KABUPATEN SIDOARJO
OLEH :
BIMA SURYA S. (2512100077)
ACHMAD ZULFIKAR (2512100083)
INDIRA FITRADA (2512100147)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat, rezeki, dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dosen kami
bapak Ibnu Hisyam yang telah membimbing kami dalam satu semester ini, teman-teman
kami dan keterlibatan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak terkait yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar lebih sempurnanya
makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pendalaman dan
telaah bahan studi ilmu ekonomi lebih lanjut.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Sidoarjo sebagai kota satelit bagi ibukota propinsi Surabaya, menyimpan potensi
sebagai kawasan industri. Sehingga tidak heran jika perekonomian Sidoarjo didominasi oleh
sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restaurant. Sektor-sektor
tersebutlah yang memegang kemana dan pada tingkat apa perekonomian Sidoarjo berada..
Sektor industri di Sidoarjo berkembang cukup pesat karena lokasi yang berdekatan dengan
pusat bisnis kawasan Indonesia Timur (Surabaya), dekat dengan Pelabuhan Laut Tanjung
Perak maupun Bandar Udara Juanda, memiliki sumber daya manusia yang produktif serta
kondisi sosial politik dan keamanan yang relatif stabil menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya di Sidoarjo. Sektor industri kecil juga berkembang cukup baik,
diantaranya sentra industri kerajinan tas dan koper di Tanggulangin, sentra industri sandal
dan sepatu di Wedoro - Waru dan Tebel - Gedangan, sentra industri kerupuk di Telasih -
Tulangan.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dalam penulisan makalah ini dapat
dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana tentang sistem perekonomian yang diberlakukan di kota Sidoarjo ditinjau
dari berbagai sektor ?
2. Bagaimana status kepemilikan berbagai sektor Industri, Perekonomian, Badan Usaha
dan sektor-sektor lain yang ada di Sidoarjo?
1. Dengan penulisan makalah ini dapat diketaui sistem perekonomian yang berlaku
di kota Sidoarjo
2. Sebagai bahan untuk mengetahui aturan-aturan yang mengatur tentang sistem
ekonomi dan pengaturan perekonomian di Sidoarjo
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sistem-sistem ekonomi ini berkaitan dengan cara pemerintahan suatu negara /daerah
mengelola kegiatan ekonomi. Pengelolaan ini berkaitan dengan upaya mencari penyelesaian
terhadap empat persoalan ekonomi kunci seperti yang telah dikemukakan pada bab terdahulu
sistem ekonomi yang digunakan dalam suatu daerah dapat diketahui dengan mengetahui
siapa dan berapa besar konstribusinya pada kegiatan ekonomi di negara/daerah itu. Aspek
siapa ini mengarah ke persoalan kepemilikan bukan pelakunya. Istilah privatisasi berarti
proses perubahan dari kepemilikan negara kepada kepemilikan pribadi atau swasta.
Mengarah kepada peningkatan kepemilikan pribadi, berarti terjadi perubahan ke arah
perekonomian yang lebih bebas. Pemberian kesempatan swasta asing dalam kepemilikan
domestik berarti kebebasan ekonomi yang semakin luas terjadi. Sementara itu nasionalisasi
merupakan upaya sebaliknya. Berikut ini adalah beragai sistem ekonomi yang berlaku di
berbagai negaara :
Marx mendukung penghapusan hak milik pribadi berdasarkan teori bahwa pemilikan pribadi
merupakan penyebab perselisihan, pertentangan kelas, dan sebentuk perbudakan-yang tidak
memiliki properti hanya mengandalkan jasa tenaga kerja. Tanpa hak milik pribadi tidak perlu
ada pertukaran, jual beli, sehingga tidak memerlukan uang. Produksi dan konsumsi dapat
dilanjutkan dan berkembang melalui perencanaan sentral tanpa pertukaran atau uang.
Agar tidak ada eksploitasi anak-anak oleh orang tua, keluarga tradisional perlu dihapuskan.
Kewajiban yang setara bagi semua untuk bekerja.
Menurut Marx, harga barang ditentukan oleh nilai kerja. Ia menentang pendapat Say tentang
nilai komoditas terletak pada kegunaannya. Nilai komoditas akan bervariasi menurut waktu
kerja, sehingga komoditas yang menyerap tenaga kerja lebih banyak akan menghasilkan
komoditas yang lebih bernilai. Karena itu Marx menyimpulkan bahwa industri padat karya
lebih menguntungkan dari pada industri padat modal. Tetapi bukti yang ada cenderung
menuju tingkat keuntungan yang relatif sama antara satu industri dengan industri lain karena
adanya proses transformasi modal, dari yang kurang menguntungkan ke yang lebih
menguntungkan dalam jangka panjang.
