DISKOLASI SENDI
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK IV
NAMA NIM
ANCE ERNIATI ROHI 2015610008
APLI RAMBU TANA JAWA 2015610011
ARSINDI RIANTARI T.MAY 2015610014
ARWANCE U.REKU 2015610016
DENPIANA NATALIA R. K LOLO 2015610029
ELEN RAMBU K. LEBA 2015610033
PATI WEDU 2015610117
MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji Sykur kami panjatka ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan perkenannya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “DISLOKASI SENDI”. Makalah ini di susun
untuk memenuhi tugas mata kuliah keprawatan musculoskeletal.
Makalah ini diselesaikan tidak lepas dari bantuk teman-teman dan orang-orang sekitar yang tidak
bisa di sebutkan satu persatu
Penulis menyadari dalam penulisan makalah masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
Cover ......................................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1
Bab II Kajian Teori
2.1 Pengertian ........................................................................................................... 2
2.2 Klasifikasi ........................................................................................................... 3
2.3 Etiologi ................................................................................................................ 4
2.4 Patofisiologi ........................................................................................................ 5
2.5 pathway ............................................................................................................... 8
2.6 manifestasi klinis ................................................................................................ 9
2.7 penatalaksanaan .................................................................................................. 10
Bab III Contoh Kasus ................................................................................................ 15
Bab IV Pembahasan
4.1Anatomi sendi ...................................................................................................... 16
4.2 Diskolasi anterior bahu ....................................................................................... 18
4.3 Epidimiologi ....................................................................................................... 18
4.4 Asuhan Keprawatan ............................................................................................ 19
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan ............................................................................. ............................ 20
5.2 Saran ........................................................................................... ........................ 21
Daftar Pustaka .................................................................................. ......................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini
dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang
dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan
mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi. Dislokasi yang sering
terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset
dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi
yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya,
sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan me lindungin beberapa
organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit
pada gerakan dan menye diakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh karena fungsi
tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus di jaga agar
terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah tulang atau
dislokasi tulang.
Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehinggaTulang berpindah
dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau
trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah yaitu sebagai
berikut :
Dislokasi
1. Sinar-X (Rontgen)
CT-Scan yaitu pemeriksaan sinar-X yang lebih canggih dengan bantuan komputer,
sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat gambaran secara 3
dimensi. Pada psien dislokasi ditemukan gambar 3 dimensi dimana sendi tidak berada
pada tempatnya.
3. MRI
MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan frekuensi radio
tanpa menggunakan sinar-X atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh gambaran
tubuh (terutama jaringan lunak) dengan lebih detail. Seperti halnya CT-Scan, pada
pemeriksaan MRI ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi.
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dislokasi sendi sebagai berikut :
1. Medis
a . Farmakologi
Analsik yang berfungsi untuk mengatasi nyeri otot, sendi, sakit kepala, nyeri
pinggang. Efek samping dari obat ini adalah agranulositosis. Dosis: sesudah
makan, dewasa: sehari 3×1 kapsul, anak: sehari 3×1/2 kapsul.
Bimastan yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau sedang, kondisi
akut atau kronik termasuk nyeri persendian, nyeri otot, nyeri setelah melahirkan.
Efek samping dari obat ini adalah mual, muntah, agranulositosis, aeukopenia.
Dosis: dewasa; dosis awal 500mg lalu 250mg tiap 6 jam.
b . Pembedahan
Operasi ortopedi
Operasi ortopedi merupakan spesialisasi medis yang mengkhususkan pada
pengendalian medis dan bedah para pasien yang memiliki kondisi-kondisi
arthritis yang mempengaruhi persendian utama, pinggul, lutut dan bahu melalui
bedah invasif minimal dan bedah penggantian sendi. Prosedur pembedahan
yang sering dilakukan meliputi:
Reduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang
patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang
patah.
Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skrup,
plat, paku dan pin logam.
Artroplasti: memperbaiki masalah sendi dengan artroskop(suatu alat yang
memungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang
besar) atau melalui pembedahan sendi terbuka.
Ampotasi :penghilang bagian tubuh
Menisektomi : eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak
Pergantian sendi :pengantian permukaan sendi dengan bahan logam atau
sintetis
Pengantian sendi total : pengantian kedua permukaan artikuler dalam sendi
dengan logam dan sintetis
2. Non medis
R : rest: istrahat
I:ice :kompres
Stabilitas sendi bahu tergantung dari otot-otot dan kapsul tendon yang meningtari sendi bahu.
Sedang hubungan antar kepala humerus dengan cekungan glenoid terlalu dangkal. Karena
susunan anatomi maka mudah untuk mengetahui bahwa sendi bahu adalah sendi yang mudah
untuk mengalami diskolasi. Pada waktu terjadi diskolasi yang pertama terjadi kerusakan atau
avulsi dari fibrokartilage antara kapsul sendi bahu akan mudah mengalami diskolasi ulang bila
mengalami cedera lagi. Hal ini disebut sebagai recurrent.
Ada beberapa macam bentuk diskolasi sendi bahu, yaitu bentuk anterior, bentuk posterior,
bentuk superior,bentuk inferior (luxatioerecta).
4.3 Epidemologi
Dislokasi anterior sering terjadi pada penderita usia muda, kecelakaan lalu lintas, maupun cedera
olahraga.
4.4 Asuhan Keprawatan Dislokasi Sendi Bahu
a) Pengkajian
Nama : Tn. M
Usia : 47 tahun
Jenis kelamin : alaki-laki
Pekerjaan : TNI AD
Alamat : Asrama RST magelang
Tgl MRS: 4 juli 2017
- Keluhan Utama : datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri bahu kanan dan
sebagian lengan atas.
- Riwayat penyakit sekarang :
Nyeri bahu kanan dan sebagian lengan atas dirasakan setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas pada tanggal 4 juli 2017 dengan posis jatuh tengkurap
dan lengan kanan menopang badan.
Nyeri terus menerus saat tangan di gerakan
Nyeri disertai pembengkakan (+),Nyeri tekan (+),gerakan terbatas (+)
- Data objektif:
Keadaan umum : composmentis
GCS : E4 – V5 – M6
TTV: TD : 110/70 mmHg, Nadi: 72 x/menit, RR : 24 x/menit, Suhu: 26,80c
- Pemeriksaan
B1(Breathing) Pernapasan
Tidak ada pengunaan otot bantu
Suara nafas tambahan tidak ada
B2 (Blood) kardiovasculer
Tekana darah baik
B3(Brain)
Composmentis (GCS E4V5M6)
B4(Bladder)
Sistem perkemihan baik
B5(Bowel)
Baik
B6(bone)
Pasien tampak lemah
Penurunan fungsi otot
Penurunan refleks tendon
- Penatalaksanan
1. Medis (Farmakologi)
Pemebrian obat-obatan dan anagesik
Analsik :yang berfungsi untuk mengurangi nyeri otot,kepala,sendi,sakit
pinggang.
Efek samping:agranulalositosis,auekopenia, dosis dewasa: 3x1
kapsul,anak:3 x ½ kapsul
Bimastan :menghilangkan nyeri ringan atau sedang, akut atau kronik,nyeri
pinggang,sendi dan lain-lain.
Efek samping obat : mual,muntah,agranulalositosis. Dosis dewasa 500 mg
lalu250 mg tiap 6 jam
2. Pembedahan
Operasi outpendi
Operasi ortopedi merupakan spesialisasi medis yang mengkhususkan pada
pengendalianmedis dan bedah para pasien yang memiliki kondisi-
kondisi arthritis yangmempengaruhi persendian utama, pinggul, lutut dan
bahu melalui bedah inhasi minimal dan bedah penggantian sendi. prosedur
pembedahan yang sering dilakukanmeliputi reduksi terbuka dengan fiksasi
interna atau disingkat ORIF (Open reduction and fixation). Berikut
dibawah ini jenis-jenis pembedahan ortopedi dan indikasinya yang lazim
dilakukan :
-Reduksi terbuka :membuat reduksi dan kesejajaran tulang yang patah
setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi pemajanan tulang yang patah
-Fiksasi Interna : stabilitas tulang patah yang telah direduksi denan skurup.
