Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MP ( Mesin Produksi ) Program

Keahilan Teknik Mesin Bubut SMK Negeri 1 Perbaungan. Tahun Pembelajaran

2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan dua

kelas dan diberi perlakuan berbeda. Siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian

ini sebanyak 1 kelas yang berjumlah 30 orang dimana jumlah siswa untuk kelas

sebanyak 30 orang. Kelas eksperimen (kelas X-MP 2) diberi perlakuan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning ( PBL) dan untuk kelas kontrol (kelas X-MP 1) menggunakan model

pembelajaran konvensional

Sebelum penelitian ini dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan uji

coba tes berupa uji validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran tes dan daya

pembeda soal tersebut. Uji coba ini dilakukan di sekolah yang berbeda yakni di

SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan di kelas X MP 2 dengan jumlah siswa 34 orang.

B. Analisis Data

Setelah data diperoleh dari dua kelompok, maka dilakukan teknik analisis

data untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media pembelajaran terhadap

hasil belajar, dengan langkah-langkah sebagai berikut :


1. Data Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians

A. Rata-Rata Hitung dan Standard Deviasi Pre-Test

1. Kelas Pre - Test

Sebelum kelas eksperimen diberikan perlakuan, maka diberikan tes awal

untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dari hasil pemberian pre-test pada

lampiran 16 dapat dihitung nilai rata-rata, standar deviasi dan varians hasil

belajar Menggunakan Alat Ukur sebagai berikut :

Pre - Test

Dari tabel diperoleh nilai:

X 1 1545

1. Rata-rata hitung

x1 51,50

= 51,50

2. Standard Deviasi

SD 12,40
Distribusi data pre-test kelas eksperimen dapat ditunjukkan pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pre-Test Kelas Ekperimen

Banyak Kelas Interval Kelas F.Absolut F.Relatif


1 30.00-36.99 5 16.66667
2 537.00-43.99 3 10
3 44.00-50-99 8 26.66667
4 51.00-57.99 4 13.33333
5 58.00-64.99 6 20
6 65.00-71.99 4 13.33333
30 100

Untuk lebih jelasnya nilai pre-test hasil belajar siswa kelas eksperimen

dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. Distribusi Frekuensi Pre-Test

B. Rata-Rata Hitung dan Standard Deviasi Post Test

1. Kelas Post test PBL

Setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran yang menggunakan

model pembelajaran Problem Based Learning, maka kelas eksperimen dapat


diberikan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Data hasil post-test yang ada

di lampiran 16 diperoleh hasil sebagai berikut:

Post - Test

Dari tabel diperoleh nilai:

X 1 2440

1. Rata-rata hitung

x 81,33

2. Standard Deviasi

SD 10,66

Distribusi data post-test kelas eksperimen dapat ditunjukkan pada tabel

berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Data Frekuensi Post-tes Kelas Eksperimen

Banyak Kelas Interval Kelas F.Absolut F.Relatif


1 55.00-61.99 2 6.666667
2 62.00-68.99 2 6.666667
3 69.00-75-99 5 16.66667
4 76.00-82.99 4 13.33333
5 83.00-89.99 8 26.66667
6 90.00-96.99 9 30
30 100

Untuk lebih jelasnya nilai pre-test hasil belajar siswa kelas eksperimen

dapat dilihat pada gambar berikut :


DIAGRAM DISTRIBUSI
10 9
9 8
8
7
6 5
5 4
4
3 2 2
2
1
0
55.00-61.99 62.00-68.99 69.00-75-99 76.00-82.99 83.00-89.99 90.00-96.99
1 2 3 4 5 6

Gambar 4. Grafik Nilai Post-Test

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kelas eksperimen sebagai berikut :

Tabel 4.3 Data Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Hasil Belajar

Eksperimen Konvensional
Kelompok
Pretest Postest Pretest Postest
Rata-rata 51,50 81,33 47,88 73,50
SD 12,40 10,33 12,58 9,30
Varians 153,71 113,68 158,16 86,47
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada saat pre-test rata-rata hasil

belajar menggunakan alat ukur siswa di kelas Postes yaitu 47,88 dengan nilai

terendah 30 dan nilai tertinggi 70 dan rata-rata hasil belajar menggunakan alat

ukur siswa pada kelas Pretes ialah 51,50 dengan nilai terendah 30 dan tertinggi

70. Sedangkan pada saat post-test rata-rata hasil belajar menggunakan alat ukur

siswa pada kelas kontrol 73,50 dengan nilai terendah 55 dan tertinggi 90.

Sedangkan pada kelas eksperimen rata-rata hasil belajar siswa adalah81,33

dengan nilai terendah 55 dan tertinggi 95. Dari kedua hasil belajar tersebut dapat

dilihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar menggunakan alat ukur yang

menggunakanmodel pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan yang

model pembelajaranTeacher Centered Learning.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian

siswa berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas pada lampiran 18 diperoleh

data sebagai berikut :

a. Nilai Pre-Test

Hasil perhitungan uji normalitas pada lampiran 18 dapat disimpulkan

bahwa seluruh sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk nilai pre-test
berasal dari populasi yang berdistribusi normal, karena < pada taraf = 0,05.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Uji Normalitas Nilai Pretest

Kelompok Mean SD Lhitung Ltabel Keterangan

Pre - Test 51,50 12,40 0.0905 0,161 0.05 Berdistribusi Normal

Post tes 62,17 11,35 0.1087 0,161 0.05 Berdistribusi Normal

Sumber : Hasil olahan data peneliti

b. Nilai Postest

Hasil perhitungan uji normalitas pada dapat disimpulkan bahwa seluruh

sampel kelas pos-tes dan kelas post-tes untuk nilai post-test berasal dari populasi

yang berdistribusi normal, karena < pada taraf = 0,05. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Uji Normalitas Nilai Postest

Kelompok Mean SD Lhitung Ltabel Keterangan

Eksperimen 81,33 10,66 0.1003 0.161 0.05 Berdistribusi Normal

Kontrol 73,50 9,30 0.1258 0.161 0.05 Berdistribusi Normal

Sumber : Hasil olahan data peneliti

3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

varians yang sama atau homogen. Uji homogenitas menggunakan rumus :

Varians terbesar
F
Varians terkecil

Dari hasil uji homogenitas untuk pretes dan postes yang terdapat pada

lampiran 19 diperoleh data-data sebagai berikut :

Tabel 4.6 Uji Homogenitas Nilai Pretest dan Nilai Postest

V. Terbesar V.Terkecil Fhitung Ftabel Keterangan

Nilai Pretest 158,16 153,71 1,153 1,84 Homogen

Nilai post test 113,68 86,47 1,31 1,84 Homogen

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa Fhitung < Ftabel sehingga diperoleh

kesimpulan bahwa seluruh kelompok baik kelompok eksperimen kelompok

kontrol adalah homogen atau sampel berasal dari varians yang sama.

C. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis untuk post-test gabungan dengan

menggunakan uji t dengan rumus:

Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :

2
n1 1S12 n2 1S 2 2
S =
n1 n2 2

a. Untuk kelas Pre-test


= 81,33 s12= 113,68 n = 30

b. Untuk kelas Post-tes

= 73,50 s22= 86,47 n = 30

Dimana :

S2 =

S2 =

S2 =

S2 =

S2 =

S2 = 100,003

Dan : S =

S=

S = 10,003

Maka thitung dihitung sebagai berikut :

thitung =

thitung =

thitung =

thitung =
thitung =

thitung = 4,3694

Kemudian nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel distribusi t pada

tingkat kepercayaan 95% pada dengan dk = n1 + n2 2 = 30 + 30 2 = 58 tidak

terdapat dalam daftar distribusi t. Karena harga tidak ditemukan dalam distribusi

t, maka untuk mencari harga tersebut ditentukan. maka untuk mencari nilai t

tersebut dilakukan interpolasi linier sebagai berikut :

t(0,95)(40) = 1,684

t(0,95 : 60) = 1,671

t(0,95 : 58) =X?

Maka :

x = 1,684 + (1,671 1,684)

= 1,684 + (-0,012)

= 1,684 + 0,9 (-0,012)

= 1,684 0,0108

= 1,6732
Dari hasil perhitungan interpolasi di atas dapat diperoleh harga ttabel atau

t(0,95:58) = 1,6732. Dengan demikian diperoleh thitung> ttabel (4,3694>1,6732)

sehingga Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil

belajar siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dengan model pembelajaran konvesional pada materi alat ukur dikelas X di SMK

Negeri 1 Perbaungan Tahun Pembelajaran 2016/2017.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Perbaungan ini melibatkan

dua kelas dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada dua kelas tersebut.

Kelas X MP 2 sebagai kelas Pre - test diberikan perlakuan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran PBL dan kelas X MP 1 sebagai kelas post - tes

tidak menggunakan model pembelajaran (Teacher Centered Learning).

Sebelum proses belajar mengajar dimulai, terlebih dahulu diadakan pre-

test kepada kedua kelas yang bertujuan untuk melihat kemampuan awal siswa

pada materi menggunakan alat ukur. Dari hasil pre-test yang dilakukan, diperoleh

nilai rata-rata siswa adalah 51,50 dan nilai rata-rata pre-test adalah 47,33.

Setelah diberikan pre-test pada kedua kelas, selanjutnya ialah pemberian

perlakuan yang berbeda pada kedua kelas tersebut. Pada kelas Eksperimen

diberikan perlakuan penggunaan model pembelajaran PBL dan pada kelas kontrol
diberikan perlakuan penggunaan pembelajaran Teacher Centered Learning.

dengan penggunaan model pembelajaran PBL, proses pembelajaran yang

berlangsung ialah guru membuka pelajaran, guru membagikan soal yang berisikan

pertanyaan dan jawaban yang telah disiapkan, setiap siswa mendapatkan satu

buah soal, guru menjelaskan materi pelajaran dan memberikan kesempatan siswa

bertanya, menjelaskan kepada siswa tentang soal yang dipegang dan menjelaskan

cara cara penggunaannya. Setelah itu siswa mencari pasangannya dan

menemukan kelompoknya, memberikan kesempatan pada siswa untuk diskusi dan

membacakannya di depan kelas, kemudian guru memberikan nilai kepada setiap

kelompok dan memberikan prize kepada yang mendapatkan nilai tertinggi,dengan

penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning. Pada proses belajar

mengajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang

dilaksanakan, suasana didalam kelas lebih hidup dan menyenangkan, ada peran

aktif siswa merespon guru dalam kegiatan belajar, hal ini tampak dari respon dan

sikap siswa saat proses belajar mengajarsiswa menjadi lebih memperhatikan

proses pembelajaran yang berlangsung dan dengan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Problem Based Learing siswa menjadi lebih aktif bertanya

dan menjawab pertanyaan serta berinteraksi dengan teman bahkan teman

sekelasnya.

Sementara pada kelas yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran

Teacher Centered Learning, proses pembelajaran yang berlangsung ialah guru

membuka pelajaran, guru menjelaskan materi menggunakan alat ukur mekanik

Guru mengajar seperti biasanya dan dalam hal ini, siswa terlihat kurang antusias
dalam menerima pembelajaran dan saat siswa diminta untuk menjawab

pertanyaan dari guru, siswa menjawabnya dengan waktu yang sedikit lebih lama.

Dalam proses pembelajaran ini, siswa hanya sebagai penerima informasi dari guru

dan guru lebih banyak memberikan penjelasan materi yang diajarkan dan tampak

siswa menjadi pasif dan kurang antusias dalam belajar sehingga pembelajaran

menjadi kurang efektif.

Setelah diberi perlakuan selama beberapa kali pertemuan, selanjutnya ialah

tahap akhir dari penelitian, yakni pemberian post-test untuk melihat pengaruh dari

pemberian perlakuan yang berbeda. Dari pemberian post-test diperoleh nilai rata-

rata post-test adalah 81,33 dan nilai rata-rata post-test untuk kelas adalah 73,50.

Untuk menjawab hipotesis penelitian ini maka dilakukan uji-t.dengan hasil

diperoleh thitung>ttabel yaitu 4,3694 > 1.6732. Dengan demikian maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima.Yang berarti ada peningkatan

hasil belajar model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar

menggunakan alat ukur pada siswa kelas X SMK negeri 1 perbaungan 2015/2016.

Dengan persentase peningkatan hasil belajar sebesar 10,65%.

Dari keseluruhan analisis data hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa

hasil belajar menggunakan alat ukur yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learnig lebih tinggi secara signifikan dibanding

hasil belajar menggunkan alat ukur yang diajar dengan pembelajaran

konvensional.

Selama penelitian dilaksanakan, peneliti telah berusaha untuk melakukan

penelitian ini sebaik mungkin sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang benar-
benar merupakan akibat dari perlakuan yang diberikan. Penelitian ini juga tidak

terlepas dari kekurangan-kekurangan berupa hal yang tidak terkontrol yang

mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian dan diakui sebagai keterbatasan

peneliti dalam penelitian ini antara lain seperti masih adanya siswa yang kurang

aktif dalam mengikuti pelajaran, sumber belajar yang masih harus diperbanyak

dan selain itu, waktu penelitian yang singkat juga merupakan suatu ke dalam

melibatkan hasil belajar menggunakan alat ukur yang diajar dengan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Anda mungkin juga menyukai