PENDAHULUAN
Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan bagian dari keragaman
total (yang diukur dengan raga) dari suatu sifat yang diakibatkan oleh pengaruh genetik.
Secara statisitik merupakan reaksi observed fenotifik variance, yang disebabkan perbadaan
hariditas diantara gen dan kombinasi gen genotype individu-individu sebagai suatu unit
(Welsh, James R dan Mogea, Johanis P. 1991).
Hubungan Heretabilitas dengan penentuan metode seleksi yang akan diterapkan dapat
dijelaskan sebagai berikut: 1. Bila nilai heritabilitas tinggi, maka metode seleksi yang
paling tepat digunakan adalah metode seleksi masssa, sebaliknya bila rendah digunakan
metode silsilah. 2. Bila ragam epistasi tinggi, maka metode yang tepat adalah metode
seleksi di antara famili dan pemuliaan galur 3. Bila peran gen dominant lebih menonjol
maka program pemuliaan diarahkan untuk pembuatan galur silang-dalam untuk membentuk
hibrida. 4. Bila ragam interaksi genetic dan lingkungan, maka program pemulia diarahkan
untuk mendapatkan varietas yang sesuai dengan wilayah ekologis tertentu. 5. Heritabilitas
dalam arti sempit dapat digunakan untuk menduga kemajuan genetic harapan akibat seleksi
(Allard, R. W, 1995).
Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi keturunan yang bersegregasi.
Adanya segregasi ini berarti ada perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan
seleksi, guna meningkatkan sifat. Generasi keturunan yang bersegresi dapat berbeda karena
perbedaan macam persilangan. Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu tanaman
merupakan perwujudan dari faktor genetis yang menjadi ciri bawaan dari tanaman tersebut
(genotipe) dan faktor lingkungan yang menjadi tempat tumbuhnya. Secara sederhana
hubungan tersebut dapat dilambangkan sebagai berikut : P = G + E. Heritabilitas merupakan
nilai relative yang menunjukkan besarnya sumbangan keragaman genotipe yang dinyatakan:
H2=s2G/s2P x 100% (Tim Penyusun. 2013).
Ada dua pengertian haritabilitas, yaitu heritabilitas dalam arti luas dan dalam arti
sempit, akan tetapi yang digunakan secara unu adalah dalam arti sempit. Heritabilitas dalam
arti luas adalah total atau penjumlahan antara ragam genetik, dominantt dan epistasis dibagi
dengan total atau penjumlahan antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan.
Sedangkan heritabilitas dalam arti sempit yaitu : Ragam genetik per total atau penjumlahan
antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan (Poespodarsono, Soemardjo.
1988).
Ekspresi fenotip suatu karakter pada dasarnya merupakan resultante pengaruh factor
genetic dan simpangan yang diakibatkan oleh factor lingkungan serta interaksi antara kedua
factor tersebut. Oleh karena peran gen dalam menendalikan penampilan suatu karakter dapat
dibedakan atas tiga macam yaitu: Ragam adiftif (V2g) Ragam yang disebabkan simpangan
dominant dari pola aditif (V2d) Ragam yang disebabkan simpangan epistasi dari pola aditif
(V2v)(Nasir, 2001)
Prinsip dasar dalam menduga nilai heritabilitas ada beberapa cara utama (Johnson and
Rendel, 1966) :1.Etimilasi nilai heritabilitas dapat dianalisis dari ragam suatu populasi yang
isogen( ragam yang sama ),dibandingkan dengan ragam populasi umum. 2. Melalui seleksi
dalam populasi bila dilakukan suatu seleksi maka frekuaensi gennya akan berubah dan
perubahan frekuansi gen inilah yang diduga sebagai kemampuan genetik yang diperoleh dari
tetuanya. 3. Melalui perhitungan korelasi dan regresi dari induk atau orang tua dengan
anaknya.Cara ini merupakan paling akurat, karena dianalisis berdasarkan kekerabatannya
secara genetik (Sarwono.2010. Laporan Praktikum).
