Anda di halaman 1dari 10

Transisi Demografi menurut Bogue (1965)

Tahap transisi sebagai berikut :

1. Pratransisi (Pre- Transitional)

Ditunjukkan dengan tingkat fertilitas dan mortalitas yang tinggi.

2. Tahap Transisi (Transitional)

Ditunjukkan dengan tingkat fertilitas tinggi dan tingkat mortalitas rendah.

3. Tahap Pasca Transisi (Past Transitional)

Dinyatakan dengan tingkat fertilitas dan mortalitas sudah rendah.


Teori transisi demografi menggambarkan berubahnya tingkat pertumbuhan penduduk dari

tingkat yang tinggi menuju tingkat yang rendah yang dapat dilihat melalui tiga tahapan.

1. Pada tahap pertama, mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggii karena berada pada tingkat

kelahiran dan kematian yang tinggi, sehingga berlangsung lama. Tingginya tingkat kematian saat

itu dikarenakan belum ditemukanya obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit. Ppada saat ini

tingkat kelahiran yang tinggi juga disebabbkann oleh perseppsi masyarakat yang menganut

paham banyak anak banyak rejeki, selain itu juga belum ditemukanya alat kontrasepsi.

2. Pada tahap kedua, masuk pada tahap dimana tingkat kematian sudah mulai turun, hal ini

disebabkan oleh ditemukanya penicilin. Namun tingkat kelahiran masih tetap tingi sebagai

akibat dari penemuan penicilin yang secara tidak langsung membendung tingkat kematian yang

tinggi/ menurunkann tingkat kematian

3. Pada tahap ketiga, tingkat kelahiran sudah dapat dikendalikan, karena pada saat ini telah ada

sistem pengobatan yang baik, serta telah ditemukanya slat kontrasepsi. Pada tahap ini di

Indonesia sedang gencar-gencarnya program Keluarga Berencana. Selain itu pada tahap ini juga

telah ada campur tangan dari pemerintah dan meningkatnya kesejahteraan keluarga dan

pendidikan. Tingkat kematian dan tingkat kelahiran sudah mulai dapat seimbang.

http://sahatsijabat22.blogspot.co.id/2015/03/transisi-vital-demografi.html
Kedua ahli ini adalah penganut teori fisiologis. Sadler mengemukakan, bahwa daya reproduksi manusia
dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada di suatu wilyah atau negara. Jika kepadatan penduduk tinggi,
daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi
manusia akan menungkat.

Thomson (1953) meragukan kebenaran teori ini setelah melihat keadaan di Jawa, India dan Cina dimana
penduduknya sangat padat, tetapi pertumbuhan penduduknya juga tinggi. Dalam hal ini Malthus lebih
konkret argumentasinya dari pada Sadler. Malthus mengatakan bahwa penduduk disuatu daerah dapat
mempunyai tingkat fertilitas yang tinggi, tetapi dalam pertumbuhan alaminya rendah karena tingginya
tingkat kematian. Namun demikian, penduduk tidak dapat mempunyai fertilitas tinggi, apabila tidak
mempunyai kesuburan (fecunditas) yang tinggi, tetapi penduduk dengan tingkat kesuburan tinggi dapat
juga tingkat fertilitasnya rendah.

Teori Doubleday hamper sama dengan teori Sadler, hanya titik tolaknya berbeda. Kalau Sadler
mengatakan bahwa daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan tingkat kepadatan penduduk,
maka Doubleday berpendapat bahwa daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan bahan
makanan yang tersedia. Jadi kenaikan kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia.
Jika suatu jenis makhluk diancam bahaya, mereka akan mempertahankan diri dengan segala daya yang
mereka miliki. Mereka akan mengimbanginya dengan daya reproduksi yang lebih besar (Iskandar, 1980).

Menurut Doubleday, kekurangan bahan makanan akan merupakan perangsang bagiu daya reproduksi
manusia, sedang kelebihan pangan justru merupakan faktor penegkang perkembangan penduduk.
Dalam golongan masyarakat yang berpendapatan rendah, seringkali terdiri dari penduduk dengan
keluarga besar, sebaliknya orang yang mempunyai kedudukan yang lebih baik biasanya jumlah
keluarganya kecil.

