Anda di halaman 1dari 6

1

MASYARAKAT GLOBALISASI DI INDONESIA YANG ARIF MEMBERDAYAKAN


KEMELAYUANNYA DI NUSANTARA
Oleh *Dra.RosmawatiHarahap, M.Pd., Ph.D.
Abstrak
Manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu akan
membentuk sebuah masyarakat. Dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat yang
berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di daerah tertentu akan berbeda
dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain. Karena setiap kelompok masyarakat memiliki
aspek nilai yang berbeda. Perbedaan aspek itu pula yang menujukkan keragaman dalam
masyarakat. Masyarakat harus mampu bergerak dalam perkembangan globalisasi yang pesat saat
ini tanpa harus menghilangkan kebudayaan lokalnya sebagai bentuk jatidirinya. Masyarakat
globalisasi yang arif adalah masyarakat yang mengetahui budaya lokalnya sebagai pola bertindak
untuk meraih kejayaan dalam aktivitas dan mobilitas bertindak global dan regional serta
kemampuan masyarakat dalam menunjukkan jatidirinya melalui bahasa. Beragam kelas
dimasyarakat harus dapat menentukan dan menganalisis unsur nilai budaya yang terkandung
dalam bahasa Indonesia sebagai kesejatian bangsa Indonesia yang inklud dalam rumpun bahasa
Polinesia. Kejatidirian bahasa Indonesia tergambar dalam bahasa itu sendiri yang terakomodasi
dari asal tradisi bahasa Melayu. Masyarakat yang mentradisikan kebudayaan Melayunya amat
penting untuk pengukuhan dan kemantapan jati diri generasi masa kini karena generasi
sekaranglah yang menjadi modal sosial dan modal budaya untuk meneruskan kelangsunan
tamadun alam Melayu Nusantara. Masyarakat globalisasi di Indonesia yang arif
memberdayakan kemelayuannya di Nusantara dengan cara melaksanakan penggunaan budaya
Melayu melalui berbagai variasi bahasa Melayu.

Kata Kunci : Bahasa Indonesia, tradisi, masyarakat, budaya lokal, globalisasi, budaya Melayu,
Kearifan.

Pendahuluan

Masyarakat globalisasi yang arif adalah masyarakat yang mengetahui budaya

lokalnya sebagai pola bertindak untuk meraih kejayaan dalam aktivitas dan mobilitas bertindak

global dan regional. Seluruh mahasiswa, para pekerja, para ilmuwan bangsa Indonesia harus

dapat menentukan dan menganalisis unsur nilai budaya yang terkandung dalam bahasa Indonesia

sebagai kesejatian bangsa Indonesia yang inklud dalam rumpun bahasa Polinesia. Kejatidirian

bahasa Indonesia tergambar dalam bahasa itu sendiri yang terakomodasi dari asal tradisi bahasa
*Dra. RosmawatiHarahap, M.Pd., Ph.D.adalah dosen KopertisWil.Idpk UMN Al Washliyah
lulusanUniversiti Utara Malaysia tahun 2012.
2

Melayu. Walaupun bangsa Eropa dulu mengelakkan ke-Melayuan di dalam masyarakat

Indonesia namun sebagian besar masyarakat Indonesia mentradisikan bahasa Melayu dalam

kegiatan kebangsaan secara internasional. Di dalam sebuah abstrak karya ilmiah (Nuraini: 5

November 2014) telah dibentangkan perananan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa resmi

negara. Alasan mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka, diantara beratus-

ratus bahasa Nusantara yang masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai Bahasa Ibu

(BI).

Berkenaan dengan itu bahasa memegang peranan yang amat penting dalam

fungsinya secara sosiolinguistik tidak mempersoalkan aspek kesalahan berbahasa secara

linguistiknya seperti aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana. Kesalah besar lagi pada

aspek gramatikal, sosiolinguistik. Uraian tentang fungsi bahasa Indonesia sejalan dengan

penggunaan bahasa Melayu agar parasarjana berhimpun menggunakan dalam majalah-majalah

bahasa kebangsaan yang tertulis dapat dimanfaatkan secara nasional dan kita perlu membina

image yang tinggi bagi bahasa regional (Hussein, 2012: 108). Kiat membina secara terencana

dimengerti oleh seluruh kalangannya. Seperti tertera dalam sejarah Melayu bahwa bahasa

Melayu satu di antara 700 bahasa Melayu yang memang terlupakan oleh segelintir cendekia yang

terkesan ada unsure politik. Bagi sebagian masyarakat Melayu sangat terikat dengan kemurnian

bahasa Melayu seperti di Negara Malaysia. Kalau di Negara Indonesia seakan-akan dielakkan

sifat kemelayuannya. Penamaan istilah Indonesia pun sama sekali tidak berbau Melayu. Kalau

istilah Malaysia masih tetap berbau Melayu. Sejarah Bahasa Indonesia membuktikan arti ketara

Indonesia yang bukan berbau Melayu.

*Dra. RosmawatiHarahap, M.Pd., Ph.D.adalah dosen KopertisWil.Idpk UMN Al Washliyah


lulusanUniversiti Utara Malaysia tahun 2012.
3

Pembahasan

Sekarang kita maklum bahwa istilah kata Indonesia tidak berbau bahasa

Melayu.Walaupun begitu, sekarang masih ada kesempatan bagi masyarakat globalisasi di

Indonesia yang arif untuk memberdayakan kemelayuannya. Alasan apa yang mengusulkan

pentingnya jatidiri kemelayuan dilestarikan atau diringgikan di tengah dunia global. Alasanya

adalah sebagai berikut :

Suku bangsa di dunia yang terbesar satu di antaranya adalah suku-suku bangsa Melayu.
Suku-suku bangsa Melayu secara geografis dan rasa adalaha suku-suku bangsa

Austronesia.
Dunia Melayu yang luas merangkumi kawasan-kawasan Formosa, Melanesia, Mikronesia

dan Polinesia di Lautan Fasifik hingga ke Madagaskar.

Dalam kajian filologi terdiri atas 800 judul yang menyorot permasalahan bahasa Melayu,

sastra dan kebudayaan dengan impian menyatukan dunia Melayu Inti di Nusantara (Indonesia,

Malaysia, Singapura, Brunai Darssalam, Thailand, Filipina Selatan, Vietnam dan Kamboja.

Paling mantap adalah membina hubungan bahasa, sastra dan kebudayaan Melayu di Malaysia

dengan Indonesia (Hamdani, 2012: x). Mengapa disebut Melayu Inti di Nusantara adalah bangsa

Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam dan Thailand? Sebab kelima Negara ini

adalah didiami suku Melayu yang notabene bearagama Islam yang menunjukkan ciri tradisi

agamanya masing-masing seperti tradisi Hindu, tradisi Buda dan tradisi Islam. Ciri ke-

Islamannya ditempa dalam beberapa abad yang tidak cepat tergeser oleh budaya baru (Eropa).

Ketika saya membaca makalah-makalah seperti seminar maka pada umumnya abstrak makalah

seminar Pembinaan Ke Arah Ketahanan Nasional dan Bangsa Global dilangsungkan oleh para

pemakalah dari Universiti Utara Malaysia dengan UMN Al Washliyah pada bualan November

*Dra. RosmawatiHarahap, M.Pd., Ph.D.adalah dosen KopertisWil.Idpk UMN Al Washliyah


lulusanUniversiti Utara Malaysia tahun 2012.
4

tahun 2013 mengetengahkan teks ironi kebencian terhadap penjajah Negara di tanah Melayu.

Dalam beberapa syarahan tersirat bahwa tradisi kemelayuan harus dipertahankan demi membina

bangsa secara global. Hal ini searah dengan tema Prosiding: Simposium Internasional

Penaskahan Nusantara Teks naskah sebagai pembentukan karakter bangsa. Padang:PSIKM.

Melalui naskah-naskah lama terekam sejarah melayu kurang lebih 15000 naskah-naskah kuno

alam Melayu yang tersebar di dunia yang melebihi kegagahan candi Borobudur.

Para filolog yang jenius dapat menerjemahkan naskah-naskah kuno untuk

keperluan ilmu pengetahuan seperti sekarang (Borhan, 2014:257). Pengetahuan orang-orang

jenius terdahulu seperti terdapat pada naskah tradisi Islam di daerah Minangkabau pada abad

XVIII sampai abad XX. (Borhan: 2014). Kekuatan bahasa Melayu mrempersatukan pendududuk

Nusantara yang berbakat maritime dan bahasa melayu sebagai sarana pengungkapan budaya

Melayu tinggi. Dia kuat dan tidak terlumpuhkan oleh prosese sankritasi yang berbau Hindu.

Penyebaran agama Islam dinaskahkan dalam abjad Jawi. Mendeskripsikan perihal Islam dan

tradisi arab yang berkawasan ilmu pengetahuan dan epistemologi Melayu yang secara drastis

dibidang kesusastraan Melayu. Bagasi budaya Melayu lama amat penting untuk pengukuhan

dan kemantapan jati diri generasi masa kini karena generasi sekaranglah yang menjadi modal

social dan modal budaya untuk meneruskan kelangsunan tamadun alam Melayu Nusantara.

Masyarakat globalisasi di Indonesia yang arif memberdayakan kemelayuannya di Nusantara

dengan cara melaksanakan penggunaan budaya Melayu melalui berbagai variasi bahasa Melayu

seperti bahasa Indonesia dengan memaksimalkan penggunaan kosakata Melayu klasik atau

Melayu tua. Contoh : makan bervariasi dengan kosa kata Melanesia yaitu mangan, man,

mamam dan lain-lain; batu bervariasi dengan watu, atuk, demi lebih sekuatnya meminimalkan

*Dra. RosmawatiHarahap, M.Pd., Ph.D.adalah dosen KopertisWil.Idpk UMN Al Washliyah


lulusanUniversiti Utara Malaysia tahun 2012.
5

pertambahan kosa kata yang berbau asing (Inggris). Jadi, kita harus menyadari bahwa sumber

pencarian kosa kata baru harus yang berasal dari budaya lokal.

Bahasa Melayu selalu diasumsikan oleh orang banyak di Indonesia sebagai satu

hasil budaya lokal. Di seluruh Indonesia digunakan bahasa Indonesia walaupun banyak

perbedaanya dengan bahasa Melayu Malaysia. Namun jika orang Melayu Malaysia diucapkan

kepada masyarakat Indonesia maka orang Indonesia masih mengerti. Lucunya, jika bahasa

Indonesia diucapkan pada masyarakat Melayu di Malaysia maka komunikasi agak tersendat

karena mereka agak sukar memahaminya. Mereka tampak merasa asing terhadap ucapan bahasa

Indonesia. Jika dinyanyikan dengan kata-kata bahasa Mel;ayu Malaysia maka semua pendengar

yang berasal bari bangsa Malaysia dan Indonesia saling mengerti. Para pakar bahasa dan sastra

selalu sama-sama mengerti jika membaca teks bahasa Melayu Malaysia sebagai makalah

ataupun karya sastra yang klasik maupu modern. Perbedaan bahasa Melayu Malaysia dengan

bahasa Indonesia sangat tidak menimbulkan masalah. Dengan demikian marilah kita

memasyarakatkan budaya Melayu melalui bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa Melayu pada era

globalisasi di Indonesia secara arif untuk memberdayakan kemelayuannya. Kreatifitas berbahasa

Melayu tidak identik dengan penggunaan bahasa Melayu yang keinggris-inggrisan.

Penghimbauan ini berlaku untuk semua bangsa yang ada di Nusantara ini. Di seluruh Sumatera

terdapat motif corak yang menunjukkan sifat Melayu yang menampakkan tradisi Islam. Orang

Indonesia mempunyai tradisi Melayu yang berkonteks dengan pengembangan budaya kreatif,

yang berkonteks dengan pemertahan ketahanan Nasional dan kejatidirian bangsa Indonesia yang

tidak identik dengan bangsa Eropa. Secara ras bangsa Indonesia terkesan sebagai bangsa

*Dra. RosmawatiHarahap, M.Pd., Ph.D.adalah dosen KopertisWil.Idpk UMN Al Washliyah


lulusanUniversiti Utara Malaysia tahun 2012.
6

Austronesia dan Polinesia. Jadi mau apa lagi kita bangsa serumpun. Marilah kita bersatu untuk

menguatkan ekonomi dan pemertahan hidup yang selayaknya.

Penutup

Kiat masih menyadari bahwa bahasa Indonesia itu adalah sarana penguat budaya

Melayu Nusantara yang bisa eksis secara global. Bahasa Melayu menunjukkan karakter bangsa

orang yang berasal dari bangsa Austronesia yang tidak identik dengan bangsa lain dari segi kesan

psikologis. Kita bangsa yang maju yang lebih banyak berkiprah denga karakter yang luhur dan

manusiawi. Dengan demikian kita semakin percaya diri untuk menggunakan bahasa Indonesia

melahirkan karya-kaya agung yang dapat digunanakan secara global.

Rujukan

Hamdani, H. (2012) Dunia Melayu DalamPertembungan Dan Survival.(dalamPengantar:

halaman x).Kuala Lumpur: Gapeniaga. SDN.BHS.

Borhan, Zainal Abidin. (2014). Prosiding: Simposium Internasional Penaskahan Nusantara

teks naskah sebagai pembentukan karakter bangsa. Padang:PSIKM.

*Dra. RosmawatiHarahap, M.Pd., Ph.D.adalah dosen KopertisWil.Idpk UMN Al Washliyah


lulusanUniversiti Utara Malaysia tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai