DISUSUN OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017
Rancangan Kegiatan / Pre Planning
A. Latar Belakang
permasalahan yang sedang dihadapi serta mengambil keputusan dengan cara mufakat atau
kesepakan bersama.
Berdasarkan data Pengkajian Praktek Kerja Lapangan Terpadu (PKLT) yang telah
dilaksanakan di Dusun 2 Desa Tanjung Anom pada tanggal 13 Juli 2017 diperoleh data
masyarakat dengan masalah hipertensi dan masyarakat yang tidak mengetahui tekanan darah.
Oleh karena itu perlu adanya intervensi dari masalah hipertensi yang terjadi di Dusun 2 Desa
masyarakat Dusun 2 Desa Tanjung Anom dengan tujuan untuk mendiskusikan bersama
1. Tujuan Umum
Masyarakat dan perangkat desa atau dusun 2 mengerti, mengetahui dan ikut
Tanjung Anom.
2. Tujuan Khusus
2. Sasaran / target
Masyarakat yang mengalami hipertensi dan masyarakat yang rentan terhadap hipertensi.
3. Metode
6. Pengorganisasian
a. Tempat
b. Rencana Kegiatan :
D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
2. Proses
3. Hasil
Dusun 2 Desa Tanjung Anom berdasarkan hasil diskusi bersama masyarakat antara lain :
Mengetahui
Mengesahkan,
Pembimbing PKLT Desa Tanjung Anom
Berita Acara Kegiatan PKL PIGM
Yang telah dilaksanakan oleh Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Selama kegiatan PKL PIGM tahun 2017 di Desa Sawah Lebar Baru .
Demikianlah laporan berita acara ini d buat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Mengetahui,
Penanggungjawab Ketua RT 11
Mengesahkan,
Pembimbing PKL Kelurahan Sawah Lebar Baru
DISUSUN OLEH :
JURUSAN GIZI
2017
Rancangan Kegiatan / Pre Planning
A. Latar Belakang
Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sbg proses komunikasi 2 (dua) arah
utk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku sehingga membantu
klien / pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan
Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan
gizi untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik
tentang dirinya dan permasalahan yang dihadapi. Setelah konseling diharapkan individu
termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkat gizi kearah kebiasaan
hidup sehat. Konseling yang efektif adalah komunikasi dua arah antara klien dan
makan klien. Hal ini dapat dicapai kalau konselor dapat menumbuhkan kepercayaan diri
klien sehingga mampu dan mau melakukan perilaku baru untuk mencapai status gizi yang
optimal. Untuk itu konselor perlu menguasai dan menerapkan keterampilan mendengar
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Menambah pengetahuan kepada ibu bayi dan balita mengenai masalah yang dihadapi
terkait gizi.
b. Memberikan masukan dan motivasi terkaid pola asuh maupun pola makan untuk
c. Menjelaskan tentang pedoman umum gizi seimbang pada bayi dan balita.
2. Sasaran / target
3. Metode
Leaflet, timbangan bayi, microtoice, KMS, buku bahan makanan, meteran, panjang
6. Pengorganisasian
a. Tempat
b. Rencana Kegiatan :
7. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
4. Proses
5. Hasil
Acara konsultasi gizi gratis dilaksanakan di Posko Gizi yang bertempat dirumah
terkait gizi. Kegiatan ini berjalan sesuai dengan rencana dan dihadiri oleh 16 orang orang
tua bayi dan balita dari RT 10 dan RT 11. Selama kegiatan ibu bayi dan balita sangat
3) Penutup
Mengetahui
Mengesahkan,
Pembimbing PKL Kelurahan Sawah Lebar Baru
Yang telah dilaksanakan oleh Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Selama kegiatan PKL PIGM tahun 2017 di Desa Sawah Lebar Baru .
Demikianlah laporan berita acara ini d buat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Mengetahui,
Mengesahkan,
Pembimbing PKL Kelurahan Sawah Lebar Baru
DISUSUN OLEH :
JURUSAN GIZI
2017
Rancangan Kegiatan / Pre Planning
Tempat : Rumah ibu yang memiliki balita gizi buruk & kurang
A. Latar Belakang
Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi juga
masalah sosial, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan, dan lingkungan. Faktor pencetus
munculnya masalah gizi dapat berbeda antar wilayah ataupun antar kelompok
masyarakat, bahkan akar masalahnya dapat berbeda antar kelompok usia balita (Sihadi,
2005).
