Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL

TERHADAP KUALITAS TIDUR REMAJA


DI SMAN 3 SIAK

Mutia Ariani1 ,Veny Elita2 , Reni Zulfitri3

Email: mutiamulia@rocketmail.com
085265345827

Abstract

The purpose of this research is to determine the relationship between intensity of using
social networking and adolescent sleep quality. This research was done in SMAN 3 Siak
Kec. Sungai Apit, Kab. Siak Sri Indrapura. This is a descriptive correlative research with a
cross-sectional approach. There are 85 samples taken using stratified random sampling
technique. Questionnaire is used to measure the relationship along with univariate and
bivariate analysis. The result test shows that adolescent who used social networking with
low intensity (29 respondent, 69%) and high intensity (28 respondent, 65,1%) have good
sleep quality. The result of chi-square test showed there is no significant relationship
between the sleep quality and social networking use intensity, p value=0,700
(pvalue>0,05). It is recommended for adolescent, parents and school as a control from
adolescent activity, to more decrease the intensity of using social networking and use that
for fun activities and communication without disturb their sleep and studying periodes.

Keywords: Adolescent, sleep quality, social networking use intensity


Kualitas tidur menurut Maas (2002)
PENDAHULUAN adalah suatu keadaan di mana kesadaran
seseorang akan sesuatu menjadi turun,
Tidur adalah suatu keadaan yang tetapi aktivitas otak tetap memainkan
berulang-ulang, perubahan status peran yang luar biasa dalam mengatur
kesadaran yang terjadi selama periode fungsi pencernaan, aktivitas jantung dan
tertentu (Potter & Perry, 2005). Tidur pembuluh darah, serta fungsi kekebalan
adalah status perubahan kesadaran ketika dalam memberikan energi pada tubuh dan
persepsi dan reaksi individu terhadap dalam pemprosesan kognitif, termasuk
lingkungan menurun. Tidur dalam penyimpanan, penataan, dan
dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik pembacaan informasi yang disimpan
yang minimal, tingkat kesadaran yang dalam otak, serta perolehan informasi saat
bervariasi, perubahan proses fisiologis terjaga.
tubuh, dan penurunan respon terhadap Makna dasar tidur adalah suatu
stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari keadaan dimana otak dan tubuh diberi
waktu kita gunakan untuk tidur. Hal kesempatan untuk beristirahat. Definisi
tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur sebenarnya yang diterima umum
tidur dapat memulihkan atau adalah kualitas dan kuantitas tidur yang
mengistirahatkan fisik setelah seharian diperlukan untuk menjaga kesigapan
beraktivitas, mengurangi stress dan selama bangun tidur (Yolanda, 2009).
kecemasan, serta dapat meningkatkan Kualitas tidur menunjukkan adanya
kemampuan dan konsentrasi saat hendak kemampuan individu untuk tidur dan
melakukan aktivitas sehari-hari (Hidayat, memperoleh jumlah istirahat yang sesuai
2006). dengan kebutuhannya (Hidayat, 2008)

