Anda di halaman 1dari 18

GENETIKA MIKROBA

GENETIKA MIKROBA

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi

Yang Dibina oleh Bapak M. Noviar Dakurni

Oleh kelompok 7:

Lilik Hidayatul Mukminin

120342400174

Novia Hylsandy

120342422485
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Oktober 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Genetika merupakan suatu cabang ilmu yang dinamis dan berkembang dengan cepat. Penelaahnya
dilakukan oleh beribu-ribu ilmuwan diseluruh dunia. Rekayasa genetika adalah suatu segi baru studi
genetika yang menjanjikan padamasyarakat baik perkembangan yang menguntungkan maupun
kemungkinantimbulnya akibat-akibat yang membawa bencana. Kita harus menerungkan bagaimana
cara untuk menaklukan semua penyakit menurun dan kemungkinanterubahnya suatu mikroba yang
umum dan tidak berbahaya menjadi bentuk patogenik.

Saat ini kita telah mempelajari kemajuan-kemajuan berarti yang dihasilkan dankarya pasteur
mengenai penjelasan biologi tentang peristiwa fermentasi, teori bibit penyakit, penolakan generatio
spontanea pada semua taraf kehidupan. Begitu jugasaat Johann Gregor Mendel melakukan studinya
pada pewarisan berbagai sifat pada ercis. Studi inilah yang mula-mula diterbitkan pada tahun 1865,
yangmenjadi dasar apa yang sekarang diacu sebagai Genetika Mendel (Volk and Wheeler, 1984)

Ilmu yang mempelajari cara pengekspresian informasi genetis yang terkandung dalam molekul DNA
serta mekanisme pengendalian hereditas pada organisme oleh DNA adalah genetika . Molekul DNA
yang ditemukan dalam selterdiri dari dua rantai komplementer yang berbentuk heliks dan saling
membelitsehingga disebut heliks ganda atau double heliks.Masing-masing rantai DNAterdiri dari
empat jenis nukleotida, yang dapat dibedakan menurut jenis basanitrogennya yaitu adenin (A), timin
(T), sitosin (C), dan guanin (G).

Pada masa kini genetika telah mampu menjelaskan cara DNA mengendalikan sifat dan
mempertahankan proses yang penting di dalam sel hidup. Langkah pertama dalam pengekspresian
sifat yang dikandung DNA ialah dengan mencetak molekul RNA berdasarkan urutan nukleotida pada
DNA.Molekul RNAmerupakan polimer rantai tunggal yang terdiri dari empat macam nukleotida yaitu
adenin (A), urasil (U), sitosin (C) dan guanin (G). (Ristiati, 2000)
Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA,suatu pengamatan yang
melekat dasar bagi biologi molekuler. Genetika bakterimendasari perkembangan rekayasa
genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang kedokteran.
Berdasarkan urian diatas, untuk mengetahui lebih lanjut pengemasan bahan genetik bakteri,
penyusun mengangkat judul Genetika Mikroba

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimankah proses mutasi dan mutagen ?

2. Bagaimana mekanisme pemindahan bahan genetik pada bakteri?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses mutasi dan mutagen

2. Untuk mengetahui mekanisme pemindahan bahan genetik pada bakteri.

BAB II

ISI

A. Pengertian Genetika Mikrobia

Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa Austria, Gregor
Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan galur-galur kacang
polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi perubahan-perubahan pada
warna,bentuk, ukuran, dan siat-sifat lain dari kacang polong tersebut. Penelitian inilah ia
mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum kebakaan berlaku umum bagi semua
bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku manusia dan juga organisme percobaan dahulu
amat populer dalam genetika, yakni lalat buah Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan
ilmu kebakaan dengan menggunakan bakteri Escherichia coli. Bakteri ini di pilih karena paling mudah
di pelajari pada taraf molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika.
Hal ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di pelajari dalam bidang
genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus (Campbell, 2002).

Genetika mikrobia tradisional terutama berdasarkan pada pengamatan atau observasi


perkembangan secara luas. Variasi fenotif telah diamati berdasar kemampuan gen untuk tumbuh
dibawah kondisi terseleksi, misalnya bakteri yang mengandung satu gen yang resisten terhadap
ampisilin dapat dibedakan dari bakteri kekurangan gen selama pertumbuhannya dalam lingkungan
yang mengandung anti biotik sebagai suatu bahan penyeleksi. Catatan, bahwa seleksi gen
memerlukan expresinya dibawah kondisi yang tepat, dapat diamati pada tingkat fenotif.

Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu pengamatan yang
melekat dasar bagi biologi molekuler. Penemuan selanjutnya dari bakteri telah mengungkapkan
adanya restriction enzymes(enzim restriksi) yang memotong DNA pada tempat spesifik,
menghasilkan fragmen potongan DNA. Plasmida diidentifikasikan sebagai elemen genetika kecil yang
mampu melakukan replikasi diri pada bakteri dan ragi. Pengenalan dari sebuah fragmen potongan
DNA kedalam suatu plasmid memungkinkan fragmen di perbanyak (teramplifikasi). Amplifikasi regio
DNA spesifik dapat di capai oleh enzim bakteri menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau
metode amplifikasi nukleotida berdasar enzim yang lain (misalnya amplifikasi berdasar transkripsi).
DNA yang di masukkan kedalam plasmid dapat di kontrol oleh promoter ekspresi pada bakteri yang
mengamati protein, di ekspresi pada tingkat tinggi. Genetika bakteri mendasari perkembangan
rekayasa genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang
kedokteran.(Jewetz, 2001).

Ada dua fenomena biologi pada konsep hereditas yaitu:

1. Hereditas yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk dari pembelahan satu
sel mempunyai sifat yang identik dengan induknya.

2. Variasi genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi berikut dari sel induknya
akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya mutasi.

