jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Oleh karena itu, seseorang dikatakan belajar, bila didalam diri
orang itu terjadi suatu perubahan contohnya tingkah laku. Perubahan tingkah laku
ini berlaku dalam waktu yang relatif lama, sehingga orang itu dari tidak mampu
tersebut akan nyata dalam seluruh tingkah laku. Seseorang dikatakan belajar
pendengaran, membaca dan meniru. Banyak ahli telah mencoba merumuskan dan
membuat tafsiran tentang belajar. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu
berbeda satu sama lain. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
Dalam hal ini jika tidak ada perubahan tingkah laku maka seseorang belum bisa
10
dikatakan belajar karena tidak terdapat bukti atas apa yang telah dialami
seseorang tersebut.
proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu
laku yang baik atau berkecenderungan langsung untuk mengubah tingkah laku
siswanya.Itu suatu bukti bahwa guru harus memutuskan atau merumuskan tujuan.
Guru juga harus memikirkan bagaimana bentuk cara penyajian dalam proses
diukur dengan tes sebagai alat ukurnya. Hasil belajar merupakan perubahan
perilaku siswa akibat belajar. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak
sekali, baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan
dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan sebagai
hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti
keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada
sikap. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal yaitu
objek tersebut.
pada pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran yang dipelajari
internal, artinya datang dari diri sendiri, dapat juga bersifat eksternal yaitu datang
b. Keaktifan siswa
Yang melakukan kegiatan belajar adalah siswa, oleh karena itu siswa
bahwa anak adalah makhluk yang aktif.Sehingga belajar hanya mungkin terjadi
diartikan kegiatan fisik saja, tetapi juga keterlibatan mental emosional, kegiatan
d. Pengulangan
teori psikologi daya, menurut teori ini belajar adalah melatih daya berfikir,
e. Tantangan
Dalam belajar siswa memiliki tujuan yang harus dicapai, tetapi selalu ada
hambatan tersebut.Oleh karena itu agar pada anak timbul motif ang kuat untuk
belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner. Siswa akan semangat belajar
apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan
menjadi balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
menyenangkan, atau dengan kata lain penguatan positif maupun negatif dapat
memperkuat belajar.
g. Perbedaan individual
perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan individu ini berpengaruh pada
cara dan hasil belajar siswa. Karenanya perbedaan individu perlu diperhatikan
4. Aktivitas Belajar
untuk mengubah tingkah laku. Seperti yang diketahui dengan belajar akan
aktivitas yang dilakukan oleh siswa disekolah. Paul B.Diedrich (Hamalik,O 2010)
membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain
15
gugup.
Model pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John
Dewey.Dewasa ini, model pembelajaran ini mulai diangkat sebab ditinjau secara
situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan
Duch, Groh, dan Alen, described the methods used in PBL and the specific
skills developed, including the ability to think critically, analyze and solve
menerus.
which students learn through solving problems and reflecting on their experiences
khususnya pada materi alat ukur serta mampu memahami konsep, mampu
bersikap kritis, siswa dapat mengembangkan sifat ilmiah di dalam dirinya dan
approach where students can solve problems in small groups and reflect on their
Salah satu hasil penting bahwa siswa dapat melatih kemampuan mereka
kelompok lainnya, melatih siswa untuk menjadi mandiri, terutama dalam cara
Alat Ukur, siswa terampil dalam pemecahan masalah, siswa mampu membangun
ide-ide yang berbeda, dan siswa menjadi pemelajar yang bekerja keras. Temuan
18
ini juga didukung oleh Berman dan Macpherson, bahwa pendekatan ini juga
siswa mencapai dua tujuan, yaitu: (1) untuk memperoleh pemahaman yang
sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga
akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta
pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk
maupun kompleks.
siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang disepakati oleh siswa dan
yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa. Menurut
Gamze, The PBL tutors acted as cognitive coaches (guiding, probing, and
tujuan:
hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret, tetapi lebih dari itu
berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. Dengan kata lain
tingkat tinggi.
21
implikasi:
siswa dapat memahami peran orang yang diamati atau yang diajak
intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonom dan
mandiri.
menjadi lebih ingat dan meningkat pemahaman siswa atas materi ajar,
dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Pada pengajaran berdasarkan
masalah terdiri dari 5 (lima) langkah utama yang dimulai dengan guru
penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Menurut Ibrahim, di dalam kelas PBL,
23
peran guru berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru di dalam kelas PBL
belajar siswa.
itu, siswa juga harus sudah mengerti tahap-tahap atau langkah-langkah proses
masalah.
yang telah ada dan informasi yang ada dalam pikiran mereka. Di
dengan dalam
Pada tahap ini siswa telah tahu informasi yang belum mereka
pembelajaran mereka.
untuk gurukelas
Pada tahap ini siswa akan mendapat informasi baru dari setiap
1) Keunggulan
bagi siswa.
pembelajaran.
kehidupan nyata.
kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (Alat Ukur, dan lain
harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau
h. Kelemahan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
6. Pembelajaran Konvensional
belajar mengajar yang sudah biasa dilaksanakan oleh guru atau dengan kata lain
yang paling sering dilakukan oleh guru-guru di suatu sekolah. Secara umum
pelaksanaan metode ini adalah dengan cara guru menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa secara lisan. Pada umumnya siswa bersifat pasif, yaitu menerima
apa saja yang dijelaskan oleh guru. Pada pelaksanaannya pembelajaran ini lebih
penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan ceramah untuk
dan audio visual lainnya. Peranan siswa dalam metode ceramah adalah
mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok penting yang dikemukakan oleh
guru.
baik, perlu diperhatikan hal berikut: metode ceramah digunakan jika jumlah
khalayak cukup banyak, model ceramah dipakai jika guru akan memperkenalkan
penjelasan melalui gambar dan alat-alat visual lainnya, sebelum ceramah dimulai,
7. Materi Pembelajaran
a. Alat ukur
suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain
Sedangkan alat ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak
B. Kerangka Konseptual
Hakekat belajar alat Ukur adalah proses perubahan tingkah laku siswa
yang benar tentang konsep dan prinsip alat ukur serta menghubungkan konsep-
kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran alat ukur yang
29
ditekankan tidak hanya hasil, tetapi proses untuk mendapatkan hasil juga
diutamakan.
Salah satu kelemahan proses belajar yang dilaksanakan para guru adalah
pelajaran alat ukur, kondisi belajar siswa yang hanya mendengarkan materi,
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu untuk mencapai hal tersebut adalah
dimana pada saat ini ada banyak model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif
C. Hipotesis Penelitian
penelitian. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada
Perbedaam hasil belajar siswa yang diajar dengan Problem Based Learning (PBL)