Keadaan gizi kurang dan buruk dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap
perkembangan fisik, mental dan jaringan otak yang akan mengurangi kualitas sumber
daya manusia Indonesia (Sihadi, 2000) Penyebab gizi kurang pada balita sangat
kompleks. Penyebab langsung anak tidak mendapat gizi seimbang, yaitu Air Susu Ibu
(ASI) saat umur 0-6 bulan, dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang memenuhi
syarat saat umur 6-24 bulan. Penyebab langsung lain adalah infeksi, terutama diare,
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan campak. Kedua sebab langsung ini saling
memperkuat, didorong oleh faktor kemiskinan, kurangnya pendidikan, lingkungan tidak
bersih, dan banyaknya anak dengan jarak kelahiran terlalu dekat. Faktor ini dapat
menyebabkan anak tidak diasuh dengan semestinya, seperti tidak diberi ASI, tidak dapat
menyediakan MP-ASI yang baik, dan tidak dibawa ke posyandu atau pelayanan
Gizi kurang dan buruk merupakan masalah yang perlu penanganan serius.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah antara lain melalui revitalisasi Posyandu
(PMT), peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi melalui tata laksana gizi buruk di
pendampingan kepada balita yang mengalami masalah gizi kurang baik dalam bentuk
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan, perubahan pada pola makan serta pola asuh balita.
2. Tujuan Khusus :
a. Melakukan pelacakan terhadap status gizi balita yang mengalami gizi kurang dan
buruk
2. Sasaran / target
3. Metode
d. Tempat : Rumah ibu yang memiliki balita gizi buruk & kurang
D. Pengorganisasian
1. Tempat
E. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
2. Proses
3. Hasil
4. Kegiatan pendampingan dilaksanakan pada 3 balita yang mengalami gizi kurang dan
buruk. Selama kegiatan orangtua antusias pada saat diberikan masukan mengenai
pola makan, pola asuh, porsi makan, status gizi balita, serta monitoring terhadap berat
badan balita.
5. Kegiatan ini dilaksanakan 3 kali dalam seminggu dengan metode diskusi kepada
orang tua balita. Materi yang diberikan berbeda pada setiap pendampingan serta
menanyakan kembali materi yang telah diberikan sebelumnya untuk mengetahui
6. Penutup
Mengetahui
Mengesahkan,
Pembimbing PKL Kelurahan Sawah Lebar Baru
Pada hari ini telah dilaksanakan kegiatan pelacakan dan pendampingan balita gizi buruk
dan kurang
Tempat : Rumah ibu yang memiliki balita gizi buruk & kurang
Yang telah dilaksanakan oleh Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Selama kegiatan PKL PIGM tahun 2017 di Desa Sawah Lebar Baru .
Demikianlah laporan berita acara ini d buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui,
Mengesahkan,
Pembimbing PKL Kelurahan Sawah Lebar Baru
DISUSUN OLEH :
JURUSAN GIZI
2017
Rancangan Kegiatan / Pre Planning
Tentang Kegiatan Pertemuan Kader Posyandu Dan Lomba Cerdas Cermat Kader
A. Latar Belakang
upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan
keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian
NKKBS.
yang memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu.
Kegiatan posyandu dilakukan oleh dan untuk masyarakat. Posyandu sebagai wadah peran
peningkatan kualitas manusia secara empirik telah dapat meratakan pelayanan bidang
kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi, pendidikan gizi masyarakat serta
untuk memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS), memberikan konseling gizi, serta memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar.
Sedangkan pengertian Kader kesehatan atau Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah
anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama
dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela. Sementara menurut WHO (1998)
merupakan laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani,
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
memperdalam pengetahuan tentang tugas dan fungsi posyandu melalui cerdas cermat
2. Tujuan Khusus :
b. Mengadakan lomba cerdas cermat antar kader untuk memperdalam pengetahuan tentang
2. Sasaran / target
Seluruh Kader RT 11
3. Metode
D. Pengorganisasian
1. Tempat
Kader Kader
LAYAR
LCD Kader
Meja
Kader
PENYULUH
Kader Kader
Keterangan :
: penyuluh : Kader
E. Uraian Tugas
Persiapan
kader
2. Pembawa acara : Engga Mandala Putra
a. Membuka acara
h. Menutup acara
F. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
2. Proses
G. Hasil
peserta kader dari RT 11 dan RT 10. Kegiatan diawali dengan penyuluhan mengenai
KADARZI dan PUGS oleh mahasiswa setelah itu dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab
oleh kader. Setelah kegiatan penyuluhan, dilanjutkan dengan kegiatan lomba cerdas cermat
oleh para kader dengan mengerjakan soal yang telah dipersiapkan oleh mahasiswa dalam
Ibu-ibu kader sangat antusias dalam mengerjakan soal dan bersemangat tanpa saling
mencotoh satu sama lain. lomba ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa banyak daya
H. Penutup
Mengetahui
Mengesahkan,
Pembimbing PKL Kelurahan Sawah Lebar Baru
Pada hari ini telah dilaksanakan kegiatan Pertemuan kader posyandu dan lomba
Yang telah dilaksanakan oleh Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Selama kegiatan PKL PIGM tahun 2017 di Desa Sawah Lebar Baru .
