DOSEN:
Dr. Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri, MT.
oleh :
NAMA : I GEDE CANDRA BUDIASA
NIM : 1519251043
KELAS :C
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
TAHUN 2016/2017
RIBBON CHAPEL
Dengan sengaja Hiroshi Nakamura, seorang arsitek dari Jepang mendesain bangunan ini
lebih tinggi dari pohon-pohon yang ada di sekelilingnya untuk mendapatkan pemandangan
laut dari atas kapel sekaligus sebuah bangunan kapel dengan langit-langit yang tinggi.
Tubuh upacara pernikahan dilakukan di dalam kapel kaca, di mana lorong kayu yang
dikurung oleh dua bank tempat duduk mengarah ke altar.
Mengambil konsep atau tema dari bagaimana sebuah pernikahan merupakan perpaduan
dari 2 orang menjadi 1, bangunan kapel ini juga dibuat serupa. Dengan adanya 2 garis
lengkung freestanding yang melingkar dengan alur semakin mengecil ke atas yang
kemudian saling menopang di puncaknya.
Tangga terjalinnya, yang jalur lintas di beberapa titik untuk memberikan dukungan satu
sama lain, dirancang untuk menjadi simbolis dari kesatuan yang perkawinan membawa.
Lengkungan pita di bagian luar bangunan ini tak hanya sebagai hiasan, tapi juga berupa
tangga dari 2 sisi yang kemudian bertemu di puncaknya. Melambangkan persatuan 2 insan
yang disatukan oleh Tuhan dan mendeklarasi pernikahan mereka. Sebuah bangunan indah
dengan makna yang mendalam pula sangat cocok untuk dijadikan tempat persatuan dalam
ikatan suci pernikahan. Tangga yang dibalut papan vertikal kayu bercat putih, dan
memiliki melengkung handrests paduan titanium seng untuk menahan erosi dari angin laut.
Di sanalah kedua mempelai akan bertemu untuk kemudian berjalan bersama menuju ke
dalam kapel. Ada pun panjang tangga mencapai 135 meter. Keluarga dan semua undangan
akan dapat menyaksikannya dari taman yang ada di sekitar kapel.
Banguna Ribbon Chapel adalah salah satu hasil karya arsitektur dunia yaitu seorang arsitek
yang bernama Hiroshi Nakamura terkait dengan tema yang diambil dari bangunan ini dan
konsepnya seakan seperti perjalanan hidup seorang yang akan melaksakanan perknikahan.
Dilihat dari penataan yang unik dan diperitungkan dengan matang, seperti bangunan yang
dililitkan tangga semakin ke atas semakin mengkrucut. Bangunan ini disebut bagus karena
melihat dari konsep, konsep perjalanan cinta masing masing orang pastinya mengalami
naik turun pasang surut dan juga kerja keras dalam mencapai tujuan yaitu pernikahan,
karena mengangkat tema dan konsep yang berbeda daripada yang lain, berbeda dengan
weding house pada umumnya yang seperti ballroom saja. Disini nuansa perjuangan cinta
antara mempelai sangat dirasakan ketika berjalan menuju puncak dari Ribbon Chapel ini.
Dilihat dari utilitasnya bangunan ini cukup memanfaatkan kondisi alam yang mengarahkan
bangunan ke arah datangnya angin lalu ditutupi beberapa pepohonan agar udara yang
berhembus dapat disaring dan juga banyak menggunakan kaca kaca mati sebagai sumber
cahaya alami pada dinding atas sehingga membuat penerangan yang cukup ketika siang
hari namum berbeda dengan keadaan jika mendung ataupun hujan. Pada bagian bawah
menggunakan pintu lipat dengan kaca bagian tengahnya seperti konsep keterbukaan, atau
memaperkan bahwa terlah ada suatu pernikahan di gedung ini berbeda dengan wedding
house lainya yang seperti ballroom. Tangga vertikal yang dibuat sengaja mengelilingi
bangunan agar setiap pasangan yang berjalan menuju puncak dapat melihat pemandangan
yang seperti di atas air seperti berjalan menuju langit.
Berbeda dengan fungsi pada umumnya bangunan yang hanya seperti perkantoran dan
rumah tinggal atau rumah hunian sewa, disini dibahas adalah rumah pernikahan yang
artinya rumah untuk melangsungkan perknikahan, berbeda dari segi konsep bangunan yang
mengambil konsep kehidupan seorang yang sedang menuju jenjang perkikahan membuat
Pada puncak rooftop dibuat kecil cukup untuk 2 orang. Kapel ini punya dua tangga spiral
yang terhubung ke atas dan membentuk sebuah pita. Dua tangga spiral memang sengaja
dililitkan ke bangunan untuk menyimbolkan pernikahan itu. Di kapel ini, mempelai pria
dan wanita turun dari tangga secara terpisah untuk bersatu di puncak, meminta maaf
kepada surga dan mendeklarasikan pernikahan mereka," tutur Hiroshi. Seperti dikatakan
oleh arsiteknya bangunan ini berbeda dari wedding house lainnya, berbeda dari segi
fasilitas dan bentuk yang diluar dugaan karena mengambil konsep dari perjalanan cinta
seseorang.
Segi fasilitas ada tempat untuk mendeklarasikan pernikahan yang disaksikan oleh langit
laut dan alam. Dan juga fasilitas seperti tangga untuk naik sebagai icon atau focal poin
yang berbeda, pada dasarnya kebanyakan tangga ditaruh di dalam ruangan namum ini
tangga yang menghiasi bangunan menjadikan bangunan uni karena secra kasap mata
tangganya tidaklah jelas arah naiknya bentuk ini mengacu pada pernyataan dalam konsep
perjalanan yang masih berlika liku.
1.4 BANGUNAN INI BISA DITERAPKAN ATAU TIDAK