Anda di halaman 1dari 27

Presentasi Kasus

REHABILITASI MEDIK
SEORANG PEREMPUAN, 52 TAHUN, DENGAN
HEMIPARESE SINISTRA
STROKE NON HEMORHAGIK, HIPERTENSI GRADE II DAN
DM TIPE 2 NON OBESE

Oleh :
Nugraha Afandi
G0003144

Pembimbing :
Dr. dr. Hj. Noer Rachma, Sp RM

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2009
STATUS PENDERITA

I. ANAMNESIS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh masak
Alamat : Tanggulsari 2/ 16 Banjarsari, Surakarta
Status : Menikah
Tanggal Masuk : 7 November 2009
Tanggal Periksa : 10 November 2009
No CM : 98 03 06
B. Keluhan Utama :
Separuh badan sebelah kiri terasa lemah
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Kurang lebih sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien
mengeluh nyeri kepala terus-menerus, kemudian pasien periksa ke dokter
umum diberi obat jalan dan kontrol sekali, nyeri kepala sedikit berkurang,
saat itu pasien masih bisa berjalan. Tetapi sejak 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit pasien mengeluh lengan dan tungkai kiri tidak dapat
digerakkan sehingga sejak saat itu pasien kesulitan berjalan. Pagi hari
sesudah mandi pasien tiba-tiba tidak bisa menggerakkan anggota badan
bagian kiri. hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan separuh
badan sebelah kiri terasa lemah termasuk lengan dan tungkai kiri sehingga
pasien sulit mengendalikan tungkainya saat berjalan. Nyeri kepala
dirasakan pada seluruh bagian kepala. Tidak ada kejang atau tetapi
muntah 2 kali dalam sehari. Pasien tidak pingsan dan masih ingat kejadian
saat mulai merasakan lemah pada separuh tubuh sebelah kiri.

1
Buang air kecil 3-4x dalam semalam, lancar, warna kuning jernih,
anyang-anyangen (-), BAK berpasir (-), nyeri saat BAK (-), sering merasa
haus dan lapar. Buang air besar sulit, sudah 3 hari sebelum masuk rumah
sakit penderita belum BAB.

D. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Trauma : disangkal
Riwayat Hipertensi : (+) sejak 1 bulan yang lalu
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Dislipidemia : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Alergi obat/ makanan : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat Mondok : disangkal

E. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Hipertensi : (+) pada ibunya
Riwayat DM : (+) pada bapaknya
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Alergi obat/ makanan : disangkal
Riwayat Asma : disangkal

F. Riwayat Kebiasaan dan Gizi


Penderita makan tiga kali sehari dengan sepiring nasi dan lauk pauk
berupa daging, tahu, tempe, telur, dan sayur.
Riwayat merokok : (+), pasien sejak 20 tahun yang lalu
merokok 1/2-1 pak per hari
Riwayat mengonsumsi alkohol : disangkal
Riwayat olahraga : (+), pasien jarang seminggu sekali

2
G. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah seorang ibu dari 2 orang anak. Ia tinggal bersama
suami dan keluarga anaknya di Tunggulsari, Banjarsari, Surakarta.
Bekerja sebagai buruh masak. Penderita mondok di RSDM dengan
menggunakan kartu SKTM.

II. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Generalis
Keadaan umum sakit sedang, Compos Mentis E4V5M6, gizi kesan
cukup
B. Tanda Vital
Tekanan darah : 180/100 mmHg
Nadi : 90 x/ menit, isi cukup, irama teratur, simetris
Respirasi : 20x/menit, irama teratur, tipe thoracoabdominal
Suhu : 36,4 0C per aksiler
C. Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-),
spider naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-)
D. Kepala
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut hitam
beruban, tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).
E. Mata
Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung
dan tak langsung (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3mm), oedem palpebra (-
/-), sekret (-/-)
F. Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
G. Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
H. Mulut