Rupa-rupanya teori fisiologis ini banyak diilhami dari teori aksi an reaksi dalam meninjau perkembangan
penduduk suatu negara atau wilayah. Teori ini dapat menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat
mortalitas penduduk semakin tinggi pula tingkat produksi manusia.

http://christdhawie.blogspot.co.id/2011/07/teori-teori-kependudukan.html
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
Lingkungan hidup sehat.
Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk

1. Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak
karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu
maka penduduknya menjadi banyak.
2. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan
jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang
akan mengurangi angka kelahiran
3. Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai
anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki
lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk
mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
4. Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik
memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan
menambah pula jumlah kelahiran.
5. Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi
dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan
orang-orang tua usia).

https://pdesnia.wordpress.com/2012/12/24/dampak-pertumbuhan-penduduk/
7. 1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)

Tingkat kelahiran kasar (CBR) dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada
tahun tertentu tiap 1.000 penduduk pada pertengahan tahun. Rumus angka kelahiran
kasar adalah sebagai berikut:

CBR = Angka kelahiran kasar


Pm = penduduk pada pertengahan tahun
B = jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu
K = Konstanta (biasanya 1.000)

Contoh:
Di tahun 2012 jumlah penduduk Bogor memiliki CBR 42,3, artinya pada tahun tersebut
tiap 1.000 penduduk terdapat kelahiran 42,3 bayi. Perhitungan CBR dibagi oleh
seluruh penduduk baik laki atau perempuan padahal yang melahirkan adalah
perempuan.
http://www.gurugeografi.id/2017/02/rumus-angka-kelahiran-kasar-umum-dan.html

2. Angka Kematian Kasar

Angka kematian kasar atau Crude Death Rate (CDR) menunjukkan jumlah kematian
setiap 1.000 pendduk dalam setahun.

Angka kematian kasar terdiri atas tiga golongan, yaitu:

1. Golongan rendah, apabila jumlah mortalitasnya kurang dari 13.


2. Golongan sedang, apabila jumlah mortalitasnya antara 14 - 18.

3. Golongan tinggi, apabila jumlah mortalitasnya lebih dari 18.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui angka kematian kasar adalah:


Di mana:

M = jumlah kematian

P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun

Menurut Wardiyatmoko angka kematian kasar (CDR) Indonesia dalam kurun waktu
2000 - 2005 kurang lebih sebesar 43. Dibandingkan dengan CDR Asia 42, Thailand 40,
Malaysia 24, dan Singapura 9 maka CDR Indonesia masih relatif tinggi.

Contoh:

Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di Kecamatan X sebanyak 10.000 jiwa
dan jumlah penduduk yang meninggal 800 anak. Berapakah angka kematian kasarnya?

Jawab:

Angka kematian kasarnya 8, artinya setiap 1.000 orang dalam 1 tahun, jumlah
penduduk yang meninggal ada 8 orang.

http://sobatgeo.blogspot.co.id/2017/01/penjelasan-angka-kelahiran-dan-angka.html

Pertumbuhan Penduduk

a. Jumlah Penduduk

Terkait dengan dinamika kependudukan dan pembangunan nasional, biasanya pertanyaan yang
pertama kali muncul adalah berapakah sebenarnya jumlah penduduk Indonesia khususnya saat
ini?
Jumlah penduduk suatu wilayah atau negara, termasuk Indonesia selalu mengalami perubahan
dari waktu ke waktu disebabkan oleh pertumbuhan penduduk. Sebagai contoh menurut hasil
sensus penduduk yang pertama kali diadakan di Indonesia yaitu pada tahun 1930 ketika kita
masih berada di bawah penjajahan Belanda, jumlah penduduk nusantara adalah 60,7 juta jiwa.
Setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia pada tahun 1961, juga mengadakan sensus
penduduk pertama setelah Indonesia merdeka. Hasil sensus penduduk tahun 1961 sebagai sensus
penduduk pertama yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia menunjukkan penduduk
Indonesia berjumlah 97,1 juta jiwa. Pada tahun 1971 pemerintah mengadakan sensus penduduk
yang ke dua. Hasil sensus penduduk tahun 1971 tersebut menunjukkan penduduk Indonesia
sebanyak 119,2 juta jiwa. Tahun 1980 pemerintah mengadakan sensus penduduk yang ke tiga,
hasilnya menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 146,9 juta jiwa. Sensus penduduk
keempat diadakan pada tahun 1990, menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 178,6
juta jiwa. Sensus penduduk ke lima diadakan pada tahun 2000, menunjukkan penduduk
Indonesia berjumlah 205,1 juta jiwa. Sedangkan sensus penduduk ke enam diadakan pada tahun
2010, di mana hasilnya menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa.

