Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

NEGARA DAN KONSTITUSI

Secara kodrati manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki identitas
sebagai mahluk individu dan sekaligus mahluk sosial. Sebagai mahluk individu sekaligus
mahluk sosial, manusia dihadapkan pada kenyataan yang sangat komplek, terutama dalam
upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini menimbulkan perlunya wadah yang
diwujudkan dalam berbagai bentuk asosiasi. Dari sejumlah asosiasi yang ada, asosiasi
negara merupakan asosiasi terpenting karena didirikan untuk mengatur berbagai sistem
kehidupan.
Dalam sebuah negara, rakyat harus tunduk dan patuh pada kekuasaan negara dan,
sebaliknya kekuasaan pemerintahan negara harus dibatasi agar penyelenggaraan kekuasaan
tidak bertindak sewenang-wenang, sehingga hak-hak warga negara akan terlindungi.
Gagasan inilah yang kita kenal dengan istilah konstitusi atau undang-undang.
Bab IV ini akan membahas tentang Negara dan Konstitusi, pengetahuan ini sangat penting
untuk dipelajari oleh mahasiswa baik ia sebagai warga negara dan mereka akan menjadi
seorang sarjana dan profesional, terlebih lagi mereka dipersiapkan untuk menjadi calon
pemimpin generasi mendatang.
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa :
1. Memiliki komitmen secara personal dan sosial terhadap pengejawantahan nilai dan
norma yang terkandung dalam konstitusa di Indonesia.
2. Mampu menganalisis nilai dan norma yang terkndung dalam konstitusi di Indonesia dan
ketentuan dibawah UUD dalam konteks kehidupan bernegara-kebangsaan Indonesia.
3. menjadi warga negara yang ikut aktip membangun kehidupan demokratis berdasarkan
nilai-nilai Pancasila, yang direalisasikan dalam UUD Tahun 1945
Untuk mencapai tujuan diatas maka pada bagian ini akan dibahas dua sub bagian
sebagai berikut :
a. Hakikat Negara
b. Pengertian Konstitusi

Negara dan Konstitusi 40


c. Konstitusi pada Negara Republik Indonesia

A. Hakikat Negara
Kata negara yang digunakan di Indonesia berasal dari bahasa sansekerta Nagari
atau Nagara yang berarti wilayah, kota, atau penguasa. Dari pengertian dasar tersebut,
berikut ini dikutipkan pengertian negara menurut beberapa pakar kenegaraan yaitu :
Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang
bersama-sama mendiami atau wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan
yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia
tersebut (Supriatnoko, 2008). Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup tertentu yang
harus memenuhi tiga syarat pokok : rakyat tertentu, daerah tertentu, dan pemerintahan
yang berdaulat (M. Nasrun, 1978). Negara adalah suatu organisasi manusia atau
kumpulan manusia yang berada dibawah suatu pemerintahan yang sama (Djokosutono,
1982).
Dari ketiga pengertian diatas paling tidak ada tiga pokok pengertian yang
terkandung di dalamnya yaitu :
pertama, negara adalah organisasi kolompok manusia,
kedua, organisasi kelompok manusia itu mendiami wilayah tertentu, dan
ketiga, kelompok manusia itu mengakui adanya pemerintahan yang berdaulat untuk
mengurus tata-tertib dan keselamatannya.
Berdasarkan ketiga pokok pengertian tersebut, maka negara pada hakikat memiliki
unsur-unsur sebagai berikut :
1) Wilayah, yaitu daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat tinggal bagi
rakyatnya yang meliputi darat, laut, dan udara.
2) Rakyat, yaitu penduduk yang bertempat tinggal di wilayah suatu negara, tunduk pada
kekuasaan negara, dan mendukung negara bersangkutan.
3) Pemerintah, yaitu suatu organisasi yang bertindak atas nama negara dan
menyelenggarakan kekuasaan negara. Pemerintah berwenang untuk merumuskan dan

Negara dan Konstitusi 41


melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di dalam
wilayahnya.
4) Kedaulatan, yaitu kekuasaan untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya
dengan cara yang tersedia. Negara memiliki kekuasaan untuk memaksa semua
penduduknya menaati undang-undang dan peraturannya baik kedalam maupun
kedaulatan keluar. Untuk itu negara menuntut loyalitas mutlak dari warga negaranya.
Berdasarkan uraian diatas maka unsur negara dapat juga dikelompokkan
menjadi :
a. Bersifat Konstitutif, yang berarti bahwa di dalam negara tersebut terdapat wilayah,
rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat.
b. Bersifat Deklaratif, yang ditandai oleh adanya tujuan negara, undang-undang dasar, dan
pengakuan dari negara lain atau masuk dalam perhimpunan bangsa-bangsa di dunia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan berdasarkan UUD 1945 yang
mengatur tentang kewajiban negara terhadap warganya, hak dan kewajiban warga negara
terhadap negaranya dalam suatu sistem kenegaraan. Kewajiban negara terhadap warganya
pada dasarnya adalah memberikan kesejahteraan hidup dan keamanan lahir batin sesuai
dengan sistem demokrasi yang dianutnya.
Implikasi perkembangan teori kenegaraan dalam proses terjadinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia dapat kita lihat pada hal berikut ini :
Pertama : Terjadinya Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan suatu proses yang
tidak sekedar dimulai dari proklamasi, akan tetapi perjuangan kemerdekaan
mempunyai peran khusus dalam pembentukan ide-ide dasar yang
dicita-citakan.
Kedua : Proklamasi baru mengantar bangsa Indonesia sampai ke pintu gerbang
kemerdekaan. Adanya proklamasi tidak berarti bahwa kita telah selesai
bernegara
Ketiga : Keadaan bernegara yang kita cita-citakan belum tercapai hanya dengan adanya
pemerintahan, wilayah, dan bangsa, melainkan harus kita isi untuk menuju
keadaan merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur.

Negara dan Konstitusi 42


Keempat : Terjadinya negara adalah kehendak seluruh bangsa, bukan sekedar keinginan
golongan yang kaya dan yang pandai atau golongan ekonomi lemah yang
menentang golongan ekonomi kuat seperti dalam teori kelas.
Kelima : Religiusitas yang tampak pada terjadinya negara menunjukkan kepercayaan
bangsa Indonesia Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. (Sumarsono. S dkk. :
2005)
Fungsi Negara :
a) Menjaga ketertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah berbagai bentrokan
dalam masyarakat, negara bertindak sebagai stabilisator
b) Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, fungsi ini sangat penting
terutama bagi negara-negara sedang berkembang.
c) Mengusahakan pertahanan untuk menangkal kemungkinan serangan dari luar, untuk itu
maka negara harus dilengkapi dengan alat-alat pertahanan yang kuat dan canggih.
d) Menegakkan keadilan yang dilaksanakan oleh badan-badan peradilan.

Tujuan Negara
Tujuan negara berhubungan erat dengan organisasi negara yang bersangkutan.
Tujuan masing-masing negara sangat dipengaruhi oleh tata nilai sosial budaya, kondisi
geografis, sejarah pembentukan negara tersebut, serta pengaruh politik dari penguasa
negara yang bersangkutan. Secara singkat tujuan negara adalah menciptakan kesejahteraan,
ketertiban dan ketentraman semua rakyat. Bagi bangsa Indonesia tujuan itu dituangkan
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alenia ke-empat, meliputi :
a. Membentuk suatu pemerintahan yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Kelembagaan Negara Republik Indonesia
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Negara dan Konstitusi 43


MPR adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang
terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD. Adapun tugas dan wewenang MPR antara
lain :
1. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar
2. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil Pemilihan Umum
3. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut
Undang-Undang Dasar.
4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal
terjadi kekosongan Wakil Presiden.
5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden yang diusulkan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik yang meraih
suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pemilihan Umum sebelumnya sampai
berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatan
secara bersamaan.
b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Merupakan lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia sebagai lembaga
perwakilan rakyat, dan memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang,. DPR
memiliki fungsi Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan. DPR terdiri atas anggota Partai
Politik peserta pemilihan umum yang dipilih langsung oleh rakyat.
c. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
DPD adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yamg
merupakan wakil-wakil dearah provinsi dan dipilih langsung oleh rakyat melalui
pemilihan umum.
DPD memiliki fungsi :
1) Mengajukan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan yamg
berkaitan bidang legislasi tertentu
2) Mengawasi atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu.
d. Badan Pengawas Keuangan (BPK)

Negara dan Konstitusi 44


BPK adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang
mempunyai wewenang untuk memeriksa pengelolaan dan tangung jawab keuangan
negara. Badan bersifat bebas dan mandiri, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi
kekuasaan pemerintah. Tugtas BPK anatara lain :
1) Memerikasa laporan dan tanggung jawab keuangan negara
2) Memeriksa semua pelaksanaan APBN
e. Mahkamah Agung (MA)
MA adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia pemegang
kekuasaan kehakiman dan badan peradilan lainnya yang terlepas dari pengaruh semua
lembaga negara. Kekuasaan kehakiman ilakukan oleh Mahkamah Agung (MA) dan
Mahkamah Konstitusi (MK). MA membawahi bidang peradilan dalam lingkup
Peradilan Umum; Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi; Lingkungan Peradilan
Agama; Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama; Lingkungan Peradilan
Militer; Lingkungan Peradilan Tata Usaha.
f. Komisi Yudisial (KY)
KY adalah lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya
bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan lainnya. KY memiliki wewenang
untuk :
1) Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR
2) Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku Hakim
g. Mahkamah Konstitusi (MK)
MK adalah salah satu kekuasaan kehakiman yang diatur dalam Undang-Undang Dasar
1945. Kewajiban dan wewenang MK adalah mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir dengan keputusan yang bersifat final untuk :
1) Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945.
2) Memutus sengketa kewenangan Lembaga Negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD 1945.
3) Memutus pembubaran Partai Politik
4) Memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum.
h. Presiden dan Wakil Presiden

Negara dan Konstitusi 45


Presiden berfungsi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Sebagai kepala
negara ia merupakan simbol resmi negara Indonesia di dunia, dan sebagai kepala
pemerintahan ia memegang kekuasaan eksekutif, untuk melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan sehari-hari dibantu Menteri-Menteri dalam Kabinet. Wakil Presiden
secara umum memiliki tugas untuk membantu Presiden dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya, secara khusus wakil Presiden memiliki tugas :
1)Memperhatikan secara khusus, menampung masalah-masalah dan mengusahakan
pemecahan masalah-masalah menyangkut tugas kesejahteraan rakyat.
2) Melakukan pengawasan operasional pembangunan dengan bantuan kementrian atau
departemen.

B. Pengertian Konstitusi
Konstitusi bagi suatu negara adalah keseluruhan sistem aturan yang menetapkan
dan mengatur tata kehidupan kenegaraan melalui sistem pemerintahan negara dan tata
hubungan secara timbal balik antara pemerintahan negara dan orang-seorang yang berada
dibawah pemerintahannya (Supriatnoko : 2008).
Dalam kehidupan sehari-hari biasanya kita menerjemahkan kata Constitution
(Inggris) dengan Undang-Undang Dasar. Dalam pemakaian istilah Undang-Undang Dasar
biasanya kita langsung membayangkan suatu naskah tertulis, karena semua
Undang-Undang Dasar adalah suatu naskah tertulis. Constitution lebih luas mencakup
kesuluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis, yang mengatur secara
mengikat penyelenggaraan suatu pemerintahan. Konstitusi yang tertulis disebut
Undang-Undang Dasar dan konstitusi yang tidak tertulis disebut konvensi.
Undang-Undang dasar suatu negara adalah aturan-aturan pokok negara yang bersifat dasar
dan belum memiliki sanksi pemaksa atau sanksi pidana bagi penyelenggaraannya.
Konvensi adalah aturan-aturan pokok negara yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis.
Pada hakikatnya konstitusi itu mengandung pokok-pokok sebagai berikut :
1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warganya
2. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental

Negara dan Konstitusi 46


3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat
fundamental.
Sifat Konstitusi.
Formal : bahwa prosedur pembuatan konstitusi yang dilakukan harus secara
istimewa karena isinya penting, menyangkut nasib negara dan rakyat
seluruhnya.
Material, : bahwa isi konstitusi menyangkut hal-hal yang bersifat dasar atau pokok
bagi rakyat dan negara.
Fleksibel : konstitusi itu mudah mengikuti perkembangan jaman, memuat hal-hal
yang pokok, dan untuk mengubahnya tidak memerlukan prosedur yang
istimewa, cukup dilakukan oleh badan pembuat Undang-Undang biasa.
Kaku (rigid) : jika konstitusi itu tidak mudah mengikuti perkembangan jaman, memuat
hal-hal yang pokok dan pembuat konstitusi menetapkan prosedur
perubahan yang tidak mudah.
Perlu diketahui bahwa yang menentukan perlu atau tidaknya suatu konstitusi
diubah adalah kekuatan politik yang berkuasa pada suatu orde. Betapa kakunya suatu
konstitusi akan tetapi bila kekuatan politik yang berkuasa pada orde itu menghendaki
perubahan, maka konstitusi akan diubah. Sebaliknya, walaupun konstitusi fleksibel tetapi
jika kekuatan politik yang berkuasa tidak menghendaki adanya perubahan, konstitusi tetap
tidak akan berubah.

Fungsi pokok konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah membatasi kekuasaan


pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan terlindungi.
Dengan memperhatikan sifat dan fungsi konstitusi atau Undang-Undang Dasar, setiap
Undang-Undang Dasar memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan antar badan legislatif, eksekutf, dan
yudikatif.
b. Hak Asasi Manusia
c. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar

Negara dan Konstitusi 47


d. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari Undang-Undang
Dasar
Meskipun Undang-Undang Dasar bukanlah merupakan salah satu syarat untuk
berdirinya suatu negara serta penyelenggaraan negara yang baik, dalam perkembangan
zaman modern dewasa ini Undang-Undang Dasar mutlak diperlukan. Sebab dengan
Undang-Undang Dasar baik penguasa negara maupun masyarakatnya dapat mengetahui
aturan atau ketentuan yang pokok / mendasar mengenai ketatanegaraannya.
Undang-Undang Dasar sebagai hukum tertinggi harus ditaati baik oleh rakyat maupun oleh
alat-alat perlengkapan negara. Untuk menjamin agar ketentuan Undang-Undang Dasar
benar-benar diselenggarakan menurut jiwa dan kata-kata sesuai dengan naskah, maka
setiap negara membentuk lembaga / badan yang berwenang terhadap Undang-Undang
Dasar atau konstitusi. Di Indonesia lembaga yang berwenang adalah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

C. Konstitusi pada Negara Republik Indonesia


Konsepsi konstitusi negara RI bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945, dalam
arti luas konstitusi Indonesia didasarkan pada Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 dan batang tubuh. Lebih lanjut kemudian dijabarkan dalam berbagai produk
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mekanisme pelaksanaan demokrasi
Pancasila bersumber pada konstitusi atau Undang-Undang Dasar 1945.
Undang-Undang Dasar Negara republik Indonesia Tahun 1945 sebagai sebuah
konstitusi negara kita yang ditetapkan oleh para pendiri negara pada tanggal 18 Agustus
1945 menunjukkan bahwa negara Indonesia menganut konstitusionalisme, konsep negara
hukum dan prinsip demokrasi. Sebagai hukum dasar , Undang-Undang Dasar 1945 bukan
hanya merupakan dokumen hukum, tetapi juga mengandung aspek lain seperti pandangan
hidup, cita-cita, dan falsafah yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa dan menjadi
landasan dalam penyelenggaraan negara.

Perubahan / Amandemen Undang-Undang Dasar 1945

Negara dan Konstitusi 48


Pada awal era reformasi, berkembang dimasyarakat banyaknya tuntutan yang
didesakkan oleh berbagai komponen bangsa termasuk mahasiswa dan pemuda. Tuntutan
itu antara lain sebagai berikut :
1. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Penghapusan doktrin dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
3. Penegakan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM), serta
pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
4. Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah
5. Mewujudkan kebebasan pers
6. Mewujudkan kehidupan demokrasi
Tuntutan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang digulirkan beberapa kalangan masyarakat dan kekuatan sosial politik didasarkan
pada pandangan bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
belum cukup memuat landasan bagi kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat,
dan penghormatan HAM. Selain itu di dalamnya terdapat pasal-pasal yang menimbulkan
multi tafsir dan membuka peluang bagi penyelenggaraan negara yang otoriter, sentralistik,
tertutup dan KKN yang memungkinkan kemerosotan kehidupan nasional di berbagai
kehidupan nasional.
Tuntutan perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pada
era reformasi tersebut merupakan suatu langkah terobosan yang mendasar karena pada era
sebelumnya tidak dikehendaki adanya perubahan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Sikap politik pemerintah yang diperkukuh dengan dasar hukum Ketetapan MPR Nomor
IV/MPR/1983 terntang referendum yang berisi kehendak untuk tidak melakukan
perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam perkembangan
selanjutnya, tuntutan perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
menjadi kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Kemudian tuntutan itu diwujudkan secara
komprehensif, bertahap, dan sistematis dalam emapat kali perubahan pada empat kali
sidang MPR sejak tahun 1999 sampai dengan 2002. Perubahan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, telah sesuai dengan Pasal 3 dan Pasal 37 yang
menyatakan MPR berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar dan

Negara dan Konstitusi 49


untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
MPR harus hadir. Putusan diambil dengan pertsetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota yang hadir.
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
dilakukan MPR merupakan upaya penyempurnaan aturan dasar guna lebih memantapkan
usaha pencapaian cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang tertuang dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perubahan
dilakukan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali perubahan yang merupakan satu
rangkaian dan satu sistem kesatuan. Perubahan pertama dilakukan pada Sidang Umum
MPR tahun 1999, perubahan kedua pada sidang tahunan MPR tahun 2000, perubahan
ketiga pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001, dan perubahan keempa pada Sidang
Tahunan MPR tahun 2002.
Tujuan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
adalah untuk :
1. Menyempurnaakan aturan dasar mengenai tatanan negara dalam mencapai tujuan
nasional yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila
2. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat
serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham
demokrasi.
3. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi manusia
yang sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia dan peradaban umat
manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara hukum dicita-citakan oleh
Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945
4. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan modern,
antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih tegas, sistem saling mengawasi dan
saling mengimbangi yang lebih ketat an transparan, dan pembentukan lembaga-lembaga
negara yang baru untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan bangsa dan
tantangan zaman

Negara dan Konstitusi 50


5. menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban negara
mewujudkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa, menegakkan etika,
moral an solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan dalam perjuangan mewujudkan negara
sejahtera.
6. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara bagi
eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti pengaturan
wilayah negara dan pemilihan umum.
7. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai
sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta kepentingan bangsa dan negara
Indonesia dewasa ini sekaligus mengakomodasi kecendrungannya untuk kurun waktu
yang akan datang.

Latihan :
1. Tuliskan pengertian Negara serta sebutkan unsur-unsur negara !
2. Sebutkan lembaga-lembaga negara yang ada di Indonesia serta jelaskan fungsi masing
lembaga tersebut !
3. Tuliskan pengertian konstitusi dan jelaskan sifat-sifat konstitusi !
4. Bagaimana keterkaitan antara Negara dengan Konstitusi ?
5. Apa saja yang menjadi tuntutan Reformasi, dan apakah semua tuntutan tersebut sudah
tepenuhi ?
6. Jelaskan apa latar belakang dan tujuan amandemen / perubahan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 !
7. Identifikasi perubahan mana saja yang berhubungan dengan pelaksanaan demokrasi di
Indonesia !

Negara dan Konstitusi 51


Negara dan Konstitusi 52

Anda mungkin juga menyukai