TESIS
TESIS
Assalamualaikum WrWb.
Pertama-tama izinkan saya mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT,
karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan
tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapat
gelar Dokter Spesialis Forensik dari Fakultas Kedokteran UI. Melalui kata
pegantar ini, izinkan saya untuk memberi terima kasih yang sebesar-besarnya
untuk berbagai pihak yang telah membantu saya menyelesaikan penelitian ini
mulai dari penyusunan sampai selesai. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Djaja Surya Atmadja dan dr. Ade Firmansyah Sugiharto sebagai
pembimbing tesis yang telah membantu mengarahkan dan memberi
bimbingan mulai dari perumusan penelitian hingga pembahasan dan
diskusi.
2. Pihak Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta. Kepada
Bapak Endra sebagai pimpinan Labkesda yang telah mengizinkan saya
untuk menjalin kerjasama demi menyelesaikan penelitian. Kepada para
pegawai dan teknisi Laboratorium: Ibu Erna, Mas Maruli, Mbak Yuyun,
dan Mbak Dewi yang telah sangat membantu dalam pemeriksaan Gas
Chromatography. Dan juga kepada staf lainnya yang tidak bisa saya
ucapkan satu persatu.
3. Dr. Sopiyudin Dahlan dari PT Epidemiologi Indonesia sebagai konsultan
statistik.
4. Para Konsulen Forensik yang telah memberi masukan yang berarti selama
pembuatan tesis. Dr. Yuli Budiningsih sebagai Kepala Departemen IKFM,
dr. Oktavinda Safitry sebagai Ketua Prodi. Prof. Agus Purwadianto, Prof.
Budi Sampurna, Prof Herkutanto, dr. Wibisana W, dr. Abdul Munim
Idris, dr. Zulhasmar S., dr. Tjetjep D.S., dr. Fitri AS, dr. Norbert TH, dr.
Putri DIM, dan dr. Yudi.
iv
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
5. Teknisi Forensik, terutama saudara Amrin dan Arif yang sangat membantu
dalam perekrutan subyek dan pengambilan sampel.
6. Rekan sejawat PPDS sekalian: dr. Ardhi, dr. Melati, dr. Jimmy, dr. Baety,
dr. Jauhar, dr. Citra, dr. Retno, dr. Leo, dr. Kinanti, dr. Asri, dan dr. Boge.
7. Staf dan pegawai IKFM dan Kamar Jenazah RSCM yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu namun tetap berkontribusi dalam pembuatan tesis
ini.
8. Orang Tua saya yang saya cintai dan hormati: Ir. Muhammad Haryoko,
MBA dan Ir. Nafisah yang telah memberi bantuan dukungan moral dan
material.
9. Istri dan anak saya tercinta: dr. Ade Hikmah dan Emir Salahudin yang
selalu mendoakan saya dan mendukung saya agar tetap semangat.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu khususnya di bidang Kedokteran Forensik.
v
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
ABSTRAK
Latar Belakang:
Untuk mengetahui kadar alkohol dalam tubuh manusia, diperlukan
pemeriksaan kadar alkohol ( Blood Alcohol Concentration atau BAC ) dari sampel
darah dari individu yang bersangkutan. Jenis pemeriksaan yang merupakan
standar emas adalah pemeriksaan kuantitatif melalui perangkat Gas
Chromatography (GC). Idealnya, pemeriksaan dilakukan secepatnya setelah
sampel diambil. Namun tidak semua pemeriksa mempunyai mesin GC, karena
alatnya mahal, memerlukan tenaga terlatih untuk mengoperasikannya dan hanya
ada di fasilitas laboratorium besar di perkotaan. Pengiriman sampel yang tidak
adekuat penyimpanannya dapat mengubah kadar alkohol dalam sampel tersebut.
Penelitian oleh Glover menunjukkan adanya penurunan kadar alkohol 10-15%
pada sampel darah yang disimpan dalam suhu ruangan selama 7 hari. Dalam kerja
di lapangan sampel darah dapat dipreservasi dalam kulkas maupun dalam wadah
cooler yang berupa wadah plastik kedap udara dengan gel pengingin di dalamnya.
Pengaruh kedua jenis penyimpanan tersebut terhadap BAC belum ada datanya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya perubahan BAC yang terjadi
selama penyimpanan dalam cooler dan penyimpanan dalam kulkas.
Metode:
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Subjek yang termasuk
kriteria inklusi/eksklusi pada penelitian ini dimintakan informed consent nya.
Subjek yang dipilih berupa 8 sukarelawan laki-laki, yang diberi minum bir dengan
merek dan jumlah yang sama ( merk Guiness kadar alkohol 4,9% sebanyak 620
ml ). Satu jam setelah subjek meminum bir, darah vena nya diambil sebanyak 6
ml dan dibagi ke dalam 2 tabung vacutainer yang berisi antikoagulan EDTA.
BAC sampel darah dalam tabung pertama diperiksa dengan GC dalam waktu 12
jam setelah pengambilan sampel. Sampel darah dalam tabung kedua diperiksa
setelah disimpan dalam kulkas selama delapan hari. Tiga hari setelah perlakuan
pertama, subjek yang sama diminta minum bir sekali lagi dan dilakukan
pengambilan 6 ml sampel seperti sebelumnya. Sampel darah dibagi ke dalam 2
tabung EDTA, satu tabung diperiksa BAC 12 jam setelah pengambilan sampel
dan tabung kedua disimpan dalam cooler selama 8 hari sebelum dilakukan
pemeriksaan BAC. Hasil pemeriksaan dicatat dalam satuan mg%. Kemudian
peneliti melakukan uji statistik t-paired untuk menguji kemaknaan perbedaan 2
rerata berpasangan dengan menggunaan program SPSS versi 11.5. Dalam hal ini
yang diuji adalah selisih dari nilai BAC setelah penyimpanan dan sebelum .
Hasil:
Nilai rata-rata kadar BAC sebelum penyimpanan dalam kulkas adalah
28,26 mg% 12,05 mg% dan nilai setelahnya adalah 34,17 mg% 13,3 mg%.
Kesimpulan:
Terdapat peningkatan bermakna BAC pada penyimpanan sampel dalam
kulkas dan terdapat penurunan bermakna pada penyimpanan dalam cooler.
Namun kesimpulan belum dapat diambil karena penelitian ini masih merupakan
penelitian pendahuluan. Untuk membuat kesimpulan akhir, diperlukan penelitian
lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih banyak.
Kata kunci: kadar alkohol darah (BAC), penyimpanan sampel, kulkas, cooler
Background:
To determine alcohol level in a human body, a Blood Alcohol
Concentration (BAC) examination is performed on an individual blood sample.
The gold standard for this examination is a quantitative examination by Gas
Chromatography (GC). Ideally,the examination is performed as soon as possible
after the sample was taken. But not all examiner possess a GC apparatus due to its
expensive price. Also a trained operator is needed to operate it, and it is only
available in large laboratorium facilities in cities. Transporting a sample in an
inadequate storage could alter the alcohol level. A study by Glover concluded a
decrease in alcohol level up to 10-15 % in blood sample stored in room
temperature for 7 days. During fieldwork, blood sample can be preserved in a
refrigerator or in a cooler container, an airtight plastic container with cooling gel
inside. There is no study on the effect of this two storing method on BAC. This
study was performed to evaluate the changes of BAC in blood sample when it was
stored in a refrigerator and a cooler.
Method:
In this experimental study, subjects who passed the inclusion/exclusion
criteria signed informed consent. The subjects consisted of 8 male volunteer. Each
was given a bottle of Guiness contained 4,9 % alcohol content and 620 ml. One
hour after the subject drank the beverage, 6 ml of vein blood was collected and
divided into 2 vacutainer tubes with EDTA anticoagulant. BAC of the blood
sample in the first tube was examined by GC within 12 hours after collection.
Blood sample in the second tube was examined after stored in a refrigerator for 8
days. Three days after the first treatment, subjects were asked to drink the same
beverage and another 6 ml blood sample was collected as before. The sample
were divided into 2 vacutainer tube. The first tube was examined 12 hours later
and the second tube was examined 8 days after stored in the cooler. After that, t-
paired statistic method was used to test the significant difference of 2 paired
means using SPSS version 11.5.
Result:
The average of BAC was 28,26 mg% 12,05 mg% and it rose to 34,17
mg% 13,3 mg% after storing in refrigerator for 8 days (p = 0,022). The relative
difference before and after storage is 22,53 % 24,65 %.
The average of BAC was 32,12 mg% 12,04 mg%and it decreased to
21,13 mg% 15,07 mg% after storing in cooler after 8 days (p = 0,002). The
relative difference before and after storage is -43,96 % 31,25 %.
ix Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
Conclusion:
BAC rose after 8 days stored in a refrigerator and decreased after 8 days
stored in a cooler. This is a preliminary research, the final conclusion cannot be
generated. A further research with a larger sample is needed.
x Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
DAFTAR ISI
xi Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
3.8.2 Penyimpanan Sampel ........................................................... 27
3.8.3 Pemeriksaan Laboratorium .................................................. 28
3.9 Alur Penelitian ................................................................................. 30
3.10 Batasan Operasional .......................................................................31
3.11 Pengolahan dan Analisa Data ........................................................ 32
4. ETIKA PENELITIAN .............................................................................. 33
5. HASIL PENELITIAN ..............................................................................34
5.1 Data Subyek ..................................................................................... 34
5.2 Hasil Pemeriksaan............................................................................35
6. PEMBAHASAN ........................................................................................ 40
7. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 43
7.1 Kesimpulan ...................................................................................... 43
7.2 Saran ................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 46
xi Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
i
DAFTAR TABEL
Tabel 5.2. Data kadar ethanol darah (BAC) sebelum dan sesudah
penyimpanan dalam kulkas ................................................. 36
Tabel 5.3. Data kadar ethanol darah (BAC) sebelum dan sesudah
penyimpanan dalam cooler ................................................. 38
xv Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
2
kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak Rp.750.000
(tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). 5
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), peraturan
mengenai mabuk dapat dilihat di pasal 492 yang menyatakan: Barang
siapa dalam keadaan mabuk di muka umum merintangi lalu lintas, atau
mengganggu ketertiban, atau mengancam keamanan orang lain, atau
melakukan sesuatu yang harus dilakukan dengan hati-hati atau dengan
mengadakan tindakan penjagaan tertentu lebih dahulu agar jangan
membahayakan nyawa atau kesehatan orang lain, diancam dengan pidana
kurungan paling lama enam hari, atau pidana denda paling banyak tiga
ratus tujuh puluh lima rupiah.6
Untuk memeriksa kadar alkohol maka perlu ada standar pelayanan
operasional (Standard Operating Procedure / SOP) dalam hal pengambilan
sampel, penyimpanan, dan pengukuran. Gagal mengikuti standar dapat
menyebabkan kesalahan pengukuran.Tidak hanya itu, kesalahan proses
penyimpanan dapat menyebabkan gangguan stabilitas kadar ethanol dalam
sampel sehingga terjadi perbedaan saat pemeriksaan ulang.Saat ini Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) belum mempunyai SOP khusus untuk
penyimpanan sampel darah beralkohol. Untuk membuat SOP dapat
mengadopsi protokol dari luar negeri (contoh: Los Angeles Blood Alcohol
Manual 7 ). Namun akan lebih baik kalau protokol tersebut disesuaikan dulu
dengan kemampuan dan fasilitas laboratorium toksikologi setempat.
Penyesuaian protokol tersebut memerlukan data-data empiris, antara lain
data stabilitas alkohol selama penyimpanan. Penelitian penyimpanan sampel
beralkohol dari Kaye8pada tahun 1984 dapat dijadikan dasar penelitian.
Penelitian lainnya pernah dilakukan oleh Petkovic et.al.9yaitu penyimpanan
sampel selama 48 jam dalam lingkungan terkontrol (suhu 40C dan 200C).
Setiap pusat forensik mempunyai kelebihan dan kekurangan
sehingga metode penyimpanan sampel disesuaikan dengan sarana dan
prasarana yang tersedia. Sebagai contoh: tidak semua pusat forensik
mempunyai kulkas karena itu sampel disimpan dalam kotak pendingin
(cooler).Dan belum tentu laboratorium yang tersedia dapat memeriksa kadar
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
3
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
4
1.3 Hipotesa
1. Tidak adanya perbedaan bermakna antara kadar ethanol sampel darah
sebelum dan sesudah penyimpanan selama 8 hari dalam kulkas
2. Tidak adanya perbedaan bermakna antara kadar ethanol sampel darah
sebelum dan sesudah penyimpanan selama 8 hari dalam cooler
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
5
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
7
3. Golongan C: 20 % - 55 %
Contoh: Brandy, gin/genever, liquer, rum, vodka, whisky, dan
arak/samsu.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
8
yang samar dan titik didih 660C. Methanol dihasilkan saat terjadi distilasi
kayu atau molasses. Secara komersial, methanol dijual sebagai spiritus,
campuran pelitur, atau sebagai oplosan ethanol dalam minuman beralkohol.
Penggunaan sebagai minuman dilarang di daerah tertentu, seperti di negara
bagian New York, Amerika Serikat. Intoksikasi methanol dapat
mengakibatkan gangguan penglihatan pada konsumsi 15 ml, dan kematian
pada konsumsi sebanyak 30-60 ml.Sumber alkohol lainnya seperti
isopropanol yang digunakan sebagai alkohol usap, dan diethylene glikol
yang digunakan sebagai zat antibeku. Konsumsi diethylene glikol dapat
menyebabkan gagal ginjal. 11,16
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
9
air total dalam badan (Total Body Water), asumsi bahwa absorbsi alkohol
terjadi secara langsung, dan tidak diperhitungkannya eliminasi alkohol.19,21
Walaupun ada perbedaan pendapat, formula Widmark masih
dipakai secara luas, salah satunya di bidang forensik toksikologi. Formula
ini digunakan sebagai kalkulasi terbalik yaitu menentukan jumlah alkohol
yang diminum sebelum pemeriksaan. Biasanya dilakukan pada kasus
pengemudi mabuk atau tindakan kriminal lain yang berhubungan dengan
alkohol (alcohol related crime).21Sebagai acuan, menurut Widmark,21
kecepatan eliminasi BAC pada peminum yang sehat rata-rata sebanyak 16
mg%/jam dengan range antara 10-25 mg%/jam. Penggunaan lain formula
ini adalah untuk penelitian alkohol, pembuatan nomogram BAC, kesaksian
ahli dalam persidangan, atau pelatihan personel penegak hukum.20
Untuk menghitung BAC secara individual, maka ada beberapa
parameter yang penting seperti berat badan, konsentrasi ethanol dalam
minuman yang diminum, jumlah minuman, lama dan pola meminum.