Mesin dan teknologi dipandang negatif oleh Marx. Akumulasi kapital akan terus bertambah
besar guna menghadapi persaingan dan menjaga agar upah tidak naik. Ini akan menimbulkan
kesulitan bagi kapitalisme. Menurut rumus Marx untuk tingkat profit p, s (nilai surplus)/((v-
biaya variabel,tenaga kerja)+c-biaya tetap,kapital)). Penambahan mesin akan memperbesar
nilai c dan menurunkan profit. Usaha besar menjadi lebih terkonsentrasi sebagai perusahaan
besar yang memproduksi komoditas yang lebih murah , yang selalu berakibat yang
menghancurkan kapitalis yang kecil-kecil. Pekerja menjadi semakin menderita, karena daya
belinya menurun karena berkurangnya penghasilan. Semakin banyak pekerja yang
dikeluarkan dari pekerjaan, dan semakin banyak pengangguran.
Biaya yang turun, profit yang turun, kekuatan monopolistik, berkurangnya konsumsi,
pengangguran besar-besaran kelas proletariat akan menciptakan krisis yang destruktif dan
meluas dan depresi bagi sistem kapitalis. Tidak ada stabilitas dalam kapitalisme, dan
kehancuran adalah hal yang tak terelakkan. Marx terpengaruh pada dialektika materialisme
sejarah G.W Hegel yang kemudian merumuskan Sosialisme sebagai anti tesa Kapitalisme
yang melahirkan sintesa Komunisme. Masyarakat komunis ini tergambar dalam satu frasa
masing-masing mendapatkan setimpal dengan kemampuannya, dan masing-masing
mendapatkan kebutuhannya.
Meskipun prediksi Mark keliru, ada beberapa hal penting yang dapat dicatat. Pertama,
keterasingan dan kerja monoton di tempat kerja. Kedua,isu keserakahan, kecurangan, dan
meterialisme dalam masyarakat kapitalis yang mencari uang. Ketiga, perhatian kepada
kesenjangan kekayaan, pendapatan, dan peluang. Dan keempat, isu tentang ras, feminisme,
diskriminasi, dan lingkungan.
Produksi komoditas yang halal dan baik. Negara lebih perhatian pada upaya pemenuhan
kebutuhan pokok bagi semua dibanding pada kegiatan produksi sendiri. Intervensi
pemerintah pada kegiatan ekonomi secara langsung minim. Mendukung segala upaya yang
mengarah pada keberhasilan usaha berkenaan dengan perolehan hasil pemungutan zakat bagi
muslim /pajak untuk non muslim. Pengakuan hak pribadi ada dan jelas. Pembagian harta
waris terperinci.Perdagangan didasarkan pada prinsip kerelaan dari kedua belah pihak dengan
menjunjung tinggi kejujuran.Pembelanjaan harta tidak boros dan juga tidak kikir.
BAB III
METODE PENULISAN
2.5 Kesimpulan
Spesifikasi data dalam proses analisis serta solusi dari permasalahan yang ada, disusun
berdasarkan data dan sumber informasi. Berawal dari analisa, kami menarik sebuah
kesimpulan mengenai rumusan masalah yang ada. Segala hal yang mendukung, baik saran
maupun kritik juga diharapkan dapat membantu kesempurnaan makalah ini.
BAB IV
Berikut ini merupakan potensi-potensi lain yang terdapat pada kabupaten Sidoarjo :
a. Pertanian
Sektor pertanian menjadi salah satu leading sektor penting dalam pemberdayaan
ekonomi dan social masyarakat di kabupaten Sidoarjo. Komoditi pertanian yang
dominan ditanam adalah tanaman yang berguna untuk kemandirian pangan seperti
kedelai, jagung, ubi, dan singkong. Kabupaten Sidoarjo juga merupakan salah satu
pertanian di Jawa Timur memiliki tingkat perkembangan yang cukup baik.
b. Perikanan
c. Perkebunan
d. Peternakan
e. Potensi Pariwisata
Potensi pariwisata kini kembali diminati. Wisata minat khusus (kerajinan) dan
wisata sejarah menjadi unggulan sektor pariwisata di Kabupaten Sidoarjo. Hingga
kini perkembangan industri juga terus meningkat. Berikut beberapa obyek wisata di
Sidoarjo antara lain:
Industri tas dan koper Tanggulangin Sidoarjo merupakan salah satu ikon wisata
Sidoarjo. Produk yang dihasilkan antara lain tas, koper, dompet, ikat pinggang dan
sepatu. Produk ini telah memiliki brand dan mutu yang cukup bagus . Industri ini pada
awalnya dimulai sejak 1939 ketika beberapa perajin memulai pembuatan barang-
barang tas dan koper. Dan pada tahun 1976 didirikanlah Koperasi Industri Tas dan
Koper (Intako), yang awalnya hanya beranggotakan 27 orang. Modal usaha diperoleh
dari simpanan pokok anggota. Dalam perjalanannya, koperasi itu terus berkembang
dan jumlah anggotanya sudah mencapai 354 perajin UKM dengan aset sekitar Rp 10
miliar.
Ada tiga motif batik khas Sidoarjo, yakni beras utah, kembang bayem, dan kebun
tebu. Beras Utah ini terkait dengan melimpahnya bahan pangan terutama padi yang
ada di Sidoarjo. Sehingga, dengan penduduk Sidoarjo yang relative kecil waktu itu,
kelebihan beras tersebut tentu akan dilimpahkan ke daerah lain. Sedangkan motif
Kebun Tebu ini terkait dengan Sidoarjo yang dulunya dikenal sebagai penghasil gula
terbesar. Sehingga, tentu banyak pula kebun-kebun tebu yang menjadi bahan baku
gula. Saat ini, situs-situs yang menunjukkan Sidoarjo sebagai penghasil gula masih
ada. Sementara, motif Kembang Bayem ini terkait dengan banyaknya sayuran bayam
di daerah pedesaan Sidoarjo.
- Nyadran
Acara Nyadran diadakan sebagai ungkapan terima kasih pada sang Pencipta.
Sebagian masyarakat Desa BalongBendo adalah nelayan pencari Kupang di laut. Pada
setiap Bulan Ruwah (1 minggu sebelum Bulan Puasa) mereka mengadakan Nyadran.
Dan pada setiap bulan Maulud, masyarakat Bluru Kidul, Kecamatan Sidoarjo sebagai
nelayan kerang juga melakukan kegiatan Nyadran. Demikian pula dengan masyarakat
Gisik Cemandi Kecamatan Sedati juga melakukan kegiatan yang dinamakan Petik
Laut, dilaksanakan setiap bulan Agustus, dengan maksud seperti kegiatan Nyadran di
Desa Balongbendo.
Dari cerita yang beredar di masyarakat sekitar, Putri Ayu Sekar Dadu merupakan
putri dari raja Blambangan yang bernama Minak Sembayu, yang diyakini sebagai Ibu
Sunan Giri. Putri Ayu Sekar Dadu meninggal dan dimakamkan di dusun Kepentingan,
Desa Sawoan, kecamatan Buduran. Setiap kegiatan Nyadran, masyarakat selalu
menyempatkan berziarah ke makam tersebut.
- Kampoeng Sayangan
Sentra produksi perlengkapan rumah tangga yang terbuat dari aluminium dan baja
anti karat ini berada di desa Sayangan Kec. Candi. Para perajin Sayangan di sini
sangat piawai membuat peralatan dapur antara lain; dandang, panci, cetakan kue,
tempat lilin berkualitas ekspor.
Dan masih banyak lagi seperti waterpark, kampoeng sandal dan sepatu, kampong kerupuk,
dan lain-lain.
Perikanan, industri dan jasa merupakan sektor perekonomian utama Sidoarjo. Selat
Madura di sebelah Timur merupakan daerah penghasil perikanan, diantaranya ikan, udang,
dan kepiting. Logo Kabupaten menunjukkan bahwa Udang dan Bandeng merupakan
komoditi perikanan yang utama kota ini. Sidoarjo dikenal pula dengan sebutan "Kota Petis".
Oleh-oleh makanan khas Sidoarjo adalah Bandeng Asap dan Kerupuk Udang. Sektor industri
di Sidoarjo berkembang cukup pesat karena lokasi yang berdekatan dengan pusat bisnis
kawasan Indonesia Timur (Surabaya), dekat dengan Pelabuhan Laut Tanjung Perak maupun
Bandar Udara Juanda, memiliki sumber daya manusia yang produktif serta kondisi sosial
politik dan keamanan yang relatif stabil menarik minat investor untuk menanamkan
modalnya di Sidoarjo. Sektor industri kecil juga berkembang cukup baik, diantaranya sentra
industri kerajinan tas dan koper di Tanggulangin, sentra industri sandal dan sepatu di Wedoro
- Waru dan Tebel - Gedangan, sentra industri kerupuk di Telasih - Tulangan.
