Anda di halaman 1dari 22

6 Cara Bercocok Tanam Hidroponik Bagi Pemula di Rumah

Hidroponik telah berkembang semakin pesat semenjak pertama kali diperkenalkan oleh Dr. WF. Gericke di
Universitas California, Amerika Serikat. Metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah ini diminati oleh
banyak orang untuk tujuan komersial atau sebatas menyalurkan hobi. Kini, hidroponik telah mempunyai
beberapa sistem dengan praktik yang paling mudah hingga tingkat kesulitan yang tinggi.
Setidaknya, ada 6 macam sistem bercocok tanam hidroponik yang perlu Anda ketahui, yakni sistem sumbu
(wick system), irigasi (drip system), pasang surut (ebb & flow), NFT (nutrient film technique), rakit apung
(water culture), dan aeroponik. Dari keenam sistem tersebut, Anda bisa mencoba dari tingkatan yang paling
mudah apabila dalam proses belajar. Berikut akan tanamtanaman.com jelaskan bagaimana cara kerja dari
masing-masing sistem hidroponik tersebut.

1. Sistem Sumbu (Wick)

Dalam melakukan kegiatan hidroponik tanaman, wick system atau sistem sumbu merupakan salah satu sistem
yang paling sederhana. Dinamakan sistem sumbu karena dalam pemberian asupan nutrisi melewati akar
tanaman disalurkan dengan media atau bantuan berupa sumbu. Dalam sistem sumbu, media tanam hidroponik
yang digunakan antara lain adalah kerikil, arang sekam, rockwool, sabut kelapa, dan media penopang lain yang
bukan berasal dari tanah.
Hidroponik dengan sistem sumbu sangat cocok untuk Anda yang baru mencoba bertanam dengan hidroponik.
Dengan bentuk sederhana serta proses perancangan yang tidak terlalu sulit tentu lebih mudah untuk dipelajari
dan risiko mengalami kegagalan pun presentasenya sangat kecil. Anda bisa melakukan hidroponik sumbu di
pekarangan rumah. Bentuknya yang kecil membuat cara bercocok tanam hidroponik dengan sistem wick tidak
banyak memakan ruang.
Untuk mencoba sistem hidroponik yang paling mudah ini, diperlukan beberapa barang seperti botol bekas atau
wadah-wadah bekas lain yang bisa ditemukan di sekitar kita. Prinsip kerja hidroponik sumbu ialah dengan
menempatkan nutrisi pada potongan botol bagian bawah. Nutrisi tersebut akan menjalar melewati kain sumbu
ke atas dan berada di antara media tanaman sehingga akar tanaman memperoleh nutrisi.
Kelebihan Sistem Sumbu:
Biaya untuk mengumpulkan bahan yang diperlukan tergolong sangat murah.
Bentuk yang sederhana dan pembuatannya yang mudah memungkinkan hidroponik wick bisa
dilakukan oleh siapa saja.
Dikarenakan menggunakan media penyalur berupa sumbu maka frekuensi penambahan nutrisi bisa
lebih jarang.
Tidak perlu mengeluarkan dana khusus untuk membayar biaya listrik sebagaimana ditemukan pada
sistem hidroponik lain.
Mudah untuk dipindahkan.
Kekurangan Sistem Sumbu:
Jumlah tanaman yang dihidroponikkan apabila berjumlah banyak maka akan sedikit sulit dalam
mengontrol pH air.
Hanya cocok untuk jenis tanaman yang tidak memerlukan banyak air. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan kapiler sumbu dalam menyalurkan nutrisi bersifat terbatas.
2. Sistem Irigasi (Fertigasi)

Drip system atau sistem irigasi atau fertigasi juga termasuk salah satu cara bercocok tanam hidroponik yang
paling sering dipakai oleh para petani dunia. Sistem irigasi lebih terkenal untuk menanam sayuran seperti cabai,
terong, timun jepang, paprika, dan tomat. Sedangkan untuk buah yang paling umum ditanam dengan sistem
irigasi adalah buah melon dan stroberi.
Teknik irigasi dianggap lebih hemat biaya. Hal ini bisa terlihat pada kegiatan pemupukan yang dapat dikurangi
karena pupuk hanya diberikan bersamaan dengan proses penyiraman. Selain itu, sistem irigasi meningkatkan
efisiensi pemakaian unsur hara karena pemberian pupuk hanya sedikit tetapi kontinyu. Kemungkinan
kehilangan unsur hara seperti nitrogen, fosfor, kalium, sulfur, seng, dan zat besi akibat pencucian dan
denitrifikasi juga ikut berkurang apabila menggunakan teknik fertigasi.
Untuk memulai bercocok tanam dengan sistem hidroponik irigasi ada beberapa alat yang diperlukan serta
ruangan yang cukup besar, seperti dripper, nipper, microtube, wadah penampungan nutrisi, pompa, pipa
nutrisi, polybag, dan timer. Prinsip dasar sistem irigasi adalah dengan mengalirkan larutan nutrisi dalam bentuk
tetesan yang berlangsung secara kontinyu, terus menerus, serta sesuai takaran.
Sistem bercocok tanam ini tidak menggunakan media tanam tanah. Beberapa yang kerap digunakan misalnya
serbuk sabut kelapa, sekam padi, perlit, vermikulit, dan zeolit. Sedangkan yang benar-benar lebih sering dipilih
sebagai media tanam adalah cocopeat dan sekam padi dikarenakan lebih murah dan mudah untuk didapat.
Kelebihan Sistem Fertigasi:
Waktu pemberian nutrisi harus sesuai dengan ukuran kedewasaan tanaman.
Dikarenakan menggunakan media selain tanah, maka memungkinkan akar tanaman lebih mudah
tumbuh dan berkembang.
Menjamin kebersihan dan bebas dari penyakit.
Apabila serius dalam menjalankannya, maka sistem hidroponik fertigasi skala besar bisa menjadi
ladang penghasilan yang cukup besar.
Hasil tanaman yang didapat lebih banyak dan mempunyai kualitas yang lebih baik.
Penggunaan nutrisi atau pupuk yang tepat.
Kekurangan Sistem Fertigasi:
Modal yang dibutuhkan untuk menyiapkan instrumen atau komponen perancang relatif tinggi.
Diperlukan wawasan lebih luas dan mendalam mengenai tanaman.
Perawatan ladang yang harus selalu dikontrol secara berkelanjutan.
Apabila terjadi gangguan atau kesalahan dan bahkan kerusakan pada sistem pengairan, maka akan
berpengaruh terhadap hasil pertanian.
3. Pasang Surut (EBB & Flow)