3
Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-),lidah simetris, lidah tremor
(-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-).
I. Leher
Simetris, trakea di tengah, step off (-), JVP tidak meningkat,
limfonodi tidak membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-)
J. Thoraks
a. retraksi (-)
b. Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler,
bising (-)
c. Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, gerakan
paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar ( vesikuler / vesikuler ), suara
tambahan (-/-)
K. Trunk
Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-),
lordosis(-)
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), oedem (-)
Perkusi : nyeri ketok kostovertebra (-)
Tanda Patrick/Fabere : (-/-)
Tanda Anti Patrick : (-/-)
Tanda Laseque/SLR : (-/-)
Thomas test : (-)
Ober test : (-)

4
L. Abdomen
Inspeksi : dinding perut lebih tinggi daripada dinding dada
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
M. Ekstremitas
Oedem Akral dingin

- - - -
- - - -

N. Status Psikiatri
Deskripsi Umum
1. Penampilan : wanita, tampak sesuai umur, berpakaian rapi, ,
perawatan diri baik
2. Kesadaran : Kuantitatif : compos mentis
Kualitatif : tidak berubah
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik : normoaktif
4. Pembicaraan : koheren, menjawab pertanyaan dengan cepat
5. Sikap Terhadap Pemeriksa : Kooperatif, kontak mata cukup

Afek dan Mood


- Afek : Appropiate
- Mood : normal
Gangguan Persepsi
- Halusinasi (-)
- Ilusi (-)
Proses Pikir
- Bentuk : realistik
- Isi : waham (-)
- Arus : koheren

5
Sensorium dan Kognitif
- Daya Konsentrasi : baik
- Orientasi : Orang : baik
Waktu : baik
Tempat : baik
- Daya Ingat : Jangka pendek : baik
Jangka panjang : baik
Daya Nilai : Daya nilai realitas dan sosial baik
Insight : Baik
Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

O. Status Neurologis
Kesadaran : GCS E4V5M6
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik
- Rasa Ekseteroseptik Lengan Tungkai
Suhu (+/+) (+/+)
Lengan Tungkai
Nyeri (+/+) (+/+)
Rabaan (+/+) (+/+)
- Rasa Propioseptik Lengan Tungkai
Rasa Getar (+/+) (+/+)
Rasa Posisi (+/+) (+/+)
Rasa Nyeri Tekan (+/+) (+/+)
Rasa Nyeri Tusukan ( + / + ) (+/+)
- Rasa Kortikal
Stereognosis : normal
Barognosis : normal
Pengenalan 2 titik : normal

6
Fungsi Motorik dan Reflek :
Atas Tengah Bawah
Ka/ki ka/ki ka/ki
a. Lengan
- Pertumbuhan n/n n/n n/n
- Tonus n/ n/ n/
- Reflek Fisiologis
Reflek Biseps +2/+2
Reflek Triseps +2/+2
- Reflek Patologis
Reflek Hoffman -/-
Reflek Tromner -/+

Atas Tengah Bawah


Ka/ki ka/ki ka/ki
b. Tungkai
- Pertumbuhan n/n n/n n/n
- Tonus n/ n/ n/
- Klonus
Lutut -/-
Kaki -/-
- Reflek Fisiologis
Reflek Patella +2/+2
Reflek Achilles +2/+2
- Reflek Patologis
Reflek Babinsky -/+
Reflek Chaddock -/-
Reflek Oppenheim -/-
Reflek Schaeffer -/-
Reflek Rosolimo -/-

7
c. Reflek Kulit
- Reflek Dinding Perut (+/+)
- Reflek Cremaster (tidak dilakukan)

Nervus Cranialis
Lesi N. VII sinistra
N. XII sinistra
P. Range of Motion (ROM)

NECK
ROM Pasif ROM Aktif
Fleksi 0-700 0-700
Ekstensi 0-400 0-400
Lateral bending kanan 0-600 0-600
Lateral bending kiri 0-600 0-600
Rotasi kanan 0-900 0-900
Rotasi kiri 0-900 0-900