Kebiasaan meminum dibagi menjadi ringan, sedang, berat. Peminum ringan
(light) mengkonsumsi 1- 4 minuman beralkohol dalam satu minggu.
Peminum sedang (moderate) laki-laki mengkonsumsi tidak lebih dari 14
kali minum dalam satu minggu dan 4 kali minum sehari, sedangkan untuk
perempuan tidak lebih dari 7 kali minum tiap minggu dan 3 kali minum
sehari. Lebih banyak dari jumlah tersebut dikatakan peminum berat (heavy).
Terdapat juga istilah binge drinking yaitu minum dalam jumlah yang
banyak dalam waktu 2 jam sehingga terdapat kenaikan BAC sampai
80mg%.12,22,23
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
10
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
11
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
12
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
13
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
14
dengan kadar air yang lebih tinggi dari darah dapat mengandung kadar
alkohol 0,57-0,96 kali dari darah saat equilibrium. Bila kadar melebih 1
kali, maka kemungkinan kematian terjadi saat pencernaan alkohol dalam
fase absorbsi dan belum mencapai equilibrium. Karena lokasinya yang
terisolasi, ada beda 1-2 jam dari equilibrium di vitreous dibandingkan
dengan darah. Sehingga kadar di vitreous dapat digunakan sebagan
penanda waktu konsumsi alkohol. 12,24
Sampel lain adalah otot yang mempunyai ratio 0,94 kali ( 0,86)
saat BAC lebih besar dari 100 mg% dan 1,48 kali ( 0,13) saat BAC
kurang dari 100 mg%. Jaringan otot yang baik berasal dari tempat yang
terisolasi, seperti otot paha. 24
Selain ethanol, zat lain yang dapat diperiksa adalah ethyl
glukoronida, yang merupakan metabolit minor dari alkohol. Zat ini
bersifat stabil dan spesifik untuk alkohol, dan bisa bertahan sampai 40 jam
setelah konsumsi.Sampel yang dapat diperiksa untuk zat ini antara lain
darah, urin, bahkan rambut. 12,33
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
15
b. Pengawet
Pengawet (preservative) digunakan untuk menghambat aktivitas
enzim mikroorganisme yang dapat menghasilkan ethanol dalam
sampel darah.8Kontaminasi bakteri, seperti Candida albicans, dapat
merubah glukosa menjadi ethanol melalui proses glikolisis dan
menyebabkan hasil postif palsu.9,35 Namun menurut penelitian
Petkovic et.al.,9jumlah produksi ethanol dalam sampel tanpa pengawet
rendah (mendekati batas deteksi minimal instrumen analitik modern)
karena pengambilan sampel yang aseptik dan penggunaan kontainer
yang steril. Pengawet yang dianjurkan untuk sampel beralkohol adalah
natrium fluorida (NaF2) 1% yang mempunyai efek
antiglikolisis.7,8,17,34
c. Antikoagulan
Antikoagulan digunakan untuk mencegah penggumpalan
darah.Bila sampel tidak diberi antikoagulan, maka hasil pembacaan
bisa lebih tinggi dari yang seharusnya karena kadar alkohol dalam
serum lebih tinggi dari whole blood.12Antikoagulan yang dapat
digunakan dalam sampel darah antara lain: EDTA, natrium sitrat, atau
kalium oxalat. Kalium oxalat dianjurkan untuk sampel beralkohol
karena selain sebagai antikoagulan, zat ini juga dapat menginhibisi
aktivitas enzim asam dan alkaline fosfatase, amilase, dan laktat
dehidrogenase.7,8,17,34
d. Kontainer
Syarat utama kontainer adalah kering, steril, dan tertutup. Dapat
terbuat dari kaca atau plastik yang dilengkapi dengan penutup. Label
pada luar kontainer mencakup informasi seperti nama subyek, waktu
pengambilan, dan nama atau inisial petugas yang mengambil.17
e. Penyimpanan
Penyimpanan sampel darah beralkohol mempunyai batas waktu.