BAB III
METODELOGI
Ulangan
no genotip Yi rata2
1 2 3 4
(1209,5)2 1462890
FK = 24
= 24
= 60953,76
= 67256,37 60953,76
= 6302,6
= 2631,32
= 4821,75 60953,76
= 1353,65
Tabelanava
Sk db jk Kt f hit f tab 5% 1%
Total 23 6302,63
KESIMPULAN
2. keragamanGenotife
1. Analisis Ragam
2 =KTe=154,50
2. Ragam genetik ( 2 )
(KTg Kte )
2 =
(526,26 154,508 )
= 4
= 92,94
2 526,272 526,272
= ( )[( + 2) + ( + 2) ]
16 5 15
= (0,125)(55394,02 + 18466,01)
=9232,504
= 96,08
2
4. KK G = ( 100 %)
92,94
= (50,39 100 %)
= 19 %yaitu AGAK SEMPIT
2 331,57
KKF =( 100 %) X = = = 13,81
24
92,94+154508
5. = ( 100 %)
50,39
247,44
= ( 50,39 100 %)
= 31,21 % YAITU AGAK SEMPIT
2
6. h2bs =( 2 ) 100 %
92,94
= 21,247,44 100 %
= 37,56 % SEDANG
(2502,65)2
FK = = 260969
24
= 15716,32
= 3614,525
(629,78)+ (662,22)2 + + (520,5)2 )
JK BLOK = 260969
6
= 2761,86
= 9339,9
Tabelanava
Sk Db jk kt f hit f tab 5% 1%
Total 23 15716,32
KESIMPULAN
- Blok F hit > F 0.05 sehingga Ho : Pj = 0 diterima sehingga , tidak terdapat keragaman
luas daun tanaman antar blok atau blok efektif memisahkan keragaman hasil.
- Varietas F hit > F 0.05 sehingga Ho : ai = 0 diterima, tidak terdapat perbedaan luas dan
tanaman kacang hijau antar varietas kacang hijau pada taraf 5%.
2. keragamanGenotife
1. Analisis Ragam
2 =KTe=622,62
2. Ragam genetik ( 2 )
(KTg Kte )
2 =
(722,9 622,62 )
= 4
= 25,06
2 722,905)2 622,622
= (16)[( + 2) + ( + 2) ]
5 15
=16296,19
= 127,66
2
4. KK G = ( 100 %)
25,06
= (104,27 100 %)
= 4,80 %yaitu SEMPIT
2
5. KKF =( 100 %)
647,722
= ( 104,27 100 %)
2
6. h2bs =( 2 ) 100 %
25,06
= 647,722 100 %
= 3,87 % RENDAH
3 TABEL jumlahbijipolong
Ulangan
no genotip Yi rata2
1 2 3 4
1 G7 11 11 15 12 49 12,25
2 G8 13 13 15 12 53 13,25
3 G9 13 17 17 15 62 15,5
4 G10 12 14 10 11 47 11,75
5 G11 11 12 14 13 50 12,5
6 G12 14 10 12 16 52 13
TOTAL 74 77 83 79 313 13,04
(313)2 97969
FK = 24 = 24 = 4082,04
JK TOTAL = ((11^2 + (11)2 + + (16)2 )
= 4177 4082,04
= 94,92
((49)2 + (53)2 + + (52)2 )
JK p = 4082,04
4
= 4116,75 4082,04
=34,71
(74)2 + (77)2 + + (79)2 )
JK BLOK = 4082,04
6
=4089,164082,04
= 7,12
Sk Db jk kt f hit f tab 5% 1%
Total 23 94,92
KESIMPULAN
- Blok F hit > F 0.05 sehingga Ho : Pj = 0 diterima sehingga , tidak terdapat keragaman
jumlah biji/polong antar blok atau blok efektif memisahkan keragaman jumlah biji/polong.
- Varietas F hit > F 0.05 sehingga Ho : ai = 0 diterima, tidak terdapat perbedaan jumlah
biji/polong kacang hijau antar varietas kacang hijau pada taraf 5%.
2. keragamanGenotife
1. Analisis Ragam
2 =KTe= 3,53
2. Ragam genetik ( 2 )
(KTg Kte )
2 =
(6.94 3,53 )
= 4
= 0,85
2 6,94)2 3,53)2
= (16)[( + 2) + ( + 2) ]
5 15
=1,807
= 1,34
2
4. KK G = ( 100 %)
0,85
= ( 100 %)
13,04
= 7,67 %yaitu SEMPIT
2
5. KKF =( 100 %)
2,09
= (13,04 100 %)
= 16 % YAITU SEMPIT
2
6. h2bs =( 2 ) 100 %
0,85
= 4,38 100 %
= 19 %RENDAH
(219,22)2
FK = = 2002,392
24
JK TOTAL = (5,82^2 + (8,2)2 + + (11,2)2 ) 2002,392
= 155,58
((28,12)2 + (34,12)2 + + (46,26)2 )
JK p = 2002,392
4
= 48,257
(64,42)2 + (48,9)2 + + (52,1)2 )
JK BLOK = - 2002,392
6
= 22,607
JK GALAT = JK TOT - JKB - JKP
= 155,58 22,607 48,257
= 84,715
Sk Db jk kt f hit f tab 5% 1%
Total 23 155,58
KESIMPULAN
- Blok F hit > F 0.05 sehingga Ho : Pj = 0 diterima sehingga , tidak terdapat keragaman
panjang polong kacang hijau antar blok atau blok efektif memisahkan keragaman panjang
polong.
- Varietas F hit> F 0.05 sehingga Ho : ai = 0 diterima, tidak terdapat perbedaan panjang
polong kacang hijau antar varietas kacang hijau pada taraf 5%.
2. keragamanGenotife
1. Analisis Ragam
2 =KTe= 5,64
2. Ragam genetik ( 2 )
(KTg Kte )
2 =
(9,65 5,64 )
=
4
= 1,0009
2 20,62)2 4,12)2
= (16)[( 5
+ 2) + ( 15
+ 2) ]
=3,0925
= 1,758
2
4. KK G = ( 100 %)
1,0009
= ( 9,134 100 %)
= 10,95 %yaitu SEMPIT
2
5. KKF =( 100 %)
6,64
= (9,134 100 %)
= 28,22 % YAITU AGAK SEMPIT
2
6. h2bs =( 2 ) 100 %
10009
= 100 %
6,64
= ( 0,150) x 100%
= 15,07 % RENDAH
(576)2
FK = = 13824
24
Sk Db jk kt f hit f tab 5% 1%
Total 23 4568,24
KESIMPULAN
- Blok F hit < F 0.05 sehingga Ho : Pj = 0 diterima sehingga , tidak terdapat perbedaan
rata-rata jumlah polong per tanaman antar kelompok.
- Varietas F hit < F 0.05 sehingga Ho : ai = 0 diterima, tidak terdapat perbedan rata-rata
jumlah polong per tanaman antar genotipe.
keragamanGenotife
1. Analisis Ragam
2 =KTe= 221,66
2. Ragam genetik ( 2 )
(KTg Kte )
2 =
(219,2221,66)
= 4
= - 2,865
=1514,54
= 38,91
2
4. KK G = ( 100 %)
2,867
= ( 100 %)
24
= - 11,94%yaitu SEMPIT
2
5. KK F = ( 100 %)
218,79
= ( 100 %)
24
= 61,63 % AGAK LUAS
2
6. h2bs =( 2 ) 100 %
2,865
= 100 %
218,79
= -1,31 % RENDAH
(161,8)2
FK = 24 = 1090,801
JK TOTAL = (11,8^2 + (7,4)2 + + (6,6)2 ) 1090,801
= 303,079
= 228,37
Sk Db jk kt f hit f tab 5% 1%
Total 23 303,07
KESIMPULAN
- Blok F hit < F 0.05 sehingga Ho : Pj = 0 ditolak sehingga , terdapat keragaman jumlah
cabang primer batang tanaman kacang hijau antar blok atau blok efektif.
- Varietas Fhit < F 0.05 sehingga Ho : ai = 0 diterima, tidak terdapat perbedaan jumlah
cabang primer tanaman kacang hijau antar perlakuan atau perlakuan efektif.
2. keragaman Genotife
1. Analisis Ragam
2 =KTe= 4,52
2. Ragam genetik ( 2 )
(KTg Kte )
2 =
(1,377 4,52 )
= 4
= 0,785
2 1,896)2 20,43)2
= (16)[( + 2) + ( + 2) ]
5 15
= 1,758
2
4. KKF =( 100 %)
3,75
= ( 100 %)
6,74
2
5. h2bs =( 2 ) 100 %
0,785
= 100 %
3,75
= ( -0,2093) x 100%
= -20,93% RENDAH
(214,8)2 46139,04
FK = 24 = = 1922,46
24
JK TOTAL = (2^2 + (13,6)2 + + (9,4)2 )
= 2474,4 1922,46
= 551,94
((24,6)2 + (44,8)2 + + (29,4)2 )
JK p = 4082,04
4
= 1999,31 1922,46
= 76,85
(73,4)2 + (57)2 + + (37,8)2 )
JK BLOK = - 1922,46
6
= 2039,49 1922,46
= 117,03
Sk Db jk kt f hit f tab 5% 1%
Total 23 551,94
KESIMPULAN
2. keragamanGenotife
1. Analisis Ragam
2 =KTe=23,87
2. Ragam genetik ( 2 )
(KTg Kte )
2 =
(15,37 23,87 )
= 4
= - 2,125
2 15,37)2 23,872
= (16)[( + 2) + ( + 2) ]
5 15
= (0,125)(49,24 + 39,98)
=11,15
= 3,339
2
4. KKF =( 100 %)
21,74
= ( 0,95 100 %)
2
5. h2bs =( 2 ) 100 %
2,125
= 21,745 100 %
= -9,77 % SEMPIT
(151,7)2 23012,89
FK = 24 = = 958,87
24
JK TOTAL = (5,3^2 + (6)2 + + (5,9)2 )
= 978,53 958,87
= 19,65
((24,1)2 + (24,9)2 + + (27)2 )
JK p = 958,87
4
= 8,347
(36,2)2 + (38)2 + + (37,1)2 )
JK BLOK = - 958,87
6
= 1,6312
Sk Db jk kt f hit f tab 5% 1%
Total 23 19,659
KESIMPULAN
- Blok F hit< F 0.05 sehingga Ho :Pj = 0 diterima sehingga , tidak terdapat keragaman
rata-rata berat 100 biji (gram) tanaman kacang hijau antar blok atau blok efektif.
- Varietas F hit< F 0.05 sehingga Ho :ai = 0 diterima, tidak terdapat perbedan rata-rata
berat 100 biji (gram) tanaman kacang hijau antar perlakuan atau perlakuan efektif.
2. keragamanGenotife
1. Analisis Ragam
2 =KTe= 0,645
2. Ragam genetik ( 2 )
(KTg Kte )
2 =
(1,669 0,645 )
= 4
= 0,256
2 1,669)2 0,645)2
= (16)[( + 2) + ( + 2) ]
5 15
= 0,757
2
4. KK G = ( 100 %)
0,256
= ( 6,32 100 %)
= 8,07 %yaitu SEMPIT
2
5. KKF =( 100 %)
0,95
= (6,32 100 %)
2
6. h2bs =( 2 ) 100 %
0,256
= 100 %
0,95
= 28,41% SEDANG
4.2 Pembahasan
Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi keturunan yang bersegregasi.
Adanya segregasi ini berarti ada perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan
seleksi, guna meningkatkan sifat. Generasi keturunan yang bersegresi dapat berbeda karena
perbedaan macam persilangan. Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu tanaman
merupakan perwujudan dari faktor genetis yang menjadi ciri bawaan dari tanaman tersebut
(genotipe) dan faktor lingkungan yang menjadi tempat tumbuhnya. Secara sederhana
hubungan tersebut dapat dilambangkan sebagai berikut :P = G + E
Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan bagian dari keragaman
total (yang diukur dengan raga) dari suatu sifat yang diakibatkan oleh pengaruh genetik.
Secara statisitik merupakan reaksi observed fenotifik variance, yang disebabkan perbadaan
hariditas diantara gen dan kombinasi gen genotype individu-individu sebagai suatu unit. Ada
dua pengertian haritabilitas, yaitu heritabilitas dalam arti luas dan dalam arti sempit, akan
tetapi yang digunakan secara unu adalah dalam arti sempit. Heritabilitas dalam arti luas
adalah total atau penjumlahan antara ragam genetik, dominantt dan epistasis dibagi dengan
total atau penjumlahan antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan. Sedangkan
heritabilitas dalam arti sempit yaitu : Ragam genetik per total atau penjumlahan antara ragam
genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan. Heritabilitas dapat dicari menggunakan
H2=s2G/s2P x 100%.
Hubungan Heretabilitas dengan penentuan metode seleksi yang akan diterapkan dapat
dijelaskan sebagai berikut: 1. Bila nilai heritabilitas tinggi, maka metode seleksi yang
paling tepat digunakan adalah metode seleksi masssa, sebaliknya bila rendah digunakan
metode silsilah. 2. Bila ragam epistasi tinggi, maka metode yang tepat adalah metode
seleksi di antara famili dan pemuliaan galur 3. Bila peran gen dominant lebih menonjol
maka program pemuliaan diarahkan untuk pembuatan galur silang-dalam untuk membentuk
hibrida. 4. Bila ragam interaksi genetic dan lingkungan, maka program pemulia diarahkan
untuk mendapatkan varietas yang sesuai dengan wilayah ekologis tertentu. 5. Heritabilitas
dalam arti sempit dapat digunakan untuk menduga kemajuan genetic harapan akibat seleksi.
Nilai Heritabilitas menunjukkan besarnya potensi dari populasi untuk menerima
perbaikan dan memiliki nilai antara 0 dan 1, jika h2 = 1 berarti bahwa keragaman fenotipe
seluruhnya timbul karena adanya perbedaan genotipe, sebaiknya jika h2 = 0 berarti
keragaman fenotipe seluruhnya timbul karena pengaruh lingkungan yang beragam. Kriteria
heretabilitas : 0 20 (rendah) ; 20 50 (sedang) ; >50 (tinggi).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Heretabilitas digunakan untuk mengetahui apakah pada sesuatu populasi terdapat
keragaman genetik atau tidak.
Sifat kuantitatif umumnya cenderung mempunyai heretabilitas tinggi, sebaliknya sifat
kuantitatif mempunyai heretabilitas rendah.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, dapat kita ketahuai bahwa hampir semua criteria
yang dinilai itu dipengaruhi oleh lingkungan yang memang beragam (pengaruh
lingkungan yang besar), selain jumlah buku subur yang pengaruh keragaman genotifnya
tinggi.
Nilai h2 menunjukkan besarnya potensi dari populasi untuk menerima perbaikan dan
memiliki nilai antara 0 dan 1, jika h2 = 1 berarti bahwa keragaman fenotipe seluruhnya
timbul karena adanya perbedaan genotipe, sebaiknya jika h2 = 0 berarti keragaman
fenotipe seluruhnya timbul karena pengaruh lingkungan yang beragam. Kriteria
heretabilitas : 0 20 (rendah) ; 20 50 (sedang) ; >50 (tinggi).
Populsi dengan heretabilitas tinggi memungkinkan dilakukan seleksi, sebaliknya dengan
heretabilitas rendah masih harus dinilai tingkat rendahya ini, yaitu bila terlalu rendah, hampir
mendekati 0, berarti tidak akan banyak berarti pekerjaan seleksi tersebut.
5.2 Saran
Mahasiswa dapat menerapkan metode statistic dan rancangan percobaan dalam kegiatan
pemuliaan tanaman.
Mahasiswa dapat menaksir beberapa parameter genetik (keragaman Genetik, Heritabilitas)
dari suatu Populasi.
DAFTAR PUSTAKA