Ekstremitas Superior ROM pasif ROM aktif


Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Shoulder Fleksi 0-900 0-900 0-900 0-800
Ekstensi 0-300 0-300 0-300 0-300
Abduksi 0-1800 0-1800 0-1800 0-1500
Adduksi 0-450 0-400 0-450 0-450
External Rotasi 0-450 0-450 0-450 0-400
Internal Rotasi 0-550 0-550 0-550 0-500
Elbow Fleksi 0-800 0-800 0-800 0-600
Ekstensi 5-00 5-00 5-00 3-00
Pronasi 0-900 0-900 0-900 0-800
Supinasi 900-0 900-0 900-0 800-0
Wrist Fleksi 0-900 0-900 0-900 0-800
Ekstensi 0-700 0-700 0-700 0-600
Ulnar deviasi 0-300 0-300 0-300 0-100
Radius deviasi 0-200 0-200 0-200 0-100
Finger MCP I fleksi 0-500 0-500 0-500 0-400
MCP II-IV fleksi 0-900 0-900 0-900 0-800
DIP II-V fleksi 0-900 0-900 0-900 0-800
PIP II-V fleksi 0-1000 0-1000 0-1000 0-900
MCP I ekstensi 0-00 0-00 0-00 0-00

8
TRUNK ROM aktif ROM pasif
Fleksi 0-300 0-300
Ekstensi 100-0 100-0
Rotasi 0-100 0-100

Ekstremitas Inferior ROM aktif ROM Pasif


Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Hip Fleksi 0-120 0-100 0-120 0-120
Ekstensi 0-30 0-20 0-30 0-30
Abduksi 0-45 0-40 0-45 0-45
Adduksi 30-0 20-0 30-0 30-0
Eksorotasi 0-45 0-40 0-45 0-45
Endorotasi 0-35 0-30 0-35 0-35
Knee Fleksi 0-135 0-120 0-135 0-135
Ekstensi 0-0 0-0 0-0 0-0
Ankle Dorsofleksi 0-20 0-10 0-20 0-20
Plantarfleksi 0-50 0-40 0-50 0-50
Eversi 0-5 0-5 0-5 0-5
Inversi 0-5 0-5 0-5 0-5

Q. Manual Muscle Testing (MMT)


NECK
Fleksor M. Sternocleidomastoideus 5
Ekstensor 5

TRUNK
Fleksor M. Rectus Abdominis 2
Ekstensor Thoracic group 5
Lumbal group 5
Rotator M. Obliquus Externus 5
Abdominis
Pelvic Elevation M. Quadratus Lumbaris 5

9
Ekstremitas Superior Dextra Sinistra
Shoulder Fleksor M Deltoideus anterior 5 0
M Biseps 5 1
Ekstensor M Deltoideus anterior 5 0
M Teres mayor 5 0
Abduktor M Deltoideus 5 0
M Biceps 5 0
Adduktor M Lattissimus dorsi 5 1
M Pectoralis mayor 5 1
Internal M Lattissimus dorsi 5 1
Rotasi M Pectoralis mayor 5 1
Eksternal M Teres mayor 5 1
Rotasi M Infra supinatus 5 1
Elbow Fleksor M Biceps 5 0
M Brachialis 5 0
Ekstensor M Triceps 5 0
Supinator M Supinator 5 0
Pronator M Pronator teres 5 0
Wrist Fleksor M Fleksor carpi radialis 5 0
Ekstensor M Ekstensor digitorum 5 0
Abduktor M Ekstensor carpi radialis 5 0
Adduktor M ekstensor carpi ulnaris 5 0
Finger Fleksor M Fleksor digitorum 5 0
Ekstensor M Ekstensor digitorum 5 0

Ekstremitas inferior Dextra Sinistra


Hip Fleksor M Psoas mayor 5 1
Ekstensor M Gluteus maksimus 5 1
Abduktor M Gluteus medius 5 1
Adduktor M Adduktor longus 5 1
Knee Fleksor Harmstring muscle 5 1
Ekstensor Quadriceps femoris 5 1
Ankle Fleksor M Tibialis 5 1
Ekstensor M Soleus 5 1

