Anda di halaman 1dari 11

7

Setelah kejatuhan/runtuhnya Roma pada 410 M, maka seni membuat bata


tersebut hilang diseluruh Eropa hingga awal abad ke 14. Industri bata kembali
marak setelah Flemish masuk ke Inggris pada abad tersebut dan kemudiaan,
keahlian ini masuk ke Australia bersama pembangunan pertama (The First Fleet).
Bangunan-bangunan bata yang pertama di benua Amerika Utara di bangun pada
tahun 1933 di pulau Manhattan dengan menggunakan bata-bata yang diimpor dari
Belanda dan Inggris.
Bagaimanapun juga pemanfaatannya baru maksimal hingga ditemukan
pembakaran bata dengan tungku yang menghasilkan bata yang betul-betul awet.
Tungku yang pertama dioperasikan di Amerika Serikat dan Akhir tahun 1650.
Bata yang dihasilkan pada masa lampau mungkin agak sulit untuk dikenali karena
spesifikasi yang berbeda. Misalnya bata dari Assyria, di tengah Mesopotamia
beratnya lebih dari 18 kilogram, bata dengan bentuk segitiga digunakan untuk
membangun koloseum Roma, lagi pula bata umum yang beredar di pasaran sangat
tipis menyerupai tegel lantai saat ini.

B. Definisi Batu Bata


Batu bata sebagai wakil dari material yang dibuat oleh home industry
adalah suatu unsur bangunan yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan
dan yang dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain, dibakar
dengan suhu yang cukup tinggi sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam
dalam air.

C. Jenis-Jenis Batu Bata


Jika disesuaikan dengan bahan pembuatannya, secara umum batu bata
digolongkan dalam 2 jenis:
1. Batu Bata Tanah Liat
batu bata yang terbuat dari tanah liat ini memiliki 2 kategori utama, yaitu
bata biasa dan bata muka .
Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini
digunakan untuk dinding dan ditutup dengan semen. Bata biasa seringkali disebut
dengan bata merah.
8

Bata muka memiliki permukaan yang baik, licin dan mempunyai warna
atau corak yang sama. Meski digunakan untuk dinding juga, namun bata muka
tidak perlu ditutup lagi dengan semen. Bata muka biasa disebut sebagai bata
imitasi.
2. Batu Bata Pasir-Kapur
Sesuai dengan namanya, batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan
pasir dengan perbandingan 1:8 serta air yang ditekankan kedalam campuran
sehingga membentuk bata yang sangat padat. Biasa digunakan untuk bagian
dinding yang terendam air dan memerlukan kekuatan tinggi.

Secara proses pembuatannya, ada 2 jenis batu bata, yaitu:


1. Batu Bata Konvensional
Batu bata ini dibuat dengan cara tradisional dan menggunakan alat-alat
yang sederhana. Tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan, diberi
sedikit air dan selanjutnya dicetak menjadi bentuk kotak-kotak. Cetakan batu bata
biasanya terbuat dari kayu yang secara sederhana dibuat menjadi kotak.
Adonan yang telah dicetak, dikeluarkan dan dijemur di bawah matahari
sampai kering. Batu bata yang sudah kering kemudian disusun menyerupai
bangunan yang tinggi kemudian dibakar dalam jangka waktu yang cukup lama,
kurang lebih selama 1 hari sampai batu terlihat hangus. Suhu api pada saat
pembakaran dapat mencapai 1000 derajat Celcius. Dalam pembakaran batu bata
biasa menggunakan rumput atau sekam yang akan membuat batu bata memilki
lubang-lubang kecil menyerupai pori-pori.
Salah satu ciri dari batu bata konvensional adalah bentuk yang tidak selalu
sama, tidak rapi dan bertekstur kasar. Ini dapat dipahami karena pembuatan batu
bata konvensional menggunakan alat-alat yang sederhana dan lebih
mengutamakan sumber daya manusia dalam pembuatannya.
2. Batu Bata Press
Pembuatan batu-bata ini menggunakan bantuan mesin-mesin. Hasilnya
adalah batu-bata yang memiliki tekstur halus, memiliki ukuran yang sama dan
terlihat lebih rapi.
9

D. Batu Bata Menurut Standar


1. Yayasan Dana Normalisasi Indonesia
Standar batu Bata Merah di Indonesia oleh Y.D.N.I. nomor NI-10
menetapkan suatu ukuran standar untuk bata merah sebagai berikut:
a. Panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm.
b. Panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm.
Penyimpangan yang diijinkan oleh standar tersebut untuk panjang adalah
maksimum 3%, untuk lebar adalah maksimum 4%, sedangkan untuk tebal adalah
maksimum 5%.

Spesifikasi batu merah


Berat jenis kering () : 1500 kg/m3
Berat jenis normal () : 2000 kg/m3
Kuat tekan : 2,5 25 N/mm (SII-0021,1978)
Konduktifitas termis : 0,380 W/mK
Tebal spesi : 20 30 mm
Ketahanan terhadap api : 2 jam
Jumlah per luasan per 1 m2 : 70 72 buah dengan construction waste

E. Pengenalan Cara Pengolahan Batu Bata Merah


Dalam Pembuatan batu bata, baik itu dilakukan secara sederhana maupun
dengan cara modern atau dengan menggunakan mesin-mesin yang modern dan
serba otomatis, proses pembuatannya melalui beberapa tahap yaitu:
1. Penggalian bahan baku
2. Pengolahan bahan baku
3. Pembentukan
4. Pengeringan
5. Pembakaran
6. Pemilihan (seleksi)
10

1. Penggalian Bahan Baku


Dalam Penggalian bahan baku batu bata merah pada prinsipnya sama
dengan penggalian bahan baku pada genteng. Dalam hal ini sebaiknya dicari tanah
liat yang mengandung sedikit pasir supaya tidak terlalu banyak susutnya. Mula-
mula lapisan tanah yang paling atas setebal 40-50 cm di buang, dengan maksud
supaya bahan-bahan organik (akar-akar) tidak terbawa. Setelah itu galilah dari
atas sampai kebawah sedalam 1,5 sampai 2,5 meter, tergantung keadaan dan
kondisi tanah untuk mendapatkan bahan baku yang tanah liat yang sesuai yang
diinginkan.

2. Pengolahan Bahan Baku


Di dalam pengolahan bahan baku bata ada beberapa cara yang sering di
lakukan, yaitu dengan cara sederhana dan secara modern. Pengolahan bahan baku
dengan cara sederhana dapat dilakukan dengan cara di injak-injak atau dengan
menggunakan kerbau. Ada juga industri yang menggunakan mesin aduk yang
hanya menggiling bahan baku saja, akan tetapi pembentukannya dilakukan
dengan menggunakan cetakan tangan.
Dalam industri yang lebih besar pengelolahan bahan baku yang
menggunakan mesin yang dapat menggiling langsung bahan baku tersebut dan
keluar dari mesin tersebut sudah menjadi batu bata.

3. Pembentukan
Pada proses pembentukan batu bata ada dua cara yang dilakukan yaitu
dengan cara manual dilakukan dengan menggunakan cetakan dari kayu dan
menggunakan kawat sebagai alat pemotong yang dapat memotong beberapa batu
bata sekaligus. Cara kedua yaitu cara otomatis dengan menggunakan suatu mesin
pencetak batu bata yang akan dirancang. Dengan menggunakan mesin ini tidak
perlu lagi proses pelumatan karena di dalam mesin ini sudah terdapat poros
pelumat.
Poros pelumat ini berfungsi melumatkan bahan baku yaitu tanah liat.
Setelah bahan baku mengalami proses pelumatan, bahan baku tersebut masuk ke
dalam tabung screw press yang berfungsi sebagai alat untuk memadatkan tanah
11

liat menuju ujung tabung screw press, dimana pada ujung mesin tersebut dapat
dipasang lubang keluaran tersebut keluar berupa lonjoran tanah yang terbentuk
balok panjang. Balok panjang tersebut kemudian di potong-potong dengan
menggunakan kawat pemotong sesuai dengan ukuran batu bata. Poros pelumat
dan screw press tersebut diputar oleh motor listrik dengan system transmisi
sprocket, rantai dan roda gigi.

4. Pengeringan
Pengeringan batu bata dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung
dari kondisi industri itu sendiri. Biasanya batu bata dari cetakan langsung di taruh
di atas lantai penjemuran yang langsung di sinari oleh matahari yang sangat terik.
Setelah cukup keras, kemudian disusun di pingggir ruangan sedemikian rupa
sehingga angin dengan leluasa masuk melalui saluran susunan. Adapun batu bata
di susun di ruangan-ruangan dan bila hujan susunan batu bata tersebut di tutup
dengan menggunakan plastik. Dalam hal ini harus di perhatikan supaya batu bata
yang paling bawah di taruh di atas balok yang tingginya 30 sampai 40 cm di atas
tanah supaya bebas dari genangan air.
Tinggi susunan harus sesuai dengan kekuatan dari batu bata dan dapat di
tambah menurut kekuatan pada sesuatu saat, misalnya pertama-tama di susun lima
bata, kemudian setelah beberapa hari di tambah dengan tiga sampai empat bata
lagi dan demikian seterusnya. Setelah kira-kira dua minggu batu bata tersebut
sudah cukup kering untuk di angkat ke tungku pembakaran.

5. Pembakaran
Setelah proses pengeringan dianggap sudah cukup maka di lakukan proses
pembakaran. Pembakaran batu bata sebenarnya memegang peranan yang sangat
penting untuk mendapatkan hasil yang baik. Proses pembakaran batu bata yang
sudah kering di susun sedemikian rupa sehingga sirkulasi atau panas tidak
tersumbat. Proses pembakaran ini bertujuan untuk merubah tanah yang lunak
menjadi lebih keras. Bahan bakar yang digunakan dalam pembakaran yaitu kayu,
ada juga yang menggunakan sekam/kulit padi.
12

Dalam pembakaran batu bata memiliki lima tahap yang harus dilakukan
yaitu:
a. Tahap penguapan air, tahap ini pembakaran berjalan sampai temperatur
kurang lebih 120 0C.
b. Tahap pembakaran pendahuluan. Di sini terjadi penguraian air yang
berlangsung pada temperature selanjutnya antara 120 0C sampai 600 0C
c. Tahap oksidasi, di sini terjadi pembakaran sisa tumbuhan-tumbuhan karbon
yang terdapat dalam tanah liat. Proses ini berlangsung pada temperatur antara
600 0C sampai 800 0C
d. Tahap pembakaran penuh, batu bata di bakar sampai masak, terjadi
perubahan sampai batu bata yang padat. Temperature masak untuk batu bata
pada tahap ini berkisar antara 920 0C sampai 1020 0C.
e. Tahap penahanan, pada tahap ini terjadi penahanan temperatur masaknya batu
bata selama satu sampai dua jam. Pada tahap satu, dua dan tiga kenaikan
temperatur harus perlahan-lahan, agar tidak terjadi kerugian-kerugiaan pada
batu bata antara lain pecah, inti hitam pada batu bata, pengembangan dan
lain-lain.

6. Pemilihan (seleksi)
Bata yang telah di bakar dan telah didinginkan di bongkar dari dalam
tungku. Pembongkaran ini biasanya baru dapat di lakukan bila temperatur cukup
rendah. Batu bata yang masak tersebut perlu di pilih, biasanya kriteria-kriteria
untuk pemilihan batu bata adalah seperti sebagai berikut:
a. Kemasakan dari batu bata, ini kita lihat perbedaan warna:
Terlalu masak, warnanya menjadi hitam
Masak, warnanya menjadi merah
Tidak masak, warnanya menjadi abu-abu
b. Apakah batu bata itu utuh atau pecah.
c. Ukuran batu bata terlalu kecil atau terlalu besar.
13

F. Prinsip Kerja Mesin Pencetak Batu Bata


Adapun prinsip kerja mesin pencetak batu bata ini sangat sederhana.
Bahan dasar batu bata dimasukkan kedalam corong pemasukan yang terdapat di
atas tabung. Di dalam corong pemasukan terdapat dua buah poros pelumat yang
akan melumatkan bahan baku batu bata yang berukuran besar atau yang berupa
bongkahan menjadi halus.
Bahan baku yang telah menjadi halus akan jatuh ke dalam tabung. Di dalam
tabung tersebut terdapat screw press yang akan membawa dan memadatkan bahan
baku. Disatu ujung sebelah kanan (lihat gambar 9) dari tabung terdapat corong
pencetakan yang memiliki bentuk persegi panjang sesuai ukuran batu bata.
Setelah bahan baku keluar dari corong pencetakan, bahan baku tersebut akan
keluar berbentuk lonjoran balok panjang yang memiliki dimensi sesuai ukuran
dari corong pencetak. Lonjaran tersebut berjalan melewati poros gelinding menuju
meja pemotong yang memiliki ukuran jarak antara pemotong sama dengan
ketebalan batu bata.
Pada ujung tabung yang sebelah kiri terdapat elemen-elemen transmisi seperti
roda gigi, sprocket dan rantai, sabuk dan pully yang dihubungkan dengan motor
listrik yang memiliki daya. Motor listrik inilah yang menjadi sumber daya dan
tenaga penggerak dua buah poros pelumat dan screw press.

Gambar 2. 1. Mesin Pencetak Batu Bata

Keterangan gambar:
1. Corong masukan 6. Rangka 11. Sproket
2. Poros pelumat 7. Sabuk 12. Pully
3. Screw press 8. Corong pencetak 13. Poros gelinding
14

4. Tabung 9. Motor listrik 14. Meja


5. Roda gigi 10. Rantai 15. Pemotong

G. Komponen-Komponen Utama Mesin


Mesin pencetak batu bata ini mempunyai beberapa bagian utama yang
penting untuk diperhatikan. Bagian utama mesin adalah bagian yang sangat
penting dalam mendukung fungsi mesin. Adapun bagian-bagian pada mesin
pencetak batu bata ini terdiri dari :

1. Motor Listrik
Motor listrik merupakan sumber utama sebagai tenaga untuk menggerakan
mesin pencetak batu bata. Motor listrik yang digunakan memiliki daya 1 [Hp]
dengan putaran 910 [Rpm] digunakan untuk mensuplai daya dengan perantara
sabuk dan pully ke poros secara kontinu dengan menggunakan sprocket dan
rantai.

Gambar 2. 2. Motor Listrik

2. Kerangka mesin
Kerangka merupakan komponen mesin yang berfungsi sebagai tempat
dudukan komponen-komponen lain yang dipakai pada mesin pencetak batu bata.
Kerangka harus mampu menahan berat dari komponen-komponen dan juga berat
bahan baku pembuatan batu bata.
Kerangka mesin terbuat dari baja profil L ukuran 3 x 50 x 50 [Rpm] yang
dibangun mengikuti konstruksi dasar dari unit mesin yang dikehendaki. Profil L
ukuran tersebut diatas dianggap mampu menahan beban diatasnya sebesar 150
kg yang terdiri dari poros pelumat, corong pemasukan, tabung, motor listrk, dan
bahan baku pembuatan batu bata.
15

Gambar 2. 3. Kerangka Mesin

3. Corong pemasukan
Komponen mesin yang berfungsi untuk pemasukan adonan ke dalam
mesin, dimana adonan tersebut akan dilumat oleh poros pelumat hingga menjadi
bagian-bagian yang kecil.

Gambar 2. 4. Corong Pemasukan

4. Poros pelumat
Poros ini berfungsi untuk menggiling gumpalan-gumpalan bahan dasar
batu bata hingga menjadi bagian-bagian yang kecil.

Gambar 2. 5. Poros Pelumat


16

5. Tabung
Tabung ini berfungsi untuk mencetak batu bata yang telah halus dilumat
oleh poros pelumat. Bahan baku tersebut didorong dan dipadatkan serta dibentuk
dengan menggunakan screw press sampai ke ujung tabung pada ujung tabung
diberi corong keluaran yang dirancang sesuai dengan ukuran batu bata yang
diinginkan. Adapun dalam proses ini bahan baku mengalami perubahan dimensi
dari bulat menjadi persegi.

6. Kawat pemotong
Kawat pemotong ini berfungsi memotong bahan baku yang telah terbentuk
dari corong keluaran. Kawat pemotong terletak di ujung corong keluaran yang
dioperasikan oleh manusia.

7. Sabuk dan pully


Sabuk dan pully merupakan alat peminda daya / putaran yang saling
berkaitan, penggunaan sabuk dan pully pada mesin pencetak batu bata ini
bertujuan untuk menstransmisikan daya dari motor ke poros pembatu.

8. Roda gigi
Fungsi dari roda gigi tersebut sebagai pemindah daya dari poros pelumat
sehingga pemindahan poros pelumat menjadi putaran yang berlawanan arah
adapun roda gigi yang dipakai adalah roda gigi lurus.

9. Sproket dan Rantai


Komponen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dan
mengurangi putaran dari poros pembatu ke poros screw press.

10. Poros
Poros berfungsi untuk memindahkan daya dari suatu elemen ke elemen
lain. Adapun poros pada mesin pencetak batu bata ini adalah berbentuk batangan
dimana poros tersebut mengalami momen puntir, tengangan puntir, dan tengangan
bengkok.
17

11. Bantalan
Bantalan yang dipergunakan di dalam mesin pencetak batu bata adalah
bantalan jenis bola alur dalam baris tunggal.

Gambar 2. 6. Bantalan Bola Alur dalam Baris Tunggal

Anda mungkin juga menyukai