Bata muka memiliki permukaan yang baik, licin dan mempunyai warna
atau corak yang sama. Meski digunakan untuk dinding juga, namun bata muka
tidak perlu ditutup lagi dengan semen. Bata muka biasa disebut sebagai bata
imitasi.
2. Batu Bata Pasir-Kapur
Sesuai dengan namanya, batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan
pasir dengan perbandingan 1:8 serta air yang ditekankan kedalam campuran
sehingga membentuk bata yang sangat padat. Biasa digunakan untuk bagian
dinding yang terendam air dan memerlukan kekuatan tinggi.
3. Pembentukan
Pada proses pembentukan batu bata ada dua cara yang dilakukan yaitu
dengan cara manual dilakukan dengan menggunakan cetakan dari kayu dan
menggunakan kawat sebagai alat pemotong yang dapat memotong beberapa batu
bata sekaligus. Cara kedua yaitu cara otomatis dengan menggunakan suatu mesin
pencetak batu bata yang akan dirancang. Dengan menggunakan mesin ini tidak
perlu lagi proses pelumatan karena di dalam mesin ini sudah terdapat poros
pelumat.
Poros pelumat ini berfungsi melumatkan bahan baku yaitu tanah liat.
Setelah bahan baku mengalami proses pelumatan, bahan baku tersebut masuk ke
dalam tabung screw press yang berfungsi sebagai alat untuk memadatkan tanah
11
liat menuju ujung tabung screw press, dimana pada ujung mesin tersebut dapat
dipasang lubang keluaran tersebut keluar berupa lonjoran tanah yang terbentuk
balok panjang. Balok panjang tersebut kemudian di potong-potong dengan
menggunakan kawat pemotong sesuai dengan ukuran batu bata. Poros pelumat
dan screw press tersebut diputar oleh motor listrik dengan system transmisi
sprocket, rantai dan roda gigi.
4. Pengeringan
Pengeringan batu bata dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung
dari kondisi industri itu sendiri. Biasanya batu bata dari cetakan langsung di taruh
di atas lantai penjemuran yang langsung di sinari oleh matahari yang sangat terik.
Setelah cukup keras, kemudian disusun di pingggir ruangan sedemikian rupa
sehingga angin dengan leluasa masuk melalui saluran susunan. Adapun batu bata
di susun di ruangan-ruangan dan bila hujan susunan batu bata tersebut di tutup
dengan menggunakan plastik. Dalam hal ini harus di perhatikan supaya batu bata
yang paling bawah di taruh di atas balok yang tingginya 30 sampai 40 cm di atas
tanah supaya bebas dari genangan air.
Tinggi susunan harus sesuai dengan kekuatan dari batu bata dan dapat di
tambah menurut kekuatan pada sesuatu saat, misalnya pertama-tama di susun lima
bata, kemudian setelah beberapa hari di tambah dengan tiga sampai empat bata
lagi dan demikian seterusnya. Setelah kira-kira dua minggu batu bata tersebut
sudah cukup kering untuk di angkat ke tungku pembakaran.
5. Pembakaran
Setelah proses pengeringan dianggap sudah cukup maka di lakukan proses
pembakaran. Pembakaran batu bata sebenarnya memegang peranan yang sangat
penting untuk mendapatkan hasil yang baik. Proses pembakaran batu bata yang
sudah kering di susun sedemikian rupa sehingga sirkulasi atau panas tidak
tersumbat. Proses pembakaran ini bertujuan untuk merubah tanah yang lunak
menjadi lebih keras. Bahan bakar yang digunakan dalam pembakaran yaitu kayu,
ada juga yang menggunakan sekam/kulit padi.
12
Dalam pembakaran batu bata memiliki lima tahap yang harus dilakukan
yaitu:
a. Tahap penguapan air, tahap ini pembakaran berjalan sampai temperatur
kurang lebih 120 0C.
b. Tahap pembakaran pendahuluan. Di sini terjadi penguraian air yang
berlangsung pada temperature selanjutnya antara 120 0C sampai 600 0C
c. Tahap oksidasi, di sini terjadi pembakaran sisa tumbuhan-tumbuhan karbon
yang terdapat dalam tanah liat. Proses ini berlangsung pada temperatur antara
600 0C sampai 800 0C
d. Tahap pembakaran penuh, batu bata di bakar sampai masak, terjadi
perubahan sampai batu bata yang padat. Temperature masak untuk batu bata
pada tahap ini berkisar antara 920 0C sampai 1020 0C.
e. Tahap penahanan, pada tahap ini terjadi penahanan temperatur masaknya batu
bata selama satu sampai dua jam. Pada tahap satu, dua dan tiga kenaikan
temperatur harus perlahan-lahan, agar tidak terjadi kerugian-kerugiaan pada
batu bata antara lain pecah, inti hitam pada batu bata, pengembangan dan
lain-lain.
6. Pemilihan (seleksi)
Bata yang telah di bakar dan telah didinginkan di bongkar dari dalam
tungku. Pembongkaran ini biasanya baru dapat di lakukan bila temperatur cukup
rendah. Batu bata yang masak tersebut perlu di pilih, biasanya kriteria-kriteria
untuk pemilihan batu bata adalah seperti sebagai berikut:
a. Kemasakan dari batu bata, ini kita lihat perbedaan warna:
Terlalu masak, warnanya menjadi hitam
Masak, warnanya menjadi merah
Tidak masak, warnanya menjadi abu-abu
b. Apakah batu bata itu utuh atau pecah.
c. Ukuran batu bata terlalu kecil atau terlalu besar.
13
Keterangan gambar:
1. Corong masukan 6. Rangka 11. Sproket
2. Poros pelumat 7. Sabuk 12. Pully
3. Screw press 8. Corong pencetak 13. Poros gelinding
14
1. Motor Listrik
Motor listrik merupakan sumber utama sebagai tenaga untuk menggerakan
mesin pencetak batu bata. Motor listrik yang digunakan memiliki daya 1 [Hp]
dengan putaran 910 [Rpm] digunakan untuk mensuplai daya dengan perantara
sabuk dan pully ke poros secara kontinu dengan menggunakan sprocket dan
rantai.
2. Kerangka mesin
Kerangka merupakan komponen mesin yang berfungsi sebagai tempat
dudukan komponen-komponen lain yang dipakai pada mesin pencetak batu bata.
Kerangka harus mampu menahan berat dari komponen-komponen dan juga berat
bahan baku pembuatan batu bata.
Kerangka mesin terbuat dari baja profil L ukuran 3 x 50 x 50 [Rpm] yang
dibangun mengikuti konstruksi dasar dari unit mesin yang dikehendaki. Profil L
ukuran tersebut diatas dianggap mampu menahan beban diatasnya sebesar 150
kg yang terdiri dari poros pelumat, corong pemasukan, tabung, motor listrk, dan
bahan baku pembuatan batu bata.
15
3. Corong pemasukan
Komponen mesin yang berfungsi untuk pemasukan adonan ke dalam
mesin, dimana adonan tersebut akan dilumat oleh poros pelumat hingga menjadi
bagian-bagian yang kecil.
4. Poros pelumat
Poros ini berfungsi untuk menggiling gumpalan-gumpalan bahan dasar
batu bata hingga menjadi bagian-bagian yang kecil.
5. Tabung
Tabung ini berfungsi untuk mencetak batu bata yang telah halus dilumat
oleh poros pelumat. Bahan baku tersebut didorong dan dipadatkan serta dibentuk
dengan menggunakan screw press sampai ke ujung tabung pada ujung tabung
diberi corong keluaran yang dirancang sesuai dengan ukuran batu bata yang
diinginkan. Adapun dalam proses ini bahan baku mengalami perubahan dimensi
dari bulat menjadi persegi.
6. Kawat pemotong
Kawat pemotong ini berfungsi memotong bahan baku yang telah terbentuk
dari corong keluaran. Kawat pemotong terletak di ujung corong keluaran yang
dioperasikan oleh manusia.
8. Roda gigi
Fungsi dari roda gigi tersebut sebagai pemindah daya dari poros pelumat
sehingga pemindahan poros pelumat menjadi putaran yang berlawanan arah
adapun roda gigi yang dipakai adalah roda gigi lurus.
10. Poros
Poros berfungsi untuk memindahkan daya dari suatu elemen ke elemen
lain. Adapun poros pada mesin pencetak batu bata ini adalah berbentuk batangan
dimana poros tersebut mengalami momen puntir, tengangan puntir, dan tengangan
bengkok.
17
11. Bantalan
Bantalan yang dipergunakan di dalam mesin pencetak batu bata adalah
bantalan jenis bola alur dalam baris tunggal.