Pada bakteri, unit herediternya disebut genom bakteri. Genom bakteri lazimnya disebut sebagai gen
saja. Gen bakteri biasanya terdapat dalam molekul DNA (asam deoksirinukleat) tunggal, meskipun
dikenal pula adanya materi genetik di luar kromosom (ekstrakromosomal), yang di sebut plasmid,
yang tersebar luas dalam populasi bakteri. Meskipun bakteri bersifat haploid, transimisi gen dari satu
generasi ke generasi berikutnya berlangsung secara linier, sehingga pada setiap siklus pembelahan
sel, sel anaknya menerima satu set gen yang identik dengan sel induknya.

Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA mempunyai berat lebih kurang 2-3% dari berat kering satu
sel. Dengan mikroskop elektron, DNA tampak sebagai benang-benang fibriler yang menempati
sebagian besar dari volume sel. Molekul DNA bila diekstraksi dari sel bakteri biasanya mempunyai
bentuk yang sirkuler, dengan panjang kira-kira 1 mm. DNA ini mempunyai berat molekul yang tinggi
karena terdiri dari heteropolimer dari deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan Guanin dan
deoksiribonukleotida pirimidin yaitu Sitosin dan Timin.

Watson dan Crick, dengan sinar X menemukan bahwa struktur DNA terdiri dari dua rantai
poliribonukleotida yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan hidrogen antara purin di satu rantai
dengan pirimidin di rantai lain, dalam keadaan antiparalel, dan disebut sebagai struktur double helix.
Ikatan hidrogen ini hanya dapat menghubungkan Adenin (6 aminopurin) dengan Timin (2,4 dioksi 5
metil pirimidin) dan antara Guanin (2 amino 6 oksipurin) dengan Sitosin (2 oksi 4 amino pirimidin).
Singkatnya pasangan basa pada suatu sekuens DNA adalah A-T dan S-G. Karena adanya sistem
berpasangan demikian, maka setiap rantai DNA dapat dijadikan cetakan/template untuk
membangun rantai DNA yang komplementer. Waktu terjadinya proses replikasi DNA dalam
pembelahan sel, molekul DNA dari sel anaknya terdiri dari satu rantai DNA yang komplememter tapi
dibuat baru, dengan kata lain, pemindahan materi genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya
adalah dengan cara semikonservatif.

Fungsi primer DNA pada hakikatnya adalah sebagai sumber perbekalan informasi genetik yang
dimiliki oleh sel induk. Proses replikasi di kerjakan dengan amat lengkap sehingga sel anaknya
mendapatkan pula informasi genetik yang lengkap, sehingga terjadi kesetabilan genetik dalam suatu
populasi mikroorganisme. Satu benang kromosom biasanya terdiri dari lima juta pasangan basa dan
terbagi atas segmen atau sekuens asam amino tertentu yang akan membentuk stuktur protein.
Protein ini kemudian menjadi enzim-enzim, komponen membran sel dan struktur sel yang lain yang
secara keseluruhan menentukan karakter dari sel itu.

Mekanisme yang menunjukan bahwa sekuen nukleotida di dalam gen menentukan sekuens asam
amino pada pembentukan protein adalah sebagai berikut:

1. Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA polimerase membentuk satu rantai
oliribonukleotida (= messesnger RNA = mRNA) dari rantai DNA yang ada. Proses ini diseut transkripsi.
Jadi pada transkripsi DNA, terbentuk satu rantai RNA yang komplementer dengan salah satu rantai
double helix dari DNA.

2. Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan ditransfer kepada transfer RNA (= tRNA yang
mempunyai daptor basa yang komplementer dengan basa mRNA di satu ujungnya dan mempunyai
asam amino spesifik di ujung lainnya tiga buah basa pada mRNA di sebut triplet basa yang lazim
disebut sebagai kodon untuk suatu asam amino.

3. mRNA dan tRNA bersama-sama menuju kepermukaan ribosom kuman, dan disinilah rantai
polipeptida terbentuk sampai seluruhkodon selesai dibaca menjadi menjadi suatu sekuen asam
amino yang membentuk protein tertentu. Proses ini disebut translasi.

Bakteri paling sering digunakan dalam percobaan genetika. Keanekaragaman mikrobia seperti
bakteri dapat dipertahankan melalui sifat karakteristik yang terus diwariskan dari generasi
selanjutnya. Bakteri banyak diketahui dan diteliti karena mudah dikembangbiakan dan
perkembangbiakan cepat. Selain itu, bakteri memiliki materi genetik ekstrakromosomal khas yang
disebut plasmid yang berbentuk sirkuler. Mikrobia, bakteri mudah bermutasi sehingga akan muncul
varietas-varietas baru dari mikroba dan mikrobia cenderung memiliki daya hidup yang tinggi
(resisten) terhadap cekaman lingkungan dan kondisi yang tidak menguntungkan. Kemampuan atau
daya hidup yang tinggi pada mikrobia menyebabkan mikrobia dapat hidup di lingkungan manapun
(Snustad, 2012).

B. Mutasi dan Mutagen, Mekanisme Mutasi, Tipe Mutan

1. Pengertian Mutasi

DNA mikroba mengandung basa purin dan pirimidin. Urutan keduanya sangat menentukan ciri
tertentu pada mikroba. Urutan ini sangat mudah berubah oleh berbagai faktor dan apabila terjadi
perubahan dalam urutan ini maka akan terjadi perubahan pada urutan asam amino yang disandi
oleh gen. Akibatnya terjadi perubahan fenotif pada mikroba.Perubahan dalam urutan basa
nukleotida ini disebut mutasi (Darkuni, 2001).

Mutasi banyak terjadi pada waktu proses sintesa DNA terutama pada waktu penempatan basa purin
dan pirimidin yang mengalami kesalahan. Bila mutasi ini terjadi pada enzim polymerase yang
berhubungan dengan DNA, maka mutasi akan berlangsung dengan frekuensi yang relatif tinggi. Hal
ini dikarenakan tidak ada lagi kemampuan dari enzim itu untuk bertugas mengatur penempatan basa
purin dan pirimidin.