R. Status Ambulasi
Moderately dependent

10
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium Darah
7/11/09 9/11/09 Satuan Rujukan
Hb 14,3 15,3 g/dl 13.5-18.0
HCT 40,9 44,4 40-54
RBC 4,87 5,14 106/l 4.6-6.2
WBC 12,8 5,89 103/l 4,5-11
AT 421 420 103/l 150-440
GD A
GDS 308 143 mg/dL 80-140
Ureum 14 33 mg/dL 10-50
Kreatinin 0,5 1,0 mg/dL 0,7-1,3
Asam urat 2,5 mg/dl 3.4 -7.0
Na 131 mmol/ L 136-146
K 4,4 mmol/ L 3,5-5,1
Cl 97 mmol/ L 98-106
Ca mmol/ L 1.00-1.20
Prot. total 7,2 g/dl 6.6-8.7
Alb 4,4 g/dl 3.5-5.0
Glob 2,8 g/dl 0.6-5.2
Bil. Tot 0,48 mg/dl 0-1.10
Bil. Direk 0,28 mg/dl 0-0.25
Bil. 0,32 mg/dl 0-0.75
Indirek
SGOT 22 U/L 0-38
SGPT 17 U/L 0-41
Kolest. 171 mg/dl 50-200
Total
HDL-L 49 mg/dl 41-67
LDL-L 116 mg/dl 0-130
Trigliserid 83 mg/dl 50-150
Glukosa 280 mg/dl
78 110
puasa
Glukosa 375 mg/dl
80 140
2jam pp

11
B. Pemeriksaan laboratorium urin tanggal 9 November 2009
Urinalisa Sedimen Urin
SG 1.020 Eritrosit >100
pH 5,0 Leukosit >100
Leukosit 500 Silinder -
Nitrit - Kristal Phosphat amorf (+2)
Protein 25 mg/dl (+1) Epitel -
Glukosa 1000 mg/dl (+3) Lain-lain Bakteri (-)
Keton 15
UBG Normal
Bilirubin -
Erytrosit -

C. Foto CT Scan tanggal 7 November 2009


Tampak area hipodens (infark) pada area temporal. Brain atrofi (+)
pada area frontal.
IV. ASSESSMENT
Klinis : Hemiparese sinistra, lesi N.VII, N.XII, Hipertensi, Diabetes
Tipe 2 NO
Topis : Capsula interna
Etiologis : Stroke non hemorragik
V. DAFTAR MASALAH
Masalah Medis : Stroke non hemorragik
Hipertensi stage II
Diabetes Tipe 2 NO
Problem Rehabilitasi Medik
1. Fisioterapi : Penderita sulit menggerakkan lengan dan tungkai
kirinya.
2. Speech Terapi : Gangguan dalam artikulasi
3. Ocupasi Terapi : Gangguan dalam melakukan aktivitas fisik
4. Sosiomedik : Memerlukan bantuan untuk melakukan aktivitas
sehari-hari
5. Ortesa-protesa : Keterbatasan saat ambulasi

12
6. Psikologi : Beban pikiran karena kesulitan melakukan
aktivitas sehari hari

VI. PENATALAKSANAAN
Terapi Medikamentosa :
1. Bed rest total
2. Diet DM 1700 kkal
3. Infus RL 20 tpm
4. Injeksi Piracetam 3 g/8 jam
5. Injeksi Ranitidin 1 amp/12 jam
6. Aspilet 1 x 80 mg
7. Dulcolax 1x I tab supp

Rehabilitasi Medik:
Hari 1-3 (di sisi tempat tidur)
- Hindari pengaturan posisi pada anggota gerak yang terkena.
- Kurangi tekanan pada daerah yang sering tertekan seperti
daerah lulut dan sakral.
- Catat refleks, tonus dan kekuatan otot.
- Awal PROM dan AAROM, setiap hari oleh OT/ PT atau
perawat.
- Menjuntai keluar dari tempat tidur.
- Duduk di kursi.
- Catat fungsi buang air besar dan berkemih
- Identifikasi dedfisit komunikasi.
- Terapkan modifikasi diet.
- Nilai situasi sosial.
Hari 3-5 (Ke Bagian Terapi)
- Kirim ke bagian PT/ OT dedngan kursi roda.
- Gunakan bantalan kursi rroda, hindari bantal donat.
- Evaluasi potensi berjalan pada papan paralel.

13
- Evaluasi dasar oleh PT/ OT
- Berikan sling jika terjadi subluksasi bahu.
- Angkat kateter indwelling, mulai berkemih dengan waktu
yang teratur.
Hari 7-10 (Rehabilitasi Pasien Rawat Inap Akut)
- Aktivitas berpindah (dari kursi roda ke kasur, dari kursi roda
ke tempat tidur).
- Aktivitas sebelum berjalan.
- Masuk ke unit rehabilitasi akut.
- Latihan ADL perawatan pagi hari dan berpakaian.
- Latihan psikologi.
- Strategi berkomunikasi.
- Menelan yang dilakukan melalui terapi diet/ bicara.
- Belajar mandiri pada tingkat kursi roda.
2-3 minggu (Rehabilitasi pasien rawat inap akut)
- Peningkatan gaya berjalan : alat bantu/ AFO.
- Konferensi keluarga/ tim mengenai prognosis dan rencana
penghentian rehabilitasi akut.
- Evaluasi rumah terapeutik.
- Peningkatan dari berkemih di pispot menjadi berkemih di
kamar kecil.
3-6 minggu (Penghentian rehabilitasi akut)
- Anggota keluarga/ pengasuh belajar program rumahan.
- Pengajaran tentang obat-obat sendiri.
- Mandiri dalam berpakaian, berdandan.
- Mandiri dalam mobilitas dan berpindah ke kursi roda.
- Evaluasi lengkap kamar mandi dan dapur.
- Peningkatan diet.
- Kebutuhan komunikasi diperhatikan.

14
10-12 minggu (Tindak lanjut poliklinik rawat jalan)
- Tinjaulah kemampuan fungsi.
- Bahas masalah keselamatan diri (jatuh).
- Perbaharui/ sesuaikan perintah terapi rawat jalan.
- Perbaharui medikasi.
- Lakukan tindak lanjut dengan dokter lain, sesuai indikasi.
- Nilai perlunya konseling pasien/ keluarga lebih lanjut.

VII. PLANNING
Planning Diagnostik : -
Planning Terapi : -
Planning Edukasi : - Penjelasan penyakit dan komplikasi yang bisa
terjadi
- Penjelasan tujuan pemeriksaan dan tindakan
yang dilakukan
- Edukasi untuk home exercise dan ketaatan
untuk melakukan terapi
Planning Monitoring : - Evaluasi hasil terapi, ROM dan MMT
- Monitoring tekanan darah, kadar glukosa
darah

VIII. TUJUAN
1. Mengurangi atau menghilangkan rasa lemah pada separuh badan
sebelah kiri
2. Mengembalikan penderita pada tingkat aktivitas normalnya
3. Membantu pemulihan penderita sehingga mampu mandiri dalam
menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : baik
Ad sanam : dubia
Ad fungsionam : dubia

15
TINJAUAN PUSTAKA
I. STOKE
Merupakan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat fungsi
otak fokal ( setempat) atau global ( menyeluruh / merata ) contohnya : pada
perdarahan subarachnoid, menyebar ke seluruh otak dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam / lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain yang jelas ( contoh : trauma, tumor, dll) selain vaskular. Bila <
24 jam disebut TIA ( serangan otak yang sifatnya selintas ).Bila < 24 jam
menyebabkan kematian karena perdarahan yg luas, sudah disebut
stroke.Stroke : diminished quality of life ( memperburuk kualitas hidup
karena tidak bisa kerja dgn baik, lumpuh, dsb ).
10 % : bisa sembuh sempurna
25 % : sembuh dengan sedikit gejala sisa
40 % : ada gejala sisa yg sedang-berat
10 % : memerlukan perawatan khusus di rumah.
15 % : meninggal dalam waktu dekat setelah serangan stroke ( tidak
tertolong )
14 % dari yang sembuh mendapat kemungkinan stroke ulang ( dalam 1 th
setelah kena stroke ). Frekuensi lebih besar daripada orang yang belum
pernah stroke.
Pembagian 2 kelompok stroke :
1. Perdarahan ( Hemoragic stroke )
lebih sering yang perdarahan, tapi gejala sisa umumnya sedikit.
pembuluh darah otak pecah / robek.
karena : tekanan darah tinggi, AVM ( Arterovenosus malforman ),
aneurisma pembuluh darah cerebral.
2. Ischemi ( stroke non hemoragik )
karena pembuluh darah yang memberikan pasokan darah ke otak
tersumbat
jika sembuh gejala sisa lebih banyak.

16
- stroke iskemik menurut klinis :
a. stroke sepintas ( TIA ), berlangsung kurang dari24 jam.
b. stroke reversibel ( RIND) : Reversible Ischemic Neurologic Deficit ),baik
kembali seperti semula setelah 24 jam.
c. stroke berkembang : stroke yang bertambah berat.
d. stroke komplit ( completed stroke ) : stroke yang sudah tidak berkembang
lagi, tetap, tidak membaik tapi juga tidak memburuk.
Perbedaan antara stroke perdarahan dgn stroke iskemik

Gejala Stroke perdarahan Stroke iskemik


Permulaan Sangat akut ( dalam Sub akut ( berkembang
beberpa menit bisa terjadi dari ringan sampai berat,
), contoh: tiba-tiba sakit tidak terjadi dalam 1 hari
kepala terus lumpuh )
Waktu Aktivitas ( di tengah- Bangun tidur ( istirahat )
tengah pekerjaan )
Peringatan Tidak ada Sering ada contoh:
kesemutan yang makin
lama makin berat,
biasanya serangan
sembuh, tapi balik lagi di
lain waktu ( TIA )
Nyeri +++ ( karena vol.otak -
tetap, darah bertambah
sehingga mendesak
jaringan otak, timbul
nyeri
Kejang Sering ( ++ ) karena -
cortex tergeser ke tepi
Kesadaran turun +++ +

17
Faktor risiko ( hal-hal yang memperbesar kemungkinan seseorang terkena di
kemudian hari ) stroke iskemik :
1. Faktor yang bisa dipengaruhi ( unmodifiable risk factor )
umur : makin tua kemungkinan stroke makin besar
jns kelamin : pria lebih banyak, mungkin ada kaitannya dengan faktor
hormonal.
herediter : bila ada riwayat keluarga terkena stroke maka kemungkinan
terkena strike lebih besar.
2. Faktor resiko yang bisa dipengaruhi ( Modifiable risk factor ) : bisa
diubah sehingga kemungkinan bisa diperkecil.
a. Sudah mantap dan bukti banyak
Hipertensi dua kali lipat banyak terkena stroke
DM
dislipidemia
merokok
penyakit jantung contoh : infark miocard terutama atrial fibrilation,
terjadi emboli dari jantung yang jalan sampai otak.
b. Belum mantap sehingga bukti belum banyak / belum kuat
obesitas
stress
ACA ( anti Cardiolipin Antibodi )
Hemosistein

18
Stroke sering disebabkan karena aterosklerosis.
ATHEROROGENESIS

Type II injury VCAM ( dibx oleh gene of VCAM )

Perm.endotel rusak makrofag monosit


Scavenger rec ( dipengaruhi o/ gen )
Menelan lipid yg disbt OX-LDL
Fatty streak ( lipid filled makrofag ) radikal bebas

NO LDL
PDGF
Toxic product plaque ruptur ( fissura ) Eicosanod
Sitokin

Platelet agregasi & trombosis Proliferation of smooth muscle


( Rec.GP-I b-1x ( plat-end )
( Rec.GP-II b-IIIa ( plat-plat )
Keterangan
makrofag adalah monosit yang sudah menembus dinding pembuluh darah
pembuluh darah menyempit karena LDL mengeluarkan radikal bebas
bila LDL meningkat terjadi atherosklerosis
Scavenger rec : rencana pertolongan ( berbeda-beda pada tiap individu )
Type II injury ditimbulkan oleh tekanan darah yang tinggi dan
berlangsung lama.
Aterosklerosis dipicu kerusakan pembuluh darah pada awalnya.
Bila pembuluh darah > 2/3 aslinya tidak masalah, tapi bila terjadi fissura (
plaque ruptur ) lebih berbahaya karena lebih menarik trombosit lagi
sehingga pembuluh darah semakin menyempit.

