


berkembang di Amerika Serikat (1780 1820). Dengan fitur tipikal interior yang
berbentuk oval, tangga melingkar yang berdiri bebas, portico yang dibingkai oleh kolom-
kolom, profil kayu yang kecil, dan proposi yang langsing (slender).

Neo classic

ARSITEKTUR DUNIA 2 22
Tenang, agung, teratur, serba tepat tidak ada salahnya. Apa yang di tampilkan Mies dengan
kesederhanaan adalah merupakan Neo Classicsm dalam arsitektur modern, tak dengan
kaca tapi juga bidang massif yang teratur bahkan ada kelompok bangunan yang
membentuk Sculpture namun masih bisa tergolong Neo Calssicsm dapat dilihat karya
orang Taiwan di Amerika Serikat yaitu IOH MING PEI (I.M.PEI) pada Everson Museum
of Art Syracuse New York diumumkan pada museum tersebut dia memakai bidang masif
namun permainan bidang tersebut kelihatan tak brutal dan mengundang kesederhanaan.
(Rumawan, Salain: Sejarah dan Perkembangan ArsitekturModern)

Kaitan Eklektisme dengan Neoklasik

Eklektik : yaitu memilih yang baik dari yang sudah ada sebelumnya.

Arsitektur Eklektik : aliran memilih , memadukan unsur-unsur atau gaya dalam

bentuk tersendiri.

Eclectismus : suatu semangat menjiplak serba campur aduk dari semua unsur

saja yang kebetulan disukai, tanpa refleksi , tanpa prinsip,

selera liar.

Pada akhir jaman klasik timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma
arsitektur klasik yang sudah merajai dunia arsitektur sejak ribuan tahun sebelumnya. Pada
masa itu berkembanglah pola pikir eklektik yang kemudian menyebar ke seluruh dunia
melalui penjelajahan dan penaklukan oleh Bangsa Eropa ke seluruh penjuru dunia pada
masa colonial dan pasca colonial Eklektik artinya memilih terbaik dari yang sudah ada
sebelumnya. Arsitektur Eklektisme adalah aliran memilih, memadukan unsur-unsur atau
gaya ke dalam bentuk tersendiri. Arsitek, pemilik bangunan atau keduanya bersama
memilih secara bebas, gaya-gaya atau bentuk-bentuk paling cocok dan pantas menurut
selera dan status sosio-ekonomi mereka.

Berdasarkan arti katanya sesungguhnya eklektisme sudah sejak Renaisanse dimana


elemen Romawi digabung dengan unsur lain dan Romawi mengambil bentuk Yunani
digabung dengan unsur lain. Dari segi sejarah cirri pengulangan bentuk lama sering disebut
: Post Renaisan, Neo Klasik, dan Kolonial Arsitektur modern perkembangnnya dimulai
dengan Eklektisme, selain karena kejenuhan pola klasik lama juga karena semakin banyak
pilihan untuk digabungkan atau diulang tetapi da-lam pola, konsep, bentuk baru.

ARSITEKTUR DUNIA 2 23
Pada abad XIX bentuk, langgam, konstruksi dan bahan-bahan bangunan dalam
arsitektur semakin berkembang bervariasi sehingga pilihan pun semakin banyak. Dalam
sejarah perkembangan arsitektur, istilah Eklektisme dipakai untuk menandai ge-jala
pemilihan atau pencampuran gaya-gaya pada abad XIX masa berakhirnya Klasikisme,
masa awal Modernisme dan bukan pencampuran maupun perkembangan pada masa
sebelumnya.

Eklektisme menandai perkembangan arsitektur abad XIX, dengan ketidakpastian


langgam. Pencampuran bentuk menghasilkan langgam tersendiri, memperlihatkan adanya
pola pikir akademis, tetapi dalam bentuk yang masih konservatif. Fungsi bangunan
disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan yang lebih banyak dibandingkan dengan masa
sebelumnya, seperti adanya balai kota; opera; pavilliun; museum; dan lain-lainnya.
Arsitektur Eklektikisme pada awal abad XIX mengandung rasa sentimen dan nostalgia
pada keindahan langgam masa lampau. Mengulang keindahan unsur-unsur klasik dan
dipadukan atau diterapkan secara utuh. Pengulangan kembali secara utuh terkadanga dapat
dikatakan Neo-Klasik.