Demikianlah laporan berita acara ini d buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui,
Mengesahkan,
Pembimbing PKL Kelurahan Sawah Lebar Baru
OLEH :
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui dan mengerti tentang keluarga
sadar gizi dan pedoman umum gizi seimbang serta peran dan fungsi posyandu secara
lebih dalam.
1. Kader mengerti tentang pengertian, fungsi dan menerapkan keluarga sadar gizi
2. Kader mengerti tentang pengertian, fungsi dan menerapkan pedoman umum gizi
seimbang
III. SASARAN
IV. MATERI
1. Pengertian KADARZI
2. Indikator KADARZI
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
a. Evaluasi Struktural
3) Penyuluh dapat menyediakan media atau alat alat sesuai yang diperlukan
b. Evaluasi Proses
1) Peserta
3. Selama kegiatan berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang telah
ditetapkan
2) Penyuluh
c. Evaluasi Hasil
Para kader tampak antusias mengikuti kegiatan penyuluhan namun saat penyajian,
penyuluh sebaiknya tidka terlalu cepat dalam menyampaikan materi kepada peserta.
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian KADARZI
Keluarga sadar gizi adalah keluarga yang mampu mengenali dan mengatasi
masalah gizi serta menerapkan prilaku sadar gizi yang baik untuk anggota keluarganya.
Perilaku sadar gizi adalah pengetahuan, sikap dan praktek keluarga untuk mewujudkan
keadaan gizi yang baik meliputi menimbang berat badan secara teratur, mengkonsumsi
Makanan seimbang adalah susunan makanan yang terdiri dari makanan pokok,
lauk pauk, sayur dan buah aman atau bebas dari bahan tambahan zat berbahaya seperti
zat pengawet dan pemanis buatan, pestisida, makanan yang telah kadaluarsa atau
2. Indikator KADARZI
1) Berat badan merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui keadaan gizi dan
kesehatan
kesehatan
b. Memberikan hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan
2) ASI saja cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sampai usia 6 bulan untuk
2) Bahan makanan dan air minum yang biasa kita konsumsi umumnya mengandung
1) Tidak ada satu jenis bahan makanan pun yang memenuhi semua kebutuhan zat
gizi.
2) Aneka ragam makanan menyediakan kebutuhan semua zat gizi bagi tubuh.
3) Untuk bisa memenuhi semua kebutuhan zat gizi makanan sehari- hari terdiri dari
1) Kebutuhan vitamin A pada kelompok bayi,balita, ibu hamil dan ibu menyusui
meningkat dan seringkali tidak bisa dipenuhi dari makanan sehari- hari.
b. Tidak ada lagi bayi berat lahir rendah ( < 2500 gram).
g. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 4 bulan dan tambahakan MP-ASI
sesudahnya
g. Minum banyak air putih dipagi hari dan kurangi dimalam hari
i. Jangan menggunakan handphone atau airphone dalam jangka waktu yang lama
j. Terbaik untuk tidur adalah mulai pukul 10 malam sampai pukul 5 pagi
l. Ketika batrai handphone sudah terlihat digreat terakhir usahakan jangan lagi
semakin baik
c. Mengatur porsi makan dalam hal ini kebutuhan makan setiap individu berbeda karena
tergantung aktivitasnya
d. Menjaga keamanan makanan, makanan yang siap disantap harus pula dijaga
keamanannya
e. Patokan khusus untuk kelompok masyarakat yang memiliki masalah gizi tertentu
f. PGS yang sifatnya khusus ini dapat digolongkan misalnya menurut usia (
kelompok budaya.