Herbarium berasal dari kata hortus dan botanicus, yang artinya kebun botani yang
dikeringkan secara sederhana, yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah
dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi (Sama, 2009).
Herbarium berguna dalam pengenalan dan identifikasi jenis-jenis tumbuhan. Pada
tumbuhan tingkat rendah organ-organ tersebut adalah spora atau kumpulan-kumpulan spora
dan bagian-bagian tertentu yang spesifik. Sedangkan untuk tumbuhan tingkat tinggi, bagian-
bagian tersebut berupa bunga, buah, dan biji karena dasar klasifikasi tumbuhan tersebut
adalah struktur bunga (Sama, 2009).
Herbarium pertama kali ditemukan pada tahun 1600 di eropa. Adapun yang akan dibahas
dalam hal ini adalah awetan basah atau herbarium basah yaitu :
a) Herbarium basah
Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah didentifikasi
dan di tanam bukan lagi pada habitat aslinya. Spesiesmen tumbuhan yang telah diawetkan
disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang
berbeda-beda adapun zat yang di gunakan pada herbarium basah diantaranya akuades,
formalin 4% asam cuka 40% terusi alkohol 50% dan gliserin 10%. (matnawi 1989).
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat media pembelajaran berupa awetan basah
tumbuhan lumut.
a. Bersihkan kotoran dan tanah dari tumbuhan lumut yang ingin diawetkan.
b. Siapkan larutan fiksatif dengan komposisi: (1) asam asetat glasial sebanyak 5 ml; (2)
formalin sebanyak 10 ml; (3) etil alkohol sebanyak 50 ml. Selanjutnya untuk
mempertahankan warna hijau lumut, dapat pula ditambahkan ke dalam larutan fiksatif
tadi larutan tembaga sulfat dengan komposisi: (1) tembaga sulfat 0,2 gram; dan (2)
aquades sebanyak 35 ml.
c. Matikan lumut dengan merendamnya ke dalam larutan fiksatif yang telah ditambahkan
larutan tembaga sulfat tadi. Biasanya diperlukan 48 jam perendaman.
d. Siapkan tempat berupa botol penyimpanan yang bersih, kemudian isi dengan alkohol 70%
sebagai pengawetnya.
e. Masukkan lumut yang telah siap tadi dalam botol penyimpanan, atur posisinya sehingga
mudah diamati.
f. Buatkan label berupa nama spesies lumut tanpa mengganggu pengamatan.
g. Awetan basah tumbuhan lumut siap digunakan. Secara berkala atau bila perlu, misalnya
larutan menjadi keruh atau berkurang, gantilah dengan larutan pengawet yang baru
secara hati-hati..