Mutasi juga dapat terjadi karena hilangnya pasangan basa purin atau pirimidin. Bahkan karena
adanya penambahan pasangan basapun dapat juga terjadi mutasi. Sebab hilangnya atau
penambahan tersebut justru akan berakibat terjadi kesalahan dalam pembacaan sandi pada saat
terjadi transkripsi ke mRNA. (Darkuni, 2001).

Mutasi mudah terjadi pada mikroba terutama karena ciri dan karakter dari mikrobia tersebut sangat
dipengaruhi oleh urutan dari basa purin dan pirimidin di dalam meteri genetik mikrobia tersebut.
Perubahan urutan nukleotida paling sering terjadi karena kesalahan selama replikasi DNA dan
kerusakan DNA, baik kerusakan DNA karena mekanisme delesi atau insersi pada kerangka DNA
tersebut. Perubahan urutan nukleotida akan berdampak pada fenotip dari sel tersebut. Perubahan
fisiologis sel, misalnya adanya beberapa enzim yang tidak terbentuk pada mutan tertentu, kemudian
perubahan morfologi, dan terjadinya resistensi terhadap zat dan kondisi lingkungan tertentu
(Pangastuti, 2006).

2. Macam-macam Mutasi

Mutasi dapat terjadi karena beberapa sebab, misalnya:

a. Mutasi titik (point mutation)

Mutasi ini dapat terjadi pada satu tempat/titik pasangan basa.Padatempat atau titik ini terjadi
perubahan pasangan basa. Misalnya terjadi perubahan pada basa timin yang digantikan oleh basa
sitosin, atau basa adenin digantikan oleh guanin. Mutasi ini akan berakibat: (a) tidak terjadi
pembentukan protein, (b) terjadi pembentukan protein akan tetapi tetap terjadi perubahan atau
mutasi yang tidak jelas. Mutasi ini disebut mutasi tidak nyata (silent mutation) dan (c) terjadi
penggantian asam amino. Contoh basa adenin yang digantikan o leh guanin dan timin digantikan
oleh sitosin.

A T C G T C G

T A G C A G C

b. Hilangnya pasangan basa

Mutasi ini terjadi disebabkan oleh hilangnya basa dalam jumlah yang lebih dari satu. Kehilangan ini
akan menyebabkan terjadinya pergeseran dalam hal pembacaan sandi yang pada akhirnya akan
menyebabkan perubahan urutan asam amino. Akibat yang ditimbulkan oleh mutasi ini dapat
menyebabkan protein yang terbentuk tidak berfungsi.

A T C G A T G

T A G C T A C

Dalam bagan ini pasangan basa sitosin dan guanin hilang.

c. Mutasi supresor

Mutasi ini merupakan mutasi yang mengakibatkan mutasi yang terjadi sebelumnya menjadi
normal kembali. Pada mutasi ini terjadi penyusupan basa lain yang menyebabkan kembalinya
urutan susunan asam amino yang seolah-olah susunan itu seperti menjadi normal kembali. Walau
demikian mutasi ini tetap menghasilkan perubahan yang secara fenotif dapat tampak atau terjadi
mutasi tidak nyata. Perhatikan bagan berikut: (menurut Bibiana W.Lay)

1.

ABC DEF GHI JKL

2.

AB EFG HIJ KL

3. ABD EFG HJ K LM

Pada bagan nomor 2 basa C hilang sehingga urutan susunan asam amino mengalami pergeseran
dengan munculnya basa M. Pada bagan nomor 3, terjadi penyusupan basa X sehingga
mengubahsusunan asam amino berikutnya menjadi normal kembali seperti bagannomor 1,
walaupun pada susunan awalnya tetap terjadi perubahan.

d. Mutasi spontan

Mutasi spontan awalnya tidak diketahui, sering disebut background mutation. Kontrol genetik
mutabilitas beberapa gen yang diketahui dapat disebabkan oleh mutator gen lain. Mutasi spontan
dapat dibedakan menjadi 1) mutasi spesifik yang pengaruhnya terbatas pada satu lokus dan 2)
mutasi nonspesifik secara simultan mempengaruhi pada beberapa lokus.

e. Mutasi terinduksi
Mutasi terinduksi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang tidak normal, misalnya: radiasi pengion
(perubahan valensi senyawa kimia melalui penambahan elektron yang dihasilkan oleh proton,
neutron, atau oleh sinar X. Radiasi nonpengion penambahan tingkat energi atom (eksitasi), yang
membuatnya kurang stabil (contoh: radiasi UV, panas) .

Mutasi dari Sudut Pandang Macam Sel

Ada mutasi somatik dan germinal. Mutasi germinal/gametic mutation/germ line mutation adalah
mutasi yang terjadi pada sel germ, sedangkan mutasi somatik adalah yang terjadi pada sel somatik.
Akibat mutasi somatik pada hewan dan manusia tidak dapat diwariskan, namun pada tumbuhan bisa
diwariskan melalui reproduksi seksual atau aseksual. Pada mutasi germinal, akibat mutasi yang
dominan segera terekspresi pada turunan. Sebaliknya, jika mutasi bersifat resesif, maka efek
mutasinya tidak terdeteksi karena kondisi yang heterozigot.

Mutasi dari Sudut Pandang Ruang Lingkup Kejadian

Ada mutasi kromosom dan mutasi gen. Mutasi gen terjadi di lingkup gen. Sedangkan mutasi
kromosom ada di lingkup kromosom. Mutasi gen dapat berupa perubahan urutan DNA, termasuk
substitusi pasangan basa, adisi atau delesi satu atau lebih pasangan basa. Efek mutasi gen hanya
menimpa satu nukleotida. Mutasi titik adalah mutasi yang hanya menimpa satu pasang nukleotida
dalam gen.

