Anda di halaman 1dari 13

Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora

Univesitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Infrastruktur Politik Menuju Pilpres 2024 Dalam Konstruksi Media Sosial

Rambe Kamarul Zaman1, Misnan2


1,2
Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957
Jl. Moch. Kahfi II No.33, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 13550
Email korespondensi: cakmisnankece@gmail.com

Abtract - The purpose of this research is to show the construction of the political infrastructure of the
Golkar Party in building the leadership of Airlangga Hartarto as a presidential candidate for the
Republic of Indonesia in 2024. The subjects of the research are the 1957 Kosgoro cadres who are the
members of the Whatsapp PPK Kosgoro 57 group for the 2021-2026 term of service. The research
approach uses a constructivist with qualitative descriptive method. The results show that the political
infrastructure of the Golkar Party with a national platform has a strategic positioning in all circles.
Airlangga, as a statesman, has strongly built his leadership capacity and capability in the momentum
of overcoming COVID-19 and the decisions of reviving national economic. Another infrastructure is
that Golkar's interest group. They are practitioners, businessmen, intellectuals who are loyal to
Pancasila. Similarly, the pressure group, which was initiated from the campus, through the socialization
of the Tri Dharma Kosgoro: Devotion, People, Solidarity. The infrastructure that is still felt weak is the
political media.
Keywords: political infrastructure, social media construction, presidential candidate 2024

Abstrak - Tujuan penelitian adalah ingin menunjukkan konstruksi infrastruktur politik Partai Golkar
dalam membangun ketokohan Airlangga Hartarto sebagai calon presiden RI 2024. Subjek penelitian
adalah para kader Kosgoro 1957 yang tergabung dalam grub Whatsapp PPK Kosgoro 57 masa bakti
2021-2026. Pendekatan penelitian menggunakan konstruktivis dengan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa infrastruktur politik Partai Golkar dengan platform kebangsaan
memiliki positioning strategis di semua kalangan. Airlangga sebagai negarawan, secara kuat terbangun
kapasistas dan kapabilitas kepempinannya dalam momentum penanggulangan COVID-19 serta
keputusan-keputusan pembangkitan ekonomi yang konsisten. Infrastruktur lain adalah kelompok
kepentingan yang dimiliki Golkar merupakan praktisi, pengusaha, intelektual yang setia pada Pancasila.
Demikian pula kelompok penekan, yang sudah dirintis dari kampus, melalui sosialisasi Tri Dharma
Kosgoro: Pengabdian, Kerakyatan, Solidaritas. Adapun infrastruktur yang masih dirasakan lemah
adalah media politik.
Kata kunci: infrastruktur politik, konstruksi media sosial, kandidat presiden 2024

Pendahuluan langsung dengan kalangan masyarakat


Komunikasi lintas batas atau bahkan bawah tanpa harus melalui birokrasi dan
tidak terbatas, kini bukan persoalan hirarki protokoler khusus sebagaimana era
lagi. Grub dalam media sosial, khususnya konvensional di masa lalu. Komunikasi
Whatsapp telah mampu menembus batas yang tadinya multilapis, kini menjadi
yang dimaksud. Pejabat pemerintah pertukaran pesan interpersonal saja. Dengan
tertinggi dapat berkomunikasi secara

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 41


Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora
ISSN: 2614-5537 - Vol. 04, No. 01 (2021), pp. 41-53

demikian, jarak komunikasi itu menjadi setelah mereka terpolarisasi dalam cebong
sangat dekat tanpa sekat. dan kampret pada Pemilu 2019. Sentimen
Pembicaraan politik tidak lagi yang terlahir masih terlalu dalam untuk
menjadi konsumsi politisi, tetapi juga oleh terhapus begitu saja, meskipun para calon
siapapun, akibat akses informasi politik presiden yang membuat situasi polar itu,
demikian intensif dan masif. Untuk itu, kini sudah menyatu, sama-sama menduduki
kelompok masyarakat atau komunitas sosial posisi strategis, yang sama sekali
sangat dimungkinkan mengonstruksi meniadakan nuansa perseteruan. Agaknya,
apapun secara rasional meskipun terkadang Pilpres 2024 sudah mendewasakan publik
irasional. Di dalam “grub” tersebut juga untuk tidak mengonstruksi apapun dalam
terjadi dinamika, dalam bentuk perdebatan posisi kawan versus lawan. Dari sinilah,
bahkan fokus grub diskusi yang terus pembicaraan tokoh-tokoh alternatif menjadi
berkembang dari hari ke hari, atau bahkan kian menarik, apalagi posisi incumbent
dari jam ke jam sesuai dengan yang memang sudah harus tergantikan.
membanjirnya informasi dari berbagai Pada sisi lain, di antara banyaknya
platform media. kasus korupsi, kolusi dan nepotisme serta
Di lain pihak, Pilpres 2024 yang kroniisme, tokoh yang masih dianggap
relatif masih jauh, dalam berbagai ranah, “bersih” tentu menjadi idola netizen,
kini justru dianggap demikian dekat, demikian pula bagi kalangan milenial
sehingga publik juga sudah berpikir tentang terdidik, wacana tersebut kemudian juga
pasangan ideal, pasangan yang harus berkembang sampai pada terminologi
diabaikan sampai pada tokoh-tokoh leadership. Untuk soal yang satu ini, sangat
alternatif yang terus dikembangkan dengan terkait dengan impression management,
berbagai tanggapan. Artinya, dalam yang sangat dipengaruhi oleh strategi
persoalan Pilpres, dukungan rakyat komunikasi politik. Meskipun komunikasi
terhadap proses politik lebih tertuju pada politik dipahami oleh sebagian orang hanya
figur, dibanding platform partai. sebagai “pekerjaan” politisi yang tidak
Bagaimanapun, demikian gencarnya merepresentasikan apapun, namun
pemberitaan konsolidasi, koalisi, ataupun berdasarkan animo masyarakat yang terus
konspirasi sampai korupsi, semakin memasang-masangkan antartokoh, menjadi
meningkatkan kesadaran publik bahwa tanda bahwa sesungguhnya masyarakat
berbicara tentang tokoh, jauh lebih menarik masih berharap dan tidak kehilangan
dibanding platform partai. Partai bisa jadi ketertarikan terhadap teka-teki perjalanan
tidak menjanjikan apa-apa, tetapi figur kepemimpinan bangsa ke depan.
sangat berperan dalam kebijakan ekonomi, Di lain pihak, formasi
politik, sosial. Hal itu bisa terlihat dari kepemimpinan baru tentu membangkitkan
fenomena terkini pemerintahan, yang harapan baru. Impian masyarakat tentang
banyak tergantung dari kapasitas dan corporate governance yang profesional dari
kapabilitas Presiden Jokowi, meskipun jajaran tertinggi sampai pemerintahan
klaim sebagai “petugas partai” kerapkali terendah, sebenarnya menjadi isu yang
dilontarkan oleh Ketua Umum PDI timbul tenggelam. Bagi sebagian
Perjuangan, Ibu Megawati. masyarakat, wacana lahirnya figur
Tidak dapat dipungkiri bahwa pemberantas korupsi, terus menjadi
stigma yang menyatakan jika partai politik dambaan sekaligus paralel dengan
hanya sebagai “panggung” bagi aktor-aktor keputusasaan. Fenonema pandemi COVID-
di dalamnya, tidaklah berlebihan. Pilpres 19 yang masih juga diwarnai dengan
2024 agaknya menjadi pelajaran politik banyaknya kasus korupsi, tentunya semakin
yang sangat berharga bagi masyarakat, meyakinkan rakyat, bahwa arus atas dan

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 42


Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora
ISSN: 2614-5537 - Vol. 04, No. 01 (2021), pp. 41-53

arus bawah dalam bernegara berada pada kader lainnya, yakni Airlangga Hartarto,
jarak yang sangat jauh. Kesejahteraan para yang sekarang dipercaya menjadi Menteri
pemimpin sangat tidak sebanding dengan Koordinator Bidang Perekonomian
porsi kinerja. Di sisi lain, rakyat seakan sekaligus Ketua Umum DPP Partai Golkar.
terus menerima imbas beban, akibat Tidak berhenti sampai di situ, kader
anggaran operasional para pejabat yang Kosgoro 1957 lainnya, Zaenudin Amali
mewakilinya. Laporan kekayaan para juga dipercaya sebagai Menteri Pemuda dan
pejabat yang sangat fantastis, kerapkali Olah Raga. Masih ada lagi, Jefry Sambuaga
melahirkan sikap antipati golongan sebagai Wakil Menteri Perdagangan. Hal ini
masyarakat tertentu. Terkait dengan memiliki makna bahwa Kosgoro 1957
fenomena ini, tentunya komunikasi politik memiliki porsi terbesar dalam “memainkan
semestinya ditunjukkan dalam kondisi yang peran” politik di panggung depan, yakni
“menyejukkan”, agar motivasi rakyat tetap panggung politik Partai Golkar,
terbangun, simpati dan empati sebagai dibandingkan organisasi serumpun,
modal strategis pembangun citra tokoh misalnya MKGR (Musyawarah
dapat dimaksimalkan. Kesadaran inilah Kekeluargaan Gotong Royong), SOKSI
yang kemudian berkaitan dengan (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri
kompetensi seorang tokoh dalam mengelola Indonesia), AMPI (Angkatan Muda
gaya komunikasi politiknya. Pembaharuan Indonesia), dan lain-lain.
Mengerucut pada lingkup yang lebih Berdasarkan penggambaran
sempit, yakni elemen-elemen politik, yang tersebut, maka topik “Infrastruktur Politik
antara lain adalah partai politik dan para Menuju Pilpres 2024 dalam Konstruksi
politisi di dalamnya. Dalam lingkar kecil Media Sosial” memiliki korelasi
itupun selalu terjadi dinamika dan dialektis. momentum dan lokus yang menurut peneliti
Berbicara prestasi politik Partai Golkar, sangat manarik. Media sosial yang
tidak terlepas dari prestasi politik organisasi dimaksud adalah grub WhatsApp PPK
massa Kosgoro 1957, ormas pendiri Partai Kosgoro57 masa bakti 2021 – 2026. Inilah
Golkar yang mumpuni. Organisasi ini telah yang menjadi batasan objek penelitian,
mampu menyumbangkan pikiran-pikiran percakapan-percakapan politik antarkader,
strategis sekaligus implementasi efektif yang di dalamnya juga terdapat beberapa
dalam merealisasikan program-program pejabat aktif, yang secara langsung masih
politik partai berlambang beringin itu. memiliki peran terhadap jalannya
Dalam dinamika historisnya, pemerintahan serta Pilpres 2024 sangat
Kosgoro 1957 pernah dilanda kemelut dialektis. Adapun batasan konstruksi adalah
perpecahan. Berkat kedewasaan para pucuk ketokohan dan kepemimpinan Airlangga
pimpinan masing-masing, konflik tersebut Hartarto dan eskalasi konstruksi yang
dapat diatasi. Semua fihak dapat semakin meningkat di bulan Juni 2021,
dipersatukan kembali, sehingga Kosgoro akibat keputusan dan kebijakan strategis
1957 berhasil menjadi solid. Eksistensi negara, khususnya ekonomi dan
Kosgoro 1957 tidak terlepas dari figur besar penanggulangan pandemi COVID-19.
A.R. Agung Laksono yang kini masih Dengan demikian, batasan analisis juga
menjabat sebagai Anggota Dewan dibatasi pada percakapan (chat) pada bulan
Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Juni 2021 pada grub WhatsApp PPK
Jabatan ini tentu merupakan kehormatan Kosgoro57 masa bakti 2021 – 2026.
bagi Kosgoro 1957, terlebih lagi Agung Adapun dasar teori yang digunakan
Laksono terpilih juga sebagai Ketua Dewan adalah komunikasi politik. Menurut Damsar
Pakar Partai Golkar hingga sekarang. Nama (2013: 207) dan (Larasati, 2018),
Kosgoro 1957 juga dilambungkan oleh komunikasi politik merupakan proses

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 43


Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora
ISSN: 2614-5537 - Vol. 04, No. 01 (2021), pp. 41-53

pemaknaan terhadap kekuasaan (power), partai politik adalah institusi yang


kemenangan (authority), kehidupan publik dibutuhkan untuk memfasilitasi
(public life), pemerintahan (government), kepentingan politik masyarakat (Mawazi
negara (state), konflik dan resolusi konflik R., Mei 2017)
(conflict and conflict resolution), kebijakan Hambatan komunikasi politik
(policy), pengambilan keputusan (decision adalah sosialisasi. Pesan tidak dapat
making), dan pembagian (distribution) atau diterima dalam satu kali proses, tetapi
alokasi (allocation). memerlukan dialog-dialog lanjutan.
Komunikasi politik berperan Pembaharuan dan terobosan besar yang
menyambungkan semua bagian dari sistem direncanakan pemerintah, merupakan
politik, sehingga aspirasi dan kepentingan agenda besar, (Napitupulu, Raja H, 07 Jan
tersebut dikonversikan menjadi kebijakan. 2021) yang tentunya harus dilegitimasikan,
Pemilu adalah pasar politik tempat diinstitusionalisasikan dan disosialisasikan.
individu/masyarakat melakukan kontrak
sosial antara partai politik dan pemilih. Kerangka Teori
Salah satu wujud partisipasi masyarakat
dalam proses politik adalah pemilihan Konstruksi Realitas
umum (Fauzi, 2018: 63 – 78). Teori konstruksi sosial
Selanjutnya, keberagaman diperkenalkan oleh Peter L. Berger serta
kepentingan, konflik, dan kekuasaan Thomas Luckmann melalui bukunya yang
merupakan tiga hal pokok dalam dunia berjudul The Social Construction of Reality:
politik. Kepentingan menjadi beragam A Treatise in the Sociological of Knowledge
karena pada kenyataannya masyarakat pada (1996). Di bukunya, dia mendeskripsikan
suatu negara sangatlah beragam. Beragam proses sosial melalui tindakan serta
kepentingan dalam struktur dan interaksi interaksi, dimana individu menciptakan
sosial bisa menimbulkan konflik secara kontinyu suatu realitas yang dimiliki
kepentingan. Di sisi lain, sistem dan struktur dan dialami beserta secara subjektif.
sosial sendiri membutuhkan keteraturan, (Tamburaka, 2012). Berger serta Luckmann
agar tidak menimbulkan kekakacauan. Oleh mengungkapkan realitas sosial
karena itu, dibutuhkan kekuasaan yang menggunakan memisahkan pemahaman
terlegitimasi agar memiliki otoritas dan ‘kenyataan dan pengetahuan’ realitas
kewenangan untuk membangun keteraturan diartikan menjadi kualitas yang terdapat
sistem dengan berbagai kepentingan yang pada pada empiris yg diakui menjadi
melingkupinya. Oleh karena itu, berpolitik mempunyai keberadaan (being) yg tidak
tidak lain adalah pertempuran kepentingan. tergantung pada kehendak kita sendiri.
Pemenang dalam pertarungan kepentingan Sedangkan pengetahuan diartikan menjadi
akan mendapatkan legitimasi untuk ketidakpastian bahwa realitas- realitas itu
berkuasa dan menentukan arah serta nyata (real) dan mempunyai ciri spesifik
kebijakan negara. (Bungin, 2008).
Adapun partai politik sebagai suatu Berger dan Luckmann berkata
organisasi yang berorientasi pada terjadi dialektika antara individu
representation of ideas, secara ideal membangun rakyat serta masyarakat
berfungsi untuk mewakili kepentingan- membangun individu. Proses dialektika ini
kepentingan warga, memberikan jalan terjadi melalui eksternalisasi, objektivikasi
kompromi bagi pendapat/tuntutan yang dan internalisasi (Tamburaka, 2012). 1)
saling bersaing, serta menyediakan ruang Eksternalisasi. Eksternalisasi merupakan
bagi suksesi kepemimpinan politik secara proses ketika sebuah produk sosial telah
damai dan legitimatif. Dengan demikian, menjadi sebuah bagian penting dalam

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 44


Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora
ISSN: 2614-5537 - Vol. 04, No. 01 (2021), pp. 41-53

masyarakat yang setiap saat dibutuhkan Kemunculan media sosial menjadi


oleh individu, sehingga produk sosial ruang baru buat berinteraksi, memudahkan
tersebut menjadi suatu bagian penting di rakyat serta menaikkan rasa ingin tahu akan
dalam kehidupan seseorang untuk melihat global yg lebih luas. media sosial juga
dunia luar. 2) Objektivikasi. Tahapan dijadikan sebagai sarana buat memenuhi
dimana produk sosial berada pada proses kebutuhan batin yang bersifat positif juga
institusionalisasi atau pelembagaan 3) negatif yang tidak bisa mereka lakukan di
Internalisasi. Mengacu proses pemahaman dunia nyata. Internet serta perkembangan
atau penafsiran langsung dari suatu teknologi isu memiliki dampak baik postif
peristiwa objektif sebagai pengungkapan serta negative, galat satunya perilaku
suatu makna. menyimpang serta merusak pada kehidupan
remaja yg membuahkan mereka menjadi
Media Massa dan Media Sosial korban secara online (Dowdell,
Media sosial adalah satu set 2011;(Staksrud et al., 2013). Berdasarkan
teknologi yg berbasis web broadcast dimana kutipan tadi timbul konstruksi baru dalam
memungkinkan demokratisasi atas isi, perkembangan penggunaan media sosial
menyampaikan kesempatan kepada yaitu remaja yang menggunakan internet
pengguna yg muncul sebagai konsumen dan media sosial telah membuka celah
dari isi sebagai publisher (Scott & Jacka, dalam diri mereka sendiri buat menjadi
2011). Lanjut berdasarkan Shirky media korban bullying, pemerkosaan, serta
sosial serta perangkat lunak sosial adalah perilaku menyimpang lainnya. Hal ini dapat
indera buat menaikkan kemampuan terjadi sebab beberapa factor, yaitu a) media
pengguna buat membuatkan (to share), social dikelola secara eksklusif yg tidak
bekerja sama (to cooperate) diantara mempunyai forum control, b) tidak
pengguna dan melakukan tindakan secara mempunyai gate keeper yg menyaring isi
kolektif yg semuanya berada diluar atau konten yang akan diposting.
kerangka institusional juga organisasi. Seperti yang telah disinggung
Adanya keragaman makna ihwal sebelumnya bahwa media massa merupakan
keberadaan media sosial, yg terungkap gambaran mengenai alat komunikasi yang
adalah a) media sosial dapat menjadi meliputi massa yang luas. Media massa jua
wahana buat eksistensi diri yg merajuk asal merupakan wahana manusia untuk tahu
publisher, menampung pemikiran, realitas social yang mana dituntut buat
melepaskan pikiran, hiburan atau kepuasan, memiliki keseuaian menggunakan realitas
serta menciptakan jejaring sosial, b) Selain social yang ada dan sahih-benar terjadi,
itu media sosial juga sebagai sarana yang tanpa imbuhan serta tanpa pengurangan.
sangat efektif buat sharing, publikasi karya, Hal ini yg menyebabkan media massa
membuat komunitas, serta wahana edukasi dianggap bersifat netral. namun, di
pemikiran cara lain (kritis), c) media umum nyatanya dibalik itu media waktu ini
dimaknai lebih menyampaikan kebebasan ditunggangi atas kepentingan, perseteruan,
dan melepaskan narasumber dari ikatan dan dapat dijadikan menjadi indera
nilai atau norma budaya, d) dialogis dan kekuasaan serta arena pergulatan ideologi.
mempertajam pemikiran atau terbiasa Untuk menyajikan sebuah
menerima kritik, itu dapat terjadi karena informasi, media massa membutuhkan
media sosial dimaknai sebagai kawasan seseorang jurnalis yg bertugas buat mencari,
berdebat, berargumen, mendapatkan respon mengumpulkan, serta mengolah isu yang
atau apresiasi berasal pengguna lain nantinya akan disebarkan pada rakyat.
(Maryani, E., & Arifin, 2012). Singkatnya tugas jurnalis yakni
menyampaikan liputan serta/atau pendapat

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 45


Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora
ISSN: 2614-5537 - Vol. 04, No. 01 (2021), pp. 41-53

yang mengandung keterangan, memberikan dan sosialisasi. Semua proses ini akan
kebenaran dan keadilan, menyebutkan menjadi prosedur pembahasan hasil
konflik yang hangat dan mendidik penelitian. Dalam hal ini, pada objek
masyarakat. penelitian didapatkan representasi-
Informasi atau gosip yg ditayangkan representasi dari konsep konstruksi realitas
di media massa diliput oleh seseorang yg model Berger dan Luckman, terutama
memang berprofesi menjadi jurnalis serta terhadap seorang figur dan korelasinya
telah melalui gatekeeper dan juga dikontrol dalam kontestasi Pilpres 2024.
oleh banyak sekali lembaga penyiaran. oleh Adapun penelitian deskriptif
karena itu mengapa media massa sedikit ditujukan untuk mendeskripsikan
lamban dalam menyajikan gosip. fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun fenomena
Metode Penelitian buatan. Fenomena itu bisa berupa bentuk,
Pendekatan penelitian yang aktivitas, karakteristik, perubahan,
digunakan adalah konstruktivis dengan hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara
metode deskriptif. Konstruktivis yang fenomena yang satu dengan fenomena
dimaksud didasarkan atas teori konstruksi lainnya (Sukmadinata, 2006: 72).
sosial realitas dari Berger dan Luckman, Fenomena alamiah dari Pilpres, yakni
yang mencakup eksternalisasi, objektivasi perubahan kepemimpinan akibat proses
dan internalisasi, termasuk di dalamnya pergantian yang harus diterima dan dijalani,
legitimasi, institusionalisasi dan sosialisasi. dilanjutkan dengan infrastruktur politik
Jadi, objek penelitian adalah chat whatsapp sebagai fenomena buatan para aktor dengan
selama bulan Juni 2021, yang dilihat dari berbagai ragam kapasitasnya,
sisi konstruksi sosial realitas model Berger dideskripsikan kemudian diklasifikasikan
dan Luckman. dalam bahasa-bahasa konstruktif, sesuai
Konstruksi realitas Berger dan dengan topik penelitian.
Luckman dalam praktik komunikasi
merupakan proses simultan sebagai berikut:
a) Eksternalisasi, oleh karena individu ingin
eksis, terlibat, kompromistis, menyesuaikan Hasil dan Pembahasan
positioning dengan luaran; b) Objektivasi, Eksternalisasi
oleh karena individu berusaha Fenomena Pemilu 2024 yang
menghasilkan produksi sosial tertentu melahirkan banyak sekali spekulasi, diikuti
sebagai akibat dari interaksi dengan oleh banyaknya figur alternatif, sangat
individu lain, serta berusaha mencapai berpengaruh pada divergensi pemikiran
idealisme dalam ranah intersubjektif; c) masyarakat. Sayangnya, di tengah
Internalisasi, oleh karena individu merebaknya divergensi tersebut, PDI
kemudian terus mengidentifikasi dirinya Perjuangan yang selalu terdepan dalam
dengan luaran-luaran yang telah survei, terdepan pula mengemukakan
terobjektivasi atau bahkan terinstitu- konsep Pilpres yang diharapkan hanya akan
sionalisasi. diikuti oleh dua pasang calon
Berger dan Luckmann menyatakan (OkeZone.com, Sabtu, 29 Mei 2021: 17.00
bahwa ‘manusia adalah makhluk WIB). Bagi para komunikator politik PPK
konservatif yang memiliki kecenderungan Kosgoro 1957 masa bakti 2021 – 2026, hal
meripitasi tindakan dan cenderung mencari ini tentu menciptakan berbagai enigma.
keselarasan dan keamanan dalam hidup’. Terlebih lagi wacana yang menguat
Dengan demikian, tiap realitas dianggap terhadap pencalonan Puan Maharani juga
sebagai proses institusionalisasi, legitimasi, terasa makin gencar. Artinya, sama sekali

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 46


Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora
ISSN: 2614-5537 - Vol. 04, No. 01 (2021), pp. 41-53

tidak menyinggung Partai Golkar yang populer, seperti Prabowo, Anies Baswedan,
merupakan representasi Kosgoro 1957 Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Puan
dalam Pilpres 2024. Maharani, serta beberapa tokoh lain,
Selanjutnya diperkuat oleh makin termasuk Agus Harimurti Yudhoyono terus
eratnya hubungan antara PDI Perjuangan mendapatkan tempat di hati publik, melalui
dan Partai Gerindra. Keduanya selalu konstruksi sosial media massa. Di antara
teratas dalam survei, sehingga tokoh-tokoh tersebut tentunya secara
memunculkan anggapan bahwa Partai struktural, Anies Baswedan sangat
Golkar tidak sedang diperhitungkan. diperhatikan oleh kader Kosgoro 1957
Pembacaan terhadap proyek pengadaan mengingat peta politik yang harus
alutsista Departemen Pertahanan dan menjadikan Partai Golkar dapat independen
perolehan gelar Profesor Kehormatan dari dapat diwujudkan, karena Anies bukan
Universitas Pertahanan tentunya menjadi calon yang banyak disinggung oleh PDI
penguat bahwa kristalisasi politik akan Perjuangan. Secara tersirat, konstruksi
mengerucut pada dua kekuatan besar partai kedewasaan politik Partai Golkar sangat
politik yang unggul versi beberapa survei. terbangun. Loyalitas pada pemerintahan
Namun demikian, kondisi eksternal ini tidak Jokowi sangat konsisten, tidak terpengaruh
lantas mencipatakan anggapan “kecemasan oleh konstruksi yang dibangun PDI
politik” mengingat rentang waktu 2024 Perjuangan, sehingga komunikasi politik
yang masih relatif jauh. Partai Golkar lebih antara Partai Golkar dengan PDI
memilih konstruksi kepemimpinan Perjuangan juga tetap kondusif, solid dalam
Airlangga Hartarto yang tengah mendukung kebijakan pemerintahan,
berkonsentrasi penuh terhadap terutama dalam menangani pandemi
penanggulangan COVID-19 serta paralel COVID-19.
dengan penyelamatan ekonomi nasional. Selain itu, terdapat pula pengamatan
Meskipun Airlangga juga dikritik, terhadap “konflik” dalam tubuh PDI
antara lain oleh salah seorang Ekonom, perjuangan, yakni konflik antara Ganjar
bahwa langkah penanggulangan COVID-19 Pranowo dengan Puan Maharani juga
tidak seharusnya paralel dengan menjadi pembicaraan beberapa hari.
penanggulangan krisis ekonomi, tetapi Meskipun diliput secara luas oleh media,
secara cepat figur Airlangga sebagai Menko tetapi bagi kader Kosgoro 1957 hal itu
Perekonomian mampu menjawab dengan dianggap sebagai dinamika politik semata.
langkah-langkah strategis, antara lain Tidak terlalu didiskusikan, apakah hal
dengan gencarnya vaksinasi, bantuan tersebut bagian strategi politik atau konflik
UMKM, sejumlah kebijakan perbaikan yang memang benar-benar terjadi secara
birokrasi investasi, diikuti pemantauan mendadak. Hal ini tentu mengingat Pilpres
pandemi COVID-19 secara masif. Dengan 2024 yang masih jauh dan konstruksi capres
demikian, dapat terlihat bahwa kepercayaan yang akan terus berdinamika, sebagaimana
pemerintah terhadap kinerja dan upaya pemilihan umum sebelumnya. Melihat hasil
Airlangga tidak bergeser. Inilah konstruksi survei, para kader Kosgoro 1957 juga tidak
eksternal yang juga banyak “ditangkap” terlalu menanggapi ranking Partai Golkar
oleh para kader sebagai “tangga sebagai hal preseden buruk, tetapi lebih
kepantasan” bahwa Airlangga dapat banyak ditanggapi sebagai kekayaan
dijadikan tokoh alternatif dalam Pilpres evaluatif yang jika benar dapat dijadikan
2024. masukan untuk perbaikan, dan jika salah,
Di lain pihak, tidak seperti Pilpres juga harus ditindaklanjuti sebagai
sebelumnya, calon-calon alternatif, relatif pemahaman positioning partai.
muda, memang banyak tampil. Nama-nama

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 47


Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora
ISSN: 2614-5537 - Vol. 04, No. 01 (2021), pp. 41-53

Partai Golkar memang tampil ke dalam mengambil kebijakan terus


depan dalam berbagai kebijakan didukung.
kontroversial, antara lain omnibus law dan Legitimasi
penanganan pandemi COVID-19. Di satu Jajaran kader Kosgoro 1957 secara
sisi memperlihatkan bahwa ketokohan umum menyuarakan adanya alternatif-
Airlangga Hartarto semakin teruji, tidak alternatif pemecahan masalah. Hal ini
saja sebagai negarawan, tetapi juga ditunjukkan pula oleh Ketua Umum
penguasaan lapangan dalam hal Kosgoro 1957 yang secara aktif langsung
penyelamatan ekonomi; meskipun masih meninjau lapangan dalam kegiatan
ada pro dan kontra, tetapi pasca vaksinasi dan sejumlah bantuan. Meskipun
dilakukannya serangkaian sosialisasi, patut disadari bersama bahwa hal ini juga
dinamika penerimaan publik relatif stabil. menjadi bagian dari strategi politik secara
Di luar itu, terdapat momentum implisit, namun dalam perbincangan para
penguat dari sisi profil, yakni silsilah kader justru konseptis yang terbangun
Airlangga yang ternyata masih keturunan adalah perihal azas kebangsaan dalam
darah biru, kerajaan Jawa di masa lampau slogan Tri Dharma Kosgoro: Pengabdian,
(Trah Mangkunegara). Bagi masyarakat Kerakyatan dan Solidaritas dan
Indonesia, khususnya Pulau Jawa, hal implementasinya dalam masa pandemi
semacam ini cukup mempengaruhi aura COVID-19, antara lain dengan dukungan
kepemimpinan. Konstruksi kegiatan nyekar maksimal pada kebijakan-kebijakan
ke makam leluhur tersebut tentu akan pemerintah disertai literasi secara
menjadi poin profil Airlangga yang interpersonal sampai nasional.
memang pantas untuk maju sebagai capres Terlepas dari persoalan yang
2024. Dalam bingkai kultural, konstruksi dimaksud, para kader mengakui bahwa
genealogis ini cukup strategis menjadi hanya komunikasi politik yang tepatlah
konten pesan dalam komunikasi politik yang akan mengantarkan Partai Golkar pada
pada masanya. “kemenangan”. Di antara perencanaan
komunikasi politik tersebut adalah
Objektivasi konsolidasi, sehingga menghadapi Pilpres
Oleh karena wacana eskalasi Pilpres 2024, perihal konsolidasi partai di semua
2024 bersamaan dengan krisis ekonomi wilayah merupakan tantangan dan tuntutan
akibat pandemi COVID-19 yang masih juga yang tidak dapat ditunda. Oleh karena itu
belum menunjukkan ending, maka dalam chat WhatsApp banyak sekali
konstruksi yang dipilih oleh para kader ditampilkan gambar-gambar yang
adalah kepemimpinan Airlangga dalam merepresentasikan proses konsolidasi
mengatasi semua krisis. Dukungan antarpimpinan dan antarkader di berbagai
maksimal dari kader Kosgoro 1957 adalah daerah. Konstruksi yang timbul yakni
kegiatan vaksinasi serta sejumlah bantuan pemecahan masalah-masalah infrastruktur
kemanusiaan yang demikian gencar dan politik Partai Golkar, antara lain dinamika
terus dibahas dari opini satu tokoh ke arah kepemimpinan di berbagai daerah akibat
tokoh yang lain. Untuk itu, kontribusi nyata Pilkada, terobosan-terobosan sosial yang
dari semua kader justru menjadi hal yang dapat dilakukan, agar kelompok
terus didiskusikan sampai akhir Juni, kepentingan dan kelompok penekan dapat
terlebih lagi kasus lonjakan penularan dimaksimalkan aspek sinergisnya.
COVID-19 yang menjadi sangat Kelompok kepentingan berkaitan dengan
mencemaskan. Konstruksi kepercayaan dan pembiayaan dan kelompok penekan
dukungan terhadap kepiawaian Airlangga berkaitan dengan trust politis, bahwa Partai
Golkar selalu memilih solusi-solusi terbaik