Karena itu tiap laboratorium harus menyesuaikan metode
penyimpanan dengan tujuan dan peraturan yang berlaku. Sebagai
contoh: untuk keperluan pemeriksaan ulang saat pengadilan atas
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
16
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
17
metode pemeriksaan yang relatif mudah dan cepat. Hasil pemeriksaan juga
cepat keluar. Uji konfirmasi, bersifat kuantitafif, dilakukan untuk
mengkonfirmasi hasil uji skrining. Instrumen yang digunakan bersifat
lebih spesifik dari uji skrining. Pengujian umumnya dilakukan dalam
laboratorium dengan menggunakan seperangkat alat tes dan dilakukan
oleh teknisi yang mempunyai keahlian khusus.36
Instrumen yang dianjurkan untuk menentukan jumlah komponen
dalam sebuah sampel campuran dan kuantitasnya adalah Gas
Chromatography (GC). Dalam hal menentukan kadar alkohol secara
kuantitatif, sampai saat ini GC merupakan instrumen yang paling akurat
dan tepat.12
Mesin perangkat GC mempunyai komponen-komponen antara
lain:
1. Gas pembawa (carrier)
Pada dasarnya semua alat kromatografi menggunakan 2 fase,
yaitu fase gerak (mobile) dan fase diam (immobile), untuk
memisahkan komponen.GC menggunakan cairan untuk fase diam
dan gas untuk fase gerak. Fungsi gas pembawa adalah mendorong
senyawa untuk melalui kolom. Gas yang digunakan bersifat inert,
seperti: hidrogen, helium, nitrogen, karbon dioksida, dan argon.
Sampai tahap tertentu, jenis gas disesuaikan dengan detektornya,
seperti helium digunakan untuk flame ionizing detector (FID). 37-39
2. Oven
Fungsi oven adalah memanaskan kolom yang terdapat
didalamnya dengan suhu yang seragam dan dapat diatur dengan
teliti. Suhu dalam kolom bisa berkisar antara -1000C sampai
4000C.39
3. Headspace dan gerbang suntik (injection port)
Sampel yang akan diperiksa dimasukkan ke dalam vial kaca
khusus headspace yang ditutup dengan septum karet. Didalam
headspace, sampel akan dipanaskan dengan suhu suhu yang
mencapai 1000C agar menguap. Septum kemudian disuntik dengan
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
18
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
19
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
20
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
21
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
22
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
23
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
B. Kriteria Penolakan
1. Subyek memutuskan untuk berhenti di tengah penelitian
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
24
C. Kriteria Dropout
1. Hasil pemeriksaan sampel melalui GC menunjukkan hasil error.
2. Jumlah sampel tidak cukup untuk pemeriksaan GC
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
25
6. Handyplast
7. Sabun cair
8. Wadah plastik tempat air sabun
9. Spidol hitam
10. Lembar informed consent[lihat lampiran 1]
11. Lembar data dasar subyek [lihat lampiran 2]
12. Alat tulis
13. Cooler merk Rubbermaid dengan kapasitas 10 Liter . Untuk selanjutnya,
cooler ini disebut sebagai cooler pengantar.
14. Ice pack
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
26
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
27
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
28
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
29
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
30
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
31
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
32
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
33
BAB 4
ETIKA PENELITIAN
Setiap subyek yang dipilih untuk penelitian ini berusia diatas 21 tahun.
Dengan begitu tiap subyek secara sah dikatakan sebagai dewasa secara hukum
dan cukup umur untuk mengkonsumsi alkohol. Batas umur ini sesuai dengan
Permendagri Nomor: 15/M-DAG/PER/3/2006 pasal 34.14
Keiikutsertaan dalam penelitian ini bersifat sukarela. Tiap subyek telah
dijelaskan tentang tata cara penelitian dalam bentuk lisan dan tertulis. Bila subyek
setuju, maka subyek menandatangani lembar informed consent (lampiran 1)
sebelum penelitian. Penandatanganan tersebutdilakukan subyek dalam keadaan
pikiran yang sehat dan tidak dibawah tekanan dari pihak peneliti. Keiikutsertaan
bersifat rahasia. Semua data tentang subyek akan dijaga kerahasiaannya oleh
peneliti dan tidak akan dipublikasikan kecuali atas persetujuan subyek.
Pemeriksaan sampel darah di Labkesda tidak dengan menggunakan nama subyek
melainkan nomor sampel yang telah ditentukan peneliti.
Setiap subyek mempunyai kebebasan untuk mundur dari penelitian ini
kapan saja. Bila terjadi efek samping dari tindakan yang diberikan oleh peneliti,
maka peneliti wajib memberikan biaya pengobatan yang sesuai. Kompensasi
berupa uang sebesar Rp.100.000 diberikan kepada tiap subyek yang mengikuti
penelitian. Kompensasi tetap diberikan walaupun subyek mengundurkan diri
ditengah penelitian (kriteria dropout).
Barang biologis berupa sampel darah yang sudah selesai diproses akan
dimusnahkan sesuai dengan SOP tentang penanganan barang sisa biologis di
RSCM dan Labkesda. Begitu juga terhadap sisa-sisa alat suntik, kapas, striptest,
sarung tangan, dan barang lainnya yang telah terkontaminasi bahan biologis.
