Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
POLIOMYEITIS PADA ANAK
Di Puskesmas Ambacang
Padang

Oleh :
Kelompok H
- RIRA FAUZIAH HASIBUAN
- FEBRIJA NOFRI YANTI
- NADIA PRIMA PUTRI
- LIVIA TESSA SURYA
- YORI SEPTA ANDRIAN

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Praktek Klinik : Ilmu Keperawatan Anak


Pokok Bahasan : Mengenal Poliomyeitis dan Imunisasi Polio
Sasaran : Orang Tua/ Ibu yang berkunjung ke Puskesmas
Ambacang
Hari/ Tanggal : Jumat, 11 Maret 2016
Waktu : 8.00 WIB 8.30 WIB
Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Ambacang Padang

1. Latar Belakang
Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang
dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini
dapat menyerang pada semua kelompok umur, namun yang paling rentan
adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi demam, lemas,
sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang
disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusak jaringan syaraf,
sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18, dan
menyebar ke Amerika Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit polio
menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang menderita penyakit polio
meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit
polio menyebar luas di Amerika Serikat sampai ke negara Indonesia.
(Miller,N.Z, 2004 ).
Pada tahun 1923 1953, vaksin polio telah diperkenalkan dan
diberikan, tetapi angka kematian penyakit polio masih tinggi. Pada data
Statistik menunjukkan suatu kemunduran di negara-negara Eropa. Dan ketika
vaksin polio banyak tersedia di Eropa banyak orang bertanya tentang manfaat
dan efektivitas vaksin polio, karena banyak warga disana menggunakan vaksin
polio tetapi masih terserang polio ( L. Heymann, 2004 ).
Sejak tahun 1995, tidak ada kasus polio yang disebabkan oleh virus
polio liar. Pada bulan April 2005, Laboratorium Biofarma di Bandung
mengkonfirmasi adanya virus polio liar tipe 1 pada anak berusia 18 bulan
yang menderita lumpuh layuh akut pada bulan Maret 2005. Anak itu tidak
pernah mendapat imunisasi polio sebelumnya. Virus polio liar tersebut
selanjutnya menyebar dan menyebabkan wabah yang merebak ke 10 propinsi
dan 48 kabupaten. Sampai bulan April 2006 tercatat 349 kasus polio, termasuk
46 kasus VDPV (vaccine derived polio virus) di Madura. Dari analisis genetik
virus, diketahui bahwa virus berasal dari Afrika Barat. Analisis lebih lanjut
menunjukkan bahwa virus sampai ke Indonesia melalui Nigeria Sudan dan
sama seperti virus yang diisolasi di Arab Saudi dan Yaman (IDAI, 2014).
Tujuan dari imunisasi polio adalah untuk melindungi dan mencegah dari
penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak (ilmu
kesehatan anak, 2010 ).
Berdasarkan hal tersebut di atas mahasiswa memandang perlu
mensosialisasikan imunisasi polio kepada pengunjung di Puskesmas
Ambacang Padang.

2. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta
penyuluhan mampu memahami tentang penyakit polio dan termotivasi
untuk melakukan imunisasi polio.

b. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
1) Memahami pengertian penyakit polio
2) Mengetahui jenis-jenis penyakit polio
3) Mengetahui penyebab penyakit polio
4) Memahami dan mengenali tanda dan gejala penyakit polio
5) Mengetahui pencegahan penyakit polio
6) Mengetahui tentang imunisasi polio dan termotivasi untuk melakukan
imunisasi polio.

3. Pelaksanaan Kegiatan
Topik
Penyakit Poliomyelitis pada anak
I. Sasaran
Pengunjung yang berkunjung ke Puskesmas Ambacang Padang.
II. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

III. Media
1. Leaflet
2. Slide Power Point
3. Laptop
4. Infokus
5. Wireless
6. Microfon

IV. Waktu dan Tempat


Hari/ Tanggal : Jumat, 11 Maret 2016
Waktu : 8.00 WIB 8.30 WIB
Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Ambacang Padang
V. Proses Penyuluhan

Pokok Kegiatan
No Waktu
Kegiatan Penyuluh Audiens/ Sasaran
1. 5 Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
menit (Moderator) b. Memperkenalkan diri/ b. Memperhatikan
pembimbing
c. Menjelaskan Tujuan c. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
d. Menjelaskan dan d. Sepakat dengan kontrak
menyepakati kontrak waktu waktu
2. 15 Penyampaian a. Pengertian penyakit polio
menit materi dan - Menggali pengetahuan - Mengungkapkan
Tanya jawab peserta tentang pengertian pendapat
(Penyaji) penyakit poliomyelitis
- Memberi reinforcement - Mendengarkan dan
positif memperhatikan
- Menjelaskan pengertian - Mendengarkan dan
penyakit poliomyelitis memperhatikan

b. Jenis-Jenis Penyakit Polio


- Menggali pengetahuan - Mengungkapkan
peserta tentang jenis-jenis pendapat
penyakit poliomyelitis
- Memberi reinforcement - Mendengarkan dan
positif memperhatikan
- Menjelaskan penyebab - Mendengarkan dan
penyakit poliomyelitis memperhatikan
c. Penyebab Penyakit Polio
- Menggali pengetahuan - Mengungkapkan
peserta tentang penyebab pendapat
penyakit poliomyelitis
- Memberi reinforcement - Mendengarkan dan
positif memperhatikan
- Menjelaskan penyebab - Mendengarkan dan
penyakit poliomyelitis memperhatikan

d. Tanda dan Gejala


Penyakit Polio
- Menggali pengetahuan - Mengungkapkan
peserta tentang tanda dan pendapat
gejala penyakit
poliomyelitis
- Memberi reinforcement - Mendengarkan dan
positif memperhatikan
- Menjelaskan tanda dan - Mendengarkan dan
gejala penyakit memperhatikan
poliomyelitis

e. Pencegahan Penyakit
Polio dan Imunisasi Polio
- Menggali pengetahuan - Mengungkapkan
peserta tentang pendapat
pencegahan penyakit
poliomyelitis dan
imunisasi polio
- Memberi reinforcement - Mendengarkan dan
positif memperhatikan
- Menjelaskan pencegahan - Mendengarkan dan
penyakit poliomyelitis memperhatikan
dan imunisasi polio

4. 10 Penutup a. Tanya jawab a. Memberi pertanyaan


menit (Moderator) b. Mengadakan evaluasi b. Menjawab peratanyaan
secara lisan

c. Menyimpulkan materi yang c. Memperhatikan dan


disampaikan dan mememahami leaflet
membagikan leaflet
d. Menutup penyuluhan dan d. Menjawab salam
memberi salam

VI. Setting Tempat

Pm
P
M
Pm
M

A F A A A
F
A A A F A

Keterangan :
P = Penyaji
M = Moderator F= Fasilitator
Pm = Pembimbing A= Audiens
Pembimbing Akademik : Ns. Hermalinda,S.Kep,M.Kep
Pembimbing Lapangan : Ibu Fitri Yeni
Penyaji : Yori Septa Andrian
Moderator : Livia Tessa Surya
Fasilitator : Rira Fauziah Hasibuan
Nadia Prima Putri
Febrija Nofri Yanti

VII. Uraian Tugas.


a. Moderator.
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
3) Menjelaskan tujuan dan topik.
4) Menjelaskan kontrak waktu.
5) Mengarahkan alur diskusi.
6) Memimpin jalannya diskusi.
7) Menutup acara.
b. Penyaji
1) Mempresentasikan materi untuk penyuluhan
2) Menjawab pertanyaan yang diajukan audiens
c. Fasilitator
1) Memotivasi audiens untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
2) Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari audiens

VIII. Materi (terlampir)

IX. Kriteria Hasil


1. Evaluasi struktur
a) Penyuluh dan peserta dapat hadir sesuai dengan rencana
b) Tempat, media serta alat-alat untuk penyuluhan tersedia sesuai
rencana
2. Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c) Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan dengan bantuan leaflet
diharapkan audiens dapat :
a) Mampu memahami hal-hal yang berhubungan dengan imunisasi
polio.
b) Mengetahui jenis dan jadwal pemberian imunisasi polio.
c) Mengetahui teknik pemberian imunisasi polio.
d) Mampu mengetahui kontra indikasi imunisasi polio.
MATERI PENYULUHAN POLIO

A. Definisi
Polio merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh
virus yang menyerang sistem saraf sehingga penderita menderita
kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak umur 0-3
tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku
di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Virus ini masuk kedalam tubuh
melalui makanan atau minuman yang tercemar dan juga disebabkan kurang
terjaganya kebersihan diri dan lingkungan.

B. Jenis Polio
1. Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan
sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek
jika disentuh.
2. Polio paralisis spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan
sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan
otot tungkai. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki.
Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf motorik yang
mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu.
Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum
divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang
saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan memengaruhi
sistem saraf pusat -- menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan
berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan
menghancurkan syaraf motorik. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan
tungkai menjadi lemas -- kondisi ini disebut acute flaccid paralysis
(AFP).
3. Polio bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga
batang otak ikut terserang. Lima hingga sepuluh persen penderita yang
menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka
tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan
pada saraf kranial yang bertugas mengirim 'perintah bernapas' ke paru-
paru. Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma
dan kematian. Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75%
tergantung usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup
dari polio jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu
pernapasan. Polio bulbar dan spinal sering menyerang bersamaan dan
merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio paralisis tidak bersifat
permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi tubuh yang
mendekati normal.

C. Penyebab
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV).

D. Gejala
1. Polio non-paralisis
- Demam
- Mual dan muntah
- Lesu
- Kram otot pada leher dan punggung
- Otot terasa lembek jika disentuh
- Nyeri kepala
2. Polio paralisis spinal
Gambaran klinis sama dengan poliomyelitis non paralitik disertai dengan
kelemahan satu atau beberapa kelumpuhan otot skelet atau cranial. Yang
paling sering terkena adalah tungkai.
3. Polio bulbar
Bentuk bulbar ditandai dengan kelemahan motorik dari satu atau lebih
saraf cranial dengan atau tanpa gangguan pusat vital seperti pernpasan,
sikulasi, dan temperature tubuh. Bila kelemahan meliputi sarafkranial IX,
X, XII maka akan menyebabkan paralisis faring, lidah, dan taring dengan
konsekuensi terjadinya sumbatan jalan nafas.

E. Pencegahan
Satu-satunya cara mencegah dan membasmi polio adalah melalui
imunisasi polio, yaitu suatu bentuk pemberian vaksin yang berupa virus polio
yang telah dilemahkan. Tujuan pemberian vaksin ini adalah mencegah
terjadinya infeksi virus polio Imunisasi polio ada dua macam yaitu:
1. Oral polio vaccine atau vaksin tetes mulut
2. Inactivated polio vaccine, cara pemberiannya dengan disuntikkan.
Oral polio vaccine atau vaksin tetes mulut polio relatif mudah diberikan,
murah, dan mendekati rute penyakit aslinya. Sementara proses vaksinasi
melalui penyuntikan memiliki efek proteksi lebih baik namun mahal dan
tidak punya efek epidemiologis.

F. Vaksinasi polio
a. PIN Polio
PIN Polio adalaha pemberian imunisasi tambahan polio kepda kelompok
sasaran imunisasi untuk mendapatkan imunisasi polio tanpa pandang
status imunisasi yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi program dan
kajian epidemiologi.
Tujuan umum : tercapainya eradikasi polio didunia pada akhir tahun
2020.
Tujuan khusus: memastikan tingkat imunisasi terhadap polio di
populasi (herd immunity) cukup tinggi dengan cakupan >95%. Dan
memberikan perlindungan secara optimal dan merata pada kelompok
umu 0-59 bulan terhadap kemungkinan munculnya kasus polio yang
disebabkan oleh virus polio sabin.
b. Sasaran Imunisasi Polio dan Waktu Pemberian Imunisasi Polio
Imunisasi polio diberikan pada saat anak usia 0, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan
dan 4 bulan dengan pemberian melalui OVP ( Oral polio vaccine). Dan
PIN polio dilaksanakan pada bulan maret 2016 dengan sasaran semua
anak usia 0 s/d 59 bulan tanpa memandang status imunisasinya.
Namun sebagian orang dewasa memiliki resiko tertular virus polio dan
harus mendapatkan vaksinasi polio seperti:
1. Orang yang berpegian ke Negara yang masih beredar virus polio
2. Pekerja laboratotium yang menangani virus polio
3. Petugas kesehatan yang merawat pasien yang diduga menderita polio

c. Kontraindikasi vaksin polio oral


1. Infeksi HIV atau kontak HIV serumah. Pasien dengan HIV dapat
diberikan imunisasi de ngan mikroorganisme yang inaktif
2. Immunodefisiensi (contohnya pada pasien dengan keganasan
hematologi atau tumor padat, sedang mendapatkan terapi immune
supresan jangka panjang)
3. Balita yang tinggal serumah dengan penderita immunodefisiensi
dianjurkan untuk diberikan inactivated polio vaccine (IPV)
4. Anak yang menderita diare dan demam, pemberian imunisasi polio
ditunda sampai anak tersebut sehat
5. Bagi anak-anak dengan imunokompromais (rawat jalan maupun
rawat inap di rumah sakit) serta bagi balita yang tinggal serumah
dengan pasien tersebut agar diberikan inactive polio vaccine (IPV)
di rumah sakit
6. Bayi dengan berat badan lahir rendah (< 2000 gram) pemberian
imunisasi polio ditunda sampai berat badan lebih dari 2000 gram
atau usia lebih dari 2 bulan (dengan kondisi klinis stabil)

Imunisasi tetap boleh diberikan pada sasaran dengan kondisi:


a. Malnutrisi
b. Sedang dalam terapi antibiotic
c. Sedang mendapat ASI

Efek samping yang umum dari vaksin polio (IPV) adalah mengalami bengkak
pada lokasi penyuntikan vaksin dan anak rewel dikerenakan rasa sakit yang
dirasakan di area suntikan vaksin

REFERENSI
IDAI.2014. informasi vaksin untuk orang tua; vaksin polio. Diperoleh dari
www.idai.or.id 1 maret 2016
Pasaribu.S. 2005. Aspek diagnostic poliomyelitis. Ilmu kesehatan anak FK USU

Anda mungkin juga menyukai