-graf tulang :pengantian jaringan tulang untuk memperbaiki
penyembuhan,untuk menstabilitas atau menganti tulang yang berpenyakit.
b) Diagnosa Keprawatan
Nyeri Akut Berhubungan dengan agen penyebab cedera (fisik)
Hambatan mobilitas fisik behubungan dengan gangguan musculoskeletal
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan panjang ekstermitas
ditandai dengan perubahan postur tubuh
c) Intervensi
Diagnosa Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx 1 Setelah dilakukan tindakan -observasi skala nyeri -mengetahui skala
keprawatan selama 1x24 jam -ajarkan teknik distraksi nyeri pasien
diharapkan nyeri berkurang dan relaksasi -mengalihkan fokus
atau teratasi -observasi ttv pasien dari nyeri
KH: -kolaborasi pemberian -pemebrian
-nyeri berkurang/terkontrol 1- analgesik analgesik
3 mengurangi nyeri
-pasien tidak gelisah
-tanda-tanda vital normal
Dx 2 Setelah diberikan asuhan -observasi keadaan -menunjukan tingkat
keperawatan 1x24 jam umum (tingkat mobilitas pasien dan
diharapkan pasien dapat mobilitas dan kekakuan menentukan
melakukan mobilisasi dengan otot) intervensi
teratur -ajarkan Rom aktif selanjutnya
KH: -pengaturan posisi -mempertahankan
-klien mengatakan dapat -berikan bantuan atau meningkatkan
melakukan pergerakan perawatan kekuatan dan
dengan bebas diri:berpindah ketahanan otot
-gerakan pasien terkoordinir -meningkatkan
-pasien dapat melakukan kesejahteraan
aktivitas dengan mandiri fisiologi dan
psikologi
-membantu individu
mengubah posisi
tubuhnya
Dx 3 Setelah diberikan asuhan -kaji konsep diri pasien -dapat mengetahui
keperawatan 1x24 jam pasien -kembangkan BHSP pasien
dapat mengatasi body image -bantu pasien -menjalin saling
mengungkapkan percaya pada pasien
maslahnya -menjadi tempat
-bantu pasien mengatasi bertanya pasien dan
masalahnya mengungkap
masalahnya
-mengetahui masalah
pasien dan
memberikan solusi
d) Implementasi
diagnosa Implemetasi
Dx 1 -observasi skala nyeri
-observasi ttv
-ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
-kolaborasi pemebrian analgesik
Dx 2 -observasi keadaan umum
-berikan latihan Rom aktif
-anjurkan pengunana alat bantu jika diperlukan
-monitor tonus otot
e) Evaluasi
Diagnosa Evaluasi
Dx 1 S: pasien mengatakan sudah lebih rileks
O: pasien tidak terlihat meringis nyeri
A: masalah dapat teratasi
P: Intervensi dihentikan
Dx 2 S: pasien sudah bisa jalan-jalan dengan kruk
O: tekana darah sudah 120/80 mmHg
A:masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Dx 3 S:pasien dapat menerima kondisi saat ini
O:pasien mulai tampak percaya diri dengan
kondisi saat ini
A:masalah teratasi sebagian
P: Intervensi di lanjutkan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi, dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.&islokasi ini
dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruhkomponen tulang
dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Sebuah sendi yangligamen-ligamennya
pernah mengalami dislokasi, biasanya menjadi kendor. Akibatnya sendiitu akan gampang
mengalami dislokasi kembali. Apabila dislokasi itu disertai pula patahtulang, pembetulannya
menjadi sulit dan harus dikerjakan di rumah sakit. Semakin a"alusaha pengembalian sendi
itu dikerjakan, semakin baik penyembuhannya.
5.2 Saran
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memba#anya.&an penulis
juga berharap dapat menerima saran dan kritik dari para pemba#a yang dapatmembangun untuk
kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth, (2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3, EGC :
Jakarta
Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan,
EGC : Jakarta