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 48


Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora
ISSN: 2614-5537 - Vol. 04, No. 01 (2021), pp. 41-53

dalam mengakomodasi inspirasi dan Beralih pada konstruksi nasional,


aspirasi rakyat. bahwa melalui budaya kebangsaan dan
Masih berkaitan dengan kerakyatan, melalui figur Airlangga,
infrastruktur politik, yakni perihal seakan-akan semua pihak diajak belajar
kelompok kepentingan. Yang termasuk untuk menahan diri dalam berkomentar,
dalam komponen ini antara lain: organisasi baik terhadap persoalan kepuasan dan
keagamaan, pedagang, pebisnis, ketidakpuasan. Pemerintah dan publik
pengusaha, organisasi buruh, organisasi hendaknya tidak menyampaikan narasi-
massa, komunitas adat, budaya ataupun narasi provokatif yang memicu perdebatan
UMKM sampai pada sosialita, yang pada sia-sia. Sebaliknya, gaya komunikasi politik
intinya merupakan jaringan politis, akibat Airlangga lebih dominan berupa
peran kapital yang dimilikinya, pengaruh pembuktian bahwa pemerintah melalui
yang diakibatkannya, ataupun sumberdaya karya pelayanannya bagi negeri, selalu
manusia di dalamnya. Kelompok didasarkan pada refleksi implementatif,
infrastruktur ini pada prinsipnya mampu misalnya tentang KIP (Kartu Indonesia
memberikan dukungan legitimatif terhadap Pintar), stimulus UMKM dan fasilitas
pemerintah. Ketokohan Airlangga banyak perawatan penderita COVID-19 serta
berperan dalam mengafiliasi komponen alternatif pembatasan sosial kegiatan
yang dimaksud. Sebagai menko masyarakat.
Perekonomian, melalui slogan “ekonomi Airlangga juga dinilai mampu
bangkit” memerlukan banyak dukungan meningkatkan literasi publik terkait
dari kelompok kepentingan. program pembangunan, sehingga
Lebih lanjut tentang kelompok berimplikasi pada peningkatan partisipasi
penekan. Kelompok ini antara lain banyak publik. Bahwa pembangunan bangsa
diperankan oleh LSM (Lembaga Swadaya ditujukan untuk seluruh masyarakat,
Masyarakat), organisasi kepemudaan karenanya peran aktif semua pihak sangat
(AMPI misalnya), serta kalangan dibutuhkan. Kesadaran ini yang selalu
terpelajar, yakni komunitas dibawa oleh Airlangga dalam
kampus/mahasiswa. Salah satu memformulasikan kebijakan-kebijakannya.
kebanggaan PPK Kosgoro 1957 adalah Hasilnya adalah omnibus law yang
kampus Institut Bisnis dan Informatika didukung secara mayoritas oleh dewan
Kosgoro 1957 yang berada di Lenteng legislatif sekaligus menjadi solusi
Agung. Dengan dibangunnya Graha percepatan pembangunan ekonomi
Kosgoro di kampus tersebut, maka Indonesia, melalui dalam menghadapi
konstruksi Kosgoro 1957 dan Partai Golkar Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Pada
yang sangat peduli pada pendidikan dapat mulanya memang melahirkan kontroversial,
dilegitimasi. Pada institusi inilah 19 Pesan namun seiring waktu, implementasi
Moral Kosgoro dapat dijadikan sebagai omnibus law banyak dimaklumi sebagai
daya tarik penjaringan kader. jalan tepat.
Bagaimanapun, kampus merupakan lokus Konstruksi lain adalah penguatan
paling strategis dalam menjaring kader, sistem pemerintahan Indonesia, yakni
meskipun manajemen pendidikan sistem presidensial. Artinya, struktur dan
menuntut independensi. Tentunya fungsi politik seorang presiden, tidak hanya
kesadaran ini sudah sangat dipahami oleh sebagai kepala negara, tetapi juga kepala
para kader, bahwa penjaringan kader harus pemerintahan. Meskipun disadari bahwa
didasarkan pada kesadaran yang sama sistem multipartai sebenarnya lebih
sekali tidak disertai oleh tekanan apapun. condong pada sistem parlementer, namun
sistem multipartai di Indonesia memiliki

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 49


Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora
ISSN: 2614-5537 - Vol. 04, No. 01 (2021), pp. 41-53