Macam-macam Mutasi Gen yang Spesifik

a. Mutasi pergantian basa (base pair substitution mutation), merupakan perubahan yang terjadi
pada suatu gen berupa pergantian satu basa oleh pasangan basa lainnya. Misalnya AT diganti
pasangan GS.

b. Mutasi transisi, pada mutasi ini terjadi pergantian basa purin dengan basa purin lain, basa
pirimidin dengan basa pirimidin lain, basa purin-pirimidin dengan basa purin-pirimidin lain, basa
pirimidin-purin dengan basa pirimidin-purin lain. Misal AT GS, GS AT, TA SG, SG TA.

c. Mutasi transversi, pada mutasi ini terjadi pergantian basa purin dengan basa pirimidin, basa
pirimidin dengan basa purin, basa purin-pirimidin dengan basa pirimidin-purin, basa pirimidin-purin
dengan basa basa purin-pirimidin. Misal AT TA, GS SG, AT SG, SG TA.

d. Mutasi misens merupakan mutasi yang terjadi karena perubahan suatu pasangan basa (dalam
gen) yang mengakibatkan terjadinya perubahan suatu kode genetika, sehingga asam amino yang
terkait (pada polipeptida) berubah dan fungsi protein juga berubah. Hal itu menyebabkan individu
mutan dapat memperlihatkan karakter berbeda. Namun suatu mutasi mungkin tidak menimbukan
suatu fenotip jika munculnya suatu asam amino pengganti belum menimbulkan perubahan protein
yang nyata.

e. Mutasi nonsense merupakan suatu pergantian pasangan basa yang berakibat terjadinya
perubahan suatu kode genetika pengode asam amino menjadai kode kode genetika pengode
terminasi. Misal kode genetika pengode asam amino triptofan (UGG) menjadi UAG.
f. Mutasi netral merupakan pergantian pasangan basa yang terkait terjadinya perubahan suatu
kode genetika yang juga menimbulkan perubahan asam amino terkait, tetapi tidak sampai
mengakibatkan perubahan fungsi protein. Misal kodon AGG yang mengode asam amino lisin
mengalami mutasi menjadi ACG yang mengode asam amino arginin, namun asam amino arginin
secara kimiawi ekivalen dengan asam amino lisin dan sama-sama asam amino dasar sehingga
keduanya memiliki sifat-sifat yang cukup mirip. Dengan demikian fungsi protein tidak berubah.

g. Mutasi diam merupakan tipe mutasi netral yang khusus dimana terjadi pergantian pasangan
asam basa pada gen yang mengakibatkan perubahan satu kodon, namun tidak mengakibatkan
pergantian asam amino yang dikode. Misal kodon AGG termutasi menjadi AGA, namun keduanya
mengode asam amino yang sama yaitu Arginin.

h. Mutasi perubahan rangka terjadi karena adisi atau delesi satu atau lebih dari pasangan basa
dalam suatu gen. Adisi dan delesi itu mengubah kerangka percobaan RNAd, sehingga terjadi
perubahan urutan asam amino.

3. Mutagen

Mutagen adalah senyawa kimia atau faktor fisikawi yang dapat menyebabkan mutasi. Misalnya sinar
ultraviolet (UV) merupakan mutagen yang kuat karena sinar UV dapat menembus sel dan diabsorpsi
dengan kuat oleh timin (T) dan sitosin (C). Absorpsi UV oleh timin dapat menyebabkan terbentuknya
dimer timin yang berdekatan sehingga dapat mengubah DNA yang akan mengganggu proses
replikasi. Senyawa kimia yang dapat menyebabkan mutasi, misalnya HNO2 karena asam ini
menimbulkan deaminasi pada basa nitrogen nukleotida. Asam nitrit dapat mengubah adenin (A)
menjadi hipoxantin (HX), sitosin (C) menjadi urasil (U) dan guanin (G) menjadi xantin (X). (Ristiati,
2000)

Senyawa kimia mutagen yang lain adalah analog basa. Ini adalah senyawa kimia yang strukturnya
cukup menyamai basa DNA yang normal sehingga dapat menggantikannya selama berlangsungnya
replikasi DNA. Meskipun strukturnya mirip, analog basa tidak mempunyai sifat ikatan hydrogen yang
sama seperti basa yang normal. Karena itu dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam replikasi
yang mengakibatkan mutasi. Misalnya 2-aminopurin adalah analog adenin (A) dan dapat
berpasangan dengan timin (T) atau sitosin (C). 5-Bromourasil adalah analogtimin (T) dan dapat
berpasangan dengan adenin (A) atau guanin (G). Selain itu sinar x, sinar dan partikel energi tinggi
(seperti neutron, partikel , partikel ) sangat berpotensi sebagai mutagen (Ristiati, 2000).

4. Mekanisme Mutasi

Mutasi paling umum terjadi selama replikasi DNA. Beberapa mutasi terjadi sebagai akibat kerusakan
yang ditimbulkan oleh cahaya ultraviolet atau sinar X. Karena unsur-unsur ini merupakan bagian
yang tak terhindarkan dari lingkungan. Tidak satupun mekanisme tertentu yang dapat diusulkan
untuk menerangkan pengaruh mutagenik sinar X. Karena sinar X dapat menyebabkan pecahnya
banyak ikatan kimiawi yang berbeda-beda macamnya, maka mungkin merusak DNA dengan
berbagai cara. Pengaruh utama cahaya UV ialah menyebabkan pembentukan dimer dengan ikatan
silang antara pirimidin-pirimidin yang bersebelahan, terutama timin. Dimer ini mengacaukan proses
replikasi yang normal (Pelczar, 2008).
Penemuan yang paling banyak membuka rahasia mutasi pada tahun-tahun belakangan ini datang
dari penelitian mengenai pengaru hmutagenik berbagai bahan kimia. Ada dua tipe senyawa kimia
yang mutagenik. Yang pertama terdiri dari senyawa-senyawa yang dapat bereaksi secara kimiawi
dengan DNA. Karena kekhususan replikasi DNA bergantung pada ikatan purin-pirimidin, yang
diakibatkan oleh ikatan hidrogen antara gugusan-gugusan amino dan hidroksil ini dapat
menyebabkan mutasi. Asam nitrous, yang dapat membuang gugusan amino dari purin dan pirimidin,
adalah mutagen semacam itu (Pelczar, 2008).

