Anda di halaman 1dari 10

PERBEDAAN KUALIATAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN

DI RUANG UGD DAN RAWAT INAP DI PUSKEMAS DAU

Ibrahim 1, Ngesti W. Utami 2, Lasri 3


1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail : ibrahim@gmail.com

ABSTRAK

Tigkat kepuasan pasien didasarkan oleh adanya pelayanan kesehatan yang berkualitas,
sehingga pelayanan kesehatan di tuntut profesional, cepat, bersih dan ramah tanpa
memandang pasien di Ruang UGD Dan Rawat Inap. Tujuan penelitian untuk
mengetahui perbedaan kualiatas pelayanan perawat dengan kepuasan pasien di ruang
UGD dan rawat inap di Puskemas Wisata Dau. Desain penelitian mengunakan
komparatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 152 orang, sampel penelitian
ditentukan dengan teknik quota sampling dengan jumlah sampel sebanyak 68 orang.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Metode analisa data
yang di gunakan yaitu uji mann whitney dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian
membuktikan kualitas pelayanan perawat sangat baik pada sebagian besar 24 (70,6%)
pasien di ruang UGD dan sebagian besar 19 (55,9%) pasien di ruang rawat inap,
kepuasan pasien sebagian besar 25 (73,5%) pasien di ruang UGD dan sebagian besar 21
(61,8%) pasien di ruang rawat inap sangat puas dengan kualitas pelayanan perawat.
Hasil uji mann whitney didapatkan p value kualitas pelayanan = (0,002) < (0,050) dan p
value kepuasan pasien = (0,001) < (0,050) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan kualitas pelayanan perawat dengan kepuasan pasien di ruang UGD dan rawat
inap Puskesmas Wisata Dau. Berdasarkan hasil penelitian maka diharapkan tenaga
kesehatan bersifat adil dalam pemberian pelayanan pada pasien di ruang UGD dan
rawat inap yang dapat meningkatkan kepuasan pasien.

Kata Kunci: Kepuasan Pasien, Kualiatas Pelayanan Perawat, Pasien UGD, Pasien
Rawat Inap
PENDAHULUAN adalah kegiatan pelayanan keperawatan
(Depkes, 2011). Masalah umum yang
Aspek yang sangat penting dalam terjadi dalam pelayanan keperawatan
kehidupan manusia adalah kesehatan. seperti banyaknya perawat yang kurang
Manusia kebanyakan akan melakukan ramah dan kurangnya kesabaran dalam
berbagai cara untuk memperoleh menghadapi pasien (Maulana, 2013).
kesehatan yang prima. Orang yang Langkah Kementerian Kesehatan
sedang menderita sakit biasanya akan Republik Indonesia dalam menegakkan
berusaha untuk mengatasi dan program peningkatan mutu pelayanan
mengobati penyakit yang dideritanya kesehatan yang telah dimulai tahun
hingga sembuh. Tubuh yang sehat 1972, rumah sakit-rumah sakit milik
merupakan kehendak setiap orang, pemerintah baik macam cara dan
untuk dapat mewujudkan keadaan sehat bentuk, yaitu Total Quality Manajemen
tersebut banyak hal yang perlu (TQM), Sistem Akreditasi RS, Audit
dilakukan. Salah satu di antaranya yang Medik/Keperawatan, Audit Maternal
dinilai mempunyai peranan yang cukup Perinatal, pengendalian infeksi
penting adalah menyelenggarakan nosokomial, tinjauan utilisasi, tinjauan
pelayanan kesehatan seperti puskesmas penggunaan obat, tinjauan rekam medik
(Indrawati, 2013). dan auditnya, gugus kendali mutu,
Puskesmas sebagai salah satu survey kepuasan pelanggan dan lain
fasilitas pelayanan kesehatan secara sebagainya. Peningkatan mutu tersebut
umum memiliki peran yang sangat dilaksanakan secara terus menerus dan
penting dalam upaya menaikkan derajat berkelanjutan (coutinuous quality
kesehatan masyarakat Indonesia, hal improvement) sehingga apa yang
yang penting untuk diperhatikan, karena menjadi harapan pelanggan dapat
hal tersebut akan dipersepsikan oleh terpenuhi (Saifuddin, 2011). Proses
konsumen setelah konsumen pemberian pelayanan pada pasien
menggunakan barang atau jasa. dilakukan di ruang UGD dan ruang
Persaingan yang semakin ketat akhir- rawat inap.