karakter yang sama sekali berbeda dengan pilihan bulat sebagai calon presiden, tetapi
hal serupa di negara lain. Partai pemenang harus melalui proses “seleksi alam” yang
pemilu hasil pemilihan legislatif belum masih panjang.
tentu menjadi pemenang dalam pemilihan
presiden dan wakil presiden. Meskipun Institusionalisasi
secara teoritis tidak banyak disampaikan Dorongan untuk
dalam chat, tetapi konsep presidensial yang menginstitusionalisasi Airlangga sebagai
“berbeda” tersebut secara implisit banyak capres 2024 terus menguat di sepanjang
dikonstruksi sebagai formulasi demokrasi perbincangan. Pertimbangan-pertimbangan
yang sesuai dengan Indonesia. yang dapat diidentifikasi antara lain adalah:
Kritik yang banyak dilontarkan oleh Pertama, penyesuaian diri, yakni figur yang
para kader adalah hasil pengamatan mereka mudah menyesuaikan diri, terutama
terhadap wacana demokrasi representatif. kemampuan adaptif dalam menyambut era
Demokrasi tetap harus merupakan revolusi industri 4.0 dan society 5.0.
representasi dari kedaulatan rakyat, oleh Kemampuan personal dalam menyesuaikan
karena itu, Kosgoro 1957 dan Partai Golkar diri tersebut sudah teruji, antara lain tampak
masih berkeyakinan bahwa penguasaan pada (a) usia kepemimpinan, yaitu sejak
kebijakan publik sebagai tanggung jawab periode Presiden Jokowi dalam dua periode
politik terhadap konstituen merupakan kepemimpinannya, serta dukungan kuat
aspek normatif guna mewujudkan organisasi massa Kosgoro 1957; (b) usia
demokrasi representatif (representative organisasi Partai Golkar, yaitu track record
democracy). Demokrasi tersebut tidak suatu organisasi yang terbukti mampu
diperbolehkan mengarah pada konsep mengatasi masalah suksesi dengan luwes.
kekuasaan yang dijalankan secara Kedua, kesederhanaan konsep pemikiran
pragmatis, hanya berorientasi pada Airlangga, yang selalu mudah diikuti dan
kepentingan personal, ideologis dan konkret tahap-tahapnya. Ketiga, otonomi,
primordial. (Hakim, Abdul dan Redi Airlangga tidak tergantung pada kelompok
Panuju, Oktober 2019). Sebagai kumpulan sosial dan metode perilaku tertentu. Dan
dari tokoh-tokoh plural, Kosgoro 1957 dan keempat, kemampuan dalam mengelola
Partai Golkar banyak menyatakan organisasi internal, hubungan antarpartai
ketidaksetujuan terhadap praktik-praktik dan peran sinergis dalam sistem politik.
politis yang mengarah pada salah satu Kelima, Airlangga memiliki kesalehan
elemen tersebut. struktural dan kesalehan kultural.
Legitimasi yang dibangun pada Maksudnya adalah kepatuhan Airlangga
kahirnya mengerucut pada figur Airlangga pada proses dan prosedur organisasi serta
yang sama sekali tidak tampak sebagai aktor menjunjung tinggi etika komunikasi,
ambisius dalam memperoleh kepentingan, sekaligus merepresentasikan kesantunan
kekuasaan dan konflik. Dalam banyak dan keramahan bangsa Timur.
kesempatan, tampilnya Airlangga sebagai
wakil pemerintah sama sekali tidak Sosialisasi
mengundang potensi konflik. Pro kontra Infrastruktur politik secara simultan
tentang hasil kebijakan memang ada, dan menjadi materi yang terus mengkristal pada
hal tersebut sulit dihindari, tetapi agregasi figur Airlangga sebagai calon presiden
politik di depan presiden, Airlangga justru 2024. Meskipun langkah komunikasi masih
selalu mampu, tampil secara meyakinkan sebatas secara internal, tetapi para kader
sebagai figur pemersatu. Modal ini memang memiliki kesepakatan untuk kemudian
disadari tidak secara instan melahirkan efek merencanakan dan merumuskannya dalam
kausalitas, bahwa Airlangga merupakan bentuk strategi komunikasi pemsaran

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 50


Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora
ISSN: 2614-5537 - Vol. 04, No. 01 (2021), pp. 41-53

politik. Sayangnya, konstruksi ini belum dukungan terhadapnya, justru menjadi hal
sampai pada konsensus secara massal dan positif yang dianggap sangat konstruktif
terbuka. Para kader sama sekali belum terhadap gaya komunikasi politik ideal dari
menyuarakan keyakinan politis ini kepada seorang figur pemimpin.
pihak eksternal, selain anggota grub saja.
Hal ini tidak luput dari tokoh-tokoh Internalisasi
tertinggi Kosgoro 1957 dan Partai Golkar Berdasarkan proses-proses
yang sama sekali belum mengeluarkan konstruksi tersebut, proses internalisasi
pernyataan politis, berkaitan dengan mengarah pada konsolidasi. Oleh karena itu
pencalonan ataupun menyambut aspirasi sepanjang masa pandemi, konsolidasi
melalui tindak lanjut tertentu. dalam bentuk kunjungan para pimpinan
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, ormas Kosgoro 1957 dan Partai Golkar
Agung Laksono dan Ketua Umum Kosgoro demikian masif, dari satu daerah ke daerah
1957, Dave Laksono, serta Airlangga yang lain. Bagaimanapun semua kader
Hartarto sendiri selaku Ketua Umum Partai meyakini bahwa infrastruktur politik adalah
Golkar terkesan tidak ikut dalam kelompok kepentingan yang sudah
pembicaraan. Meskipun mereka terbangun sejak lama dan tersebar di seluruh
mengetahui dinamika pemikiran para kader Indonesia. Komunikasi interpersonal
dalam obrolan grub, demikian intensif, menjadi alat perekat hubungan antara pusat
tetapi para tokoh yang disebutkan seakan dan daerah maupun cabang di bawahnya,
tidak tertarik untuk menanggapinya lebih agar trust kelompok kepentingan terus
jauh. Airlangga justru menyatakan dengan dapat dibangun sinergitasnya.
tegas bahwa konsentrasi kepemimpinannya Oleh karena percakapan dalam chat
masih terfokus pada pemulihan ekonomi lebih bersifat obrolan, maka perihal teoritis
dan penanggulangan penyebaran COVID- sebagai representasi suprastruktur politik,
19. Artinya, para pimpinan menganggap yakni fungsi yudikatif, legislatif dan
bahwa persoalan Pilpres 2024 belum eksekutif sudah tidak lagi banyak
penting untuk dikristalisasi. disinggung, bahkan sangat minor, berbeda
Secara sementara, didapatkan dengan infrastruktur politik. Secara umum,
gambaran bahwa gaya komunikasi politik infrastruktur politik terdiri dari: partai
berlangsung dalam dua layer, yakni arus politik, kelompok kepentingan, kelompok
atas dan arus bawah, yakni para kader yang penekan dan media komunikasi politik.
terus menyuarakan pencalonan Airlangga Media komunikasi politik yang
sebagai capres dan sikap Airlangga sendiri merupakan bagian kekurangan Airlangga,
di tengah pandemi COVID-19. Dikotomi jika dibandingkan dengan Hari Tanoe
arus ini ternyata justru menambah misalnya, tidak banyak dijadikan bahan
keyakinan arus bawah, bahwa Airlangga obrolan juga. Berbeda dengan infrastruktur
merupakan figur yang sesuai memimpin lainnya, yakni tokoh politik, kelompok
Indonesia. Optimisme kader terhadap penekan, kelompok kepentingan, dan
kemampuan pemerintah untuk keluar dari partai politik. Pembicaraan tokoh politik
krisis akan segera terwujud, dan figur yang paling dominan adalah Agung
Airlangga semakin mendapatkan tempat Laksono sebagai tokoh lintas era, sejak
untuk maju dalam kontestasi politik 2024. Orde Baru sampai sekarang yang kemudian
Pandemi akan menjadi pembuka jalan dilanjutkan dengan putra biologis
kepahaman publik terhadap kapasitas dan sekaligus ideologis beliau, Dave Laksono,
kapabilitas Airlangga Hartarto sebagai yang belum lama menggantikan posisi
capres. Gaya “diam” Airlangga yang tidak ayahandanya sebagai Ketua Umum
emosional responsif dalam menanggapi Kosgoro 1957.