Teknik pasang surut merupakan cara bercocok tanam hidroponik yang menganut sistem kerja dengan
membanjiri wadah penampung berisikan tanaman dengan air yang mengandung unsur hara atau nutrisi selama
periode waktu tertentu. Kemudian, air nutrisi yang dialirkan tersebut akan kembali ke tempat penampungan
air nutrisi, dan proses akan berlangsung terus-menerus secara berulang.
Pada sistem pasang surut, diperlukan pompa air yang sudah diatur dengan timer. Pompa air ini dibenamkan
pada wadah air bernutrisi untuk melakukan proses pembanjiran dan penyurutan dengan waktu yang telah
diatur. Apabila pompa menyala, maka proses pembanjiran terjadi. Begitupun di saat pompa mati mendorong
air, maka terjadilah penyurutan. Pompa merupakan komponen yang mempunyai peran paling penting dalam
sistem hidroponik pasang surut.
Kelebihan Sistem Pasang Surut:
Persediaan oksigen yang diperlukan oleh tanaman berjumlah lebih banyak dan lebih baik karena
sistem pasang surut tersebut.
Kegiatan perawatan dan pemantauan lebih mudah karena tidak perlu melakukan penyiraman tanaman
secara manual.
Kekurangan Sistem Pasang Surut:
Pompa yang dipakai membutuhkan aliran listrik agar bisa beroperasi dengan baik. Dengan begitu,
maka terjadi ketergantungan pada listrik sehingga apabila listrik tiba-tiba mati, maka pompa jadi tidak
berfungsi dan proses pasang surut untuk menutrisi tanaman tidak akan terjadi. Hal tersebut jelas
berpengaruh pada akar tanaman dan hasil pertanian.
Dikarenakan sistem perputaran nutrisi, maka kualitasnya akan berkurang setelah dipompa berkali-
kali.
4. Sistem NFT (Nutrient Film Technique)

Sistem NFT pertama kali dikembangkan oleh Dr. A.J. Cooper di Glasshouse Crops Research Institute,
Inggris. Cara bercocok tanam hidroponik dengan teknik ini adalah dengan menempatkan akar tanaman pada
aliran nutrisi yang dangkal sehingga tidak terendam sepenuhnya. Dengan begitu, maka tanaman akan
memperoleh nutrisi berupa nutrisi dan oksigen secara optimal.
Posisi tanaman yang tumbuh pada lapisan aliran nutrisi yang dangkal membuat sebagian akar akan terendam
dan memperoleh nutrisi, dan sebagian lainnya berada di atas memperoleh oksigen. Nutrisi yang disediakan
untuk tanaman akan diterima oleh akar secara terus menerus menggunaakn pompa air yang ditempatkan pada
penampung nutrisi yang disusun sedemikian rupa agar pengaliran menjadi efektif.
Kelebihan Sistem NFT:
Sangat cocok untuk tanaman yang membutuhkan banyak air. Alasannya, sistem NFT akan membuat
aliran air dapat terpenuhi dengan mudah, stabil, dan baik. Pemenuhan air dalam NFT memungkinkan
akar tanaman untuk menyerap nutrisi lebih banyak sehingga terjadi proses fotosintesis yang lebih
baik.
Dengan sistem NFT, masa tanam tanaman menajdi lebih singkat sehingga Anda bisa melakukan
penanaman tanaman lebih banyak dibanding sistem hidroponik konvensional. Dengan cara bercocok
tanam hidroponik NFT, Anda bisa memperoleh untung lebih besar karena dalam satu waktu bisa
panen hasil berkali-kali.
Perawatan, pengontrolan, dan pemantauan aliran maupun kondisi nutrisi lebih mudah dikarenakan
nutrisi ditempatkan dalam satu tempat atau wadah sehingga tidak perlu mengecek berulang kali
karena dengan sekali melihat, maka Anda akan mengetahui kondisi nutrisi secara keseluruhan.
Sistem NFT mendapatkan aliran yang stabil dalam satu jalur nutrisi sehingga kondisi nutrisi di semua
bagian menjadi seragam. Nutrisi yang seragam akan membuat tumbuhan memperoleh asupan
kebutuhan secara merata dan seragam. Tentunya, ini akan berujung pada hasil pertanian yang lebih
baik dan merata dikarenakan pertumbuhan tanaman berlangsung secara optimal tanpa ada tanaman
yang dominan memperoleh nutrisi lebih banyak, tanpa melihat ukurannya.
Kekurangan Sistem NFT:
Perlengkapan untuk membuat hidroponik NFT tergolong sangat mahal meskipun banyak bahan
alternatif yang bisa digunakan. Hal ini dianggap wajah mengingat komponen peralatan untuk
merancang sistem hidroponik NFT yang cukup banyak, seperti pompa, persediaan nutrisi, tempat
penanaman, dan lain sebagainya.
Tidak cocok untuk pemula. NFT membutuhkan ilmu, kemampuan, dan ketelitian agar bisa berhasil.
Kerumitan dalam pengoperasian , seperti pengecekan air dan nutrisi tidak bisa dilakukan oleh orang
awam yang baru belajar karena khawatir mengalami risiko kegagalan yang lebih besar.
Bergantung pada listrik. Beberapa alat memerlukan listrik yang stabil dan terus menyuplai agar
sistem hidroponik yang telah dirancang terus berjalan.
Rentan terhadap penyakit apabila beberapa tanaman terkena penyakit. Akar tanaman yang terintegrasi
dengan aliran nutrisi akan lebih mudah menyebarkan penyakit ke tanaman lain yang berada pada jalur
atau wadah tersebut. Kondisi semacam ini bisa menimbulkan kerugian dengan angka yang tak sedikit.

5. Sistem Rakit Apung (Water Culture)

Water culture system merupakan cara bercocok tanam hidroponik modern yang dikembangkan oleh
Massantini pada tahun 1976 di Italia dan Jensen pada tahun 1980 di Arizona. Hidroponik rakit apung
merupakan pengembangan dari sistem bertanam hidroponik yang dapat digunakan untuk kepentingan
komersial dengan skala besar ataupun skala rumah tangga. Penanaman sayur dengan sistem rakit apung
diletakkan di atas gabus atau styrofoam yang sudah dibolongi dan diletakkan di atas larutan nutrisi.
Pada sistem hidroponik jaring apung, Anda yang mempunyai segudang kegiatan harian tetap bisa melakukan
proses bertani di rumah dikarenakan sistem ini dapat bergerak secara mandiri tanpa memiliki ketergantungan
terhadap komponen alat semisal pompa yang menjalankan sistemnya. Hidroponik apung juga termasuk
teknik yang tidak terlalu banyak memakan biaya, bahan yang diperlukan pun bisa diperoleh secara cuma-
cuma.
Cara kerja sistem jaring apung adalah dengan membiarkan tanaman mengapung bersama styrofoam di atas
larutan nutrisi yang terus menggenang sehingga akar mendapat suplai nutrisi terus menerus tanpa takut
kehabisan. Dengan metode sistem rakit apung, selain tidak memerlukan lahan besar, tanaman yang
diterapkan juga tidak rentan layu akibat kurangnya air dan larutan nutrisi dengan catatan jumlah minimal
nutrisi harus terus tersedia di dalam kolam.
Kelebihan Sistem Rakit Apung:
Biaya pembuatan yang murah dikarenakan tidak memerlukan alat yang menunjang sistem hidroponik
mengalami keberlangsungan.
Bahan yang diperlukan untuk pembuatan mudah dicari dari lingkungan sekitar.
Perawatannya tidak merepotkan.
Tidak bergantung pada kondisi kestabilan berikut ketersediaan listrik, sehingga Anda bisa lebih hemat
pengeluaran.
Lebih hemat air dan nutrisi.
Kekurangan Sistem Rakit Apung:
Rancangan hidroponik tanaman dengan sistem rakit apung lebih cocok dilakukan di dalam ruangan,
bukan ditempatkan di luar ruangan.
Akar tanaman lebih rentan mengalami pembusukan karena terus tergenang dalam air larutan nutrisi.
Kadar oksigen yang sedikit, meskipun sada sebagian akar tanaman yang tidak terendam dalam larutan
nutrisi sehingga memungkinkan oksigen datang untuk membantu proses fotosintesis.
6. Aeroponik

Aeroponik adalah pengembangan dari hidroponik konvensional. Teknik menanam tanaman dengan aeroponik
bisa ditebak dengan menilik asal katanya, aero yang berarti udara, dan phonic yang berarti cara menanam.
Jadi, mudahnya, aeroponik merupakan cara bercocok tanam hidroponik dengan menyemprotkan nutrisi ke akar
tanaman. Nutrisi yang disemprotkan mempunyai bentuk seperti kabut.
Dalam cara menanam tanaman aeroponik, tidak ada wadah untuk menggenangkan larutan nutrisi ataupun
dibuatkan tempat aliran nutrisi agar akar bisa menyerap gizi yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Dengan
kata lain, aeroponik diartikan pula sebagai cara menanam tanaman di udara yang mana akar tanaman
memperoleh nutrisi dengan disemprot menggunakan zat berbentuk kabut. Sistem aeroponik dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
Aeroponik sendiri sudah melewati beragam proses uji coba. Hasil yang diperoleh, diketahui bahwa tanaman
yang ditanam dengan menerapkan aeroponik mempunyai rasa lebih segar dan enak. Berkat laporan tersebut,
banyak petani di dunia mulai menerapkan teknik ini dengan skala besar untuk memperoleh hasil yang
memuaskan.
Kelebihan Sistem Aeroponik:
Tidak memerlukan lahan luas, dengan lahan yang sempit pun bisa dilakukan cara bercocok tanam
hidroponik dengan metode aeroponik. Kepraktisan ini yang menjadikan para petani maupun
masyarakat tertarik untuk mengembangkannya.
Pada sistem aeroponik, air dan nutrisi dalam bentuk kabut yang disemprotkan dengan alat bernama
sprinkler memungkinkan nutrisi bercampur dengan oksigen dalam jumlah yang lebih banyak.
Keberadaan oksigen tersebut akan masuk dan bercampur ke dalam tanaman sehingga peluang
memperoleh hasil tanaman yang lebih bagus dapat terjadi dikarenakan proses fotosintesis tanaman
yang berjalan sempurna.
Dikarenakan akar-akar tanaman tidak terendam pada penampung larutan, maka kemungkinan
penyakit tersebar jauh berkurang. Alasannya bukan karena di mana akar-akar tersebut berada, tetapi
karena tanaman tidak terhubung satu dengan yang lain pada saat penyaluran nutrisi.
Hasil pertanian yang didapat selain lebih segar dan enak, tetapi juga mengandung gizi yan jauh lebih
banyak dibanding sistem hidroponik lain meskipun aeroponik tak luput juga dari beberapa
kekurangan yang harus diperhatikan.
Kekurangan Sistem Aeroponik:
Ketersediaan alat yang belum banyak. Pada sistem aeroponik dibutuhkan alat penyembur khusus
berupa sprinkler. Komponen penting tersebut kadangkala sulit ditemukan di kawasan pedasaan atau
kota-kota kecil. Ini menjadi satu hambatan bagi para petani yang mau melakukan cocok tanam
dengan aeroponik.
Untuk menyemprotkan kabut nutrisi diperlukan listrik agar sistem terus berjalan. Jadi, apabila
ketersediaan listrik tidak ada, maka sistem akan mati dan proses suplai nutrisi pada tanaman akan
terganggu dan tanaman bisa layu. Bahkan, apabila sistem mati terlalu lama, maka tanaman tidak
memperoleh nutrisi dan lama-kelamaan tanaman akan mati dan kegiatan hidroponik dengan sistem
aeroponik akan sia-sia.
Memerlukan skill yang tinggi, termasuk pengetahuan lebih mengenai tanaman. Hal ini tidak lepas dari
tingkat kerumitan sistem areoponik. Salah dalam merawat tanaman maka akan berakibat fatal
terhadap kondisi tanaman.
Untuk menjalankan aeroponik dibutuhkan biaya persiapan alat yang tinggi. Ditambah lagi dengan
sulitnya mendapatkan alat membuat biaya produksi ataupun operasional semakin meningkat.
Dari keenam cara bercocok tanam hidroponik bagi pemula tersebut, ada beberapa yang bisa dilakukan di
rumah, dan ada juga yang bisa diterapkan di luar rumah. Apabila Anda baru belajar, maka gunakan metode
yang paling sederhana dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Semakin sering Anda mencoba, tentu semakin
dalam pengetahuan Anda mengenai teknik bercocok tanam hidroponik, dan pada gilirannya Anda bisa
melakukan penanaman tanaman dengan metode yang lebih sulit namun hasil pertaniannya juga lebih
memuaskan.

7 Resep Nutrisi Hidroponik Buatan Sendiri yang Bagus


Hidroponik merupakan cara bercocok tanaman yang modern dan mengasyikkan. Anda yang baru memulai
konsep menanam hidroponik tentu harus mengetahui faktor-faktor yang menjadi penentu keberhasilan
tanaman yang Anda tanam. Mulai dari sistem bercocok tanam hidroponik, media tanam, dan nutrisi tanaman
hidroponik.
Salah satu faktor yang mempunyai peran penting terhadap pertumbuhan tanaman adalah nutrisi. Nutrisi
tanaman bisa diperoleh secara alami, atau Anda juga bisa meracik nutrisi hidroponik buatan sendiri dengan
menggunakan bahan-bahan organik yang ada di sekitar, atau dengan membeli beberapa jenis pupuk
hidroponik dan menggabungkannya. Berikut tanamtanaman.com tampilkan cara membuat nutrisi hidroponik
sendiri dalam 7 resep yang berbeda.

1. Nasi Basi
Alat dan bahan yang diperlukan:
Baskom untuk menempatkan nasi basi.
Ember sebagai wadah pengaduk untuk mencampur bahan yang hendak diolah.
Stoples atau botol bekas air mineral untuk tempat menyimpan larutan.
Kayu atau bahan pengaduk plastik yang sudah tidak dipakai, akan digunakan untuk mengaduk bahan.
Nasi basi dengan takaran 3 4 genggam tangan orang dewasa, ini adalah bahan dasar nutrisi
hidroponik buatan sendiri berupa.
Air yang belum bercampur dengan bahan kimia, semisal air sumur sebanyak 1 gayung.
Gula aren atau gula pasir sebanyak kg.
Proses pembuatan tahap pertama (memperbanyak kandungan mikroorganisme):
1. Jadikan baskom sebagai wadah untuk menyimpan nasi basi.
2. Tutup baskom yang sudah berisikan nasi basi dengan kertas atau daun kering. Jangan ditutup hingga
menyeluruh agar terdapat sirkulasi udara di dalam wadah tersebut.
3. Simpan nasi dalam baskom tersebut selama 3 5 hari agar tumbuh jamur yang berwarna kekuningan.
Apabila mencapai hari kelima belum tumbuh jamur, biarkan satu atau dua hari lagi.
Proses pembuatan tahap kedua (membuat cairan gula):
1. Rebus air sumur hingga mendidih, lalu campurkan gula aren atau gula pasir sesuai takaran hingga
mencair.
2. Setelah gula melarut, biarkan cairan gula mendingin dengan sendirinya.
Proses pencampuran bahan:
1. Keluarkan nasi basi dari baskom apabila sudah ditumbuhi jamur, kemudian masukkan ke dalam
ember.
2. Tuang cairan gula dingin ke dalam ember yang sudah berisi nasi basi berjamur.
3. Aduk menggunakan alat pengaduk sampai nasi benar-benar terendam cairan gula, terus aduk hingga
merata.
4. Setelah kedua bahan menyatu, masukkan ke dalam stoples atau botol bekas air mineral.
5. Simpan campuran nasi basi dan larutan gula dalam botol selama 7 hari di tempat yang teduh dan
bebas matahari.
Cara menggunakan nutrisi hidroponik buatan sendiri:
1. Pertama, Anda campurkan larutan nutrisi dengan air sumur. Takarannya, untuk 1 liter pupuk cair
organik dicampur dengan air sumur sebanyak 5 liter.
2. Kedua, lakukan proses penyemaian benih hingga timbul 2 4 buah daun.
3. Ketiga, sediakan segala kebutuhan perlengkapan untuk melakukan hidroponik tanaman seusai dengan
sistem yang diinginkan.
4. Kemudian, tanamkan tanaman pada media tanam.
5. Siram dengan air bersih tanpa pupuk (jangan langsung diberikan larutan nutrisi).
6. Simpan wadah penampung tanaman dan media tanam di tempat yang tidak terkena cahaya matahari
langsung.
7. Biarkan tanaman selama satu atau dua minggu, atau hingga tampak adanya akar dan daun baru.
8. Tuangkan larutan nutrisi dan pindahkan wadah hidroponik ke area yang bisa menerima cahaya
matahari.
9. Tambahkan nutrisi hidroponik buatan sendiri tersebut secara rutin apabila larutan pupuk dalam wadah
sudah hampir habis, namun jangan terlalu sering agar tidak banyak yang terbuang.

