Anda di halaman 1dari 15

SISTEM EKONOMI DAN POTENSI

KABUPATEN SIDOARJO

OLEH :
BIMA SURYA S. (2512100077)
ACHMAD ZULFIKAR (2512100083)
INDIRA FITRADA (2512100147)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat, rezeki, dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dosen kami
bapak Ibnu Hisyam yang telah membimbing kami dalam satu semester ini, teman-teman
kami dan keterlibatan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak terkait yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar lebih sempurnanya
makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pendalaman dan
telaah bahan studi ilmu ekonomi lebih lanjut.

Surabaya, 21 Desember 2009

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sistem ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas persoalan


pengambilan keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi untuk menjawab persoalan-
persoalanekonomi untuk mewujudkan tujuan nasional suatu negara. Menurut Dumairy
(1966), Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan
ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suat tatanan kehidupan,
selanjutnya dikatakannya pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri,
tetapi berkaitan dengan falsafah, padangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak.
Sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsur saja dalam suatu supra sistem
kehidupan masyarakat. Sistem ekonomi merupakan bagian dari kesatuan ideologi kehidupan
masyarakat di suatu negara.

Sidoarjo sebagai kota satelit bagi ibukota propinsi Surabaya, menyimpan potensi
sebagai kawasan industri. Sehingga tidak heran jika perekonomian Sidoarjo didominasi oleh
sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restaurant. Sektor-sektor
tersebutlah yang memegang kemana dan pada tingkat apa perekonomian Sidoarjo berada..
Sektor industri di Sidoarjo berkembang cukup pesat karena lokasi yang berdekatan dengan
pusat bisnis kawasan Indonesia Timur (Surabaya), dekat dengan Pelabuhan Laut Tanjung
Perak maupun Bandar Udara Juanda, memiliki sumber daya manusia yang produktif serta
kondisi sosial politik dan keamanan yang relatif stabil menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya di Sidoarjo. Sektor industri kecil juga berkembang cukup baik,
diantaranya sentra industri kerajinan tas dan koper di Tanggulangin, sentra industri sandal
dan sepatu di Wedoro - Waru dan Tebel - Gedangan, sentra industri kerupuk di Telasih -
Tulangan.

Banyaknya sektor-sektor yaang mampu mendongkrak perekonomian Sidoarjo,


menjadikan Sidoarjo menerapkan berbagai aturan tentang bagaimana aturan-aturan sektr
pendukung perekonomian di Sidoarjo. Dari hal kepemilikan usaha di berbagai sektor di
Sidoarjo pun berbeda-beda. Banyak yang dari pihak swasta yang memiliki namun juga
banyak usaha-usaha yang dikuaai oleh pemerintah daerah Sidoarjo sendiri. Hal ini
menjadikan kita menuliskan studi literatur ini. Hal ini dikarenakan ingin mengetahui sistemm
ekonomi yang diberlakukan di kota Sidoarjo seperti apa ditinjau dari berbagai aspek. Seperti
Bdan Usaha Milik Pemerintah atau Badan Usaha Milik Swasta.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dalam penulisan makalah ini dapat
dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana tentang sistem perekonomian yang diberlakukan di kota Sidoarjo ditinjau
dari berbagai sektor ?
2. Bagaimana status kepemilikan berbagai sektor Industri, Perekonomian, Badan Usaha
dan sektor-sektor lain yang ada di Sidoarjo?

1.3 Tujuan Penulisan


Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka tujuan
yang hendak dicapai sehubungan denganpenulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui tentang sistem perekonomian yang diberlakukan di kota Sidoarjo ditinjau


dari berbagai sektor
2. Mengetahui status kepemilikan berbagai sektor Industri, Perekonomian, Badan Usaha
dan sektor-sektor lain yang ada di Sidoarjo

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penelitian yang dilaksanakan adalah :

1. Dengan penulisan makalah ini dapat diketaui sistem perekonomian yang berlaku
di kota Sidoarjo
2. Sebagai bahan untuk mengetahui aturan-aturan yang mengatur tentang sistem
ekonomi dan pengaturan perekonomian di Sidoarjo
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem-sistem ekonomi