5. Tipe Mutan Bakteri

Semua sifat sel-sel hidup dikendalikan oleh gen maka ciri sel yang manapun dapat berubah karena
mutasi. Berbagai ragam mutan bakteri telah diisolasi dan dipelajari secara intensif. Beberapa dari
tipe-tipe utama mutan adalah sebagai berikut:

1. Mutan yang memperlihatkan toleransi yang meningkat terhadap unsur-unsur penghambat,


terutama antibiotik (mutan yang resisten terhadap antibiotik atau obat-obatan).

2. Mutan yang menunjukkan kemampuan fermentasi yang berubah atau meningkatnya atau
berkurangnya kapasitas untuk menghasilkan beberapa produk akhir.

3. Mutan yang mempunyai defisiensi akan nutrisi (oksotrofik), yaitu membutuhkan medium yang
lebih kompleks untuk tumbuhnya daripada biakan aslinya.

4. Mutan yang tidak mampu menggunakan substrat.

5. Mutan yang memperlihatkan perubahan dalam bentuk koloni atau kemampuan untuk
menghasilkan pigmen.

6. Mutan yang menunjukkan perubahan pada struktur permukaan dan komposisi selnya (mutan
antigenik).

7. Mutan yang resisten terhadap aksi bakteriofage.

8. Mutan yang memperlihatkan beberapa perubahan pada ciri-ciri morfologis, misalnya hilangnya
kemampuan untuk menghasilkan spora,kapsul atau flagella.

Ada banyak implikasi praktis yang berkaitan dengan terjadinya mutan mikrobia. Hal ini digambarkan
oleh contoh-contoh berikut:

1. Diketahui ada beberapa mikroorganisme yang menggambarkan resistensi terhadap


antibiotik-antibiotik tertentu akibat mutasi. Kenyataan ini sangat penting dalam pengobatan
penyakit, karena antibiotik yang pada mulanyaefektif untuk mengendalikan suatu infeksi bacterial
menjadi kurang atau tidak lagi efektif ketika muncul mutan-mutan yang resisten terhadap antibiotik
yang bersangkutan.

2. Dapat diisolasi mutan biokimiawi yang mampu menghasilkan suatu produk akhir dalam
jumlah besar. Hal ini penting dalam industri. Sebagai contoh, jumlah penisilin yang dihasilkan dalam
produksi komersial meningkat secara dramatis melalui seleksi galur-galur mutan Penicillium.
3. Pemeliharaan biakan murni spesies-spesies jasad renik yang tipikal mensyaratkan
tercegahnya mutasi, kalau tidak maka biakan tersebut tidak akan tipikal lagi

4. Mutan mikroba telah digunakan secara meluas di dalam penyelidikan berbagai proses
biokimiawi, terutama reaksi-reaksi bio-sintetik. Sebagai contoh, mutan-mutan yang terhalang atau
rusak pada langkah-langkah enzimatik yang berbeda-beda telah digunakan untuk menyingkap seluk
beluk rangkaian metabolik.

Banyak mutan, mungkin sebagian besar dapat balik ke kondisi liar melalui mutasi balik, yaitu
kembalinya sel-sel mutan ke fenotipe asalnya. Akan tetapi, hal ini tidak mesti disebabkan oleh
pembalikan mutasi aslinya secara tepat. Kadang-kadang, pengaruh mutasi asli dapat ditekan
sebagian atau seluruhnya oleh mutasi kedua pada situs yang berbeda pada kromosom.

C. Mekanisme Pemindahan Bahan Genetik pada Bakteri

Perpindahan gen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bakteri dengan mengirimkan informasi
genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien. Pertukaran gen antar bakteri dapat terjadi karena
bakteri pada umumnya hidup berkoloni bahkan bercampur dengan banyak bakteri jenis lain.
Pertukaran gen akan menghasilkan rekombinan baru. Pertukaran gen atau materi genetik secara
garis besar dilakukan melalui cara transfer gen dan transposisi.

Transfer gen merupakan perpindahan materi genetik termasuk plasmid dari sel donor ke sel
resipien. Sedangkan transposisi merupakan pemindahan rantai DNA pendek (hanya beberapa urutan
saja) antara satu plasmid ke plasmid lain, atau dari kromosom ke plasmid dalam sel tersebut.
Transfer gen terjadi melalui beberapa cara yaitu, transformasi, transduksi, dan konjugasi (Snustad,
2012).

Gambar 1. Tiga tipe mekanisme transfer gen pada bakteri (Snustad, 2012).

a. Transformasi

Kali pertama diamati oleh Frederick Griffith (1928) Fragmen DNA bebas dapat melewati dinding sel
dan kemudian bersatu dalam genom sel tersebut sehingga mengubah genotipnya. Hal ini biasanya
dikerjakan di laboratorium dalam penelitian rekayasa genetika, tapi dapat pula terjadi secara
spontan meskipun dalam frekuensi yang kecil.

Transformasi merupakan proses pemindahan DNA telanjang yang mengandung sejumlah terbatas
informasi DNA dari satu sel ke sel yang lain.DNA tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis secara
alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi, begitu DNA diambil oleh sel resipien makaterjadilah
rekombinasi. Gejala transformasi ini ditemukan kali pertama pada Streptococcus pneumonia oleh F.
Griffith pada tahun 1928. Pengamatannya menunjukkan bahwa ada dua macam tipe koloni bakteri
tersebut, yaitu koloni halus (tipe S atau smooth) yang bersifat patogen dan koloni kasar (tipe R atau
rough) yang non patogen. Dalam percobaannya ditemukan jika campuran bakteri tipe S yang telah
dimatikan dengan pemanasan dan sel tipe R hidup disuntikkan pada tikus maka tikus akan mati dan
dari bangkai tikus dapat diisolasi bakteri tipe S yang hidup. Griffith mengatakan bahwa ada substansi
yang berasal dari bakteri tipe S (mati) diambil oleh bakteri tipe R (hidup) sehingga tipe R ini berubah
menjadi tipe S yang patogen. Perubahan dari tipe R ke tipe S ini disebut transformasi. Pada tahun
1944, Oswald Avery, Macleod, McCarty mengisolasi substansi tersebut dan berhasil
mengidentifikasinya sebagai DNA.Percobaan Avery dan kawan-kawan inilah yang
mendemontrasikan untuk pertama kali bahwa bahan genetik adalah DNA (Gardner, 2000).

Gambar 2. Transformasi pada bakteri (Snustad, 2012).

Manfaat yang didapat dari transformasi gen pada bakteri yaitu merupakan sarana penting dalam
rekayasa genetika. Selain itu banyak penelitian yang telah menggunakan hasil transformasi untuk
memetakan kromosom bakteri dan sangat bermanfaat untuk penelitian genetika dalam
laboratorium.

b. Konjugasi

Transfer unilateral materi genetik antara bakteri sejenis maupun dengan jenis lain dapat terjadi
melalui proses konjugasi (mating). Hal ini dimungkinkan karena adanya faktor F yang menentukan
adanya pili seks pada virus bakterial tertentu. Kuman yang mempunyai pili seks disebut kuman F+,
dan melalui pilinya materi genetik dari sel donor (F+) termasuk plasmid DNAnya dapat berpindah ke
dalam sel resipien. Jadi gen-gen tertentu yang membawa sifat resistensi pada obat dapat berpindah
dari populasi kuman yang resisten ke dalam kuman yang sensitif. Dengan cara inilah sebagian besar
dari sifat resisten obat tersebar dalam populasi kuman dan menimbulkan apa yang disebut
multidrug resistance.

Konjugasi merupakan pemindahan bahan genetik dari suatu sel bakteri yang bertindak sebagai
donor kepada sel bakteri yang bertindak sebagai resipien. Pada proses konjugasi, sel donor (jantan)
memasukkan sebagian DNA ke dalam sel resipien melalui pili seks yang dimiliki oleh sel jantan.
Setelah DNA donor masuk ke dalam sel resipien, enzim-enzim yang bekerja pada DNA resipien
menggunting dan mengeksisi suatu fragmen DNA resipien. Kemudian DNA donor dipadukan ke
dalam kromosom resipien di tempat DNA yang tereksisi. Pemindahan ini dikode oleh plasmid.
Plasmid adalah unsur genetis ekstra kromosomal (diluar kromosom) dan dapat melangsungkan
replikasi didalam sitoplasma sel bakteri. Plasmid adalah potongan bundar DNA yang merupakan gen
tambahan. Bila unsur ekstra kromosomal dapat bereplikasi dan terpadu ke dalam kromosom bakteri
disebut episom. Hal ini membedakan episom dari plasmid, karena plasmid tidak terpadu ke dalam
kromosom. Pada bakteri gram negatif misalnya E.coli, konyugasi terjadi dengan cara perlekatan
antara sel donor dengan sel resipien melalui piliseks atau faktor F (faktor kesuburan atau fertility
factor). Pada bakteri gram positif misalnya Streptococcus faecalis, perlekatan antara sel donor dan
resipien tidak melaui pili. Proses konyugasi secara artificial dapat digunakan untuk memetakan gen
pada bakteri (Ristiati, 2000).

Gambar 3. Proses konjugasi pada bakteri (Snustad, 2012).

c. Transduksi

Transduksi merupakan proses pemindahan bahan genetik dari suatu bakteri ke bakteri lain melalui
bakteriofage. Bila bakteriofage menyerang bakteri maka DNA bakteriofage diijeksikan ke dalam sel
bakteri. Saat DNA fage dikemas di dalam pembungkusnya untuk membentuk bakteri-bakteri fage
baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian dari DNA bakteri yang telah menjadi inangnya.
Selanjutnya, bila fage menginfeksi bakteri lainnya, maka fage akan memasukkan DNA-nya yang
mengandung sebagian dari DNA bakteri inang sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak hanya
memasukkan DNA-nya sendiri ke dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA
dari bakteri lain yang ikut terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA dari
satu sel bakteri ke bakteri lainnya. Ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu sel mengalami lisis atau
bersifat lisogenik (Snustad, 2012).

Lisis terjadi jika DNA bakteriofage akan mengambil alih fungsi metabolisme bakteri untuk
memproduksi DNA dan protein bakteriofage, kemudian terjadi perakitan partikel virus dan akhirnya
virus yang utuh akan keluar dari sel bakteri ketika sel mengalami lisis. Sedangkan DNA bakteriofage
akan berintegrasi dengan DNA bakteri sehingga terbentuklah bakteri yang bersifat lisogenik. Bakteri
yang bersifat lisogenik dapat mengalami fase litik, namun belum diketahui penyebab dari fenomena
tersebut. Di alam keadaan demikian, DNA bakteriofage akan melepaskan diri dari DNA bakteri dan
mengambil alih fungsi metabolisme untuk menghasilkan partikel virus yang baru seperti halnya pada
kemungkinan pertama. Proses transduksi dipergunakan untuk mengembangkan galur -galur bakteri
baru, memetakan kromosom bakteri dan untuk banyak percobaan genetis lain.

