1.2. Tujuan
1. Memastikan pasien HIV yang dirujuk sampai ke UPK tujuan
2. Mengurangi angka putus obat pada ODHA yang sudah mendapat terapi ARV
3. Meminimalkan kejadian gagal pengobatan lini pertama
4. Penatalaksanaan pasien dengan HIV dapat menyeluruh dan berkesinambungan
1.3. Pengertian
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu gejala berkurangnya
kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV ke dalam tubuh
seseorang.
Anti Retroviral Therapy (ART) adalah sejenis obat untuk menghambat kecepatan replikasi
virus dalam tubuh orang yang terinfeksi HIV/AIDS. Obat diberikan kepada ODHA yang
memerlukan berdasarkan beberapa kriteria klinis, juga dalam rangka Prevention of Mother To
Child Transmission (PMTCT).
RUMAH SAKIT PETUKANGAN
Nomor Surat Peraturan Direktur: Tanggal Revisi : Tanggal Implementasi :
252.01/SK/RSP/VII/2017 1 Agustus 2017
Human Immuno-deficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan AIDS.
Orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah orang yang tubuhnya telah
terinfeksi virus HIV/AIDS.
Perawatan dan dukungan adalah layanan komprehensif yang disediakan untuk ODHA dan
keluarganya. Termasuk di dalamnya konseling lanjutan, perawatan, diagnosis, terapi, dan
pencegahan infeksi oportunistik, dukungan sosioekonomi dan perawatan di rumah.
Persetujuan layanan adalah persetujuan yang dibuat secara sukarela oleh seseorang untuk
mendapatkan layanan.
Informed Consent (Persetujuan Tindakan Medis) adalah persetujuan yang diberikan oleh
orang dewasa yang secara kognisi dapat mengambil keputusan dengan sadar untuk
melaksanakan prosedur (tes HIV, operasi, tindakan medik lainnya) bagi dirinya atau atas
spesimen yang berasal dari dirinya. Juga termasuk persetujuan memberikan informasi tentang
dirinya untuk suatu keperluan penelitian.
Sistem Rujukan adalah pengaturan dari institusi pemberi layanan yang memungkinkan
petugasnya mengirimkan klien, sampel darah atau informasi, memberi petunjuk kepada
institusi lain atas dasar kebutuhan klien untuk mendapatkan layanan yang lebih memadai.
Pengiriman ini senantiasa dilakukan dengan surat pengantar, bergantung pada jenis layanan
yang dibutuhkan. Pengaturannya didasarkan atas peraturan yang berlaku, atau persetujuan para
pemberi layanan, dan disertai umpan balik dari proses atau hasil layanan.
Tata cara merujuk pasien HIV yang telah teregistrasi dan menjalani terapi ARV dan ingin
melanjutkan terapi ARV di UPK lain adalah sebagai berikut :
1. Poliklinik atau ruang perawatan rawat inap melaporkan pada dokter CST melalui koordinator
ruangan masing-masing.
2. Dokter CST membuatkan surat rujukan ODHA dan melampirkan ikhtisar perawatan ODHA.
3. Dokter CST/Petugas RR mencatat data pasien yang dirujuk dalam buku bantu rujukan dan
dilaporkan sebagai pasien rujuk keluar di laporan bulanan.
4. Dokter CST/Petugas RR melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) pada pasien
dan pengawas minum obat (PMO) untuk menyerahkan surat rujukan dan atau paket obat ARV
langsung kepada petugas CST UPK tujuan.
5. Pasien akan dirujuk ke RSUP Fatmawati atau UPK lain yang memiliki layanan CST dan
terapi ARV. Dokter CST akan menginformasikan data pasien yang dirujuk kepada kontak
person Tim CST UPK yang dituju.
6. Dokter CST akan melakukan follow up untuk memastikan pasien sampai ke UPK rujukan
(melalui telepon atau pesan singkat).
Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan rujukan ODHA sesuai prosedur RS
Petukangan . Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan panduan ini,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi.
Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada tim penyusun demi kesempurnaan panduan di kesempatan berikutnya. Semoga panduan ini
berguna bagi tim MDGs RS Petukangan pada khususnya juga untuk para pembaca pada umumnya
DIREKTUR RS PETUKANGAN
dr. Bahrani
Penata Tk. I
NIP. 19650715 200112 1 003