Sistem-sistem ekonomi ini berkaitan dengan cara pemerintahan suatu negara /daerah
mengelola kegiatan ekonomi. Pengelolaan ini berkaitan dengan upaya mencari penyelesaian
terhadap empat persoalan ekonomi kunci seperti yang telah dikemukakan pada bab terdahulu
sistem ekonomi yang digunakan dalam suatu daerah dapat diketahui dengan mengetahui
siapa dan berapa besar konstribusinya pada kegiatan ekonomi di negara/daerah itu. Aspek
siapa ini mengarah ke persoalan kepemilikan bukan pelakunya. Istilah privatisasi berarti
proses perubahan dari kepemilikan negara kepada kepemilikan pribadi atau swasta.
Mengarah kepada peningkatan kepemilikan pribadi, berarti terjadi perubahan ke arah
perekonomian yang lebih bebas. Pemberian kesempatan swasta asing dalam kepemilikan
domestik berarti kebebasan ekonomi yang semakin luas terjadi. Sementara itu nasionalisasi
merupakan upaya sebaliknya. Berikut ini adalah beragai sistem ekonomi yang berlaku di
berbagai negaara :

2.1.1 Sistem Ekonomi Pasar Bebas (liberal)


Dasar pemikiran sistem ekonomi pasar bebas ini adalah kebebasan alamiah yang
dimiliki oleh masyarakat dalam berperilaku ekonomi yang dicetuskan oleh Adam Smith
dalam buku yang terkenal dengan judul The Wealth of Nations(1776). Model klasik Smith ini
mengemukakan bahwa kekayaan dan kemakmuran diciptakan melalui kapitalisme pasar
bebas. Tiga karakteristik model klasik ini : 1. Kebebasan : hak untuk memproduksi dan
mempertukarkan barang, tenaga kerja, dan kapital;2.Kepentingan diri: hak seseorang
melakukan usaha sendiri dan membantu kepentingan diri orang lain;dan 3. Persaingan: hak
untuk bersaing dalam produksi dan perdagangan barang dan jasa. Ketiga unsur ini akan
menghasilkan harmoni alamiah kepentingan pekerja, pemilik tanah, dan pemilik modal
lain

2.1.2 Sistem Ekonomi Perencanaan Terpusat / Negara


Pembicaraan tentang sistem ekonomi perencanaan terpusat atau ekonomi sosialis atau juga
disebut ekonomi negara disini dibatasi pada pemikiran Karl marx(1818-1883). Meskipun
tidak semua pemikiran Sosialis itu revolusioner, membolehkan kekerasan untuk memaksa
warga negara mengikuti kemauan negara, akan tetapi hampir semua pemikiran ekonomi
negara tidak dapat dilepaskan dari pemikiran Marx.

Marx meramalkan bahwa sosialisme revolusioner akan mengekspresikan eksistensi dan


kebahagiaan manusia untuk pertama kalinya. Tulis Marx, tujuan kemakmuran universal
Adam Smith akan tercapai di bawah komunisme. Surga dapat diwujudkan di Bumi.
Meskipun pernyataan ini pada akhir tahun 1937 dipuji oleh Wessily Leontief (orang Rusia
penemu analisis input-output yang memenangkan hadih Nobel ), kenyataanya terbantahkan
oleh kesaksian mantan pemimpin Komunis Polandia Leszek Kolkowski(1,hal. 192) yang
menyatakan bahwa ramalan Marx itu keliru. Fakta-fakta yang diperlihatkan :1. Di bawah
kapitalisme, tingkat profit tidak menurun; 2. Kelas pekerja tidak semakin menderita; 3.Tidak
banyak terjadi peningkatan konsentrasi industri dalam masyarakat kapitalis maju; 4.
Masyarakat utopian sosialis (sebagai model masyarakat komunitarian seperti New Harmoni )
tidak berkembang dan bubar karena kemalasan, utang, dan kecurangan, dan revolusi
proletariat juga tidak terjadi; dan 5. Meskipun ada daur hidup bisnis dan depresi besar,
kapitalis tampaknya tetap berkembang pesat.

Marx mendukung penghapusan hak milik pribadi berdasarkan teori bahwa pemilikan pribadi
merupakan penyebab perselisihan, pertentangan kelas, dan sebentuk perbudakan-yang tidak
memiliki properti hanya mengandalkan jasa tenaga kerja. Tanpa hak milik pribadi tidak perlu
ada pertukaran, jual beli, sehingga tidak memerlukan uang. Produksi dan konsumsi dapat
dilanjutkan dan berkembang melalui perencanaan sentral tanpa pertukaran atau uang.
Agar tidak ada eksploitasi anak-anak oleh orang tua, keluarga tradisional perlu dihapuskan.
Kewajiban yang setara bagi semua untuk bekerja.

Menurut Marx, harga barang ditentukan oleh nilai kerja. Ia menentang pendapat Say tentang
nilai komoditas terletak pada kegunaannya. Nilai komoditas akan bervariasi menurut waktu
kerja, sehingga komoditas yang menyerap tenaga kerja lebih banyak akan menghasilkan
komoditas yang lebih bernilai. Karena itu Marx menyimpulkan bahwa industri padat karya
lebih menguntungkan dari pada industri padat modal. Tetapi bukti yang ada cenderung
menuju tingkat keuntungan yang relatif sama antara satu industri dengan industri lain karena
adanya proses transformasi modal, dari yang kurang menguntungkan ke yang lebih
menguntungkan dalam jangka panjang.

Dengan teori nilai surplus, Marx memperlihatkan bagaimana kapitalis mengeksploitasi


pekerja.Teori ini juga berawal dari teori nilai kerja. Jika semua nilai adalah produk tenaga
kerja, maka semua profit yang diterima oleh kapitalis dan pemilik tanah pastilah merupakan
nilai surplus, yang diambil secara tidak adil dari pendapatan kelas pekerja. Teori ini jelas-
jelas mengabaikan peran vital pemodal dan wirausahawan yang melakukan investasi dan
mengambil resiko.Misalnya ada pekerja peternakan sapi yang mendapat upah pasti setiap
bulan. Karena harga sapi merosot tajam oleh sebab kedatangan sapi impor, pengusahanya
rugi Rp.2 juta per ekor. Dimana eksploitasi pekerjanya? Marx menganggap modal adalah
tenaga kerja beku( kumulasi dari konstribusi tenaga kerja), bagaimana bila modal didapatkan
dari menjual langsung hasil alam karunia Tuhan yang tidak perlu menggunakan tenaga kerja
untuk menghasilkannya?

Mesin dan teknologi dipandang negatif oleh Marx. Akumulasi kapital akan terus bertambah
besar guna menghadapi persaingan dan menjaga agar upah tidak naik. Ini akan menimbulkan
kesulitan bagi kapitalisme. Menurut rumus Marx untuk tingkat profit p, s (nilai surplus)/((v-
biaya variabel,tenaga kerja)+c-biaya tetap,kapital)). Penambahan mesin akan memperbesar
nilai c dan menurunkan profit. Usaha besar menjadi lebih terkonsentrasi sebagai perusahaan
besar yang memproduksi komoditas yang lebih murah , yang selalu berakibat yang
menghancurkan kapitalis yang kecil-kecil. Pekerja menjadi semakin menderita, karena daya
belinya menurun karena berkurangnya penghasilan. Semakin banyak pekerja yang
dikeluarkan dari pekerjaan, dan semakin banyak pengangguran.

Biaya yang turun, profit yang turun, kekuatan monopolistik, berkurangnya konsumsi,
pengangguran besar-besaran kelas proletariat akan menciptakan krisis yang destruktif dan
meluas dan depresi bagi sistem kapitalis. Tidak ada stabilitas dalam kapitalisme, dan
kehancuran adalah hal yang tak terelakkan. Marx terpengaruh pada dialektika materialisme
sejarah G.W Hegel yang kemudian merumuskan Sosialisme sebagai anti tesa Kapitalisme
yang melahirkan sintesa Komunisme. Masyarakat komunis ini tergambar dalam satu frasa
masing-masing mendapatkan setimpal dengan kemampuannya, dan masing-masing
mendapatkan kebutuhannya.

Meskipun prediksi Mark keliru, ada beberapa hal penting yang dapat dicatat. Pertama,
keterasingan dan kerja monoton di tempat kerja. Kedua,isu keserakahan, kecurangan, dan
meterialisme dalam masyarakat kapitalis yang mencari uang. Ketiga, perhatian kepada
kesenjangan kekayaan, pendapatan, dan peluang. Dan keempat, isu tentang ras, feminisme,
diskriminasi, dan lingkungan.