akhir ini menuntut sebuah lembaga Ruangan Unit Gawat Darurat
penyedia jasa atau layanan untuk selalu (UGD) merupakan salah satu bagian di
memanjakan konsumen dengan rumah sakit yang menyediakan
memberikan pelayanan terbaik. Para penanganan awal bagi pasien yang
pelanggan akan mencari produk berupa menderita sakit dan cedera yang dapat
barang atau jasa dari perusahaan yang mengancam kelangsungan hidupnya.
dapat memberikan pelayanan yang Pengembangan unit gawat darurat harus
terbaik kepadanya (Azwar, 2013). memperhatikan dua aspek yaitu sistem
Kualitas pelayanan keperawatan rujukan penderita gawat darurat dan
sangat penting bagi organisasi beban kerja dalam menanggulangi
kesehatan. Kualitas keperawatan penderita gawat darurat, pelayanan unit
memenuhi kebutuhan pasien melalui gawat darurat harus mampu mencegah
rasa peduli, empati, bertanggung jawab, kematian, cacat, rujukan dan
jujur, dan pembela sebagai landasan menanggulangi korban bencana. Fungsi
esensial (Mundakir, 2011). Hasil Unit Gawat Darurat untuk menerima,
penelitian Direktorat Keperawatan dan menstabilkan dan mengatur pasien yang
PPNI mengenai kegiatan perawat menunjukkan gejala yang bervariasi dan
diketahui bahwa lebih dari 75% dari gawat serta juga kondisi-kondisi yang
seluruh kegiatan pelayanan kesehatan sifatnya tidak gawat (Azwar, 2013).
Ruangan rawat inap merupakan hubungan yang signifikan antara
istilah yang berarti proses perawatan kepuasan pasien dengan nursing care di
pasien oleh tenaga kesehatan Rumah Sakit Pendidikan Theran Iran,
profesional akibat penyakit tertentu, di didapatkan sebanyak 95% pasien
mana pasien diinapkan di suatu ruangan menyatakan puas dengan layanan
di rumah sakit atau puskesmas. Tujuan keperawatan. Menurut penelitian
rawat inap untuk memudahkan pasien Simamora (2009), didapatkan kepuasan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang pasien di Rumah Sakit Provinsi Jawa
komprehensif, memudahkan Timur pada pelayanan rawat inap
menegakkan diagnosis pasien dan sebanyak 68,6% - 76,24% pasien
perencanaan terapi yang tepat, menyatakan puas terhadap aspek
memudahkan pengobatan dan terapi lingkungan rumah sakit dan fasilitas
yang akan dan harus didapatkan pasien, ruang perawatan. Menurut penelitian
mempercepat tindakan kesehatan, Wijayanti (2009), membuktikan ada
memudahkan pasien untuk perbedaan kepuasan pasien di ruang
mendapatkan berbagai jenis rawat inap dan unit gawat darurat,
pemeriksaan penunjang yang dengan hasil yaitu 70% pasien puas
diperlukan, mempercepat penyembuhan pada pelayanan di ruang rawat inap dan
penyakit pasien, dan memenuhi sebanyak 80% pasien puas pada
kebutuhan pasien sehari-hari yang pelayanan gawat darurat, dari hasil
berhubungan dengan penyembuhan anilisis kepuasan pasien menunjukkan
penyakit dan termasuk pemenuhan gizi faktor penentu kepuasan yang tertinggi
(Maulana, 2013). secara berurutan adalah reliability,
Pelayanan perawat di ruangan UGD assurance, accessibilit, responsivness,
berfokus untuk menyelamatkan nyawa tangible dan emphaty.
pasien sesegera mungkin sehingga Berdasarkan data studi
pelayanan yang diberikan harus intensif pendahuluan tanggal 22 Desember 2016
baik dari segi respon perawat yang di Puskesmas Dau Malang didapatkan
harus cepat dengan jaminan bermutu. data kepuasan pasien bulan Agustus
Pelayanan perawat di ruangan rawat 2016 pada pelayanan UGD sebanyak
inap harus siaga dengan segala 86% pasien merasa puas. Hasil
kebutuhan pasien karena pemberian wawancara tanggal 06 Januari 2017
layanan yang prima seperti kebersihan dengan 10 pasien yang selesai
lingkungan dan pemberian informasi melakukan pengobatan di Puskesmas
pengobatan yang benar akan Dau Kabupaten Malang, didapatkan
mempercepat proses penyembuhan sebanyak 6 pasien menjelaskan perlu
penyakit (Pohan, 2010). Berdasarkan adanya perawat yang selalu siap
hal tersebut dapat dipahami bahwa membantu pasien saat memasuki
pelayanan perawat di ruangan UGD puskesmas dan sebanyak 1 pasien
menekankan pada kecepatan tindakan mengeluh dengan persiapan obat
medis sedangkan pelayanan perawat di obatan kurang lengkap di puskesmas
ruangan rawat inap lebih menekankan sehingga mengharuskan pasien membeli
pada kenyamanan dan kebutuhan obat obatan diluar untuk melengkapi
pengobatan sehingga tercipta kepuasan resep dari puskesmas, sedangkan
tersendiri bagi pasien. sebanyak 3 pasien merasa senang
Penelitian Supranto (2011), dengan dengan pelayanan yang diberikan
judul pengukuran tingkat kepuasan perawat. Sedangkan hasil wawancara
pasien, membuktikan bahwa ada tanggal 06 Januari 2017 dengan 1
perawat di ruangan adminitrasi HASIL DAN PEMBAHASAN
menjelaskan bahwa untuk pelayanan Tabel 1 Distribusi Frekuensi
UGD diberikan pelayanan dan tindakan Berdasarkan Umur Responden
segera mungkin sedangkan di ruang di Puskesmas Dau Tahun 2017
rawat inap pelayanan yang diberikan
sesuai dengan jadwal tugas perawat. Umur f (%)
Hasil tersebut membuktikan bahwa 17 - 25 tahun 4 12
pelayanan yang diberikan perawat di 26 - 35 tahun 9 26
UGD lebih cepat dan segera sedangkan 36 - 44 tahun 7 21
pelayanan di ruangan rawat inap 45 - 55 tahun 9 26
disesuaikan dengan jadwal perawat 56 - 65 tahun 4 12
bertugas untuk mengunjungi pasien, 66 - 74 tahun 1 3
sehingga dapat diketahui bahwa Total 34 100
pelayanan perawat di ruangan UGD dan Berdasarkan Tabel 1 didapatkan
ruangan rawat inap memiliki perbedaan hampir setengahnya 9 (53%) responden
dari segi tindakan pelayanan. berumur 45 - 55 tahun (lansia awal).
Tujuan penelitian untuk Tabel 2 Distribusi Frekuensi
mengetahui perbedaan kualiatas Berdasarkan Jenis Kelamin
pelayanan perawat dengan kepuasan Responden di Puskesmas Dau
pasien di ruang UGD dan rawat inap di Tahun 2017
Puskemas Wisata Dau.
Jenis Kelamin f (%)
Laki-laki 14 41,2
METODE PENELITIAN
Perempuan 20 58,8
Total 34 100
Desain penelitian mengunakan
komparatif. Populasi dalam penelitian Berdasarkan Tabel 2 didapatkan
ini sebanyak 152 orang, sampel sebagian besar 20 (58,8%) responden
penelitian ditentukan dengan teknik berjenis kelamin perempuan.
quota sampling dengan jumlah sampel Tabel 3 Distribusi Frekuensi
sebanyak 68 orang. Kriteria inklusi dari Berdasarkan Pekerjaan
penelitian ini adalah bersedia menjadi Responden di Puskesmas Dau
responden, pasien di ruang UGD Tahun 2017
Puskesmas Wisata Dau sebanyak 34 Pekerjaan f (%)
orang di Puskesmas Dau, pasien umur Buruh 1 2,9
17 - 45 tahun (remaja akhir dewasa IRT 9 26,5
akhir), pasien yang sadar dan mampu PNS 1 2,9
berinteraksi dengan baik dan pasien Pegawai swasta 8 23,5
yang sudah mendapatkan pelayanan Wiraswasta 15 44,1
UGD. Variabel independent yaitu Total 34 100
kualiatas pelayanan perawat dan Berdasarkan Tabel 3 didapatkan
variabel dependent yaitu kepuasan hampir setengahnya 15 (44,1%)
pasien di ruang UGD dan rawat inap. responden memiliki pekerjaan sebagai
Instrumen pengumpulan data yang wiraswasta.
digunakan adalah kuisioner. Metode
analisa data yang di gunakan yaitu uji
mann whitney dengan menggunakan
SPSS.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi dengan kepuasan pasien di ruang UGD
Berdasarkan Pendidikan dan rawat inap Puskesmas Dau,
Responden di Puskesmas Dau keapsahaan data dilihat dari tingkat
Tahun 2017 signifikasi () kurang dari 0,050. Hasil
uji mann whitney diketahui p value
Pendidikan f (%)
kualitas pelayanan = (0,002) < (0,050)
SD 5 14,7
dan p value kepuasan pasien = (0,001) <
SMP 7 20,6
(0,050) sehingga H1 diterima yang
SMA 17 50,0
artinya ada perbedaan kualitas
S1 5 14,7
pelayanan perawat dengan kepuasan
Total 34 100
pasien di ruang UGD dan rawat inap
Berdasarkan Tabel 4 didapatkan Puskesmas Dau. Berdasarkan nilai
setengahnya 17 (50,0%) responden di mean membuktikan bahwa kualitas
berpendidikan SMA . pelayanan yang dirasakan pasien di
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kualitas ruang UGD lebih tinggi sebanyak 37,82
Pelayanan Perawat di Ruang dari kualitas pelayanan yang dirasakan
UGD Dan Rawat Inap pasien di ruang rawat inap sebanyak
Puskemas Dau Tahun 2017 44,84. Nilai mean kepuasan pasien yang
Kualitas UGD Rawat Inap dirasakan di ruang UGD lebih tinggi

Pelayanan f (%) f (%) sebanyak 40,29 dari kepuasan pasien di
Baik 10 29,4 15 44,1 25 Ruang Rawat Inap sebanyak 28,71.
Sangat baik 24 70,6 19 55,9 43
Total 34 100 34 100 68 Kualitas Pelayanan Perawat Di
Berdasarkan Tabel 5 didapatkan Ruang UGD Dan Rawat Inap
sebagian besar 24 (70,6%) pasien di Berdasarkan hasil penelitian
ruang UGD dan sebagian besar 19 didapatkan bahwa kualitas pelayanan
(55,9%) pasien di ruang rawat inap perawat pada pasien di ruang UGD
merasakan kualitas pelayanan perawat sangat baik 24 (70,6%) dan kualitas
sangat baik di Puskesmas Dau. pelayanan perawat pada pasien di ruang
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Kepuasan rawat inap sangat baik 19 (55,9%) di
Pasien di Ruang UGD Dan Puskesmas Dau, hal tersebut diketahui
Rawat Inap Puskemas Dau dari 80% pasien merasakan nyaman
Tahun 2017 sewaktu melakukan kunjungan, 79%
responden mendapatkan waktu
Kepuasan UGD Rawat Inap berkonsultasi dengan perawat cukup,

Pasien f (%) f (%) 78% responden mendapatkan ruang
Puas 9 26,5 13 38,2 22 UGD dan ruang rawat inap bersih dan
Sangat puas 25 73,5 21 61,8 46 71% responden melihat penampilan
Total 34 100 34 100 68 dokter atau perawat rapi.
Berdasarkan Tabel 6 didapatkan Responden yang di rawat di ruang
sebagian besar 25 (73,5%) pasien di UGD disebabkan oleh kecelakaan
ruang UGD dan sebagian besar 21 lalulintas, kecelakaan kerja dan
(61,8%) pasien sangat puas dengan keracunan makanan. Responden yang
kualitas pelayanan perawat di mengalami puas karena suasana
Puskesmas Dau. puskesmas tenang, pelayanan yang
Penelitian ini mengunakan uji diberikan sesuai kelas harga dan
mann whitney untuk menentukan fasilitas penunjang sarana dan prasarana
perbedaan kualitas pelayanan perawat puskesmas cukup lengkap, perawat
memberikan kesempatan bertanya oleh beberapa faktor seperti
kepada pasien, perawat memberi karakteristik produk, pelayanan,
penjelasan tentang penyakit, ruang suasana, harga, biaya, fasilitas dan
pengobatan tertata rapi dan bersih komunikasi. Karakteristik produk yang
(Azwar, 2013). memberikan kepuasan kepada pasien
Berdasarkan hasil penelitian seperti produk atau obat yang diberikan
didapatkan sebagian besar (53%) kepada pasien berkualitas. Pelayanan
responden berumur 45 - 55 tahun, hal yang memberikan kepuasan kepada
ini membuktikan bahwa pasien sudah pasien seperti perawat yang bertugas
mampu menilai kualitas pelayanan yang sopan, profesional dan cepat dalam
diberikan perawat karena sudah memberikan pertolongan kepada pasien.
berpengalaman sehingga tidak menuntut Faktor suasana seperti suasana
pelayanan yang berlebihan. Pohan puskesmas tenang, nyaman, sejuk dan
(2010), mengemukakan bahwa pasien bersih. Faktor harga atau biaya seperti
golongan umur yang lebih tua harga pengobatan sesuai dengan
cenderung lebih puas dengan pelayanan pelayanan kesehatan yang didapatkan.
perawat karena pada usia dewasa akhir Faktor fasilitas seperti kelengkapan alat
pasien tidak meminta pelayanan yang medis yang digunakan perawat dalam
berlebihan kepada perawat. Berdasarkan memberikan pelayanan kesehatan.
hasil penelitian didapatkan sebagian Faktor komunikasi seperti perawat
besar (58,8%) responden berjenis memberikan informasi terhadap
kelamin perempuan, dapat dipahami penyakit yang di derita pasien,
bahwa perempuan lebih mudah merasa menyampaikan aturan megkonsumsi
puas, karena pelayanan kesehatan yang obat dan proses penyembuhan penyakit
baik memberikan kemauan untuk terus (Supriyanto, 2010).
melakukan pengobatan secara Kualitas pelayanan yang diberikan
berkelanjutan. Menurut Supranto pasien di ruang UGD dan rawat inap
(2011), perempuan lebih banyak puskesmas yang didukung oleh
melihat penampilan secara detail dari beberapa faktor seperti adanya jaminan
pelayanan kesehatan, sementara laki- yang diterima pasien, empati,
laki tidak terlalu peduli dengan hal kehandalan, daya tanggap, tampilan
tersebut. fisik, pelayanan medis dan
Berdasarkan hasil penelitian profesionalisme. Faktor jaminan
didapatkan setengah responden meliputi pengetahuan dan kemampuan
berpendidikan SMA, membuktikan tenaga kesehatan dalam menetapkan
bahwa pasien sudah mampu menilai diagnosis penyakit dan ketrampilan
pelayanan yang diberikan, hal ini perawat. Faktor empati meliputi
bertujuan untuk memilih pelayanan keluhan pasien diperhatikan, sikap
kesehatan yang sesuai dengan harapan tenaga kesehatan yang sabar dan
untuk pengobatan selanjutnya. Menurut simpatik (Efendi, 2009).
Purwanti (2016), menyatakan seseorang Faktor kehandalan meliputi
dengan tingkat pendidikan yang tinggi penerimaan dan pemeriksaan tepat dan
lebih bisa memberi saran kepada cepat, prosedur pelayanan yang tidak
layanan kesehatan untuk meningkatkan berbelit-belit dan jadwal pelayanan
kualitas pelayanan kesehatan. yang tepat, misalnya visi dokter dan
Pasien di ruang UGD dan rawat perawat. Faktor daya tanggap meliputi
inap merasakan kualitas pelayanan keluhan pasien yang selalu
perawat sangat baik kualitas didasarkan diperhatikan, ditanggapi, dan ditangani
cepat, dan memberikan informasi yang serta perawat selalu bekerja profesional
jelas kepada pasien. Faktor tampilan (Supranto, 2011).
fisik meliputi ruangan yang bersih, rapi Pasien di ruang UGD dan rawat
dan nyaman, peralatan kesehatan yang inap sangat puas dengan kualitas
bersih dan lengkap, kerapian dan pelayanan perawat yang memiliki
kebersihan dokter, perawat dan petugas kepuasan terhadap kualitas pelayanan
yang lain. Sedangkan pelayanan medis didasarkan oleh beberapa faktor seperti
dan profesionalisme mengacu pada pelayanan yang cepat, tepat dan perawat
kesiapan dan kemampuan tenaga ramah dengan pasien. Kepuasan pasien
kesehatan memberikan asuhan terhadap pelayanan juga didukung oleh
keperawatan sesuai prosedur untuk faktor karakteristik produk, dimana
mempercepat penyembuhan pasien responden merasakan keadaan
(Aziz, 2008). Puskesmas bersih dan peralatan medis
yang digunakan lengkap untuk
Kepuasan Pasien di Ruang UGD Dan pengobatan. Hal ini sesuai dengan
Rawat Inap pendapat Mundakir (2011), menjelaskan
Berdasarkan hasil penelitian kepuasan pasien terhadap pelayanan
didapatkan pasien di ruang UGD sangat berpatokan kepada fasilitas layanan
puas dengan kualitas pelayanan perawat kesehatan yang bersih atau memadai,
25 (73,5%) dan pasien di ruang rawat perilaku perawat yang sopan selama
inap sangat puas dengan kualitas memberi pelayanan, kondisi lingkungan
pelayanan perawat 21 (61,8%) di yang kondusif sehingga pasien merasa
Puskesmas Dau. Kepuasan terhadap nyaman selama menjalankan
pelayanan meliputi biaya pelayanan pengobatan, biaya pengobatan terjagkau
perawatan terjangkau sebanyak 82%, dan adanya komunikasi yang efektif
sebanyak 81% perawat memberikan antara perawat dengan pasien dalam
ketenangan saat memberikan pelayanan proses pemecahan masalah atau
kesehatan, fasilitas penunjang sarana penyembuhan penyakit.
dan prasarana lengkap, adanya Menurut penelitian Andika (2016),
kepedulian perawat mendengarkan membuktikan bahwa tingkat kepuasan
keluhan-keluhan dari pasien, serta pasien ruang UGD sangat puas terhadap
sebanyak 80% pasien tidak ada biaya kualitas pelayanan. Kepuasan pasien di
tambahan pengobatan. ruang UGD dan rawat inap akan
Responden yang mengalami sangat menunjukkan keberhasilan puskesmas
puas terhadap kualitas pelayanan dalam memberikan pelayanan kesehatan
perawat diketahui dari responden yang bermutu (Depkes RI, 2010).
merasakan suasana puskesmas tenang Kepuasan pasien akan tercapai apabila
dan nyaman, serta fasilitas yang diperoleh pasien mendapatkan
digunakan untuk pelayanan kesehatan pelayanan yang sama seperti pasien
lengkap, responden merasakan petugas umum sehingga mampu mempercepat
layanan kesehatan ramah, puskesmas proses penyembuhan penyakit. Cara
dalam keadaan bersih dan biaya yang perlu di perhatikan puskesmas
pengobatan terjangkau, pasien merasa untuk menjaga kepuasan pasien yaitu
perawat siap melayani pasien setiap memberikan pelayanan yang sama
saat, ruang pengobatan tertata rapi dan kepada pasien seluruh pasien di ruang
bersih, penampilan perawat bersih dan UGD dan rawat inap (Indrawati, 2013).
rapi, perawat bersikap ramah dan sopan, Berdasarkan data diketahui bahwa
pasien di ruang UGD dan rawat inap
yang puas terhadap kualitas pelayanan sebanyak 40,29 dari kepuasan pasien di
berhubungan dengan beberapa faktor Ruang Rawat Inap sebanyak 28,71.
lain seperti pendidikan SMA, sehingga Hasil penelitian dapat di pahami
semakin tinggi pengetahuan dan bahwa terdapat perbedaan kualitas
pendidikan responden maka akan pelayanan perawat dengan kepuasan
mampu merasakan apakah pelayanan pasien di ruang UGD dan rawat inap
yang diberikan puskesmas baik atau Puskesmas Wisata Dau, dengan kualitas
tidak. Pendidikan yang cukup tinggi pelayanan perawat dan kepuasan pasien
juga akan meningkatkan pengetahuan lebih tinggi di rasakan pasien di ruang
responden dalam memilih layanan UGD. Pelayanan perawat di ruangan
kesehatan yang bermutu. Faktor umur UGD sesegera mungkin dan intensif.
pasien > 40 tahun sehingga lebih Pelayanan perawat di ruangan rawat
mengetahui layanan kesehatan yang inap harus siaga dengan segala
baik untuk mempercepat penyembuhan kebutuhan pasien karena pemberian
penyakit yang dialami (Pohan, 2010). layanan yang prima seperti kebersihan
Kepuasan pasien di ruang UGD dan lingkungan dan pemberian informasi
rawat inap akan tercapai apabila pengobatan yang benar akan
diperoleh hasil yang optimal bagi setiap mempercepat proses penyembuhan
pasien dan pelayanan kesehatan penyakit (Saifuddin, 2011).
memperhatikan kemampuan pasien atau Terdapat perbedaan kualitas
keluarganya, adanya perhatian terhadap pelayanan dan kepuasan pasien di ruang
keluhan, kondisi dan lingkungan fisik. UGD dan rawat inap, didasarkan
Kepuasan pasien sebagai indikator pelayanan perawat di ruang Unit Gawat
pertama dari standar mutu pelayanan Darurat (UGD) melayani penderita
puskesmas. Kepuasan pasien yang false emergency tetapi tidak boleh
rendah akan berdampak terhadap mengganggu/ mengurangi mutu
penurunan jumlah kunjungan pada pelayanan penderita gawat darurat,
puskesmas (Efendi, 2009). melakukan primary care sedangkan
definitive care dilakukan ditempat
Perbedaan Kualitas Pelayanan lain dengan cara kerja yang baik, unit
Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di gawat darurat harus meningkatkan mutu
Ruang UGD Dan Rawat Inap personalia dalam penanggulangan
Berdasarkan analisis data dengan penderita gawat darurat dan harus
mengunakan uji mann whitney diketahui melakukan riset guna meningkatkan
p value kualitas pelayanan = (0,002) < mutu/kualitas pelayanan kesehatan
(0,050) dan p value kepuasan pasien = (Kurniadi, 2013). Pelayanan rawat inap
(0,001) < (0,050) sehingga H1 diterima yang diberikan perawat seperti
yang artinya ada perbedaan kualitas memberikan bantuan kepada pasien
pelayanan perawat dengan kepuasan yang mempunyai kebutuhan, membantu
pasien di ruang UGD dan rawat inap penderita memenuhi kebutuhannya
Puskesmas Wisata Dau. Berdasarkan sehari-hari sehubungan dengan
nilai mean membuktikan bahwa kualitas penyembuhan penyakitnya dan
pelayanan yang dirasakan pasien di mengembangkan hubungan kerja sama
ruang UGD lebih tinggi sebanyak 37,82 yang produktif baik dengan pasien
dari kualitas pelayanan yang dirasakan (Kemenkes RI, 2011).
pasien di ruang rawat inap sebanyak Hasil penelitian ini sejalan dengan
44,84. Nilai mean kepuasan pasien yang penelitian yang dilakukan oleh
dirasakan di ruang UGD lebih tinggi Wijayanti (2009), membuktikan ada
perbedaan kepuasan pasien di ruang SARAN
rawat inap dan unit gawat darurat.
Kualitas pelayanan lebih tinggi Peneliti selanjutnya menggunakan
didapatkan oleh pasien unit gawat desain analitik dengan melibatkan pihak
darurat dikarenakan pelayanan perawat sebagai sampel dan melakukan
kesehatan lebih cepat dari pada pasien observasi langsung terhadap pelayanan
di ruang rawat inap. Pelayanan pada yang diberikan perawat.
Unit Gawat Darurat untuk pasien yang
datang akan langsung dilakukan DAFTAR PUSTAKA
tindakan sesuai dengan kebutuhan dan
prioritasnya. Pelayanan pada ruangan Andika. 2016. Perbedaan Tingkat
rawat inap untuk memudahkan pasien Kepuasan Pasien Tentang
mendapatkan pelayanan kesehatan yang Pelayanan Keperawatan Antara
komprehensif, memudahkan Pasien UGD dan Rawat Jalan di
pengobatan dan terapi yang akan harus Bangsal Kelas III RSUD Kraton
didapatkan pasien sehingga tidakan Kabupaten Pekalongan. Jurnal
perawat tidak sesegera mungkin Kesehatan (Vol. 1, No. 1): Sekolah
(Maulana, 2013). Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Pekajangan
KESIMPULAN Pekalongan. Diakses di
http://www.stikesmuh-
Penelitian tentang perbedaan pkj.ac.id/jurnal/html tanggal 02
kualitas pelayanan perawat dengan Maret 2017
kepuasan pasien di ruang UGD dan Aziz. L. M. 2008. Keperawatan.
rawat inap Puskesmas Dau, Yogyakarta: Graha Ilmu.
menyimpulkan bahwa: Azwar, A. 2013. Manjaga Mutu
1. Kualitas pelayanan perawat pada Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
pasien di ruang UGD sangat baik 24 Pustaka Sinar Harapan.
(70,6%) dan kualitas pelayanan Depkes RI. 2010. Pedoman Pembinaan
perawat pada pasien di ruang rawat Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
inap 19 (55,9%) di Puskesmas Dau. Depkes
2. Kepuasan pasien di ruang UGD Depkes RI. 2011. Profil Kesehatan
sangat puas 25 (73,5%) dengan Indonesia Tahun 2011. Jakarta:
kualitas pelayanan perawat dan Departemen Kesehatan RI. Di
pasien di ruang rawat inap sangat akses di www.depkes.go.id/ tanggal
puas 21 (61,8%) dengan kualitas 02 Maret 2017
pelayanan perawat di Puskesmas Efendi, F. 2009. Keperawatan
Dau. Kesehatan Komunitas: Teori dan
3. Hasil analisis data mengunakan uji Praktik dalam Keperawatan.
mann whitney membuktikan ada Jakarta: Salemba Medika.
perbedaan kualitas pelayanan Indrawati. 2013. Manajemen
perawat dengan kepuasan pasien di Keperawatan Dan Komunikasi
ruang UGD dan rawat inap Keperawatan. Graha Ilmu: Jakarta
Puskesmas Dau Kemenkes RI, 2011. Peraturan
Pemerintah No. 94 tahun 2001
dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
No.279/MENKES/SK/IV/.
kementerian kesehatan indonesia
Kurniadi, A. 2013. Manajemen
Keperawatan Dan Prospektifnya.
Teori, Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: FKUI.
Maulana, A. 2013. Sistem Pelayanan
Kesehatan, Tujuan Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: EGC.
Mundakir. 2011. Komunikasi
Keperawatan Aplikasi Dalam
Pelayanan. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Pohan, I. 2010. Jaminan Mutu Layanan
Kesehatan. Jakarta: EGC.
Saifuddin, AB. 2011. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo.
Simamora, R. 2009. Dokumentasi
Proses Keperawatan. Jember:
Jember University Press
Supriyanto, E. 2010. Faktor-Faktor
Kepuasan Kerja. Thesis:
Universitas Indonesia.
Supranto, J. 2011. Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pasien di Rumah Sakit
Pendidikan Theran Iran. Jurnal
Kesehatan (Vol. 1, No. 2):
Universitas Indonesia. Diakses di
http://www.ui.ac.id/penelitian/jurna
l-nasional.html tanggal 02 Maret
2017.
Wijayanti, L. 2009. Analisa Faktor
Penentu Tingkat Kepuasan Pasien
Di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul. Jurnal
Kesehatan (Vol. 2, No. 1):
Universitas Islam Indonesia.
Diakses di
https://journal.uii.ac.id/index.php/J
EP tanggal 02 Maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai