kelas dan diberi perlakuan berbeda. Siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini sebanyak 1 kelas yang berjumlah 30 orang dimana jumlah siswa untuk kelas
Learning ( PBL) dan untuk kelas kontrol (kelas X-MP 1) menggunakan model
pembelajaran konvensional
coba tes berupa uji validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran tes dan daya
pembeda soal tersebut. Uji coba ini dilakukan di sekolah yang berbeda yakni di
SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan di kelas X MP 2 dengan jumlah siswa 34 orang.
B. Analisis Data
Setelah data diperoleh dari dua kelompok, maka dilakukan teknik analisis
untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dari hasil pemberian pre-test pada
lampiran 16 dapat dihitung nilai rata-rata, standar deviasi dan varians hasil
Pre - Test
X 1 1545
1. Rata-rata hitung
x1 51,50
= 51,50
2. Standard Deviasi
SD 12,40
Distribusi data pre-test kelas eksperimen dapat ditunjukkan pada tabel
berikut ini :
Untuk lebih jelasnya nilai pre-test hasil belajar siswa kelas eksperimen
Post - Test
X 1 2440
1. Rata-rata hitung
x 81,33
2. Standard Deviasi
SD 10,66
berikut :
Untuk lebih jelasnya nilai pre-test hasil belajar siswa kelas eksperimen
Tabel 4.3 Data Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Hasil Belajar
Eksperimen Konvensional
Kelompok
Pretest Postest Pretest Postest
Rata-rata 51,50 81,33 47,88 73,50
SD 12,40 10,33 12,58 9,30
Varians 153,71 113,68 158,16 86,47
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada saat pre-test rata-rata hasil
belajar menggunakan alat ukur siswa di kelas Postes yaitu 47,88 dengan nilai
terendah 30 dan nilai tertinggi 70 dan rata-rata hasil belajar menggunakan alat
ukur siswa pada kelas Pretes ialah 51,50 dengan nilai terendah 30 dan tertinggi
70. Sedangkan pada saat post-test rata-rata hasil belajar menggunakan alat ukur
siswa pada kelas kontrol 73,50 dengan nilai terendah 55 dan tertinggi 90.
dengan nilai terendah 55 dan tertinggi 95. Dari kedua hasil belajar tersebut dapat
dilihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar menggunakan alat ukur yang
2. Uji Normalitas
siswa berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas pada lampiran 18 diperoleh
a. Nilai Pre-Test
bahwa seluruh sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk nilai pre-test
berasal dari populasi yang berdistribusi normal, karena < pada taraf = 0,05.
b. Nilai Postest
sampel kelas pos-tes dan kelas post-tes untuk nilai post-test berasal dari populasi
yang berdistribusi normal, karena < pada taraf = 0,05. Untuk lebih jelasnya
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
Varians terbesar
F
Varians terkecil
Dari hasil uji homogenitas untuk pretes dan postes yang terdapat pada
Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa Fhitung < Ftabel sehingga diperoleh
kontrol adalah homogen atau sampel berasal dari varians yang sama.
C. Pengujian Hipotesis
2
n1 1S12 n2 1S 2 2
S =
n1 n2 2
Dimana :
S2 =
S2 =
S2 =
S2 =
S2 =
S2 = 100,003
Dan : S =
S=
S = 10,003
thitung =
thitung =
thitung =
thitung =
thitung =
thitung = 4,3694
terdapat dalam daftar distribusi t. Karena harga tidak ditemukan dalam distribusi
t, maka untuk mencari harga tersebut ditentukan. maka untuk mencari nilai t
t(0,95)(40) = 1,684
Maka :
= 1,684 + (-0,012)
= 1,684 0,0108
= 1,6732
Dari hasil perhitungan interpolasi di atas dapat diperoleh harga ttabel atau
dengan model pembelajaran konvesional pada materi alat ukur dikelas X di SMK
dua kelas dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada dua kelas tersebut.
menggunakan model pembelajaran PBL dan kelas X MP 1 sebagai kelas post - tes
test kepada kedua kelas yang bertujuan untuk melihat kemampuan awal siswa
pada materi menggunakan alat ukur. Dari hasil pre-test yang dilakukan, diperoleh
nilai rata-rata siswa adalah 51,50 dan nilai rata-rata pre-test adalah 47,33.
perlakuan yang berbeda pada kedua kelas tersebut. Pada kelas Eksperimen
diberikan perlakuan penggunaan model pembelajaran PBL dan pada kelas kontrol
diberikan perlakuan penggunaan pembelajaran Teacher Centered Learning.
berlangsung ialah guru membuka pelajaran, guru membagikan soal yang berisikan
pertanyaan dan jawaban yang telah disiapkan, setiap siswa mendapatkan satu
buah soal, guru menjelaskan materi pelajaran dan memberikan kesempatan siswa
bertanya, menjelaskan kepada siswa tentang soal yang dipegang dan menjelaskan
dilaksanakan, suasana didalam kelas lebih hidup dan menyenangkan, ada peran
aktif siswa merespon guru dalam kegiatan belajar, hal ini tampak dari respon dan
model pembelajaran Problem Based Learing siswa menjadi lebih aktif bertanya
sekelasnya.
Guru mengajar seperti biasanya dan dalam hal ini, siswa terlihat kurang antusias
dalam menerima pembelajaran dan saat siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan dari guru, siswa menjawabnya dengan waktu yang sedikit lebih lama.
Dalam proses pembelajaran ini, siswa hanya sebagai penerima informasi dari guru
dan guru lebih banyak memberikan penjelasan materi yang diajarkan dan tampak
siswa menjadi pasif dan kurang antusias dalam belajar sehingga pembelajaran
tahap akhir dari penelitian, yakni pemberian post-test untuk melihat pengaruh dari
pemberian perlakuan yang berbeda. Dari pemberian post-test diperoleh nilai rata-
rata post-test adalah 81,33 dan nilai rata-rata post-test untuk kelas adalah 73,50.
diperoleh thitung>ttabel yaitu 4,3694 > 1.6732. Dengan demikian maka dapat
hasil belajar model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar
menggunakan alat ukur pada siswa kelas X SMK negeri 1 perbaungan 2015/2016.
Dari keseluruhan analisis data hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa
hasil belajar menggunakan alat ukur yang diajar dengan menggunakan model
konvensional.
penelitian ini sebaik mungkin sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang benar-
benar merupakan akibat dari perlakuan yang diberikan. Penelitian ini juga tidak
peneliti dalam penelitian ini antara lain seperti masih adanya siswa yang kurang
aktif dalam mengikuti pelajaran, sumber belajar yang masih harus diperbanyak
dan selain itu, waktu penelitian yang singkat juga merupakan suatu ke dalam
melibatkan hasil belajar menggunakan alat ukur yang diajar dengan model