Kota Sidoarjo merupakan kota satelit bagi ibukota kota Surabaya,didominasi oleh
sektor industri dan sektor perdagangan,hotel dan restaurant dimana sektor ini memiliki
dampak secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi suatu kawasan. Kedua sektor
tersebut memegang peranan ekonomi sampai dengan 75 % dari total PDRB kabupaten
Sidoarjo. Sidoarjo mengalami berbagai peningkatan di berbagai aspek ekonomi, seperti pada
penyerapan nilai investasi dan tenaga kerja yang naik rata-rata 5% dalam kurun waktu lima
tahun. Seain itu juga adanya pertambahan jumlah perusahaan berkembang yang tumbuh di
kota Sidoarjo dalam kurun waktu lima tahun sudah mencapai ratusan sampai akhir tahun
2000an. Aspek lain yang mulai berkembang di Sidoarjo adalah perkembangan jumlah unit
industri, tenaga kerja, nilai investasi dan nilai produksi PMA/ PMDN sampai bulan April
2001 sudah mencapai ratusan jumlahnya dan tentunya mampu menampung jumlah tenaga
kerja yang mencapai ribuan per kelompok industri. Hhal ini mendatangkan nilai investasi
yang cukup besar bagi kota Sidoarjo yang mana mampu menaikkan perekonomian Sidoarjo.
Pada tahun 2000 keatas, perekonomian Sidoarjo mulai merosot, hal ini terlihat
dari data statistik yang menyebutkan di akhir Tahun 2006, Kabupaten sidoarjo masih
termasuk 10 besar wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Jatim. Dalam lima
tahun terakhir rata-rata pertumbuhan ekonomi Sidoarjo bergerak pada kisaran 5 - 6 % per
Tahun. Rata - rata pendapatan perkapita masyarakat Sidoarjo juga tergolong tinggi di Jawa
Timur. Pendapatan perkapita ini bisa dipakai untuk melihat besarnya potensi daya beli
masyarakat Sidoarjo.Di Daerah Tingkat II kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur, sampai
pada tahun 2007 dapat dilihat bahwa ada tiga sektor ekonomi yang sangat dominan
kontribusinya bagi pertumbuhan perekonomian di kabupaten ini, dilihat berdasarkan angka
distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
(persen) diketahui bahwa sektor industri pengolahan sebagai sektor ekonomi yang paling
besar sumbangannya dalam perekonomian Kabupaten Sidoarjo yaitu sebesar 53,30%,
sementara sektor kedua yaitu sektor perdagangan sebesar 24,47 % dan sektor ketiga yaitu
sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 8,72 % dimana selain tiga sektor tersebut
terdapat beberapa sektor yang memang dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi
secara riil di Kabupaten Sidoarjo. (BPS, 2007 :157) Bisa dikatakan bahwa Sidoarjo
menggunakan sistem ekonomi liberal karena sebagian besar industrinya dikuasai pihak
swasta.
Sistem ekonomi di Sidoarjo bisa dikatakan mengikuti aliran sistem ekonomi liberal
dapat dilihat dari jumlah badan usaha yang ada di Sidoarjo, 65% dari Badan usha yang ada di
Sidoarrjo dikuassai oleh pihak swasta, sedangkan sisanya adalah dibawah naunan pemerintah
daerah. Disamping itu, di sektor industri Sidoarjo, pemilik saham tebesar juga didominasi
oleh pihak swasta . pemerintah hanya menaungi hampir 47% dari industri yang ada di
Sidoarjo.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Permasalahan yang diuraiakn diatas, beberapa hal yang perlu disimpulkan
diantaranya :
5.2 Saran
http://dprd-sidoarjokab.go.id/pertumbuhan-ekonomi-lampaui-target.html
http://www.lensaindonesia.com/2012/08/02/sidoarjo-tidak-bisa-tambah-lahan-
pertanian.html
http://www.forplid.net/studi-kasus/13-perikanan-perikanan-/124-tambak-udang-
sidoarjo.html
http://radiojatim.or.id/potensi_detail/potensi/34/PROFIL-KABUPATEN-BLITAR
http://bisnisukm.com/industri-tas-dan-koper-tanggulangin-tetap-eksis.html
http://www.sidoarjokab.go.id/main.php?content=pemerintah/kecamatan/candi.html
http://jawatimuran.wordpress.com/2011/11/01/batik-sidoarjo/
http://pariwisata.sidoarjokab.go.id/wisata.php