Faktor- Faktor Penyebab Timbulnya Eklektisme :

1. Masyarakat sedang cenderung mengalami kejayaan, ratio ekonomi dan imperialisme


kaum lapisan tengah, yang disebut sebagai kaum borjuis.

2. Adanya mental penjiplak yang menimbulkan dualisme yang tragis bila mengingat bahwa
manusia barat kreatif. Dualisme antara statika bahkan kemacetan cipta karya arsitektur
dengan dinamika serta sukses luar biasa dari alam dan teknologi.

3. Ketidaktenteraman ini pada pergantian abad XIX -XX mencari obat dan gerakan gaya
yang disebut art noveau .

4. Tugas arsitek terlanjur disempitkan menjadi ahli dekorasi, akhirnya karya-karya


arsitektur menjadi tidak berkembang, tidak dihasilkan karya-karya lain tidak monoton.

ARSITEKTUR DUNIA 2 24
BAB IV

TOKOH ARSITEKTUR DAN HASIL KARYANYA

3.1 Elektisme Di Inggris

British Museum London (1823-1846); Sir Robert Smirke

ARSITEKTUR DUNIA 2 25
Gedung ini digunakan untuk menyimpan barang barang kuno dan perpustakaan. Dapat
dilihat pada gambar bahwa pada bagian depan atau pinti masuk terdapat portico m
endukung sebuah pedimen bergaya Romawi dengan kolom-kolom ionic octastyle,
menerus berderet hingga sayap kanan dan kirinya.

Gambar 4.2 British Museum London


Gambar 4.1 Sir Robert Smirke
Suumber: https://anisavitri.wordpress.com
Sumber: wikipedia.org/wiki/Robert_Smirke_(painter)

Albert Memorial (1863-1872); London; Sir George Gilbert Scott

Albert Memorial Monumental dibuat untuk memperingati Pangeran Albert yang


merupakan suami dari Ratu Victoria

Bangunan ini didominasi konsep Gotic. Bagian utama bangunan ini adalah patung
duduk Pangeran Albert diatas sebuah ketinggian pedestal (landasan berbentuk segi
empat terbuat dari granit dan marmer, penuh dengan relief); berada dibawah sebuah
ciborium (cungkup dengan empat buah kolom bentuk Romawi).

Gambar 4.3 Albert Memorial

Sumber: wikipedia.org/wiki/George_Gilbert_Scott Gambar 4.4 Sir George Gilbert Scott


Sumber: wikipedia.org/wiki/George_Gilbert_Scott

ARSITEKTUR DUNIA 2 26
House of Parliament (1795-1860); London; Sir Charles Barry

Detail otentiknya memancarkan karakter kuno dari kebangkitan kembali Gothic pada masa
itu. Penampilannya dapat memberikan kesan formal meskipun kompleks gedung ini tidak
sepenuhnya simetris, dan adanya menara-menara menjulang ke atas pada bagian dalam
kompleks yang letaknya beraturan. Pada bagian atas keempat sisi sebuah menara yang
lainnya terdapat jam besar, diberi nama Big Ben, menjadi pertanda kota London.

Gambar 4.5 House of Parliament


Sumber: wikipedia.org/wiki/
Gambar 4.6 Sir Charles Barry
Sumber: wikipedia.org/wiki/

Roman Chatolic Cathedral British Museum London (1894-1903); J. F. Bentley

Gambar 4.7 Roman Chatolic Cathedral


Gambar 4.7 J. F. Bentley
Sumber: wikipedia.org/wiki/
Sumber: wikipedia.org/wiki/

konsep arsitektur Byzantium, ditandai dengan sebuah menara menjulang tinggi di bagian
depan kiri dengan atap kubah. Tiga buah kubah berderet dari depan ke belakang meng-

ARSITEKTUR DUNIA 2 27
atapi nave (ruang umat yang cukup luas). Sebuah kubah agak kecil dan ramping,
menutup sanctuary (bag.gereja dimana terdapat altar). Dibelakangnya terdapat
apse (ruang melengkung setengah-lingkaran di belakang altar) untuk paduan suara.

Fitzwilliam Museum (1837-1847); Cambridge; George Basevi

Bercorak Korinthian, dengan kolom-kolom langsing berkepala penuh ukiran, menyangga


pedimenpenuh ukiran pula, diadaptasikan dalam bentuk portico raksasa jauh lebih besar
dari aslinya. Pada ujung kiri-kanan terdapat penonjolan dengan kolom-kolom pada
sudutnya mem-bentuk pandangan depan simetris, dalam hal ini ciri Barok lebih dominan.

Gambar 4.9 Fitzwilliam Museum


Gambar 4.10 George Basevi
Sumber: wikipedia.org/wiki/
Sumber: wikipedia.org/wiki/

S. Georges Hall (1840-1854);Liverpool; Harvey Lonsdale Elmes

Bangunan Neo-Klasik dengan interior ruang konser berbentuk elips, dikelilingi


oleh balkon disangga oleh deretan caryatid (kolom berbentuk patung manusia). Aspek
klasik dalam hal ini adalah Yunani, Romawi dengan sumbu melintang membujur yang
sangat kuat, sehingga membentuk bangunan simetris dan membuatnya berkesan
megah.

ARSITEKTUR
GambarDUNIA
4.11 S. 2
Georges Hall Gambar 4.12 Harvey Lonsdale Elmes 28
Sumber: wikipedia.org/wiki/ Sumber: wikipedia.org/wiki/
3.2 Ekletisme di Perancis:

La Fontaine Saint Micahel Paris (1856-1860); Perancis; Gabriel Davioud

Monumen berbentuk air mancur, sebagai pengakhiran sebuah deretan apartemen. Hasil
kolaborasi arsitek dan pematung, mengambil bentuk pelengkung dan tiang-tiang dari
berbagai monumen di Itali. Patung dan hiasan lebih menonjol dari unsur arsitektural
lainnya. Bagian utama monumen berupa patung terletak di bawah pelengkung, sebagai
simbol kemenangan Santo Michael. Di atas terdapat pedimen berbentuk kombinasi antara
segi empat dan pelengkung-pelengkung.

Gambar 4.13 La Fontaine Saint Micahel Gambar 4.14 Gabriel Davioud

Sumber: wikipedia.org/wiki/ Sumber: wikipedia.org/wiki/

Opera de Paris (1861-1874); Jean Louis Charles Garnier

Banyak dipengaruhi oleh prinsip Beaux-Arts, khususnya dalam pengambilan unsure-unsur


Renaisans dan Barok. Terlihat pada ornamen dan bentuk dekorasi yang bermodel klasik
Barok hampir memenuhi semua bagian bangunan; juga pada denahnya yang simetris
diperkuat oleh sumbu-sumbu apabila ditarik garis diantara ruang-ruangnya.

ARSITEKTUR DUNIA 2 29
era de Paris Gambar 4.16 Jean Louis Charles Garnier
ia.org/wiki/ Sumber: wikipedia.org/wiki/

Arc de Triomphe de LEtoile Paris (1806-1836); Jean Franqois Therese Chalgrin

Monumen yang pada dinding-dindingnya penuh dengan relief dan patung. Pada keempat
kakinya terdapat tangga untuk naik kelantai yang berada di atas pelengkung, saat ini
digunakan untuk museum. Menggambarkan kemenangan dan kejadian penting dalam masa
pemerintahan Napoleon.

Gambar 4.17 Arc de Triomphe de LEtoile


Gambar 4.18 Jean Franqois Therese Chalgrin

Sumber: wikipedia.org/wiki/
Sumber: wikipedia.org/wiki/

Gereja Katolik Madelaine (1807-1842); Pierre Vignon

Merupakan contoh representatif dari arsitektur Eklektik. Mengambil gaya kuil antik
Romawi berciri Korinthian, octastyle, dan peripteral sebagaimana terlihat pada kolom-
kolom, kepala-tiang, dan pedimen penuh dengan hiasan dan patung.

ARSITEKTUR DUNIA 2 30
ja Katolik Madelaine Gambar 4.20 Pierre Vignon

.org/wiki/ Sumber: wikipedia.org/wiki/

3.3 Ekletisme di Jerman:

Mausoleum untuk Queen Louise(1810);Schloss Charlottenburg; Karl Friedrich


Schinkel

Berlanggam arsitektur yang berbentuk kuil Yunani dari order Dorik, dalam
hal ini terdapat pedimen (konstruksi segi tiga disangga oleh kolom-kol0m) ganda
yang satu di atas lainnya.

Gambar 4.22 Karl Friedrich Schinkel


Sumber: wikipedia.org/wiki/
ki/

Schausspielhaus (1819-1821); Berlin; Karl Friedrich Schinkel

ARSITEKTUR DUNIA 2 31
Pengaruh aspek Yunani terlihat pada ketegasan bentuk geometrik, segitiga, balok,
segi-empat, dan pada denahnya. Portico atau bagian depan untuk pintu masuk bercorak
Yunani-Ionik hexastyle (berkolom 6). Identik dengan mauseloum untuk Ratu Louise di
atas pedimen dari portico terdapat sebuah lagi lebih besar, elemen paling dominan dari
bangunan. Entablature semacam kolom melintang antara kolom dengan pedimenmenerus
sekeliling bagian atas dinding-dinding luar. Unsur Renaisans terdapat pada bag. Bawah
dari sayap kiri dan kanan pada bangunan simetris ini, berupa konstruksi berkesan kokoh
dengan garis-garis horizontal dan deretan jendela yang monoton.

Gambar 4.23 Schausspielhaus Gambar 4.24 Karl Friedrich Schinkel

Sumber: wikipedia.org/wiki/ Sumber: wikipedia.org/wiki/

Ekletisme di Amerika:

Jefferson Memorial (1934-1943); Amerika Serikat; John Russel Pope

Identik dengan Pantheon Roma dengan portico berkolom Dorik delapan buah menyangga
sebuah pedimen. Portico ini menempel pada sebuah rotunda (ruangan berdenah lingkaran)
dikelilingi oleh kolom Dorik. Ditengah rotunda terdapat patung Thomas Jefferson
menghadap ke Tidal Basin. Kemegahan memorialini selain dibentuk oleh arsitekturnya
sendiri, lokasinya yang luas terbuka juga oleh ketinggian letaknya dengan tangga selebar
portico.

ARSITEKTUR DUNIA 2 32
Memorial
/wiki/ Gambar 4.26 John Russel Pope

Sumber: wikipedia.org/wiki/

ARSITEKTUR DUNIA 2 33
BAB IV

ARSITEKTUR NEO KLASIK DAN EKLEKTISME DI INDONESIA

4.1 SEJARAH ARSITEKTUR NEO KLASIK DAN EKLETISME DI INDONESIA

Pengaruh Eklektisme di Indonesia berawal pada masa pendudukan Belanda. Masa


kolonialisme di Indonesia dimulai abad XVII pertengahan abad XX. Arsitektur modern
di Indonesia pada abad XIX ditandai dengan bangkitnya kembali gaya klasik, yang terlihat
pada pembangunan gedung gedung yang cenderung bercirikan arsitektur Eropa, dengan
memasukkan unsur budaya setempat dan arsitektur tropis, dalam hal ini arsitektur neo
klasik dan eklektisme banyak diterapkan pada bangunan penting orang orang Belanda,
misalnya gereja, benteng, kantor pemerintahan, dan lain sebagainya. Sejarah dunia
memasuki masa kolonialisme pada abad XVII, bersaam dengan datangnya orang belanda
maka arsitektur Indonesia juga mempunyai pengaruh. Masa kolonialisme mulai dari abad
XVII hingga abad XX tepatnya sebelum proklamasi kemerdekan RI.

4.2Gereja Protestan Semarang

Gereja ini memiliki bentuk denah segi delapan, merupakan suatu bentuk yang jarang
digunakan untuk sebuah gereja. Hal ini dipengaruhi oleh arsitektur Renaissance. Gereja
protestan mempunyai pintu masuk dari keempat arah mata angin, yang pada setiap pintu
masuknya mempunyai konstruksi yang menempel pada bangunan pertama berupa portico

Bentuk kubah pada gereja ini mengadaptasi arsitektur Byzanthium dengan dimensi
yang sangat besar sehingga oleh masyarakat setempat lebih dikenal dengan sebutan
Gereja Blenduk, pada bagian kubah tersebut terdapat bentuk melingkar yang
merupakan nave / ruang umat.