19
Trombus ada beberapa kemungkinan, diantaranya terlepas / menyumbat
pembuluh darah di tempat lain.
Stroke salah satu faktor risikonya adalah penyakit jantung atrial fibrilation.
Cardiac embolus bisa berjalan sampai ke otak dan bisa menyebabkan
stroke.
Thrombus bersama collateral flow, dibantu aliran darah yang lain sehingga
pasien terkadang bisa terbantu.
Aliran darah otak regional dipengaruhi oleh :
1. Resistensi cerebrovascular, dipengaruhi oleh penampang pembuluh
darah.
2. Tekanan perfusi otak
3. Viscositas & koabilitas darah
Pada polisitemia, aliran darah menurun.
Autoregulasi cerebral dan aliran darah otak
- batas normal pada tekanan darah arteriil 50-150 mmHg.
- ADO : 50 ml / 100 gr jaringan otak / menit.
glukosa
arteri mitokondria
O2
cellular memory E ( ATP ) cellular communication

II. DIABETES MELITUS TIPE 2 BERAT BADAN NORMAL


A. Pengertian
Diabetes Mellitus Tipe-2 (DM tipe-2) adalah suatu kelompok
kelainan metabolisme yang ditandai oleh hiperglikemi kronis sebagai
akibat adanya defek sekresi insulin, kinerja insulin, atau kombinasi kedua-
duanya. Hiperglikemia kronis pada DM tipe-2 dihubungkan dengan
terjadinya kerusakan jangka panjang, disfungsi, kegagalan berbagai organ
tubuh, terutama pada mata, ginjal, syaraf, jantung, dan pembuluh darah .
B. Diagnosis DM

20
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada diabetesi. Kecurigaan
adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti
tersebut di bawah ini :
1. Keluhan klasik DM : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
2. Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria serta pruritus vulvae pada wanita.
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui 3 cara, yaitu :
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka kadar glukosa darah sewaktu
200 mg/dL (11,1 mmol/L). Glukosa sewaktu merupakan hasil
pemeriksaan sesaat pada waktu hari tanpa memperhatikan waktu
makan terakhir.
2. Jika keluhan klasik DM ditemukan, maka kadar glukosa darah puasa
126 mg/dL (7,0 mmol/L). Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori
tambahan sedikitnya 8 jam.
3. Kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dL (11,1 mmol/L).
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa
yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam
air.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau
DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi
Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu)
tergantung dari hasil yang diperoleh.
a. TGT : glukosa darah plasma bronkiale 2 jam setelah beban antara 140
199 mg/dL (7,8 11,0mmol/L).
b. GDPT : glukosa darah puasa antara 100 -125 mg/dL (5,6 6,9
mmol/L).
Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan
spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa darah puasa, namun
memiliki keterbatasan tersaendiri. TTGO sulit dilakukan berulang-ulang
dan dalam praktek sangat jarang dilakukan. Dengan pemeriksaan glukosa

21
darah puasa lebih mudah dilakukan, mudah diterima pasien, seta murah,
sehingga pemeriksaan ini dianjurkan untuk pemeriksaan DM
C. Faktor Risiko DM
Adapun faktor risiko DM antara lain :
1. usia > 45 tahun
2. berat badan lebih : BBR > 110 % BB Idaman atau Indeks Massa
Tubuh > 23 kg/m2
3. hipertensi ( 140/90 mmHg)
4. riwayat DM dalam garis keturunan (genetik)
5. riwayat abortus berulang.
D. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatnya
kualitas hidup diabetisi, yaitu :
1. jangka pendek
a. menghilangnya keluhan dan tanda DM
b. mempertahankan rasa nyaman
c. tercapainya target pengendalian glukosa
2. jangka panjang
a. tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati,
makroangiopati, dan neuropati.
b. Tujuan akhir penatalaksanaan adalah turunnya morbiditas dan
mortalitas dini DM.
Untuk tujuan tersebut dilakukan pengendalian glukosa darah,
tekanan darah, berat badan, dan profil lipid melalui pengelolaan pasien
secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan
tingkah laku. Pilar penatalaksanaan DM :
1. edukasi
2. terapi gizi medis
3. latihan jasma bronkialeni
4. intervensi farmakologis.