Penelitian ini sudah mendapat ethical clearance(lampiran 5) dari komite
etik penelitian kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
34
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
35
= 10%
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
36
Tabel 5.2 Data kadar ethanol darah (BAC) sebelum dan sesudah penyimpanan
dalam kulkas
Sebelum Sesudah
Selisih
Sampel Penyimpanan Penyimpanan Selisih(mg%)
Relatif
(mg%) (mg%)
1 22,5 31 8,5 37,7%
2 25,3 30,3 5 19,8%
3 30,3 38,6 8,3 27,4%
4 23,4 40,9 17,5 74,8%
5 26,7 27,3 0,6 2,2%
6 38,4 40 1,6 4,2%
7 9,3 9,6 0,3 3,2%
8 50,2 55,7 5,5 10,9%
Rata-rata 28,26 34,17 5,91 22,53%
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
37
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
38
Tabel 5.3 Data kadar ethanol darah (BAC) sebelum dan sesudah penyimpanan
dalam cooler
Sebelum Sesudah
Selisih
Sampel Penyimpanan Penyimpanan Selisih(mg%)
Relatif
(mg%) (mg%)
1 35,1 17,4 -17,7 -50,4%
2 37,7 24,6 -13,1 -35,3%
3 32,5 18,8 -13,7 -42,1%
4 25,2 6,9 -18,3 -72,6%
5 36 24,7 -11,3 -31,4%
6 33,2 25,9 -7,3 -21,9%
7 7,6 0 -7,6 -100%
8 49,7 50,7 1 2%
Rata-rata 32,12 21,13 -11 -43,96%
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
39
Gambar 5.2 Boxplot perbandingan rerata BAC sebelum dan sesudah disimpan
dalam cooler selama 8 hari
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
40
BAB 6
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dipilih subyek laki-laki usia dewasa dengan tujuan
menaikkan kadar BAC. Dipilih bir Guiness 620 ml dengan dasar dapat menaikkan
kadar ethanol darah namun tidak sampai membuat mabuk. Batasan mabuk yang
dipakai adalah bila kadar BAC mencapai 70 mg% yang menurut DiMaio ditandai
dengan peningkatan gangguan terhadap reaksi dan respons, perhatian, ketajaman
penglihatan, koordinasi sensorik-motorik, dan penilaian seorang individu.24
Penelitian ini bersifat eksperimental karena itu sebisa mungkin peneliti
dapan mengkontrol faktor-faktor yang menyebabkan bias saat pemeriksaan,
seperti meminta subyek tidak meminum minuman beralkohol dalam 24 jam
sebelum pengambilan sampel agar mengurangi kemungkinan kenaikan kadar
BAC dari sumber lain selain dari yang telah ditetapkan peneliti.
Jam pengambilan sampel dan pemeriksaan GC dibuat seragam sehingga
semua sampel menerima penanganan yang sama kecuali pada penyimpanan.
Sebagai contoh, subyek nomor 1 diberi minum jam 20.00 WIB tanggal 1. Pada
jam 21.00 WIB, darah subyek diambil sebanyak 6 ml dan dimasukkan ke dalam
vacutainer berkode A1-01 dan B-01. Kemudian sampel A1-01 dimasukkan ke
dalam cooler pengantar dan sampel B-01 dimasukkan ke dalam kulkas. Keesokan
harinya pada tanggal 2, sampel A1-01 dibawa ke Labkesda dan tepat pada jam
09.00 WIB dilakukan pemeriksaan dengan Gas Chromatography. Hasil
pemeriksaan dicatat. 8 hari kemudian sejak pengambilan darah, pada tanggal 9
jam 09.00 WIB, sampel B-01 diperiksa dengan GC dan hasilnya dicatat. Prosedur
yang sama diterapkan juga pada pemeriksaan untuk sampel A2 dan C dimana
sampel kode C disimpan dalam cooler yang tiap tabungnya dikelilingi dengan
icepack.
Pemilihan mesin Gas Chromatography untuk pemeriksaan kuantitatif
dipilih oleh peneliti karena metode ini merupakan gold standar untuk
pemeriksaan ethanol. Dan juga direkomendasikan dalam manual forensik luar
negeri.7
Hasil dari penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna
antara kadar BAC sebelum dan sesudah penyimpanan, baik dalam kulkas maupun
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
41
dalam cooler, menunjukkan bahwa kadar ethanol tidak lama kestabilannya. Ini
pun sesuai dengan penelitian Kaye8 yang menyatakan batas waktu untuk
penyimpanan sampel darah beralkohol tanpa pengawet, bertahan pada suhu kamar
selama 2 hari dan kulkas selama 2 minggu. Penyimpanan dalam cooler menurut
peneliti melebih suhu kamar karena suhu yang terukur didalamnnya mencapai
38,1oC.