Pada bagian tengah gereja memiliki atap pelana dan gable atau dinding segitiga di ujung
atap identik dengan pedimen dari portico.

Pada bagian dalam gereja setelah melalui unit tengah bertingkat terdapat atrium / taman
terbuka, disana dapat kita lihat kembali deretan panjang kolom kolom doric dan koridor
terbuka yang merupakan penghubung ruang ruang pada sayap kiri kanan. Pengakhiran
dinding pada gereja ini mirip dengan bangunan bangunan renaissance. Di bagian tengah

ARSITEKTUR DUNIA 2 34
atas terdapat latern beratap cembung seperti kubah yang mempunyai empat sudut, dan
lebih besar dibanding dengan bangunan, pada sisi sisi atap latern

terdapat jam dan dipuncaknya terdapat latern yang lebih kecil.

Gambar 5.1 gerja protestan semarang


Sumber: https://atpic.wordpress.com/2011/03/03/arsitektur-
neoklasik-abad-18m/

Pengaruh arsitektur Yunani-Romawi tercermin pada kolom-kolom Doric dan Corinthian


Romawi, terlihat pada ruangan koor, keempat pintu masuk gereja yang mengadaptasi
bentukparthenon terlihat pada pintu masuk utama.

Sejarah Gereja Blenduk Semarang

Gereja Blenduk merupakan gereja Kristen Protestan dengan nama asli Gereja
Immanuel yang terletak di jalan Letjen.

Gereja ini dibangun sekitar abad ke-18 dan bahkan ada yang menulis berdasarkan analisa
55 ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.11 No.2 Agustus 2011, data-data yang didapat,
bahwa Gereja ini mulai dibangun sekitar tahun 1750 dan pernah mengalami perbaikan
- perbaikan.

Gereja Blenduk (kadang-kadang dieja Gereja Blendug dan seringkali dilafazkan


sebagai mBlendhug) adalah Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun oleh
masyarakat Belanda yang tinggal di kota itu pada 1753, dengan bentuk heksagonal

ARSITEKTUR DUNIA 2 35
(persegi delapan). Gereja ini sesungguhnya bernama Gereja GPIB Immanuel, di Jl.
Letjend. Suprapto 32. Kubahnya besar, dilapisi perunggu, dan di dalamnya terdapat sebuah
orgel Barok. Arsitektur di dalamnya dibuat berdasarkan salib Yunani. Gereja ini direnovasi
pada 1894 oleh W. Westmaas dan H.P.A. de Wilde, yang menambahkan kedua menara di
depan gedung gereja ini. Nama Blenduk adalah julukan dari masyarakat setempat yang
berarti kubah. Gereja ini hingga sekarang masih dipergunakan setiap hari Minggu. Di
sekitar gereja ini juga terdapat sejumlah bangunan lain dari masa kolonial Belanda.

Gambar 5.2 gerja protestan semarang

Sumber: https://atpic.wordpress.com/2011/03/03/arsitektur-
neoklasik-abad-18m/

Gereja ini memiliki bentuk denah segi delapan, dipengaruhi oleh arsitektur
Renaissance.

Gereja protestan mempunyai pintu masuk dari keempat arah mata angin, yang
pada setiap pintu masuknya mempunyai konstruksi yang menempel pada
bangunan pertama berupa portico

Gereja Blenduk memiliki denah bangunan utama berbentuk segi delapan


dengan
empat transept pada sisi utara, barat,selatan,dan timur,sehingga membentuk
masa menjadi sebuah salib Yunani
Pada sisi selatan / dibagian depanterdapat dua menara yang mengapit teras terbuka
dan berfungsi sebagai hall untuk entrance yang disangga oleh empat tiang Dorik
Romawi.Pada bangunan utama dengan denahsegi delapan berfungsi sebagai ruang
badah para jemaat

ARSITEKTUR DUNIA 2 36
Gambar 5.3 gerja protestan semarang
Sumber: https://atpic.wordpress.com/2011/03/03/arsitektur-
neoklasik-abad-18m/

Bentuk kubah pada gereja ini mengadaptasi arsitektur Byzanthium dengan dimensi
yang sangat besar sehingga oleh masyarakat setempat lebih dikenal dengan sebutan
Gereja Blenduk,

Pada bagian tengah gereja memiliki atap pelana dan gable atau dinding segitiga di
ujung atap identik dengan pedimen dari portico.