Transduksi dapat juga terjadi dengan cara DNA dari plasmid masuk ke dalam genom bakteriofag.
Oleh bakteriofag plasmid ditransfer ke populasi bakteri lain. Transduksi biasa terjadi pada bakteri
Gram positif seperti Staphylococcus, tapi diketahui pula terjadi pada Salmonella.

Gambar 4. Proses tranduksi pada bakteri.

Plasmid

Materi genetik bakteri dibawa dalam satu kromosom utama dan dalam satu sampai beberapa
molekul DNA ekstrakromosomal yang disebut plasmid. Plasmid merupakan elemen genetik yang
berupa molekul DNA utas ganda sirkuler (tak berujung) yang berukuran kecil, yang dapat
mereplikasi secara independen dari kromosom utama dalam keadaan extrachromosomal (diluar
kromosom). Plasmid tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup sel tempat mereka tinggal. Namun,
dalam kondisi lingkungan tertentu seperti ketika terdapat antibiotic, plasmid berfungsi penting jika
plasmid tersebut membawa gen untuk resistensi terhadap antibiotic (Gardner, 2000).
Dalam bakteri E. coli ada tiga jenis plasmid utama yaitu: (i) faktor F, (fertilitas) yang bertanggung
jawab terhadap proses konjugasi; (ii) Plasmid R, (resistensi) mengandung gen resistensi terhadap
antibiotic atau logam berat sehingga sel inang resisten terhadap antibiotik dan obat antibakteri lain;
dan (iii) plasmid Col, menyandi protein yang membunuh sel-sel sensitif E. Coli (Gardner, 2000)..

Berdasarkan kemampuanya untuk membuat sel inang berkonjugasi, plasmid dibedakan menjadi 2
yaitu plasmid conjugative dan plasmid yang nonconjugative. Sifat conjugative pada banyak plasmid
R berperan penting dalam penyebaran secara cepat gen antibiotic dan resistensi obat pada populasi
bakteri pathogen. Evolusi R plasmid yang membuat bakteri inang resisten terhadap beberapa
antibiotik telah menjadi masalah kesehatan yang serius , dan penggunaan antibiotik untuk tujuan
nontherapeutic telah memberikan kontribusi terhadap evolusi cepat dari beberapa bakteri sehingga
berkali-kali lebih resistan terhadap obat (Gardner, 2000).

Episom

Faktor F dan materi genetic tertentu memiliki sifat yang unik yang disebut episom. Menurut Jacob
dan Wollman, episom adalah elemen genetik yang tidak penting untuk inang dan dapat mereplikasi
secara otomatis atau terintegrasi ke dalam kromosom bakteri inang . episom tidak sama dengan
plasmid. Episom memiliki kemampuan untuk memasukkan diri ke dalam kromosom . kemampuan ini
tergantung pada keberadaan sekuens DNA pendek yang disebut insertion sequences ( atau IS
elemen). insertion sequences ( dari sekitar 800 sampai sekitar 1400 pasang nukleotida panjang )
merupakan transposabel yaitu elemen yang dapat berpindah dari satu kromosom ke kromosom
yang berbeda. Selain itu, IS elemen memediasi rekombinasi antara unsur-unsur genetik dinyatakan
nonhomolog. Dengan kata lain episome merupakan penggalan plasmid yang berintegrasi dengan
kromosom dan akhirnya merupakan bagian dari kromosom tersebut (Lewin, 2004).

Transposon

Plasmid kecil yang dapat berpindah diantara molekul DNA yang memiliki struktur basa yang
berlainan. Transposon tidak membawa informasi genetika yang dibutuhkan untuk memasangkan
replikasi sendiri terhadap pembagian sel, sehingga perkembangbiakannya tergantung pada
penyatuan fisiknya dengan replika bakteri. Penyatuan ini dibantu oleh kemampuan transposon
untuk membentuk tiruannya sendiri, yang mungkin disisipkan dalam replika yang sama atau
mungkin disatukan pada replika lainnya. Spesifisitas dari rangkaian pada bagian sisipan biasanya
rendah, sehingga transposon kadang cenderung menyisip dalam sistem acak. Sebagian besar
plasmid ditransfer antar sel bakteri, dan penyisipan dari sebuah transposon ke dalam suatu plasmid
bisa menyebabkan penyebaran dalam sebuah populasi (Lewin, 2004).

Dampak Pemindahan Materi Genetik

Pengaruh lingkungan juga digambarkan oleh adanya transfer gen secara horizontal dalam suatu
komunitas. Untuk organisme yang bereproduksi secara aseksual terdapat fenomena umum berupa
terjadinya rekombinasi genetik antar kelompok yang tidak sekerabat. Transfer gen semacam ini
telah diketahui sejak tahun 1928. Transfer gen dapat terjadi langsung melalui kontak antar sel
(konjugasi) maupun dengan perantaraan virus (transduksi). Bahkan sel bakteri juga memiliki
kemampuan untuk mengambil molekul DNA bebas yang ada di lingkungannya. Hal ini merupakan
salah satu penyebab tingginya laju mutasi pada genom bakteri.
Gen yang umumnya dipertukarkan dalam komunitas biasanya berhubungan dengan kemampuan
kelangsungan hidup, misalnya gen penyandi resistensi terhadap antibiotik, logam berat, serta fiksasi
nitrogen. Gen-gen tersebut biasanya berukuran kecil, fungsional, dan adaptif. Tetapi beberapa
penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa transfer gen secara horizontal ternyata lebih umum
terjadi daripada yang diperkirakan. Sistem gen integrase yang berfungsi untuk memfasilitasi
pertukaran gen, ternyata umum dimiliki oleh banyak kelompok bakteri, bersama dengan gen
fungsional yang diperoleh dengan cara ini (Mazel et al. dalam Pangastuti, 2006).

Transfer gen secara horizontal teramati pada gen hrp, yang berfungsi dalam interaksi patogen
dengan inang dan dapat ditemukan pada berbagai subkelas proteobacteria. Gen ini diduga diperoleh
melalui pertukaran gen secara horizontal daripada melalui pewarisan (Gabriel,1999 dalam
Pangastuti, 2006). Pada Escherichia coli dan Pseudomonas transfer gen semacam ini sangat sering
terjadi, bahkan pada E. coli diperkirakan sekitar 18% dari total genomnya merupakan hasil integrasi
gen yang ditransfer secara horizontal. Pada bakteri pemfiksasi nitrogen, lebih dari 5% bagian
kromosom merupakan hasil pertukaran gen dan sebagian besar berhubungan dengan fungsi.
Transfer gen secara horizontal berpotensi untuk meningkatkan kemampuan adaptasi di lingkungan
yang baru. Dubnau (1999 dalam Pangastuti, 2006) menyimpulkan bahwa integrasi gen asing pada
bakteri gram negatif maupun gram positif berfungsi untuk menciptakan keragaman genetik, yang
kemudian diekspresikan menjadi keragaman fenotipe, untuk mempertahankan kebugaran
evolusioner dari populasi. Selanjutnya stabilitas gen asing ini dipertahankan dengan seleksi alam,
gen yang sesuai dengan lingkungan akan dipertahankan, sedangkan yang tidak diinginkan akan
cenderung dipertukarkan lagi. Adanya sekuen gen yang tidak diinginkan pada spesies bakteri
tertentu akan mendukung terjadinya pertukaran gen tersebut.

Dengan adanya transfer gen secara horizontal ini maka spesies dan genus bakteri sebaiknya dilihat
sebagai kelompok organisme yang memiliki suatu inti struktur kromosom yang umum dimiliki
kelompok tersebut dengan kemungkinan bahwa individu berpotensi menerima gen apapun dari
kelompok yang tidak sekerabat. Menurut Young (dalam Pangastuti, 2006) perubahan evolusioner
diasumsikan terjadi melalui seleksi alam dari mutasi dalam genom yang relatif stabil. Pengaruh
lingkungan berfungsi untuk menginduksi perubahan, sehingga stabilitas merupakan fungsi dari
struktur genom. Perubahan evolusi merupakan hasil dari tekanan lingkungan. Genom prokaryota
sangat mudah mengalami mutasi karena secara alami laju mutasinya tinggi dan ditambah oleh
adanya transfer gen horizontal. Seleksi alam memegang peran utama dalam mempertahankan
stabilitas suatu taksa yang telah ada atau menghasilkan perubahan adaptasional yang akan menuju
evolusi suatu taksa baru.

BAB III

Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan uraian, dapat disimpulkan bahwa,


a. Proses mutasi dipengaruhi oleh faktor intrinsic dan ekstrinsik. Faktor ekstrinsik dapat
berupa agen kimiawi, fisik, maupun agen biologis. Sedangkan faktor intrinsik dapat berupa kesalahan
urutan DNA.

b. Mekanisme pemindahan bahan genetik pada bakteri secara umum dilakukan dengan tiga cara
yaitu transformasi, transduksi, dan konjugasi.

Daftar Rujukan

Campbell, et all. 2002. Biologi edisi 5 jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang: Universitas Negeri
Malang.

Gardner, E.J., dkk. 2000. Principle of Genetic. New York: Chichester-Brisbane-Toronto-Singapore:


John Wiley and Sons Inc.

Lewin, Benjamin. 2004. Genes VIII. United States of America: Pearson Prentice Hall

Pearson Education, Inc.

Pangastuti, Artini. 2006. Definisi Spesies Prokaryota Berdasarkan Urutan Basa Gen Penyandi 16s
rRNA dan Gen Penyandi Protein. BIODIVERSITAS. 7(3): 292-296.

Pelczar, Michael. 2008, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Snustad, P.D. and Simmons, M.J., 2012. Principles of Genetics. 6th ed. United States of America: John
Willey & Sons Inc.

Diposting oleh Virginia zapta di 22.08 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:

Sell Tiket14 September 2016 20.08

aTiket Pesawat Murah Online, dapatkan segera di SELL TIKET Klik disini:

selltiket.com

Booking di SELLTIKET.COM aja!!!


CEPAT,.TEPAT,.DAN HARGA TERJANGKAU!!!

Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat??

Yang memiliki potensi penghasilan tanpa batas.

Bergabung segera di agen.selltiket.com

INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI :

No handphone : 085365566333

PIN : 5A298D36

Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!

Balas

Muat yang lain...

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Foto saya

Virginia zapta

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2015 (24)

Maret (24)
BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL DAN MODERN

MIKROBIAL BIOTEKNOLOGI

PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI

identifikasi gulma

KAJIAN DINAMIKA POPULASI GULMA DI DALAM SUATU HAB...

HERBISIDA

INTERAKSI GULMA DENGAN TANAMAN BUDIDAYA

KOMPETISI GULMA DAN TANAMAN BUDIDAYA

PENCEMARAN LINGKUNGAN : TPS DI KOTA MALANG

PENCEMARAN LINGKUNGAN : TPS DI KOTA MALANG

PENCEMARAN LINGKUNGAN: SAMPAH

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

MIKROBIOLOGI PANGAN

MIKROBIOLOGI KESEHATAN

MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN : BIOREMIDIASI

PATOGENESIS

GENETIKA MIKROBA

METABOLISME MIKROBIA PART 2

METABOLISME MIKROBIA PART 1

PERTUMBUHAN MIKROBA

NUTRISI MIKROBIA

TEKNIK ASEPTIK MIKROBIOLOGI

KLASIFIKASI MIKROBIA

UJI KUALITAS MAKANAN SANTAN BUBUR

2014 (1)

Anda mungkin juga menyukai