Kulkas mempunyai sumber tenaga dari listrik sehingga secara otomatis
dapat mengkoreksi perubahan suhu kembali ke suhu yang diinginkan. Cooler
tidak mempunyai sumber daya eksternal. Tiap sampel setelah ditutup dengan
icepack, maka cooler akan ditutup selama 8 hari untuk mencegah udara dingin
keluar. Tidak juga dilakukan penggantian icepack.
Pada pemeriksaan sampel setelah penyimpanan dalam kulkas, terdapat
peningkatan kadar ethanol. Dari literatur diperoleh informasi bahwa perubahan ini
akibat adanya mikroba C.albicans yang bertujuan untuk mengubah glukosa dalam
darah menjadi ethanol. Teori ini juga telah diuji pada penelitian Sari yang
menunjukkan peningkatan kadar ethanol pada mayat yang membusuk bila
dibandingkan dengan kadar ethanol sebelum membusuk. Hal ini terjadi karena
adanya peningkatan bakteri dan mikroorganisme lainnya akibat proses
pembusukan.32Bila dikaitkan dengan pelayanan forensik, maka penyimpanan
dalam kulkas akan tetap menyebabkan perubahan BAC dalam sampel, setidaknya
dalam 8 hari.
Penyimpanan dari cooler menunjukkan penurunan kadar ethanol. Ini
sesuai dengan dasar teori Trooper trunk defenseoleh Glover yang menyatakan
alkoholakan dikonversi menjadi asetaldehida di dalam darah sampel. Perubahan
ini akan semakin cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan yang rendah.
Perubahan ini pun dapat terjadi pada sampel yang sudah diberi pengawet.10
Secara teori, untuk menekan faktor-faktor yang dapat mengubah BAC,
tiap sampel darah dapat ditambahkan pengawet. Ini dilakukan walaupun ada
literatur yang mengatakan pengawet tidak signifikan dalam menjaga kestabilan
ethanol dalam sampel. Dalam manual penganganan sampel darah beralkohol luar
negeri (contoh: Los Angeles Blood Alcohol Manual) jenis pengawet yang
7
ditetapkan adalah natrium fluorida 1%.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
42
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
43
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, maka pertanyaan dan hipotesa yang
dirumuskan pada awal penelitian dapat dijawab:
1. Untuk sampel dengan kadar BAC awal 28,2612,05 mg% (min: 9,3
mg%, max: 50,2 mg%), rerata selisih perubahan kadar ethanol dalam
sampel darah setelah 8 hari penyimpanan dalam kulkas sebanyak
5,915,68 mg% dan selisih relatif 22,5324,65 %.
2. Untuk sampel dengan kadar BAC awal 34,1512,04 mg% (min: 7,6
mg%, max: 49,7 mg%), rerata selisih perubahan kadar ethanol dalam
sampel darah setelah 8 hari penyimpanan dalam coolersebanyak -
116,31 mg% dan selisih relatif -43,9631,25 %.
3. Terdapat peningkatan yang bermakna antara kadar ethanol dalam
sampel darah sebelum dan sesudah penyimpanan selama 8 hari dalam
kulkas.
4. Terdapat penurunan yang bermakna antara kadar ethanol dalam
sampel darah sebelum dan sesudah penyimpanan selama 8 hari dalam
cooler.
7.2 Saran
1. Penyimpanan dalam kulkas pada sampel beralkohol disarankan tidak
untuk jangka panjang. Disarankan dibawah 8 hari.
2. Untuk penggunaan cooler, baik untuk penyimpanan atau untuk
transportasi, disarankan tidak untuk waktu yang lama (dibawah 8 hari).
Pertimbangkan gunakan icepack yang dapat dipakai ulang untuk
efisiensi.
3. Data yang diperoleh dari penilitan ini dapat digunakan sebagai data
dasar untuk penelitian-penelitian selanjutnya, antara lain:
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
44
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
45
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
46
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
47
13. Bruckner JV, Anand SS, Warren DA. Toxic effects of solvents and vapors.
In: Klaassen CD. Casarett and Doulls Toxicology: The basic science of
poisons. McGraw-Hill Companies, Inc.; 2008. p.1012-3.
14. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 15/M-
DAG/PER/3/2006 tentang pengawasan dan pengendalian impor, pengedaran
dan penjualan, dan perizinan minuman beralkohol.
15. National Institute in Alcohol Abuse and Alcoholism. Beyond hangovers:
Understanding alcohols impact on your health. Diunduh tanggal 17 April
2013
dari http://pubs.niaaa.nih.gov/publications/Hangovers/beyondHangovers.pdf
16. Delaware Health and Social Services Division of Public Health. Laboratory:
Toxic alcohols. Revisi Maret 2012.
17. Arkansas Department of Health Office of Alcohol Testing. Arkansas
regulations for alcohol testing, 5th revision; 2013
18. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono, Siswandi et al: Ilmu Kedokteran
Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 1997. p. 113-120
19. Seidl S, Jensen U, Alt A. The calculation of blood ethanol concentrations in
males and females. Int J Legal Med 114; 2000. p.71-77.