Pengaruh arsitektur Yunani - Romawi tercermin pada kolom-kolom Doric dan


Corinthian Romawi, terlihat pada ruangan koor, keempat pintu masuk gereja yang
mengadaptasi bentuk parthenon terlihat pada pintu masuk utama.

Gambar 5.4 gerja protestan semarang



Sumber: https://atpic.wordpress.com/2011/03/03/arsitektur-
neoklasik-abad-18m/

Pada gereja tersebut terdapat aliran Palladianisme , yaitu merupakan bangunan


yang memiliki ciri simetris untuk memudahkan mendapatkan keselarasan dan
keseimbangan bentuk.

ARSITEKTUR DUNIA 2 37
4.3 Pengaruh eklektisme di Indonesia

Pengaruh Eklektisme di Indonesia berawal pada masa pendudukan Belanda.

Masa kolonialisme di Indonesia dimulai abad XVII pertengahan abad XX.

Arsitektur modern di Indonesia pada abad XIX ditandai dengan bangkitnya


kembali gaya klasik, yang terlihat pada pembangunan gedung gedung yang
cenderung bercirikan arsitektur Eropa, dengan memasukkan unsur budaya
setempat dan arsitektur tropis, dalam hal ini arsitektur neo klasik dan eklektisme
banyak diterapkan pada bangunan penting orang orang Belanda, misalnya gereja,
benteng, kantor pemerintahan, dan lain sebagainya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

ARSITEKTUR DUNIA 2 38
5.1 KESIMPULAN

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang
lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan
binaan, mulai dari level makro sampai ke level mikro. Arsitektur eklektisme adalah
sebuah pergerakan arsitektur dengan metode menggambungkan berbagai aspek, ide, teori
maupun yang ditujukan untuk membuat arsitektur terbaik dengan kombinasi yang ada.

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu untuk mengetahui ciri
ciri, sejarah dan tokoh-tokoh yang terlibat di dalam masing-masing aliran dari arsitektur
eklektisme dan arsitektur neo klasik. . Serta dapat membedakan antara satu gaya dengan
gaya yang lainnya.

5.2 SARAN

Perkembangan arsitektur eklektisme dan arsitektur neo klasik memberikan kita


pembelajaran dan pemahaman terhadap seni arsitektur tersebut, baik dalam seni ataupun
kreatifitas yang mendalam serta konsep-konsep yang dipahami oleh arsitek. Oleh
karena itu sejarah arsitektur tersebut patut dipelajari dengan baik agar kita dapat
memahaminya dengan baik guna menjadikan hal tersebut suatu refrensi yang dapat
nantinya di tuangkan kedalam desain baru. Dari beberapa aliran-aliran tersebut telah
menciptakan suatu karya yang dapat dilihat dan dinilai bahkan kita dapat mencari
perbedaan dari masing-masing aliran tersebut yang diharapkan dapat mengkombinasi
gaya-gaya tersebut dan menuangkannya ke dalam suatu desain kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Architecture and Critical Imagination, 1978, Wayne Attoe, John Wiley and Son.

ARSITEKTUR DUNIA 2 39
Josef Prijotomo, 1999-2000, Materi Kuliah Ktitik Arsitektur I-II, Pascasarjana ITS.
Theories and Manifestoes, 1997, edited by Charles Jenck and Karl Kropf, Academy
Edition

Rumawan, Salain, Sejarah Perkembangan Arsitektur Modern, Denpasar, Udayana


University Press.

Tri Anggraini Prajnawrdhi, 2005, Eclecticism Dalam Arsitektur Dalam Tulisan


Charles Jenck: Toward Radical Eclecticism, Denpasar. Tidak diterbitkan.

Peter Collin, Changing Ideals In Modern Architecture (1971)


https://id.wikipedia.org/wiki/GPIB_Immanuel_Semarang

https://www.academia.edu/12242879/Arsitektur_Modern_Ekletik_dan_Neo-Klasik

https://atpic.wordpress.com/2011/03/03/arsitektur-neoklasik-abad-18m/

ARSITEKTUR DUNIA 2 40

Anda mungkin juga menyukai