2.1.3 Sistem Ekonomi Pasar Bebas Reformasi (Neo klasik/ neoliberal)


Pelopor revolusi marginalis itu adalah William Stanley Jevons (1835-82) dari Inggris,
Leon Walras(1843-1910) dari Perancis, dan dari Austria Carl Menger(1840-1921). Ketiga
tokoh ini menolak teori biaya produksi obyektif dan lebih fokus pada prinsip utilitas
subyektif dan permintaan konsumen sebagai kunci pendekatan baru ilmu ekonomi. Seperti
halnya Say, mereka berpandangan bahwa nilai produk terletak pada penilaian subyektif dari
pengguna. Permintaan harus cukup tinggi sebelum produsen akan menggunakan sumber
dayanya untuk memproduksi suatu produk.

2.1.4 Sistem Ekonomi Islam


Mengawali pembicaraan ekonomi Islam disini akan dikemukakan pendapat orientalis
ternama Karen Amstrong berkenaan dengan esensi ajaran Islam. Pertama, spiritualitas yang
mendalam (bukan materi atau kebanggaan diri), egalitarianisme-kesetaraan, dan kepedulian
kepada keadilan sosial merupakan tujuan tertinggi ajaran Islam (2,h539). Kedua, manusia
tidak boleh menguntungkan diri sendiri, tetapi harus membagi-bagikan kekayaan secara
merata, membangun masyarakat yang berkeadilan dan bermoral, dan memperlakukan kaum
miskin dan kaum lemah secara terhormat.

Produksi komoditas yang halal dan baik. Negara lebih perhatian pada upaya pemenuhan
kebutuhan pokok bagi semua dibanding pada kegiatan produksi sendiri. Intervensi
pemerintah pada kegiatan ekonomi secara langsung minim. Mendukung segala upaya yang
mengarah pada keberhasilan usaha berkenaan dengan perolehan hasil pemungutan zakat bagi
muslim /pajak untuk non muslim. Pengakuan hak pribadi ada dan jelas. Pembagian harta
waris terperinci.Perdagangan didasarkan pada prinsip kerelaan dari kedua belah pihak dengan
menjunjung tinggi kejujuran.Pembelanjaan harta tidak boros dan juga tidak kikir.
BAB III
METODE PENULISAN

2.1 Perumusan Masalah


Pada tahap ini, kami merumuskan permasalahan yang ada, yaitu mengenai sistem
perekonomian yang diterapkan di Sidoarjo ditinjau dari aspek kepemilikan badan usaha,
perusahaan mauoun industri.

2.2 Pengumpulan Data


Data-data yang berkaitan mengenai rumusan masalah, kami kumpulkan dari berbagai
sumber, diantaranya melalui studi pustaka, serta browsingdata dari internet, dan juga data
Statistik kota Sidoarjo (BPS Sidoarjo)

2.3 Kajian Pustaka


Pada tahap ini, kami mempelajari materi-materi terkait dengan permasalahan yang telah
dirumuskan. Tujuannya agar kami mampu memahami definisi variabel-variabel yang akan
digunakan dalam pembahasan masalah yang akan dianalisa.

2.4 Analisa dan Pembahasan Masalah


Dari data yang kami kumpulkan serta pemahaman terhadap variabel-variabel mengenai
materi terkait, kemudian kami spesifikasikan dan selanjutnya kami analisis sesuai dengan
penerapan masalah yang dirumuskan.

2.5 Kesimpulan
Spesifikasi data dalam proses analisis serta solusi dari permasalahan yang ada, disusun
berdasarkan data dan sumber informasi. Berawal dari analisa, kami menarik sebuah
kesimpulan mengenai rumusan masalah yang ada. Segala hal yang mendukung, baik saran
maupun kritik juga diharapkan dapat membantu kesempurnaan makalah ini.
BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Potensi Ekonomi Kabupaten Sidoarjo

Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten yang potensinya sangat melimpah di


wilayah Provinsi Jawa Timur. Sidoarjo juga menyimpan potensi sebagai kawasan
industri. sehingga tidak mengherankan jika perekonomian Sidoarjo didominasi oleh
sector industri pengolahan dan sector perdagangan, hotel dan restaurant. Dari kedua
sektor tersebut saja sudah memegang peranan ekonomi sampai dengan 75 % dari total
PDRB kabpaten Sidoarjo. Selain itu perikanan dan jasa juga merupakan sektor
perekonomian utama Sidoarjo.

Berikut ini merupakan potensi-potensi lain yang terdapat pada kabupaten Sidoarjo :

a. Pertanian

Sektor pertanian menjadi salah satu leading sektor penting dalam pemberdayaan
ekonomi dan social masyarakat di kabupaten Sidoarjo. Komoditi pertanian yang
dominan ditanam adalah tanaman yang berguna untuk kemandirian pangan seperti
kedelai, jagung, ubi, dan singkong. Kabupaten Sidoarjo juga merupakan salah satu
pertanian di Jawa Timur memiliki tingkat perkembangan yang cukup baik.

b. Perikanan

Sektor perikanan merupakan salah satu potensi yang paling melimpah di


kabupaten Sidoarjo. Sidoarjo dekat dengan selat Madura, sehingga bisa
memaksimalkan potensi laut yang ada. Selain itu di sidoarjo juga terdapat banyak
sekali tambak. Dengan luas tambak mencapai 15.530 hektar dan dimiliki sekitar 3.300
petambak bandeng. Karena inilah juga, bandeng dan udang dijadikan sebagai lambing
kabupaten Sidoarjo. Beberapa kecamatan di Sidoarjo juga memiliki tambak, seperti
kecamatan Sidoarjo, Jabon, Buduran, Candi, Tanggulangin, dan Sedati.

c. Perkebunan

Sektor perkebunan di kabupaten Sidoarjo masih belum berkembang dan masih


diusahakan secara sambilan. Pengelolaan perkebunan yang ada di kabupaten Sidoarjo
masih diusahakan dalam bentuk kebun campuran dalam skala kecil oleh rakyat. Pola
penggunaan tanah untuk perkebunan dengan cara memanfaatkan tanah-tanah
perkarangan atau lading yang ada di sekitar pemukiman. Contoh tanaman yang sering
ditanam yaitu kelapa lokal, kopok randu dan mete.

d. Peternakan

Sektor peternakan khususnya ternak besar sapi di kabupaten Sidoarjo merupakan


aktivitas ekonomi yang penting untuk penduduk. Selainitu ada juga kuda, kambing,
domba,, dan babi. Sedangkan ternak kecil dan unggas seperti ayam, bebek, bagi
penduduk lebih bersifat sebagai tabungan. Perkembangan sektor peternakan kini
menunjukkan keadaan yang lebih baik.

e. Potensi Pariwisata

Potensi pariwisata kini kembali diminati. Wisata minat khusus (kerajinan) dan
wisata sejarah menjadi unggulan sektor pariwisata di Kabupaten Sidoarjo. Hingga
kini perkembangan industri juga terus meningkat. Berikut beberapa obyek wisata di
Sidoarjo antara lain:

- Industri tas dan koper di Tanggulangin

Industri tas dan koper Tanggulangin Sidoarjo merupakan salah satu ikon wisata
Sidoarjo. Produk yang dihasilkan antara lain tas, koper, dompet, ikat pinggang dan
sepatu. Produk ini telah memiliki brand dan mutu yang cukup bagus . Industri ini pada
awalnya dimulai sejak 1939 ketika beberapa perajin memulai pembuatan barang-
barang tas dan koper. Dan pada tahun 1976 didirikanlah Koperasi Industri Tas dan
Koper (Intako), yang awalnya hanya beranggotakan 27 orang. Modal usaha diperoleh
dari simpanan pokok anggota. Dalam perjalanannya, koperasi itu terus berkembang
dan jumlah anggotanya sudah mencapai 354 perajin UKM dengan aset sekitar Rp 10
miliar.

- Kerajinan seni Kulit

Seni kerajinan kulit adalah membuat barang-barang kerajinan yang


terbuat dari bahan kulit. Yang dibuat antara lain adalah Wayang Kulit, Lukisan
Kulit dan Kaligrafi

- Kerajinan Batik Kenongo

Ada tiga motif batik khas Sidoarjo, yakni beras utah, kembang bayem, dan kebun
tebu. Beras Utah ini terkait dengan melimpahnya bahan pangan terutama padi yang
ada di Sidoarjo. Sehingga, dengan penduduk Sidoarjo yang relative kecil waktu itu,
kelebihan beras tersebut tentu akan dilimpahkan ke daerah lain. Sedangkan motif
Kebun Tebu ini terkait dengan Sidoarjo yang dulunya dikenal sebagai penghasil gula
terbesar. Sehingga, tentu banyak pula kebun-kebun tebu yang menjadi bahan baku
gula. Saat ini, situs-situs yang menunjukkan Sidoarjo sebagai penghasil gula masih
ada. Sementara, motif Kembang Bayem ini terkait dengan banyaknya sayuran bayam
di daerah pedesaan Sidoarjo.

- Nyadran

Acara Nyadran diadakan sebagai ungkapan terima kasih pada sang Pencipta.
Sebagian masyarakat Desa BalongBendo adalah nelayan pencari Kupang di laut. Pada
setiap Bulan Ruwah (1 minggu sebelum Bulan Puasa) mereka mengadakan Nyadran.
Dan pada setiap bulan Maulud, masyarakat Bluru Kidul, Kecamatan Sidoarjo sebagai
nelayan kerang juga melakukan kegiatan Nyadran. Demikian pula dengan masyarakat
Gisik Cemandi Kecamatan Sedati juga melakukan kegiatan yang dinamakan Petik
Laut, dilaksanakan setiap bulan Agustus, dengan maksud seperti kegiatan Nyadran di
Desa Balongbendo.

- Makam Putri Ayu Sekar Dadu

Dari cerita yang beredar di masyarakat sekitar, Putri Ayu Sekar Dadu merupakan
putri dari raja Blambangan yang bernama Minak Sembayu, yang diyakini sebagai Ibu
Sunan Giri. Putri Ayu Sekar Dadu meninggal dan dimakamkan di dusun Kepentingan,
Desa Sawoan, kecamatan Buduran. Setiap kegiatan Nyadran, masyarakat selalu
menyempatkan berziarah ke makam tersebut.

- Kampoeng Sayangan

Sentra produksi perlengkapan rumah tangga yang terbuat dari aluminium dan baja
anti karat ini berada di desa Sayangan Kec. Candi. Para perajin Sayangan di sini
sangat piawai membuat peralatan dapur antara lain; dandang, panci, cetakan kue,
tempat lilin berkualitas ekspor.

Dan masih banyak lagi seperti waterpark, kampoeng sandal dan sepatu, kampong kerupuk,
dan lain-lain.

4.2 Kondisi ekonomi di Sidoarjo

Perikanan, industri dan jasa merupakan sektor perekonomian utama Sidoarjo. Selat
Madura di sebelah Timur merupakan daerah penghasil perikanan, diantaranya ikan, udang,
dan kepiting. Logo Kabupaten menunjukkan bahwa Udang dan Bandeng merupakan
komoditi perikanan yang utama kota ini. Sidoarjo dikenal pula dengan sebutan "Kota Petis".
Oleh-oleh makanan khas Sidoarjo adalah Bandeng Asap dan Kerupuk Udang. Sektor industri
di Sidoarjo berkembang cukup pesat karena lokasi yang berdekatan dengan pusat bisnis
kawasan Indonesia Timur (Surabaya), dekat dengan Pelabuhan Laut Tanjung Perak maupun
Bandar Udara Juanda, memiliki sumber daya manusia yang produktif serta kondisi sosial
politik dan keamanan yang relatif stabil menarik minat investor untuk menanamkan
modalnya di Sidoarjo. Sektor industri kecil juga berkembang cukup baik, diantaranya sentra
industri kerajinan tas dan koper di Tanggulangin, sentra industri sandal dan sepatu di Wedoro
- Waru dan Tebel - Gedangan, sentra industri kerupuk di Telasih - Tulangan.

Kota Sidoarjo merupakan kota satelit bagi ibukota kota Surabaya,didominasi oleh
sektor industri dan sektor perdagangan,hotel dan restaurant dimana sektor ini memiliki
dampak secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi suatu kawasan. Kedua sektor
tersebut memegang peranan ekonomi sampai dengan 75 % dari total PDRB kabupaten
Sidoarjo. Sidoarjo mengalami berbagai peningkatan di berbagai aspek ekonomi, seperti pada
penyerapan nilai investasi dan tenaga kerja yang naik rata-rata 5% dalam kurun waktu lima
tahun. Seain itu juga adanya pertambahan jumlah perusahaan berkembang yang tumbuh di
kota Sidoarjo dalam kurun waktu lima tahun sudah mencapai ratusan sampai akhir tahun
2000an. Aspek lain yang mulai berkembang di Sidoarjo adalah perkembangan jumlah unit
industri, tenaga kerja, nilai investasi dan nilai produksi PMA/ PMDN sampai bulan April
2001 sudah mencapai ratusan jumlahnya dan tentunya mampu menampung jumlah tenaga
kerja yang mencapai ribuan per kelompok industri. Hhal ini mendatangkan nilai investasi
yang cukup besar bagi kota Sidoarjo yang mana mampu menaikkan perekonomian Sidoarjo.

4.3 Sistem Perekonomian Yang Berlaku Di Sidoarjo

Pada tahun 2000 keatas, perekonomian Sidoarjo mulai merosot, hal ini terlihat
dari data statistik yang menyebutkan di akhir Tahun 2006, Kabupaten sidoarjo masih
termasuk 10 besar wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Jatim. Dalam lima
tahun terakhir rata-rata pertumbuhan ekonomi Sidoarjo bergerak pada kisaran 5 - 6 % per
Tahun. Rata - rata pendapatan perkapita masyarakat Sidoarjo juga tergolong tinggi di Jawa
Timur. Pendapatan perkapita ini bisa dipakai untuk melihat besarnya potensi daya beli
masyarakat Sidoarjo.Di Daerah Tingkat II kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur, sampai
pada tahun 2007 dapat dilihat bahwa ada tiga sektor ekonomi yang sangat dominan
kontribusinya bagi pertumbuhan perekonomian di kabupaten ini, dilihat berdasarkan angka
distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
(persen) diketahui bahwa sektor industri pengolahan sebagai sektor ekonomi yang paling
besar sumbangannya dalam perekonomian Kabupaten Sidoarjo yaitu sebesar 53,30%,
sementara sektor kedua yaitu sektor perdagangan sebesar 24,47 % dan sektor ketiga yaitu
sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 8,72 % dimana selain tiga sektor tersebut
terdapat beberapa sektor yang memang dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi
secara riil di Kabupaten Sidoarjo. (BPS, 2007 :157) Bisa dikatakan bahwa Sidoarjo
menggunakan sistem ekonomi liberal karena sebagian besar industrinya dikuasai pihak
swasta.

Sistem ekonomi di Sidoarjo bisa dikatakan mengikuti aliran sistem ekonomi liberal
dapat dilihat dari jumlah badan usaha yang ada di Sidoarjo, 65% dari Badan usha yang ada di
Sidoarrjo dikuassai oleh pihak swasta, sedangkan sisanya adalah dibawah naunan pemerintah
daerah. Disamping itu, di sektor industri Sidoarjo, pemilik saham tebesar juga didominasi
oleh pihak swasta . pemerintah hanya menaungi hampir 47% dari industri yang ada di
Sidoarjo.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari Permasalahan yang diuraiakn diatas, beberapa hal yang perlu disimpulkan
diantaranya :

1. Sidoarjo unggul dalam bidang industri dan perikanan yang merupakan


devisa terbesar untuk Sidoarjo
2. Sidoarjo memiliki potensi yang sangat luar biaa ditinjau dari berbagai
aspek, namun permasalahan bencana Lapindo menyebabkan adanya
kemerosootan perkembangan Sidoarjo terutama di bidang ekonomi
3. Sidoarjo menerapkan sistem ekonomi Liberal karena hampir sebagian
besar Badan Usaha dan sektor industri di sidoarjo dikuassai oleh pihak
swasta

5.2 Saran

1. Hendaknya pemerintah menanggulangi permasalahan bencana Lapindo yang ada di


Sidoarjo demi menjaga stabilitas perekonomian dan mencegah keterpurukan kota Sidoarjo

2. Hendaknya pemerintah lebih mampu mengoptimalkan potensi-potensi, terutama


industri dan perikanan yang ada di Sidoarjo
DAFTAR PUSTAKA

http://dprd-sidoarjokab.go.id/pertumbuhan-ekonomi-lampaui-target.html

http://www.lensaindonesia.com/2012/08/02/sidoarjo-tidak-bisa-tambah-lahan-
pertanian.html

http://www.forplid.net/studi-kasus/13-perikanan-perikanan-/124-tambak-udang-
sidoarjo.html

http://radiojatim.or.id/potensi_detail/potensi/34/PROFIL-KABUPATEN-BLITAR

http://bisnisukm.com/industri-tas-dan-koper-tanggulangin-tetap-eksis.html

http://www.sidoarjokab.go.id/main.php?content=pemerintah/kecamatan/candi.html

http://jawatimuran.wordpress.com/2011/11/01/batik-sidoarjo/

http://pariwisata.sidoarjokab.go.id/wisata.php

Anda mungkin juga menyukai