2. Kotoran Kelinci (N)


Pada nutrisi hidroponik buatan sendiri yang kedua sampai akhir, Anda hanya akan diterangkan bagaimana
cara membuat pupuk hidroponik sendiri dengan bahan serta alat yang diperlukan. Panduan penggunaan
pupuk tersebut sama seperti cara penggunaannya pada resep pertama.
Bahan:
5 lt air seni (urine) kelinci
2 kg kotoran kelinci
Tanaman kipahit sebanyak karung atau bisa menggunakan tanaman kacang-kacangan, alga, atau
dadap.
5 lt air kelapa
kg bawang merah
2 batang gula merah
20 cc dekomposer (mol tape)
Langkah pembuatan:
1. Tumbuk tanaman kipahit bersama dengan bawang merah dan gula merah sampai halus.
2. Siapkan gentong atau wadah tampung, masukkan semua bahan ke dalamnya, termasuk hasil
tumbukan kipahit, bawang merah, dan gula merah.
3. Tuang air bersih yang bebas bahan kimia (air sumur) sekitar 20 liter.
4. Tutup wadah, simpan di tempat yang terlindungi dari sinar matahari.
5. Buka setiap hari pada jam-jam tertentu, aduk-aduk. Tutup kembali.
6. Ulangi proses kelima selama 7 8 hari, lebih lama tidak masalah.
7. Larutan nutrisi hidroponik buatan sendiri sudah bisa digunakan.

3. Daun-daun Kering (P)


Ramuan pupuk organik cair ketiga dibuat dari bahan dasar berupa daun-daun kering. Pupuk ini nantinya akan
memberikan unsur hara berupa fosfor (P).
Bahan:
1 karung daun-daun kering yang sudah berguguran, bukan yang masih menggantung
20 liter air bersih tanpa bahan kimia
100 cc / 10 cc dekomposer atau mol tape
1 batang gula merah
Langkah pembuatan:
1. Campurkan gula merah dan daun kering, tumbuk halus.
2. Masukkan hasil campuran tadi ke dalam wadah, berikan air sesuai takaran atau bisa dikira-kira.
3. Diamkan selama 10 hari.
4. Larutan nutrisi hidroponik buatan sendiri sudah siap Anda gunakan.

4. Batang Pisang (K)


Batang pisang mengandung kalium yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman.
Bahan:
Potong sekitar 50 cm batang pisang, ambil bagian dalamnya yang berwarna putih, usahakan untuk
mengambil yang paling dekat dengan akar atau bonggolnya
10 liter air bersih
1 batang gula merah
100 cc / 10 cc dekomposer atau mol tape
Langkah pembuatan:
1. Tumbuk bahan dasar berupa bonggol pisang dan gula merah.
2. Campurkan semua bahan, termasuk yang sudah ditumbuk, ke dalam wadah seperti gentong.
3. Tutup gentong dan biarkan selama 10 hari sembari diaduk sesekali setiap hari.
4. Pisahkan campuran yang telah didiamkan tadi menjadi tiga bagian sama rata, kemudian masing-
masing dituang air 20 liter.
5. Pupuk organik cair buatan sendiri siap diaplikasikan pada tanaman.
Apabila Anda merasa resep yang ini terlalu sulit, Anda bisa menggunakan yang resep kedua saja. Alasannya,
kandungan nitrogen yang terkandung sudah banyak serta terdapat pula unsur hara mikronya sehingga cukup
ideal untuk menunjang pertumbuhan tumbuhan hidroponik yang sedang Anda tanam.
5. Kotoran Kambing atau Ayam
Selain kotoran kelinci, Anda juga bisa membuat nutrisi hidroponik sendiri di rumah dengan bahan dasar
kotoran ayam atau kotoran kambing.
Bahan:
30 kg kotoran kambing
1 kg pupuk NPK untuk memperkaya nutrisi hara (kotoran kelinci sedikit mengandung hara makro,
tapi kaya akan hara mikro)
500 gram gula pasir dan terasi
500 ml EM4
Daun-daun hijua secukupnya
100 liter air bersih yang belum bercampur dengan senyawa kimia
Langkah pembuatan:
1. Tumbuk atau hancurkan kotoran kambing sampai menjadi remah-remah.
2. Larutkan gula pasir, terasi, pupuk NPK, dan EM4 dalam air.
3. Larutan yang tercampur pada poin kedua dimasukkan ke dalam drum plastik bersama dengan
remahan kotoran kambing.
4. Tuang air bersih sampai volumenya mencapai 100 liter.
5. Tutup rapat drum plastik, buka setiap hari dan aduk hanya selama 15 menit.
6. Ulangi proses sampai hari ketujuh dan pupuk nutrisi cair sudah bisa digunakan.

6. Kombinasi Pupuk #1
Pada formula nutrisi yang keenam, Anda memerlukan pupuk NPk, KCl, dan Gandasil D yang bisa dibeli
secara online di bibitbunga.com.
Bahan:
10 gram Pupuk NPK 16-16-16, atau menggunakan 1 sendok makan Pupuk NPK Mutiara
10 gram Pupuk KCl atau sebanyak 1 sendok makan
5 gram Pupuk Gandasil D
10 liter air sumur
Ember dengan daya tampung minimal 10 liter (karena nutrisi hidroponik buatan sendiri ini untuk
takaran 10 liter)
3 gelas plastik bekas air mineral
Timbangan dan alat pengaduk
Langkah pembuatan:
1. Tuang 100 ml air pada 3 gelas plastik bekas air mineral.
2. Larutkan ketiga jenis pupuk dalam masing-masing gelas yang berbeda, lalu aduk hingga tercampur
sempurna (untuk menghindari adanya endapan).
3. Campurkan larutan dalam gelas ke dalam ember, lalu tambahkan 10 liter air. Aduk-aduk sampai
tercampur semuanya.
4. Pupuk sudah siap digunakan.
Untuk pertumbuhan vegetatif tanaman sayur, Anda bisa menambahkan pupuk urea. Sedangkan untuk
pertumbuhan generatif pada tanaman buah, kurangi komposisi pupuk urea sekitar 50%, kemudian tambahkan
komposisi Pupuk NPK sampai 50%, dan Pupuk Gandasil D diganti Gandasil B.
7. Kombinasi Pupuk #2
Formula nutrisi hidroponik buatan sendiri yang terakhir ini membutuhkan unsur hara makro dan mikro secara
terpisah, bukan yang sudah dicampur dan siap pakai. Anda bisa mendapatkan formula bahan di toko-toko
bahan kimia.
Bahan (Komposisi A):
1176 gram kalsium nitrat
616 gram kalium nitrat
38 gram Fe EDTA
Bahan (Komposisi B):
335 gram kalium dihidrofosfat
36 gram kalium sulfat
122 gram amonium sulfat
700 gram magnesium sulfat
0,4 gram cupri sulfat
1,5 gram zinc sulfat
4 gram asam borat
8 gram mangan sulfat
0,1 gram amonium hepta molibdat
Bahan lain dan perlengkapan:
2 wadah larutan dengan kapasitas tampung sekitar 20 liter
Air bersih
Langkah pembuatan:
1. Masukkan masing-masing komposisi bahan yang telah disiapkan secara terpisah. Larutkan dalam 5
liter air, aduk hingga larut, kemudian tambhakan air sedikit demi sedikit hingga volume air mencapai
20 liter (wadah A dan B sama).
2. Untuk membuat larutan nutrisi, Anda perlu mencampurkan kedua larutan A dan B dengan takaran
yang sama.
Dari ketujuh resep nutrisi hidroponik buatan sendiri tersebut, Anda bisa memilih sesuai selera. Pastikan
larutan nutrisi yang hendak Anda buat akan menghasilkan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan taman.
Cara Membuat Hidroponik dengan Paralon (5 Tahapan)
Tanaman sayur dan buah yang sehat dan segar saat ini sudah sulit ditemukan. Hal tersebut dikarenakan
konsep bertani konvesional masih menggunakan pestisida untuk membunuh hama penyakit yang justru
membawa dampak kurang baik terhadap tanaman yang disemprotkan itu sendiri.

Namun sekarang, masalah tersebut sudah bisa diatasi dengan memanfaatkan teknik bertanam hidroponik.
Anda bisa melakukan hidroponik dengan berbagai media. Berikut akan tanamtanaman.com pandu cara
membuat hidroponik dengan paralon yang bisa Anda buat sendiri di dalam rumah menggunakan alat dan
bahan yang bisa dicari dengan mudah.

# Tahap 1: Persiapan Pengumpulan Alat dan Bahan

Pada tahap pertama, pastikan Anda sudah menyiapkan bahan-bahan untuk membuat hidroponik vertikal
dengan paralon yang akan menerapkan sistem NFT. Bahan-bahan dan alat yang diperlukan antara lain
paralon berukuran 3 inchi, alat bor listrik, penyambung paralon, penutup paralon, lem paralon, gergaji
pemotong paralon, selang, pompa aquarium, solder, media tanam hidroponik, benih tanaman, dan wadah
tanam dari gelas plastik.

Semua bahan tersebut akan diolah dengan bantuan alat yang juga telah disediakan, seperti paralon yang akan
dipotong dan dibuat lubang. Kemudian paralon tersebut pada satu sisi harus ditutup dengan penutup paralon
dan sisi satunya lagi diberi sambungan paralon agar membentuk jalur air yang mengarah ke paralon lain.
# Tahap 2: Persiapan Pembuatan Lubang Paralon

Proses selanjutnya dalam cara menanam hidroponik dengan paralon, Anda akan melubangi paralon dengan
mesin bor, dilanjut dengan pembuatan jalur air. Apabila ini merupakan kali pertama Anda mencoba,
disarankan untuk membuat dua jalur dulu saja menggunakan dua paralon .

Pada pembuatan lubang mesin bor, Anda perlu juga menyiapkan alat pelubang mesin bor dengan ukuran
yang sama seperti diameter gelas plastik. Beri jarak per 20 cm pada setiap lubang agar ketika tanaman
tumbuh besar tidak akan berhimpitan dengan tanaman di sebelahnya.

Kemudian, setelah dua paralon dilubangi dan disamakan panjangnya, Anda harus menutup salah satu lubang
dengan penutup paralon, dan sisi lain dipasangi penyambung paralon. Pada paralon yang telah disambung,
sisi lainnya juga ditutup dengan penutup paralon. Atau Anda bisa menutup kedua paralon dengan sambungan
agar air dapat melakukan sirkulasi putar.

# Tahap 3: Persiapan Melubangi Gelas Plastik

Gelas plastik yang akan dilubangi Anda samakan dulu jumlahnya dengan lubang yang ada pada paralon.
Sebelumnya, Anda perlu mengingat untuk membiarkan satu lubang terbuka. Lubang yang dibiarkan kosong
tersebut nantinya akan digunakan untuk pemberian nutrisi hidroponik buatan sendiri dalam bentuk larutan
cair.
Sekarang, Anda sudah bisa melanjutkan cara membuat hidroponik dengan paralon dengan membuat lubang
pada gelas plastik. Panaskan solder listrik, kemudian buat lubang-lubang kecil pada bagian bawah dan sisi
gelas. Apabila semua gelas dengan jumlah yang sesuai dengan lubang pada paralon telah dibuat, sekarang
Anda bisa melanjutkan ke tahap semai benih.

# Tahap 4: Penyemaian Benih Tanaman Dalam Busa

Media tanam yang bisa dipakai di dalam cara membuat hidroponik menggunakan paralon ini bukan hanya
satu, tapi lebih baik Anda gunakan busa saja dikarenakan mampu menyerap air lebih lama. Ambil beberapa
buah busa (seperti busa sofa), lalu potong kotak ukuran sedang atau disesuaikan dengan ukuran gelas.
Pastikan busa tersebut bisa masuk ke dalam gelas plastik.

Langkah berikutnya, Anda selipkan benih tanaman ke dalam busa. Anda bisa menanam beberapa jenis
tanaman sekaligus. Setelah benih sudah disisipkan ke dalam busa, selanjutnya langsung saja Anda masukkan
potongan busa yang telah berisikan bibit tanaman ke dalam gelas plastik. Masing-masing gelas dimasukkan
satu busa saja.

# Tahap 5: Pemberian Larutan Nutrisi Rutin

Setelah melewati proses keempat atau penanaman benih, sekarang Anda bisa langsung tuang air bersih yang
belum bercampur dengan senyawa kimia ke dalam paralon lewat lubang paralon yang sengaja dikosongkan.
Anda bisa menggunakan selang dengan pompa untuk memasukkan air ke dalam paralon. Yang perlu diingat
adalah tinggi air jangan sampai memenuhi paralon. Pastikan ada sisa ruang agar tanaman juga memperoleh
oksigen.
Selanjutnya, Anda hanya perlu menunggu beberapa hari hingga tanaman mengalami pertumbuhan vegetatif
atau generatif. Apabila sudah tampak tumbuh, berikutnya Anda sudah bisa memberikan larutan nutrisi yang
telah dibuat dan siapkan secara rutin setiap hari. Jangan sampai tanaman tidak mendapatkan nutrisi yang
cukup untuk pertumbuhannya. Tunggu sekitar satu bulan atau sesuai dengan fase panen dari masing-masing
jenis tanaman hidroponik yang Anda tanam.

Demikian cara membuat hidroponik dengan paralon yang bisa Anda praktikan sendiri di rumah. Apabila
Anda belum memahaminya, lebih baik simak video berikut atau bisa berselancar lagi untuk menemukan
panduan bercocok tanam hidroponik dengan media paralon di situs konten video Youtube.

VIDEO PANDUAN

Selain dengan paralon, Anda juga bisa melakukan penanaman hidroponik dengan media botol bekas. Dengan
melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah dan bantuan pestisida, Anda bisa mengonsumsi hasil
pertanian berupa sayur-sayuran atau buah-buahan yang aman dan menyehatkan bagi tubuh.

17 Macam Nutrisi Hidroponik yang Perlu Anda


Ketahui
Tanaman memerlukan nutrisi yang cukup agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Kekurangan
jumlah nutrisi atau bahkan kelebihan nutrisi yang terasup ke dalam tanaman bisa mengakibatkan tanaman
tumbuh dengan tidak sempurna. Keseimbangan dan kecukupan nutrisi merupakan faktor penting dari
keberhasilan hasil pertanian setiap tanaman.

Apabila Anda saat ini sedang menggeluti dunia hidroponik, maka mengetahui macam-macam nutrisi
hidroponik merupakan sebuah keharusan. Pada dasarnya, nutrisi yang diperlukan tanaman terbagi menjadi
dua, yakni unsur hara makro dan unsur hara makro. Kedua jenis nutrisi tersebut berisikan unsur hara yang
berperan penting bagi tanaman. Apa saja? Lihat ulasan dari tanamtanaman.com berikut ini.

1. Nitrogen (N)

Nitrogen termasuk ke dalam unsur hara makro yang memegang peran penting bagi pertumbuhan tanaman.
Unsur hara berupa nitrogen sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif
tanaman seperti daun, batang, dan akar.

Fungsi Nitrogen

Dapat menunjang peningkatan pertumbuhan tanaman.


Dapat meningkatkan kadar protein, asam amino, dan klorofil dalam badan tanaman.
Dapat meningkatkan perkembangbiakkan mikroorganisme di dalam tanah untuk kelangsungan proses
pelapukan bahan organik.
Dapat meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan.
Mendukung pembuatan enzim-enzim yang dapat membentuk daun dan produksi bahan kering.

Akibat Kekurangan Nitrogen

Dikarenakan nitrogen membawa pengaruh besar terhadap daun, maka apabila terjadi kekurangan
nutrisi hidroponik berupa nitrogen akan terlihat daun tanaman yang berwarna hijau kekuningan,
kemudian berubah menjadi kuning secara menyeluruh. Proses berikutnya, jaringan daun akan mati
sehingga menjadi kering dan berwarna merah kecokelatan.
Proses pertumbuhan tanaman menjadi lambat.
Pada tanaman yang sudah berumur dan dewasa, maka pembuahan tidak akan sempurna dalam artian
ukurannya bisa kecil-kecil atau kerdil dan keadaannya cepat sekali matang.

Akibat Kelebihan Nitrogen

Daun dan batang yang dihasilkan berjumlah banyak.


Batang lemek dan rentan sekali roboh.
Perkembangan buah terganggu sehingga hasil panen sedikit.
Dapat menghambat pematangan biji atau buah.

2. Fosfor (P)

Fosfor atau phospat merupakan nutrisi hidroponik yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar, termasuk ke
dalam unsur hara makro. Jumlah fosfor pada tanaman lebih sedikit dibandingkan nitrogen dan kalium.
Meskipun demikian, pada kenyataannya fosfor dianggap sebagai kunci keberlangsungan setiap tanaman.
Unsur hara fosfor berasal dari bahan organik, pupuk buatan, dan mineral-mineral di dalam tanah.

Fungsi Fosfor

Pembentukan bunga, buah, dan biji.


Pembentukan albumin.
Pembelahan sel.
Mendukung kinerja nitrogen untuk mempercepat pematangan buah.
Perkembangan akar.
Memperkuat batang.
Memperbaiki kualitas tanaman secara keseluruhan.
Metabolisme karbohidrat.
Membentuk nucleoprotein untuk menyusun RNA dan DNA.
Menyimpan dan memindahkan energi seperti ATP.
Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit.

Akibat Kekurangan Fosfor

Sama seperti nitrogen yang menghambat pertumbuhan sehingga tumbuhan atau hasil buahnya
menjadi kerdil.
Warna daun menjadi kemerahan dan berubah tua.
Daun yang berwarna merah keunguan secara perlahan akan berubah menjadi kuning.
Ukuran buah kecil dan cepat matang.
Memperlambat pemasakan biji dan buah.
Perkembangan akar tidak bagus.

Akibat Kelebihan Fosfor

Pertumbuhan tanaman akan terganggu akibat terjadinya ikatan unsur nitrogen dan fosfor yang
mengakibatkan tanaman sulit untuk menyerap unsur hidrogen.
Apabila fosfor yang diserap tanaman berlebih juga membuat daun menjadi pucat layu dan kering.

3. Kalium (K)

Setelah nitrogen dan fosfor, ada kalium yang menjadi nutrisi hirodoponik alami nomor tiga. Unsur hara
makro berupa kalium biasa dibuat pupuk dengan menggabungkan kedua unsur penting lain dengan tujuan
untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas hasil tanaman, yakni nitrogen dan fosfor.

Fungsi Kalium

Mendukung proses fotosintesis tanaman.


Penggunaan air menjadi lebih efisien.
Memperkuat batang dan akar tanaman sehingga tidak mudah rebah serta daya tahan tanaman terhadap
penyakit turut meningkat.
Mempertahankan tugor.
Sebagai aktivator bermacam-macam sistem enzim baik secara langsung maupun tidak.
Dapat memproduksi dan memindahkan karbohidrat.
Sebagai katalisator dalam proses pembentukan protein.
Mengatur pergerakan stomata.
Mengatur kegiatan beragam unsur mineral.
Menetralkan reaksi sel dari asam organik.
Meningkatkan pertumbuhan jaringan meristem.
Meningkatkan kualitas buah yang berwarna, berbentuk, dan berkadar lebih baik.

Akibat Kekurangan Kalium

Tepi daun berwarna kuning kecokelatan disertai titik-titik bercak warna jingga, terutama untuk daun
yang tua.
Pertumbuhan tanaman terhambat sehingga tanaman tumbuh kerdil dan daun-daun menjadi terkulai.
Rentan rebah karena rasio natrium kalium yang tinggi.
Penuaan daun lebih cepat (leaf senescence).
Akar akan banyak yang busuk karena kehilangan daya oksidasi akibat pertumbuhan yang tidak sehat.
Penyerapan unsur hara terganggu.
Tanaman rentan terhadap penyakit seperti mengalami batang busuk, bercan daun, dan selainnya.

4. Magnesium (Mg)

Unsur hara makro pada tanaman berikutnya yang tergabung ke dalam macam-macam nutrisi hidroponik
adalah magnesium. Magnesium merupakan bagian penting yang dibutuhkan oleh tanaman dalam proses
metabolisme fosfat, pembentukan klorofil, respirasi tanaman, dan aktivitas enzim.

Fungsi Magnesium

Berkemampuan untuk mengoreksi keasaman tanah, kolam, ataupun tambak agar mendapatkan pH
yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman yang baik.
Meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara lain yang berasal dari bahan organik ataupun
penambahan pupuk.
Menjaga persediaan unsur hara mikro yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Mengaktifkan berbagai jenis enzim yang baik untuk tanaman.

Akibat Kekurangan Magnesium

Menyebabkan sejumlah zat hara tidak terangkut karena energi yang dimiliki tidak banyak.
Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas menjadi panjang.
Muncul bercak-bercak berwarna kuning pada permukaan daun yang sudah tua atau dikenal dengan
sebutan klorosis.

Akibat Kelebihan Magnesium

Hingga kini belum ditemukan gejala khusus pada tanaman yang memperoleh magnesium dalam jumlah
banyak. Meskipun begitu, tetap apabila kelebihannya dalam jumlah yang sangat besar akan memengaruhi
pertumbuhan tanaman.

5. Kalsium (Ca)

Di samping Nitrogen, Fosfor, Kalium, dan Magnesium, Kalsium juga termasuk nutrisi hidroponik yang
tergabung dalam unsur hara makro bagi tanaman. Unsur kalsium biasanya tidak dianggap sebagai unsur
pupuk, sehingga tidak mengherankan bila jumlah kalsium dalam pupuk tidak sebanyak seperti unsur N, P,
dan K.

Fungsi Kalsium

Mempercepat pembentukan dan pertumbuhan akar.


Memperbaiki ketegakkan tanaman.
Memengaruhi pengangkutan air dan unsur hara lain.
Mendukung proses sintesa protein, pembelahan sel, dan pemanjangan sel-sel.
Mengatur translokasi karbohidrat, kemasaman, dan permeabilitas sel.
Mereduksi dan menetralkan asam-asam organik yang mempunyai sifat bertoksin.

Akibat Kekurangan Kalsium

Berkurangnya pertumbuhan jaringan meristem (ujung tangkai daun, bunga, dan akar).
Daun-daun dan akar-akar muda sering berlekuk-lekuk dan keriting, berkerut-kerut pendek, dan
berdekatan satu sama lain.
Pada tanaman jagung akan dicirikan dengan perlambatan pemunculan dan pemekaran daun-daun
baru.

6. Belerang atau Sulfur (S)

Belerang atau sulfur merupakan hara makro yang bakal diserap oleh tanaman dalam bentuk ion sulfat. Ion
sulfat sendiri merupakan bagian dari protein yang tercipta dalam cystein, methionin, dan thiamine.

Fungsi Sulfur

Warna daun akan terlihat menjadi lebih hijau karena sulfur bekerja membentuk butir hijau.
Meningkatkan keberadaan protein dan vitamin untuk memberikan hasil panen yang berkualitas.
Memperbanyak hasil anakan seperti pada tanaman padi.
Membantu proses pembulatan zat gula.
Bisa memperbaiki warna, aroma, kelenturan daun, mengurangi penyusutan selama penyimpanan, dan
memperbesar umbi pada beberapa jenis tanaman.

Akibat Kekurangan Sulfur

Dikarenakan sulfur dapat meningkatkan kandungan protein pada tanaman, maka bila mengalami
defisiensi sulfur produksi protein akan menurun.
Rentang terhadap serangan hama penyakit karena terjadi penumpukan asam amino yang merusak
aktifitas fisiologis tanaman.
Produksi butir hijau akan menurun sehingga warna daun kurang cantik alias kekuningan (klorosis).
Proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terhambat.

Akibat Kelebihan Sulfur

Pada tanah yang mengandung unsur hara sulfur berlebih, tingkat keasamannya akan meningkat sehingga
berbahaya untuk tanah dan otomatis juga tanaman berpotensi mengalami kerusakan.

7. Boron (B)

Boron dapat membantu siklus hidup tanaman dengan meningkatkan mobilitas gula dan kalsium. Unsur boron
juga memainkan fungsi dalam pembelahan sel dan pembuatan protein. Pada proses penyerbukan,
pembentukan bunga, buah, dan biji, semua mempunyai ketergantungan atau setidaknya memperoleh
pengaruh besar dari unsur boron. Meskipun boron kelihatannya penting bagi tanaman, tapi nutrisi tanaman
hidroponik yang satu ini hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit.

Akibat Kekurangan Boron

Unsur hara berupa boron memang diperlukan dalam jumlah sedikit, akan tetapi jika benar-benar tidak
mempunyai porsi cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman, maka akan timbul gejala-gejala seperti
tanaman akan tumbuh kerdil disertai bercak atau lubang-lubang hitam pada umbi dan akar. Setiap gejala
yang disebabkan oleh defisiensi unsur boron berbeda tergantung jenis tanamannya.

Akibat Kelebihan Boron


Sementara boron yang mengendap dalam jumlah banyak pada tubuh tanaman akan membawa pengaruh besar
bagi tanaman. Semisal pada tanaman berjenis kacang-kacangan, boron dalam jumlah cukup besar akan
menjadi racun yang membahayakan hampir seluruh bagian tanaman.

8. Tembaga (Cu)

Tembaga menjadi komponen esensial yang mengaktifkan enzim-enzim pendukung pertumbuhan seperti
diamin oksidase, askorbat oksidase, sitokrom-c oksidase, dan sebagainya.

Fungsi Tembaga

Unsur tembaga yang membantu enzim diamin oksidase dan polifenol oksidase beperan besar dalam sintesis
lignin, yakni senyawa pembentuk dinding sel yang menopang tanaman agar tumbuh dengan tegak.
Sedangkan tembaga yang terlibat dalam aktivitas reaksi redoks akan menghasilkan energi untuk sintesis
protein, lemak, membran sel, dan penyerapan hara secara aktif.

Akibat Kekurangan Tembaga

Kegiatan bercocok tanaman dengan konsep hidroponik membutuhkan semua unsur nutrisi hidroponik yang
diperlukan tanaman, termasuk tembaga. Kekurangan zat tembaga pada tanaman akan berdampak terhadap
tanaman itu sendiri. Seringkali ditemukan daun muda akan menguning dan kecil tatkala tanaman kekurangan
pasokan tembaga.

Selain itu, daun juga layu dan muncul warna hijau kebiruan atau hijau gelap pada daun tanaman yang sudah
berukuran besar. Pengaruh lain yang cukup mengkhawatirkan adalah tanaman menjadi mudah rebah dan
rentan terserang penyakit. Kekurangan unsur tembaga juga membawa dampak nyata pada pembentukan biji
dan buah dibandingkan dengan pertumbuhan vegetatif. Bagian ranting tanaman akan berwarna cokelat, lalu
secara perlahan mati dari atas ke bawah, dan buah-buahan berukuran kecil.

Akibat Kelebihan Tembaga

Jika keperluan tembaga pada tanaman sudah terpenuhi, namun tanpa sadar kiriman tembaga tidak terkontrol,
maka akan timbul gejala kelebihan unsur tembaga seperti keracunan pada tanaman. Bukan hanya itu,
kelebihan tembaga juga dapat memperlambat pertumbuhan tanaman, terutama bagian akar.

9. Zinc/Seng (Zn)

Zinc merupakan nutrisi untuk tumbuhan yang sangat penting dalam proses pembentukan klorofil dan
aktivitas fotosintesis. Ketika tumbuhan mengalami pertumbuhan, efektifitasnya juga dipengaruhi oleh unsur
seng yang memegang peran untuk memproduksi hormon pertumbuhan serta sebagai katalisator dalam reaksi
oksidasi.

Akibat Kekurangan dan Kelebihan Zinc

Jumlah seng yang tidak memadai akan membuat tanaman bermasalah pada saat ditanam secara hidroponik.
Seperti pada tanaman jagung, defisiensi unsur seng akan menyebabkan penyakit pucuk putih. Sedangkan
kelebihan unsur hara seng bisa menjadi racun terhadap beberapa jenis tanaman.

10. Zat Besi (Fe)


Selama ini mungkin Anda hanya mengenal zat besi sebagai salah satu nutrisi untuk tubuh. Padahal, zat besi
juga termasuk nutrisi hidroponik yang mempunyai andil cukup penting untuk proses pertumbuhan tanaman.
Zat besi pada tanaman berguna dalam proses pembentukan klorofil serta pembawa elektrol pada reaksi
oksidasi dan reduksi dalam respirasi.

Akibat Kekurangan dan Kelebihan Zat Besi

Hampir sama dengan beberapa unsur makro tanaman sebelumnya, zat besi yang tidak cukup pada tanaman
akan membuat daun muda mengalami klorosis. Sementara kelebihan zat besi tidak terlalu memengaruhi
pertumbuhan tanaman (dalam tanda kutip jumlah yang lebih tersebut tidak terlalu besar).

11. Molibdenum (Mo)

Molibdenum merupakan unsur hara tanaman berjenis mineral yang diperlukan oleh tanaman untuk proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur molibdenum menjadi unsur hara esensial yang paling sedikit
dibutuhkan oleh tanaman. Walaupun hanya sedikit, molibdenum mempunyai pengaruh cukup pada proses
sintesis protein dan termasuk ke dalam enzim yang mereduksi nitrat ke nitrit.

Akibat Kekurangan Molibdenum

Timbulnya butir-butir kuning di antara tulang daun pada daun tua yang dilanjut dengan terbentuknya warna
cokelat pada pinggiran daun merupakan gejala yang ditimbulkan akibat tanaman mengalami defisiensi
molibdenum. Selain itu, daun-daun juga berkerut, lalu mengering, dan mati apabila kebutuhan molibdenum
tidak terpenuhi. Yang lebih parah lagi, molibdenum yang sedikit bisa membuat pertumbuhan tanaman tidak
normal, terutama pada tanaman berjenis sayuran sehingga dampaknya akan terasa sekali ketika proses panen.

12. Mangan (Mn)

Mangan diperlukan oleh setiap tanaman sebagai nutrisi hidroponik dalam reaksi respirasi dan proses sintesis
vitamin riboflavin dan asam askorbin. Pada kegiatan fotosintesis, mangan juga berperan dalam pengurangan
zat karbondioksida.

Akibat Kekurangan dan Kelebihan Mangan

Kekurangan mangan menimbulkan gejala yang hampir sama dengan kekurangan zat besi, seperti
menyebabkan klorosis pada tulang daun secara tidak teratur dan tampak belang-belang yang kasusnya terjadi
pada tanaman dengan defisiensi magnesium. Untuk pengaruh kelebihan mangan pada tanaman tidak begitu
banyak, jadi tidak perlu khawatir berlebih tanaman akan bermasalah.

13. Klorin (Cl)

Klor diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Cl (Chlor). Unsur hara atau zat nutrisi tanaman hidroponik ini
juga membantu peran nutrisi lain dalam proses sintesis. Kebutuhan tanaman akan unsur hara mikro ini tidak
sebanyak dengan unsur hara mikro lain.

Akibat Kekurangan dan Kelebihan Klorin

Ada beberapa tanaman yang sensitif terhadap klorin, seperti kentang dan tembakau. Pada kedua jenis
tumbuhan tersebut, klorin akan membuat daun menebal dan menggulung serta produktifitas tanaman ikut
menurun. Untuk gejala kekurangan klorin sendiri, seperti pada tomat yang ditanam dengan cara bercocok
tanam hidroponik akan bermasalah pada bagian akar dan daun.
Kelebihan nutrisi tanaman tidak melulu berdampak buruk pada tanaman. Seperti pada tembakau, tomat, kol,
wortel, kentang, dan jagung, keenam tanaman tersebut memperlihatkan respon positif setelah mendapatkan
asupan tambahan berupa zat klorin.

14. Natrium (Na)

Unsur kimia dengan simbol Na dan nomor atom 11, Natrium, merupakan zat hara bagi tanaman yang
berperan dalam pembukaan stomata, pembentukan umbi, dan mencegah busuk bagian tengah ubi. Natrium
mempunyai kemampuan untuk mengganti peranan unsur kalium.

Keberadaan natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman yang mengalami gejala kekurangan kalium.
Selain itu, natrium juga menjadi pencegah tanaman menyerap kalium secara berlebihan. Dengan demikian,
kehadiran natrium akan memperkecil kemungkinan tanaman mengalami masalah pertumbuhan yang
disebabkan oleh unsur hara kalium.

15. Kobalt (Co)

Kobalt merupakan unsur hara esensial yang termasuk dalam elemen makro yang memengaruhi tanaman.
Pada media tanam yang terdapat unsur kobalt, tanaman seperti kacang-kacangan akan menciptakan efek
menguntungkan karena keberadaannya diperlukan untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri di nodul akar.

Unsur kobalt bisa diperoleh tanaman dengan pemberian pupuk organik dan pupuk majemuk dalam jumlah
yang kecil. Kobalt akan membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman ke arah yang lebih baik,
asalkan jumlah kobalt yang tersedia sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sebab apabila mengalami kekurangan
atau kelebihan porsi, unsur kobalt justru menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu.

16. Silikon (Si)

Silikon biasa dijadikan bahan dasar untuk pembuatan pupuk. Material ini diperoleh dari hasil ledakan
(ratusan juta meter kubik abu vulkanik) gunung merapi. Silikon membawa pengaruh yang cukup penting
untuk tanaman, baik yang ditanam dengan media tanam tanah ataupun air pada konsep hidroponik.

Nutrisi hidroponik berupa silikon dapat meningkatkan tandor fosfor dalam tanah, menegakkan tanaman agar
serta menguatkannya agar tidak mudah roboh, menurunkan cekaman kekurangan air, dan membentuk
benteng untuk menahan serangan hama dan penyakit.

Kekurangan silikon akan ditampakkan pada sifat mekanis sel yang berada di dalam dinding sel, apakah
menjadi kaku atau justru elastis. Selain itu, dampak lain yang terlihat ketika tanaman mengalami defisiensi
silikon adalah lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit.

17. Nikel (Ni)

Macam-macam nutrisi hidroponik terakhir adalah nikel yang mempunyai fungsi sebagai aktivator enzim
urease yang berperan dalam proses metabolisme nitrogen untuk proses perombakan urea sehingga dapat
digunakan oleh tanaman. Kekurangan unsur nikel pada tanaman dapat menyebabkan kegagalan dalam
menghasilkan benih yang layak.

Tanaman akan tumbuh dengan subur apabila memperoleh asupan dari macam-macam nutrisi hidroponik
tersebut. Dengan demikian, maka Anda bisa lebih tenang karena sudah mengetahui kebutuhan tanaman yang
sedang Anda tanam dengan metode hidroponik di rumah ataupun pekarangan rumah dengan sistem bercocok
tanam yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan Anda sendiri.

Anda mungkin juga menyukai