METODE PENELITIAN
35
adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasi yang dilakukannya.
Return portofolio saham adalah rata-rata return saham perusahaan dengan return tinggi dan
terendah setelah dilakukan pemeringkatan. Return saham dapat diukur dengan rumus :
1
() =
1
Dimana Pt merupakan harga saham pada periode t, Pt-1 merupakan harga saham pada
periode t-1 dan Wit merupakan bobot portofolio saham individu
3.2.2 Variabel Bebas atau Variabel Independen (X)
Menurut Sugiyono (2012:64) variabel independen atau variabel bebas merupakan
variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Variabel bebas yang digunakan peneliti yaitu :
a. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Menurut Fitriati (2010) Firm size adalah ukuran besar kecilnya suatu perusahaan.
Berdasarkan ukurannya perusahaan dibagi atas perusahaan besar (big firm) dan
perusahaan kecil (small firm) yang dilihat dari kapitalisasi pasarnya, dimana kapitalisasi
pasar dapat diperoleh dengan mengalikan harga saham dengan jumlah saham yang
beredar. Setelah didapat kapitalisasi pasarnya, lalu dicari rata-rata untuk mengurutkan
perusahaan dimana perusahaan diatas rata-rata masuk kategori perusahaan besar (big
firm) dan perusahaan dibawah rata-rata masuk kedalam kategori perusahaan kecil (small
firm). Terakhir menghitung selisih rata-rata dari total 3 portofolio saham perusahaan
dengan firm size kecil dengan 3 portofolio saham perusahaan besar (Small Minus
Big/SMB). Small minus big (SMB) dapat dirumuskan sebagai berikut :
36
= min
37
=
Dimana Book value of equity didapat dari pengurangan total aktiva dengan total
hutang, dan market value of eqity di dapat dari harga saham dikalikan dengan jumlah
saham yang beredar.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Firm Size (X1) Firm size adalah
ukuran besar Rasio
= Harga Saham
kecilnya suatu
perusahaan. Jumlah Saham Beredar
(Fitriati:2010)
38 (bersambung
)
(sambungan)
39
definisi, dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena (Sugiyono, 2010:52). Landasan teori yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari buku, literatur, penelitian terdahulu dan berbagai referensi
yang relevan terhadap penelitian ini. Penggunaan landasan teori yang baik dimaksudkan agar
penelitian ini dapat menjadi dasar dalam perumusan hipotesis.
3. Perumusan Hipotesis
Setelah membuat perumusan masalah dan landasan teori, tahap selanjutnya adalah
perumusan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang nantinya akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
(Sugiyono, 2010:64)
4. Pengumpulan Data
Penelitian ini mengumpulkan data melalui sumber data sekunder. Data sekunder adalah data
yang bersumber dari hasil penelitian orang lain yang dibuat untuk maksud yang berbeda
(Kountur, 2007:178). Sampel pada penelitian ini harus memenuhi syarat sampel (sampling
purposive). Pengembangan instrumen dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
pencatatan data-data yang dibutuhkan.
5. Analisis Data
Dalam langkah ini, data yang telah dikumpulkan sebelumnya dianalisis. Analisis digunakan
untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian kuantitatif
analisis data menggunakan statistik. (Sugiyono,2013:48)
6. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan adalah pernyataan generalisasi hasil penelitian (Kountur, 2007:219). Saran
adalah opini atau pendapat yang ditujukan kepada teori, praktik, atau peneliti berikutnya.
Kesimpulan dan saran merupakan hasil akhir yang diperoleh melalui analisis data.
Berdasarkan enam langkah metode diatas, penulis mencoba menggambarkan proses dari
penelitian yang akan dilakukan. Proses penelitian dapat dilihat seperti gambar 3.1 dibawah ini :
40
Gambar 3.1
Tahapan Penelitian
41
Kriteria syarat sampel diuraikan lebih lanjut pada tabel berikut ini :
Tabel 3.2
Pengambilan Sampel
No Kriteria Sampel Jumlah
Jumlah 20
(bersambung
42 )
(sambungan)
12. Kode Emiten Nama Emiten
13. KLBF Kalbe Farma Tbk.
13. LPKR Lippo Karawaci Tbk.
14. LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk.
15. PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk.
16. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
17. SMGR Semen Gresik Tbk.
18. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk.
19. UNTR United Tractors Tbk.
20. UNVR Unilever Indonesia Tbk.
43
3.6 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.6.1 Analisis Deskriptif
Dalam penelitian kuantitatif teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik.
Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2013:206) statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel,
dan tidak ingin membuat keputusan yang berlaku untuk populasi dimana sampel tersebut
diambil.
3.6.2 Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Menurut Sugiyono (2013:277)
analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, jika peneliti bermaksud meramalkan
bagaimana keadaan variabel dependen bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaikan atau diturunkan nilainya). Jadi analisis regresi
ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.
1. Uji Asumsi Klasik
A. Uji Normalitas
Menurut Sunyoto (2011:84) uji normalitas merupakan uji asumsi untuk menguji data
variabel bebas (x) dan data variabel terikat (y) pada persamaan regresi yang dihasilkan,
apakah berdistribusi normal atau tidak.Uji ini dilakukan melalui analisa grafik. Data
normal dan tidak normal dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau
grafik histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya, tidak menunjukkan pola terdistribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
B. Uji Multikolinearitas
Sunyoto (2011:81) menyatakan bahwa uji asumsi klasik ini diterapkan untuk analisis
regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas, yang mana akan diukur
44
dengan tingkat asosiai (keeratan) hubungan/ pengaruh antarvariabel bebas tersebut
melalui besaran koefisien korelasi (r). Dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas
dapat digunakan cara sebagai berikut :
1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik
(a).
2) Nilai variance inflator factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku
kuadrat.
Nilai tolerance (a) dan variance inflator factor (VIF) dapat dicari dengan
menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :
1 1
= =
Hasil dari uji multikolinearitas ialah jika nilai VIF < 10, dan nilai toleransi > 0,1
menunjukkan tidak adanya multikolinieritas dalam variabel bebas.
C. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Sunyoto (2011: 82-83) dalam regresi berganda perlu juga diuji mengenai
sama atau tidaknya varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang
lain. Jika residualnya memiliki varians yang sama disebut terjadi homoskedastisitas, dan
jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk
menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatterplot antara
nilai prediksi variabel bebas (ZPRED) dengan residual (SRESID) yang merupakan
variabel terikat.
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara
ZPRED dan SRESID menyebar dibawah ataupun diatas titik origin (angka 0) pada
sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada
scatterplot titik-titikya mempunyai pola yang teratur, baik menyempit, melebar, ataupun
bergelombang.
D. Uji Autokorelasi
Menurut Sunyoto (2011: 91) persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki
masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak
baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada
45
korelasi secara linear antara kesalahan pengganggu periode t (berada) dan kesalahan
penggunaan t-1 (sebelumnya). Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya
masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW dibawah -2 (DW< -2).
2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 (-2 DW +2)
3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 (DW > +2)
= + 1 1 + 2 2 + 3 3 +
Dimana :
Y = Return saham
= Konstanta
1-3 = Koefisien regresi
X1 = Firm size (SMB)
X2 = Price earning ratio (HMLPER)
X3 = Book to market (HMLBTM)
e = Error term,yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian.
46
1. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Menurut Ridwan (2010:132-134) uji hipotesis secara simultan dilakukan untuk
mengetahui apakah variabel X1, X2, X3, X4, dan X5 secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel Y. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian
ini adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan Hipotesis Statistik
Hipotesis Simultan
0 : 1 = 2 = 3 = 0
Ketiga variabel bebas yaitu firm size, price earning ratio, dan book to market ratio
tidak berpengaruh simultan terhadap return saham.,
= 1 + 2 + 3 0
Ketiga variabel bebas yaitu firm size, price earning ratio, dan book to market ratio
berpengaruh simultan terhadap return saham.
47
H0 ditolak atau pengaruh signifikan apabila : Sig < = 0,05
H0 diterima atau pengaruh tidak signifikan apabila : Sig > = 0,05
48
dapat dilihat dari besarnya nilai R2. Semakin besar R2 akan semakin baik karena
mengindikasikan semakin baik variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Besarnya koefisien determinasi (R2) terletak antara 0 sampai dengan 1 atau antara 0%
sampai dengan 100%. Sebaliknya jika R2 = 0, model tersebut tidak menjelaskan sedikitpun
pengaruh variasi variabel X terhadap variasi variabel Y. Kecocokkan model dikatakan
lebih baik jika R2 semakin dekat dengan 1. Jadi untuk batas nilai koefisien determinasi
adalah 0 2 1. Menurut Riduwan (2010:290) rumus koefisien determinasi adalah
sebagai berikut:
= 2 100%
49