22
E. Penyulit DM
Dalam perjalanan penyakit DM, dapat terjadi penyulit akut dan
menahun :
1. penyulit akut
a. ketoasidosis diabetik
b. hiperosmolar non ketotik
2. hipoglikemi.
Petunjuk Praktis Terapi Hipoglikemia dengan Rumus 3-2-1.
(Pengalaman Klinik : Askandar Tjokroprawiro 1996-2002)
Kadar glukosa Terapi hipoglikemia dengan Glukosa
(mg/dL) Rumus 3-2-1 1 flakon = 25 ml
40 % (10 gram)
< 30 mg/dl Injeksi i.v Dekstrosa 40 %, bolus 3 fl Rumus 3
30-60 mg/dl Injeksi i.v Dekstrosa 40 %, bolus 2 fl Rumus 2
60-100 mg/dl Injeksi i.v Dekstrosa 40 %, bolus 1 fl Rumus 1

3. penyulit menahun
a. makroangiopati yang melibatkan :
1) pembuluh darah jantung
2) pembuluh darah tepi
3) pembuluh darah otak
b. mikroangiopati
1) retinopati diabetik
2) nefropati diabetik
c. neuropati
III. HIPERTENSI
A. Definisi dan Klasifikasi
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai
hipertensi esensial/ hipertensi primer. Macam-macam hipertensi, antara
lain : hipertensi esensial, hipertensi pada penyakit ginjal, hipertensi
renovaskuler, hipertensi pada kehamilan, krisis hipertensi.

23
Table 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut The Seventh Report of The
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure (JNC 7)
Klasifikasi Tekanan TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Darah
Normal < 120 dan < 80
Prahipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 atau 90-99
Hipertansi derajat 2 160 atau 100
TDS = Tekanan Darah Sistolik TDD = Tekanan Darah Diastolik
B. Patogenesis
Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktorial yang timbul
terutama karena interaksi antara faktor-faktor risisko tertentu. Faktor-
faktor risiko yang mendorong timbulnya kenaikan darah tersebut adalah :
1. faktor risiko, seperti : diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas,
merokok, genetik
2. sistem syaraf simpatis
a. tonus simpatis
b. variasi diurnal
3. keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi :
endotel pembuluh darah berperan utama, tetapi remodeling dari
endotel, otot polos dan interstitium juga memberikan kontribusi akhir.
4. pengaruh sistem endokrin setempat yang berperan pada system renin,
angiotensin, dan aldosteron.
Kaplan menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam
pengendalian tekanan darah yang mempengaruhi Tekanan Darah = Curah
Jantung x Tekanan Perifer.

24
C. Kerusakan Organ Target
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang
umum ditemui pada pasien hipertensi adalah :
1. jantung
a. hipertrofi ventrikel kiri
b. angina atau infark miokardium
c. gagal jantung
2. otak
strok atau transient ischemic attack
3. penyakit ginjal kronis
4. penyakit arteri perifer
5. retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan
organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari tekanan darah
pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya
autoantibodi terhadap reseptor AT1 angiotensin II, stres oksidatif, down
regulation dari ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain
juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap
garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya
kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming
growth factor- (TGF-).
Pemeriksaan untuk mengevaluasi adanya kerusakan organ target
meliputi :
1. jantung
a. pemeriksaan fisik
b. foto polos dada(untuk melihat pembesaran jantung, kondisi arteri
intratoraks dan sirkulasi pulmoner)

25
2. pembuluh darah
a. pemeriksaan fisik termasuk perhitungan pulse pressure
b. USG karotis
c. Fungsi endotel (masih dalampenelitian)
3. otak
a. pemeriksaan neurologis
b. diagnosis stroke ditegakkan dengan menggunakan cranial
computed tomography (CT) scan atau magnetic resonance imaging
(MRI) (untuk pasien dengan keluhan gangguan neural, kehilangan
memori atau gangguan kognitif)
4. mata
funduskopi
5. fungsi ginjal
a. pemeriksaan fungsi ginjal dan penentuan adanya
proteinuria/mikro-makroalbuminuria serta rasio albumin kreatinin
urin.
b. perkiraan laju filtrasi glomerolus, yang untuk pasien dalam kondisi
stabil dapat diperkirakan dengan menggunakan modifikasi rumus
dari Cockroft-Gault sesuai dengan anjuran National Kidney
Foundation (NKF).

26

Anda mungkin juga menyukai