20. Gullberg RG. Estimating the uncertainty associated with Widmarks equation
as commonly applied in forensic toxicology. Forensic Science International
172; 2007. p.33-39
21. Tam TWM, Yang CT, Fung WK, Mok VKK. Alcohol metabolism of local
Chinese in Hong Kong: A statistical determination on the effects of various
physiological factors. Forensic Science International 156; 2006. p.95-101.
22. Doty P, Kirk JM, Cramblett MJ, de Wit H. Behavioral responses to ethanol in
light and moderate social drinkers following naltrexone pretreatment. Drug
and Alcohol Dependence 47;1997. p.109-116.
23. National Institute in Alcohol Abuse and Alcoholism. Moderate and binge
drinking. Disitasi tanggal 17 April 2013
dari http://www.niaaa.nih.gov/alcohol-health/overview-alcohol-
consumption/moderate-binge-drinking
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
48
24. Dimaio VJ, DiMaio D. Forensic pathology 2nd edition. CRC Press;
2001.p.530-533
25. Knight B, Saukko P. Knights Forensic Pathology 3rd edition. UK: Hodder
Arnold; 2004. p.552-558
26. Caballeria J. Current concepts in alcohol metabolism. Annals of Hepatology
2003; 2 (2): April-June: p.60-68.
27. National Institute in Alcohol Abuse and Alcoholism. Alcohol metabolism: an
update. Alcohol Alert Number 72 April 2007. U.S. Department of Health and
Human Services.
28. Levi PE, Hodgson E, Leblanc GA.Elimination of toxicants. In: Hodgson E,
Levi PE, editors. A textbook of modern toxicology 2nd edition. Singapore:
McGraw Hill International Edition; 2000. p.107-117
29. Levi PE.Target Organ Toxicity. In: Hodgson E, Levi PE, editors. A textbook
of modern toxicology 2nd edition. Singapore: McGraw Hill International
Edition; 2000. p.202
30. Munoz SJ. Hepatic encephalopathy. Med Clin N Am 92; 2008. p.795-812
31. Clare-Salzer MJ, Crawford JM, Kumar V. The pancreas. In: Kumar V, Cotran
R, Robbins SL, editors. Robbins pathologic basis of disease 7th edition.
USA:W.B. Saunders Company, Pennsylvania;2003. p.636-637
32. Sari FA. Perbandingan kadar etanol dalam darah tepi mayat yang belum
membusuk dengan mayat yang telah membusuk [thesis]. Jakarta: Universitas
Indonesia; 2009.
33. Hoiseth G, Bernard JP, Karinen R, Johnsen L, Helander A, Christophersen
AS, Morland J. A pharmacokinetic study of ethyl glucoronide in blood and
urine: Applications to forensic toxicology. Forensic Science International
172; 2007. p.119-124.
34. Bowen RAR, Hortin GL, Csako G, Otanez OH, Remaley AT. Impact of
blood collection devices on clinical chemistry assays. Clinical Biochemistry
43; 2010. p.4-25.
35. Barone PT, Crampton JS. Blood alcohol testing: Understanding quantitative
blood alcohol testing in drunk driving cases. Michigan Bar Journal; August
2003. p.16-20
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
49
36. Hearn WL, Jones GR, McCutcheon JR, Logan BK, Middleberg RA.
SOFT/AAFS forensic toxicology laboratory guidelines; 2006
37. Leidy RB, Hodgson E. The measurement of toxicants. In: Hodgson E, Levi
PE, editors. A textbook of modern toxicology 2nd edition. Singapore:
McGraw Hill International Edition; 2000. p.349-358
38. Carey FA. Organic chemistry 4th edition. McGrawhill companies; 2001.
p.526-531.
39. Gritter RJ, Bobbit JM, Schwarting AE. Pengantar kromatografi edisi kedua.
Penerbit ITB Bandung; 1991. p. 34-81
40. Eiceman GA. Instrumentation of gas chromatography. In: Meyers RA,
editors. Encyclopedia of Analytical Chemistry. USA: John Wiley & Sons
Ltd.
41. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta:Salemba
Medika; 2009.
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
50
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
51
Formulir Persetujuan
Jakarta, 2013
(Nama jelas: )
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
52
Nama:
Umur:
Jenis Kelamin:
Apakah ini pertama kalinya minum
alkohol? (lingkari jawaban yang a. YA
benar) b. TIDAK
5. Tidak terasa apa-apa
6. Pusing
Apa yang anda rasakan saat 7. Jantung berdebar
ini?(setelah meminum alkohol) 8. Mual-mual
9. Muka memerah
Lain-lain,...............................
Sudah berapa lama anda minum
alkohol?
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
53
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
54
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014
55
Universitas Indonesia
Pengaruh penyimpanan..., Ahmad Ilman Kausar, FK UI, 2014