1
Penelitian berjudul Sleep quality menjadikan tidurnya tidak nyenyak.
and elevated blood pressure in Termasuk gangguan internal adalah mudah
adolescents oleh Javaheri dan Cleveland terbangun karena ingin kencing, suhu
(2008) dari Case Western Reserve School tubuh yang panas, dan sebagainya.
of Medicine yang dilakukan pada 238 Termasuk gangguan eksternal adalah suara
orang remaja mengenai penurunan gaduh seperti ketukan pintu, suara mobil,
kualitas tidur menunjukkan menurunnya adanya pukulan di tembok, dan
jam tidur lebih dari 1 jam dalam 20-30 sebagainya) (Nashori, 2004).
tahun terakhir. Faktor-faktor sosial seperti Aspek kedua, waktu tidur yang
akses internet, peralatan elektronik di cukup (minimal enam jam). Bila seseorang
kamar seperti televisi, jadwal sekolah yang dapat tidur dalam waktu yang cukup, maka
padat, kecemasan, peningkatan konsumsi ia akan siap melakukan aktivitas-aktivitas
kafein dan faktor-faktor stress lainnya yang harus dikerjakannya saat ia tersadar.
dapat mempengaruhi kualitas tidur. Tentang waktu tidur yang cukup,
Penelitian lainnya mengenai kualitas diungkapkan oleh Mass (2002) bahwa
tidur juga dilakukan oleh Nashori (2004) setiap orang mempunyai rekening utang
dengan judul Hubungan antara kualitas tidur. Setiap orang perlu menyimpan
tidur dengan kendali diri mahasiswa pada cukup tidur dalam rekening tersebut agar
126 orang mahasiswa psikologi dapat menjaga kondisi homeostatis tidur
Universitas Islam Indonesia menunjukkan tetap stabil, suatu hal yang akan
sumbangan kualitas tidur terhadap kendali membuatnya awas sepanjang siang.
diri adalah sebesar 30,8 %. Tingginya Aspek ketiga, tidur lebih awal dan
kualitas diri ini dipengaruhi oleh kualitas bangun lebih awal. Keteraturan tidur dan
tidur mahasiswa yang tergolong tinggi terjaga adalah sesuatu yang sangat penting,
(55,5%) dan sedang (43,7%). Seseorang namun yang tak kalah penting dalam
yang tidur dengan waktu yang cukup keteraturan itu adalah perlunya seseorang
dengan kualitas tidur yang memadai akan tidur lebih awal dan bangun lebih awal.
menjadi pribadi yang bersuasana hati Diungkapkan oleh Mass (2002) bahwa
positif, waspada, dan persepsi yang benar adalah penting bagi setiap orang untuk
terhadap berbagai stimulus, sehingga tidak menjaga jam biologisnya agar tetap selaras
terjebak dalam perilaku negatif dan sepenuhnya dengan rutinitas hariannya
destruktif. (Nashori, 2004).
Aspek-aspek kualitas tidur Aspek keempat adalah merasa segar
dirumuskan berdasarkan pendapat ahli-ahli ketika terbangun. Saat terbangun dari tidur
psikologi modern. Ahli-ahli psikologi yang semestinya seseorang merasakan
modern berpandangan bahwa tidur yang segar atau bugar saat terbangun. Dengan
baik ditandai oleh rasa nyenyak selama kebugarannya itu, ia siap melakukan
tidur (tidak mengalami gangguan tidur). berbagai aktivitas sepanjang hari secara
Waktu tidur minimal 6 jam, tidak efektif dan efisien (Maas, 2002).
memperoleh mimpi buruk, dan merasa Aspek kelima adalah tidak bermimpi
segar saat terbangun (Nashori, 2004). buruk. Diungkapkan oleh Kramer
Aspek pertama, nyenyak selama (Purnamaki, 1999) yang mengatakan
tidur. Sebenarnya orang tidur melalui bahwa tidur dan mimpi seseorang
beberapa fase : tidak nyenyak, nyenyak, berpengaruh terhadap mood orang tersebut
hingga tidak nyenyak dalam tidur. dipagi hari. Tidur dan mimpi yang positif
Berkaitan dengan kenyenyakan ini, para menjadikan mood yang ada dalam diri
ahli menggambarkan tahap tidur menjadi seseorang dalam keadaan positif, yang
enam tahap (Maas, 2002). Seseorang yang menjadikannya dapat mengatur atau
nyenyak tidur tidak mengalami gangguan mengelola emosinya secara optimal.
internal maupun eksternal yang

2
Sebagian orang secara genetik struktur sosial yang terdiri dari elemen-
tergolong aktif dipagi hari dan lainnya elemen individu atau organisasi. Jejaring
dimalam hari. Ada yang tidurnya pendek ini akan membuat mereka memiliki
dan ada pula yang tidurnya panjang. kesamaan sosialitas, mulai dari mereka
Sebagian orang membutuhkan tidur lebih yang telah dikenal sehari-hari sampai
banyak dari rata-rata orang, dan sebagian dengan keluarga bisa saling berhubungan
lagi untuk kembali merasa segar dan (Kindarto, 2010).
bertenaga membutuhkan tidur kurang dari Menggunakan jejaring sosial pada
rata-rata. Dalam tidur bukan hanya sekedar saat ini sudah menjadi salah satu
di lihat dari lamanya seseorang tidur, tetapi kebutuhan bagi masyarakat. Karena
kualitasnya. Kendati tidur lama, belum jejaring sosial sudah menjadi salah satu
tentu orang tersebut merasa cukup tidur. alat komunikasi yang murah dan mudah
Ketika seseorang terbangun dari tidurnya diakses. Selain itu jejaring sosial juga
dan merasa bugar, hal itu menandakan ia mempunyai dampak negatif bagi
mendapatkan tidur yang berkualitas penggunanya, terutama pada remaja yang
(Syafitri, 2010). masih bersekolah, apabila jejaring sosial
Salah satu faktor yang ini digunakan tanpa batas. Peneliti dari
mempengaruhi kualitas menurut hasil Ohio State University, Aryn Karpinski,
penelitian Javaheri dan Cleveland (2008) mengungkapkan bahwa facebook dapat
adalah penggunaan internet. Pada saat ini membuat nilai seorang pelajar menurun.
penggunaan media elektronik dan akses Studi menunjukkan, pelajar yang
internet serta jejaring sosial bukan lagi hal menghabiskan waktunya untuk mengakses
yang baru. Remaja banyak menghabiskan facebook akan lebih sedikit belajar
waktunya untuk beraktivitas di jejaring (Hendroyono, 2009). Menurut Karpinski,
sosial atau dunia maya. Jejaring sosial atau para pelajar yang menghabiskan waktu
social networking sendiri adalah suatu setiap hari untuk mencari teman dan
struktur sosial yang dibentuk dari simpul- chatting akan kehilangan waktu efektif
simpul (yang umumnya adalah individu untuk urusan akademik, minimal satu jam
atau organisasi) yang diikat dengan satu seminggu. Penelitian tentang hubungan
tipe relasi spesifik atau lebih, seperti nilai, facebook dan dunia akademis itu dilakukan
visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain terhadap sekitar 219 pelajar Amerika
(Ricardo, 2009). Layanan yang dihadirkan Serikat. Hasilnya, hampir 68% anggota
oleh masing-masing website jejaring sosial facebook membuka akun miliknya setiap
berbeda-beda. Hal inilah yang merupakan hari . waktu yang dihabiskan para pelajar
sebuah ciri khas dan juga keunggulan untuk membuka facebook bervariasi, mulai
masing-masing website jejaring sosial. dari beberapa menit hingga lebih dari 1
Tetapi umumnya layanan yang ada pada jam. Hasil lainnya adalah para peneliti
jejaring sosial adalah chatting, email, melihat nilai akademis anggota facebook
berbagi pesan (messaging), berbagi video itu mengalami penurunan yang sangat
dan atau foto, forum diskusi, blog dan lain- drastis (Hendroyono, 2009).
lain (Kindarto, 2010). Menurut Horrigan (2002), terdapat
Pemanfaatan situs jejaring sosial dua hal mendasar yang harus diamati
telah menjadi tren atau gaya hidup bagi untuk mengetahui intensitas penggunaan
sebagian masyarakat di Indonesia. Jejaring internet seseorang, yakni frekuensi internet
sosial pada saat ini telah menguasai yang sering digunakan dan lama
kehidupan para pengguna internet. menggunakan tiap kali mengakses internet
Buktinya situs jejaring sosial facebook yang dilakukan oleh pengguna internet.
berada pada peringkat pertama website The graphic, Visualization & Usability
yang paling banyak diakses di Indonesia. Center, The Georgia Institute of
Jejaring sosial merupakan sebuah sistem Technology (dalam Surya, 2002)

3
menggolongkan pengguna internet dengan pengguna terbesar berada pada
menjadi tiga kategori dengan berdasarkan rentang umur 18-24 tahun sebanyak
intensitas internet yang digunakan, yaitu 20.237.840 orang (42,9%).
Heavy users dengan pemakaian internet Berdasarkan hasil wawancara
lebih dari 40 jam perbulan, Medium users peneliti di SMAN 3 Siak, Kecamatan
dengan pemakaian internet antara 10 Sungai Apit, Kabupaten Siak,
sampai 40 jam perbulan, dan Light users menunjukkan 5 dari 10 remaja
dengan pemakaian internet kurang dari 10 menggunakan jejaring sosial lebih dari 3
jam perbulan. jam dalam sehari, terutama pada malam
Penelitian tentang internet dan hari sebelum tidur. Menurut wawancara
jejaring sosial telah banyak dilakukan, mereka menggunakan jejaring sosial
Hasanuddin, Joseph, Putu, Nastiti dan seperti facebook dan chatting. Dari
Bernardus (2011) menyebutkan bahwa fenomena dan teori yang telah dipaparkan
delapan dari sepuluh orang melakukan diatas membuat penulis tertarik untuk
akses internet melalui mobile internet. mengetahui apakah ada hubungan
Selain dari ponsel, pengguna juga intensitas penggunaan jejaring sosial
mengakses internet melalui laptop pribadi. terhadap kualitas tidur remaja di SMAN 3
Selama 3-5 jam dalam sehari pengguna Siak tahun 2012.
internet menghabiskan waktu untuk
kegiatan seperti update status di situs-situs TUJUAN PENELITIAN
media sosial yang mereka miliki. Untuk mengetahui apakah ada
Penggunaan jejaring sosial di hubungan intensitas penggunaan jejaring
dominasi oleh remaja. Remaja merupakan sosial terhadap kualitas tidur remaja di
masa transisi, suatu masa dimana periode SMAN 3 Siak.
anak-anak sudah terlewati dan disatu sisi
belum dikatakan dewasa (Stuart & METODE
Sundeen, 2006). Menurut Papalia, Olds Desain Penelitian: Desain
dan Fieldman (2001), masa remaja adalah penelitian merupakan hasil akhir dari suatu
masa transisi perkembangan antara masa tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti
kanak-kanak dan masa dewasa yang pada berhubungan dengan bagaimana suatu
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 penelitian bisa diterapkan (Nursalam,
tahun dan berakhir pada usia akhir belasan 2008). Penelitian ini termasuk dalam
tahun atau awal dua puluh tahun. penelitian kuantitatif. Desain penelitian
Masa remaja terdiri dari masa remaja yang digunakan adalah deskriptif korelasi,
awal usia 12-15 tahun, masa remaja yaitu suatu studi yang mengkaji hubungan
pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa antara dua variabel atau lebih. Pendekatan
remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, yang digunakan dalam penelitian
2002). masa remaja disebut juga sebagai deskriptif korelasi ini adalah cross
periode perubahan, tingkat perubahan sectional study yaitu suatu studi yang
dalam sikap, dan perilaku selama masa menguji data pada satu waktu, data
remaja sejajar dengan perubahan fisik dikumpulkan hanya pada satu kesempatan
(Hurlock, 2004). dengan subjek yang sama (Wood &
Salah satu jejaring sosial yang Haber, 2006) untuk mengetahui hubungan
paling sering digunakan oleh remaja antara intensitas penggunaan jejaring
adalah facebook. Jumlah pengguna sosial dengan kualitas tidur remaja.
facebook di Indonesia menurut Sampel : Sampel yang digunakan
checkfacebook.com pada tanggal 20 Maret sebanyak 85 orang responden dengan
2013 adalah sebesar 47.165.080 pengguna, kriteria inklusi bersedia menjadi responden
menempati urutan keempat di dunia
dan aktif menggunakan jejaring sosial.
setelah Amerika Serikat, Brazil, dan India,

4
Instrumen : Instrumen yang Tabel 2.
digunakan berupa kuisioner hubungan Distribusi frekuensi karakteristik
intensitas penggunaan jejaring sosial responden berdasarkan jejaring sosial
yang digunakan
dengan kualitas tidur. Kuisioner ini
disusun sendiri oleh peneliti.
Tingkat Persentase
Prosedur : Tahapan awal peneliti No Frekuensi
pengetahuan (%)
mengajukan surat permohonan izin
penelitian ke PSIK UR yang selanjutnya
1 Facebook 62 72,9
diteruskan Dinas Kesatuan Bangsa, Politik
Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Facebook
Siak Sri Indrapura, Kantor Kecamatan 2 10 11,8
diiringi twitter
Sungai Apit dan SMAN 3 Siak, kemudian
mencari responden sesuai kriteria inklusi 3
Facebook,
10 11,8
dan melakukan penelitian. twitter dan YM

Facebook,
HASIL PENELITIAN 4 twitter, YM dan 3 3,5
Analisa Univariat BBM
Tabel 1.
Total 85 100
Distribusi frekuensi karakteristik
responden berdasarkan kelompok umur
dan jenis kelamin Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
bahwa mayoritas jejaring sosial yang
digunakan siswa adalah facebook yaitu
Karakteristik sebanyak 62 siswa ( 72,9 %) diikuti oleh
No. Frekuensi Presentasi
Responden
(%) pengguna jejaring sosial facebook dan
1 Kelompok Umur twitter sebanyak 10 siswa (11,8%).
- Usia 14 tahun 3 3,5
- Usia 15 tahun 18 21,2
- Usia 16 tahun 29 34,1 Tabel 3.
- Usia 17 tahun 26 30.6 Distribusi Responden Berdasarkan
- Usia 18 tahun 9 10,6 Penggunaan Jejaring Sosial

2 Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


- Perempuan 59 69,4 Penggunaan (%)
- Laki-laki 26 30,6 jejaring Sosial

Total 85 100 Tinggi 43 50,6%

Rendah 42 49,4%
Tabel 1 menunjukkan bahwa
kelompok umur tertinggi responden adalah
kelompok umur 16 tahun, yaitu 29 orang Total 85 100
(34, 1%), disusul kelompok umur 17 tahun
yang berjumlah 26 orang (30,6%). Jenis Tabel 3 menunjukkan bahwa
kelamin responden mayoritas berjenis intensitas penggunaan jejaring sosial oleh
kelamin perempuan yaitu sebanyak 59 responden hampir sama jumlahnya yaitu
orang perempuan (69,4%) dan 26 orang sebanyak 43 orang (50,6%) dengan
laki-laki (30,6%). intensitas penggunaan jejaring sosial yang
tinggi dan 42 orang (49,4%) dengan
intensitas penggunaan jejaring sosial yang
rendah.

5
Tabel 4. yang bermakna antara intensitas pengguna
Distribusi Responden Berdasarkan jejaring sosial dengan kualitas tidur pada
Kualitas Tidur siswa SMAN 3 Siak.

Kualitas Frekuensi Persentase PEMBAHASAN


Tidur (%) A. Analisa univariat
Baik 57 67,1% 1. Karakteristik responden
a. Umur
Buruk 28 32,9% Umur responden bervariasi,
Total 85 100 yang dimana responden
merupakan remaja yang sedang
menjalani pendidikan di bangku
Tabel 4 menunjukkan bahwa lebih sekolah menengah atas.
dari separuh responden yaitu sebanyak 57 Diungkapkan oleh Muss
orang (67,1%) memiliki kualitas tidur (Sarwono, 2011), usia 12-18
yang baik. tahun merupakan usia sekolah
lanjutan (latin school) sesuai
Tabel 5. dengan berkembangnya
Hubungan intensitas pengguna jejaring kemampuan penalaran
sosial pada siswa dengan kualitas tidur (reasoning). Pada tahap ini anak-
anak dilatih untuk mengerti
P
prinsip-prinsip kausalitas
Kualitas tidur (hubungan sebab-akibat) melalui
Intensitas value
penggunaan pelajaran tata bahasa, ilmu alam,
No
jejaring Baik Buruk matematika, etika, dialektika, dan
sosial retorika.
n % n % Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa responden
1 Rendah 13 31 29 69
terbanyak berada pada kelompok
2 Tinggi 15 34,9 28 65,1 0,700 berusia 16 tahun yaitu 29 orang
(34,1%), diikuti dengan kelompok
Total 28 57 usia 17 tahun sebanyak 26 orang
(30,6%), kelompok usia 15 tahun
Hasil analisa hubungan intensitas 18 orang (21,2%), kelompok usia
pengguna jejaring sosial dengan kulitas 18 tahun 9 orang (10,6%), dan
tidur siswa, didapatkan bahwa dari 42 kelompok usia 14 tahun 3 orang
responden yang menggunakan jejaring (3,5%).
sosial dengan intensitas rendah, 13
responden (31%) memiliki kualitas tidur b. Jenis kelamin
yang buruk dan 29 responden (69%) Dari hasil penelitian
memiliki kualitas tidur yang baik. diperoleh data mayoritas
Sedangkan dari 43 orang responden yang responden berjenis kelamin
menggunakan jejaring sosial dengan perempuan yaitu sebanyak 59
intensitas tinggi, terdapat 15 responden orang (69,4%) dan laki-laki yaitu
(34,9%) yang memiliki kualitas tidur yang 26 orang (30,6%). Disini jumlah
buruk dan 28 responden (65,1%) memiliki responden perempuan lebih
kualitas tidur yang baik. Berdasarkan hasil banyak karena jumlah siswa
uji statistik Chi-square didapatkan p value perempuan lebih banyak daripada
= 0,700 > (0,05), sehingga dapat laki-laki yaitu 318 orang dari total
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan seluruh siswa 549 orang.

6
Selain itu, remaja putri lebih untuk saling mengirimkan pesan
cenderung menggunakan jejaring bagi sesama pengguna facebook,
sosial daripada remaja laki-laki. pesan tersebut dapat dilihat secara
Menurut De vito (2006), hal ini umum dan tercantum
desebabkan oleh wanita lebih pengirimannya. Facebook dapat
sering mengekspresikan menjadi alternatif komunikasi
perasaannya dan memiliki yang digemari banyak orang.
keinginan yang besar untuk selalu Terlebih lagi bagi orang yang
mengungkapkan dirinya. memiliki kepribadian terutup,
Sehingga wanita lebih dominan pemalu ataupun pendiam.
dalam hal penggunaan jejaring
sosial dalam berkomunikasi dan 2. Gambaran intensitas penggunaan
lain sebagainya. jejaring sosial dengan kualitas
tidur
c. Jejaring sosial yang digunakan a. Intensitas penggunaan jejaring
Dari hasil penelitian sosial
diperoleh data yaitu mayoritas Dari hasil penelitian
jejaring sosial yang digunakan menunjukkan bahwa lebih dari
siswa adalah facebook yaitu separuh responden yaitu sebanyak
sebanyak 62 siswa (72,9%) 43 orang (50,6%) dengan
diikuti oleh pengguna jejaring intensitas penggunaan jejaring
sosial facebook dan twitter sosial yang tinggi. The graphic,
sebanyak 10 siswa (11,8%). Visualization & Usability Center,
Jumlah pengguna facebook di The Georgia Institute of
Indonesia menurut Technology (dalam Surya, 2002),
checkfacebook.com pada tanggal penggunaan internet yang
20 Maret 2013 adalah sebesar tergolong tinggi atau heavy users
47.165.080 pengguna, menempati adalah penggunaan yang
urutan keempat di dunia setelah menghabiskan waktu lebih dari 40
Amerika Serikat, Brazil, dan jam perbulan. Penggunaan yang
India, dengan pengguna terbesar cukup tinggi ini didasari oleh
berada pada rentang umur 18-24 aktivitas-aktivitas dalam
tahun sebanyak 20.237.840 orang penggunaan internet yang dalam
(42,9%). studi investigasi yang telah
Facebook lebih banyak dilakukan oleh Buente dan
diminati penggunaannya karena Robbin (2008), dibagi dalam
kemudahan dan kenyamanan empat dimensi kepentingan
yang ada dalam fasilitas facebook penggunaan internet. Dimensi-
itu sendiri. Menurut dimensi ini adalah informasi
Kusumaningtyas (2010) fasilitas (information utility), kesenangan
facebook yang mendukung (leisure/fun activities),
kenyamanan serta kelengkapan komunikasi (communication), dan
komunikasi adalah chat dan wall. transaksi (transaction).
Chat digunakan untuk
berinteraksi langsung dengan b. Kualitas tidur
syarat penggunanya harus Dari hasil penelitian
terkoneksi dalam jaringan menunjukkan bahwa lebih dari
(online), sehingga dapat terjadi separuh responden yaitu sebanyak
komunikasi langsung. Wall 57 orang (67,1%) memiliki
merupakan fasilitas facebook kualitas tidur yang baik. Kualitas

7
tidur yang baik dipengaruhi oleh (leisure/fun activities) adalah online
beberapa faktor yaitu rasa dengan alasan yang tidak istimewa,
nyenyak selama tidur (tidak hanya untuk kesenangan atau untuk
mengalami gangguan tidur), menghabiskan waktu. Yang ketiga
waktu tidur minimal 6 jam, tidak adalah komunikasi (communication),
memperoleh mimpi buruk, dan yaitu untuk mengirim dan menerima
merasa segar saat terbangun pesan seperti email. Dan yang ke
(Nashori, 2004). empat adalah transaksi
Kualitas tidur yang baik (transactions), yaitu untuk membeli
tidak hanya dilihat dari lamanya produk secara online misalnya buku,
seseorang tidur. Meskipun tidur pakaian dan lain sebagainya.
lama, belum tentu seseorang Dalam kategori intensitas
merasa cukup tidur. Ketika penggunaan jejaring sosial, remaja
seseorang terbangun dari tidur dalam penelitian ini memiliki tingkat
dan merasa bugar, hal ini intensitas penggunaan jejaring sosial
menandakan ia mendapatkan tidur yang hampir sama jumlahnya antara
yang berkualitas (Syafitri, 2010). penggunaan dengan intensitas tinggi
dan rendah. Hal ini dapat disebabkan
B. Analisa bivariat oleh perbedaan media dan fasilitas
1. Hubungan intensitas penggunaan yang digunakan oleh remaja dalam
jejaring sosial dengan kualitas mengakses internet dan situs jejaring
tidur sosial. Dari hasil penelitian yang
Dari hasil penelitian diperoleh dilakukan oleh Qomariyah (2009),
data yaitu responden dengan kualitas menunjukkan bahwa remaja yang
tidur baik sebanyak 57 responden mengakses internet di rumah
dengan 29 responden (69%) sebagai cenderung menggunakan internet
pengguna jejaring sosial yang dengan intensitas frekuensi paling
intensitas rendah dan 28 responden sering, yakni setiap hari. Seperti
(65,1%) sebagai pengguna jejaring halnya dengan frekuensi internet
sosial yang tinggi. Responden yang sering digunakan oleh remaja,
dengan kualitas tidur buruk sebanyak kebanyakan penggunaan internet
28 responden, 13 responden (31%) oleh remaja yang memiliki koneksi
sebagai pengguna jejaring sosial internet dirumah durasi
yang rendah dan 15 responden penggunaannya setiap kali
(34,9%) sebagai pengguna jejaring mengakses internet yakni 4 jam.
sosial yang tinggi. Berdasarkan hasil Sedangkan pada remaja yang
uji statistik Chi-square didapatkan p menggunakan akses internet melalui
value = 0,700 > (0,05), sehingga warung internet frekuensi pemakaian
dapat disimpulkan bahwa tidak ada internet yaitu sebanyak 1-2 kali
hubungan yang signifikan antara perminggu dengan rata-rata lama
intensitas penggunaan jejaring sosial penggunaannya adalah 3 jam
dengan kualitas tidur. sampai dengan < 4 jam.
Akses jejaring sosial menurut Intensitas penggunaan jejaring
Buente dan Robbin (2008) dibagi sosial juga dipengaruhi oleh fasilitas
menjadi 4 dimensi berdasarkan untuk mengakses internet yang
kepentingannya. Dimensi pertama dimiliki oleh remaja. Remaja yang
adalah informasi (information menggunakan handphone,
utility), yaitu untuk memperoleh laptop/komputer dirumah serta
informasi atau berita secara online. fasilitas lainnya untuk berlangganan
Yang kedua adalah kesenangan internet akan memiliki intensitas

8
penggunaan yang berbeda dengan 1. Mutia Ariani, S.kep. Mahasiswa
remaja yang mengakses internet dari Program Studi Ilmu Keperawatan
warung internet. Hasil penelitian dari Universitas Riau
Kusumaardhiati (2011) 2. Veny Elita, MN (MH). Dosen
menunjukkan bahwa remaja yang Departemen Keperawatan Jiwa Komunitas
berlangganan internet menghabiskan Program Studi Ilmu Keperawatan
waktu lebih dari dua jam setiap akses Universitas Riau
internet sedangkan yang tidak 3. Reni Zulfitri, M.kep., Sp.Kom. Dosen
berlangganan internet menghabiskan Departemen Keperawatan Jiwa Komunitas
waktu kurang dari satu jam setiap Program Studi Ilmu Keperawatan
akses internet. Universitas Riau
Dalam kategori kualitas tidur,
remaja dalam penelitian ini memiliki DAFTAR PUSTAKA
kualitas tidur yang baik walaupun
menggunakan jejaring sosial dengan Buente, Wayne., & Robbin, A. (2008).
intensitas yang tinggi. Hasil Trends in Internet Information
penelitian dari Latifa (2004) Behavior: 2000-2004. Journal of the
mengungkapkan bawa perilaku America Society forr Information
remaja yang menggunakan internet Science. Diperoleh tanggal 20 Maret
yaitu remaja yang Log-on lebih dari 2013 dari
lima kali sebulan, antara pukul 12-18 http://palimpsest.fisip.unair.ac.id/im
WIB selama 91-120 menit, yang ages/pdf/astutik.pdf.
digunakan untuk mencari informasi
dan hiburan, fasilitas searching dan DeVito, J.A. (2006). Komunikasi Antar
browsing yang dimanfaatkan untuk Manusia. Jakarta: Professional
mencari tugas sekolah, Books.
menggunakan email 3-6 kali
perbulan, serta chatting dengan Hasanuddin., Joseph, K., Putu, I. M.,
lawan jenis 30-60 menit dengan Nastiti, T. W., Bernardus, S. (2011).
topik humor dan hobi tertentu. Anxietas/Desires: 90 Insight for
Dalam penelitian ini menunjukkan Marketing to Youth, Women,
bahwa remaja tidak menggunakan Netizen. Jakarta: Gramedia Pustaka
waktu tidur mereka untuk Utama.
menggunakan internet dan jejaring
sosial, sehingga penggunaan internet Hendroyono, T. (2009). Facebook Haram.
dan jejaring sosial tidak Jakarta: Bentang Pustaka.
mempengaruhi kualitas tidur remaja.
Hidayat, A.A. (2006). Pengantar
Pada penelitian ini didapatkan
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
hasil bahwa tidak ada hubungan
Salemba Medika.
antara intensitas penggunaan jejaring
sosial dengan kualitas tidur remaja.
Hidayat, A.A. (2008). Pengantar
Hal ini dapat disebabkan oleh akses
Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
internet yang didapat oleh remaja
Konsep dan Proses Keperawatan.
hanya terbatas pada warung
Jakarta: Salemba medika.
internet/warnet, yang dimana
digunakan oleh para remaja untuk
Horrigan, J.B. (2002). New Interest Users:
mencari dan menyelesaikan tugas
What They Do Online, What They
sekolah.
Dont, and Implications for the Nets
Future. Diperoleh tanggal 5 Januari
2012 dari

9
http://www.pewinternet.org/pdfs/Ne Mahasiswa. Diperoleh tanggal 10
w_Users_report.pdf. November 2011 dari
http://data.dppm.uii.ac.id/uploads/f0
Javaheri, S. & Cleveland (2008). Sleep 2023.pdf.
Quality and Elevated Blood Pressure
in Addolescents, Journal of Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
Circulation. Diperoleh tanggal 10 Metodologi Penelitian Ilmu
November 2011 dari Keperawatan. Jakarta: Salemba
http://www.scribd.com/doc/6601568 Medika.
3/Tips-Pola-Tidur-Sehat.
Papalia, D.E., Olds, S.W., & Fieldman,
Kindarto, A. (2010). Efek Blogging R.D. (2001). Human Development
Dengan Aplikasi Facebook. Jakarta: (8th ed). Boston: McGraw-Hill
PT. Elex Media Komputindo.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku
Kusumaardhiati, E. (2011). Perilaku Ajar Fundamental keperawatan:
Penggunaan Internet Mahasiswa S1 Konsep, Proses, dan Praktik
Institut Pertanian Bogor. Diperoleh (Renata. K., et al, Terj.) Jakarta:
pada tanggal 18 Juni dari EGC (Naskah asli dipublikasikan
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/ tahun 1997).
handle/123456789/47360.pdf.
Purnamaki, R.L. (1999). The relationship
Kusumaningtyas, R. D. (2010). Peran of Dream Content and Changes in
Media Sosial Online (Facebook) Daytime Mood in Traumatized Vs
sebagai saluran self disclosure Non-Traumatized Children.
Remaja Putri di Surabaya. Diperoleh tanggal 10 November
Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan 2011 dari
Politik. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jur
nal/16205116.pdf.
Latifa, R. (2004). Hubungan antara
Kecanduan Berkomunikasi Melalui Qomariyah, A.N. (2009). Perilaku
Internet dengan Hubungan Penggunaan Internet Pada remaja di
Interpersonal. Fakultas Psikologi Perkotaan. Diperoleh tanggal 10
UIN Syarif Hidayatullah. Diperoleh November 2011 dari
tanggal 9 Juni 2013 dari http://palimpset.fisip.unair.ac.id/ima
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/ ges/pdf/astutik.pdf.
bitstream/123456789/2732/1/YUNIA
R%20RACHDIANTI-FPS.PDF. Ricardo, H. (2009). The Drop Out
Billionaire Menjual Ide Ala Mark
Mass, J.B. (2002). Power Sleep. Bandung: Zuckerberg. Yogyakarta: Bets
Penerbit Kaifa. Publisher.
Monks, F.J. (2002). Psikologi Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaja.
Perkembangan Pengantar Dalam Jakarta: Rajawali Pers.
Berbagai Bagiannya, Edisi Keempat
Belas (Haditono, S.R. Terj). Stuart, G.W., & Sundeen, S.J. (2006).
Yogyakarta: Gadjah Mada Principles and Practice of
University Press. Psychiatric Nursing. NewYork:
Mosby Year Book, Inc.
Nashori, H.F. (2004). Hubungan Antara
Kualitas Tidur Dengan Kendali Diri

10
Surya, Yuyun W.I. (2002). Pola Konsumsi
dan Pengaruh Internet sebagai Media
Komunikasi Interaktif pada Remaja
(Studi Analisis Persepsi pada remaja
di Kotamadya Surabaya). Surabaya:
Lembaga Penelitian Universitas
Airlangga. Diperoleh tanggal 10
November 2011 dari
http://palimpsest.fisip.unair.ac.id/im
ages/pdf/astutik.pdf.

Syafitri. (2010). Pengaruh Pemberian


Aktivitas ROM (Range of Motion)
Terhadap Perubahan Kualitas Tidur
Pasien Diabetes Melitus di Ruang
Mawar RSUP NTB. Diperoleh
tanggal 10 November 2011 dari
http://www.scribd.com/doc/5820841
7/skripsi-keperawatan.

Wood, G.L., & Haber, J. (2006). Nursing


Research: Methods and Critical
Appraisal for Evidence-Based
Practice, Volume 1. NewYork:
Mosby Elsevier.

Yolanda, A. (2009). Tidur Bermutu


Rahasia Hidup Berkualitas.
Purwokerto Utara: Keluarga Dokter.

11

Anda mungkin juga menyukai