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 51


Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora
ISSN: 2614-5537 - Vol. 04, No. 01 (2021), pp. 41-53

Berbeda dengan perbincangan Simpulan


eksternal, konstruksi para kader juga tidak Kontestasi politik Pilpres 2024
banyak menyoroti persoalan peran media masih relatif jauh, namun para kader
massa yang mayoritas dianggap banyak menyadari bahwa konsolidasi antarelemen
mengambil peran untuk menyuarakan infrastruktur politik harus terbangun sejak
permasalahan yang diinginkan pemerintah. dini. Golongan Karya sebagai partai politik
Namun demikian, obrolan tentang hoax yang memiliki high bargaining position,
dan hate speech dalam beberapa melalui kepemimpinan Airlangga semakin
kesempatan disinggung. Secara tersirat, yakin terhadap positioningnya. Eskalasi
figur Airlangga memang tidak terlalu dari keyakinan ini kemudian meluas sampai
tertarik tampil dalam media televisi kecuali pada kelompok kepentingan dan kelompok
dalam banyak webinar. Para kader penekan menuju kristalisasi pencalonan
memahami bahwa siapa yang berkuasa Airlangga sebagai capres 2024.
akan mendapat "penghargaan" luar biasa di Dalam proses konstruksi, Airlangga
media. Agaknya, perihal media dirasakan sangat kompetitif dibandingkan
komunikasi politik merupakan bagian yang calon-calon alternatif yang sudah populer.
belum menarik perhatian, dikarenakan Di antara infrastruktur yang masih belum
kepopuleran Airlangga Hartarto yang begitu kuat adalah media komunikasi
sudah sangat masif dikonstruksi oleh politik, yakni media massa yang mampu
berbagai media massa. melakukan fungsi “politik komunikasi” dan
Internalisasi juga sampai pada amplifikasi ketokohan Airlangga. Namun
konstruksi Partai Golkar yang harus demikian, banyaknya variabel positif lain
terbangun secara independen. Bahwa yang dimiliki Airlangga, pada waktu-waktu
sebagai partai politik, Partai Golkar mendatang diyakini akan mampu meraih
memiliki kewajiban untuk selalu simpati dan empati cerdas dari publik.
menyuarakan kebijakan yang berpihak Legitimasi Partai Golkar sebagai
kepada rakyat (Suara Golkar Suara perwujudan demokrasi representatif dan
Rakyat). Meskipun Partai Golkar selalu Kosgoro 1957 yang memiliki kader
mendukung penguasa, atau pemerintah terpercaya dalam berbagai peran
terpilih, namun orientasi partai politik yang pemerintahan, kiranya menjadi wajar jika
berfokus hanya demi kekuasaan, baik di kemudian menginstitusionalisasi Airlangga
legislatif maupun eksekutif bukan motif Hartarto sebagai capres 2024. Modal politik
yang disepakati. Dalam hal adanya partai sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan
politik yang semula rival dalam pemilihan jabatan pemerintahan sebagai Menko
umum dan pemilihan presiden dan Perekonomian ditambah sisi genealogis
akhirnya merapat ke penguasa dan kultural (mitos trah Mangkunegara) sangat
menduduki jabatan, justru menjadi konstruktif dijadikan strategi komunikasi
persoalan yang tidak menarik perhatian politik pada waktunya.
para kader. Seakan para kader sudah
sedemikian paham bahwa karakter politik Daftar Pustaka
adalah “tidak ada lawan abadi”, apalagi
jika partai politik yang dimaksud Berger dan Luckman Berger, Peter L. &
sebenarnya memiliki rumpun atau sifat Thomas Luckmannn. 1991. The Social
bawaan yang sama, utamanya karakter Construction of Reality. England:
kebangsaan, seperti Partai Golkar. Penguin Book.
Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial
Media Massa: Kekuatan Pengaruh
Media Massa, Iklan Televisi dan

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 52


Petanda : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora
ISSN: 2614-5537 - Vol. 04, No. 01 (2021), pp. 41-53

Keputusan KOnsumen Serta Kritik Maryani, E., & Arifin, H. S. (2012).


Terhadap Peter L. Berger dan Thomas Konstruksi Identitas Melalui Media
Luckmann. Kencana: Jakarta Sosial. Journal of Communication
Damsar. (2013), Pengantar Sosiologi Studies, 1((1)), 1–22.
Pendidikan. Jakarta: Kencana. Hlm. Mawazi, Abd. Rahman. (2017). In Right:
207 Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia.
Dowdell, E.B., et.al. 2011. Original Vol. 6, No. 2.
research: online social networking Napitupulu, Raja H. (07 Jan 2021).
patterns among adolescents, young Omnibus Law dan Komunikasi Publik
adults, and sexual offenders. Konsultan Komunikasi Independen.
American Journal of Nursing, Vol.111 Opini E-paper Media Indonesia.
(7), 28-36. Scott, P. R., & Jacka, J. M. (2011).
Fauzi. (2018). Komunikasi Politik Calon Auditing social media: A governance
Legislatif dalam Memengaruhi and risk guide. John Wiley & Sons.
Partisipasi Politik Masyarakat di Staksrud, E., Ólafsson, K., & Livingstone,
Kabupaten Aceh Utara. Jurnal S. (2013). Does the use of social
Pekommas. Vol. 3 No. 1, 63–78. networking sites increase children’s
STIKes Muhammadiyah Lhok- risk of harm? Computers in Human
seumawe. Behavior, 29(1), 40–50
Hakim, Abdul dan Redi Panuju. (2019). Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011).
Strategi Komunikasi Politik DPC PDI Metode Penelitian Pendidikan.
Perjuangan Surabaya Pada Pemilu Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Legislatif 2019. Sosiologi Reflektif. Hlm. 72.
Volume 14, No. 1. Universitas dr Tamburaka, Apriadi. 2013. Agenda Setting
Soetomo Surabaya. Media Massa. Depok: PT
Larasati, Suryanef. (2018). Strategi Partai Rajagrafindo Persada
Amanat Nasional dalam Utama, Felldy. (29 Mei 2021). “PDIP
Memenangkan Pemilihan Umum Inginkan Pilpres 2024 Diikuti 2
Legislatif 2019 (Studi di Dapil II Pasangan Calon Saja, Ini Alasannya”.
Kecamatan Dua Koto Kabupaten OkeZone.com.
Pasaman). Journal of Civic Education. https://nasional.okezone.com.
Volume 1 No. 4. Universitas Negeri
Padang.

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Page | 53

Anda mungkin juga menyukai