Indonesia termasuk negara dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk yang besar atau
berpenduduknya yang begitu banyak. Indonesia juga terdiri atas ribuan pulau, beragam budaya,
ratusan suku, ratusan bahasa daerah. Hal ini pula yang merupakan keunggulan Indonesia dilihat
dari segi kependudukannya. Pada tahun 2013, Indonesia tidak memiliki kegiatan pemutakhiran
(updating) data penduduk, karena biasanya sensus diadakan setiap 10 tahun sekali. Namun
dengan menggunakan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia, diperkirakan jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2013 sebesar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk
1,49% per tahun. Keadaan jumlah penduduk sebesar itu, tentu memerlukan perhatian yang besar
dari pemerintah/ negara atau lembaga terkait untuk memenuhi kebutuhan penduduknya, agar
jumlah penduduk yang besar ini dapat berperan sebagai sumber daya pembangunan di tanah air.
Jumlah penduduk di setiap wilayah/provinsi maupun pulau juga berbeda-beda dengan angka
pertumbuhan yang berbeda pula.

http://ilhamralfaraiz.blogspot.co.id/2016/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Angka fertilitas total ~ Angka fertilitas total merupakan perhitungan kelahiran yang telah
digunakan untuk menentukan kelahiran yang yang terjadi pada anak yang telah ditentukan
dengan menggunakan angka fertilasisi total.

Kegunaan dari angka fertilisasi total sendiri sangat beragam, salah satunya gambaran mengenai
rata-rata dari jumlah anak yang dilahirkan dari usia 15 sampai 49 tahun.
Selain itu angka fertilisasi yang ada juga dapat digunakan sebagai alat atau indikator
keberhasilan dari program KB. Hal tersebut dibuktikan dengan selama tiga dekade ini TFR
dijadikan suatu patokan gambaran dari program KB tersebut.

Program KB yang selama ini menjadi program utama pencegahan meledaknya penduduk sangat
dianggap bermanfaat bagi Indonesia. Dengan melihat kedudukan Indonesia menduduki peringkat
ke empat penduduk paling banyak di dunia.

Dengan gempar-gemparnya pemerintah menggalakkan program KB tersebut bertujuan untuk


membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga. Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah
untuk memperkenalkan berbagai macam alat-alat Program KB yang harus diketahui kepada
masyarakat.

Berbagai macam alat kontrasepsi yang di luncurkan yang diperkenalkan sejak dini diharapkan
dapat mensukseskan program KB tersebut. Alat-alat kontrasepsi tersebut dapat berupa :

1. Pil KB
2. Spiral
3. Vasektomi
4. Suntik IUD dan
5. Kondom

Dengan slogan yang baru dari program KB yaitu Dua Anak Lebih Baik saat ini lebih di
sosialisasikan di berbagai lapisan masyarakat. Sebagai program pencegahan ledakan penduduk
KB akan lebih mendapat perhatian pemerintah.

Berbicara masalah manfaat dari Kb sendiri sangat beragam. Sebagai program pencegah
meledaknya penduduk Kb memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Mengatur serta merencanakan jumlah anak sebagai harapan meningkatkan kualitas hidup
keluarga
2. Program pembantu pemerintah mengurangi resiko ledakan penduduk
3. Mengurangi resiko penularan penyakit sekual dengan pemakaian alat kontrasepsi
kondom
4. Meningkatkan kesejahteraan keluarga terutama pada masyarakat ekonomi rendah
5. Menjaga kesehatan ibu dalam pengaturan jangka waktu untuk kelahiran berikutnya

Pada dasarnya sasaran pada program KB ialah penduduk desa. Karena penduduk desa dianggap
paling minim memiliki pengetahuan serta informasi dari program yang dicanangkan
pemerintahan ini.

Pelaksanaan Kb yang dilakukan oleh BKKBN dirasakan telah membuahkan hasil. Dengan saat
ini jumlah penduduk Indonesia yang masih terkontrol diharapkan pengalokasian dana yang juga
terkontrol dapat membuahkan kehidupan yang berkualitas.

Demikian artikel yang berjudul Angka Fertilitas Total yang di dalamnya membahas mengenai
Program Keluarga Berencana, Sasaran Keluarga Berencana, Dan Manfaat Keluarga Berencana.
Semoga artikel ini dapat membantu anda dalam perluasan wawasan

https://idtesis.com/angka-fertilitas-total-atau-total-fertility-rate-adalah/

Angka Reproduksi Neto ( Net Reproductive Rate (NRR) )

NRR adalah jumlah bayi perempuan yang dilahirkan oleh seorang perempuan selama masa
reproduksinya, dan dapat menggantikan ibunya untuk bereproduksi dengan mengikuti pola fertilitas dan
mortalitas ibunya. NRR memperhitungkan kemungkinan si bayi perempuan meninggal sebelum
mencapai akhir masa reproduksinya. Rumus NRR adalah sebagai berikut:
NRR=_(i=1)^7ASFR_fi P_x

Px = survival ratio dari kohor perempuan

NRR merupakan ukuran kemampuan suatu populasi untuk mengantikan dirinya (replacement level). NRR
bernilai satu berarti suatu populasi dapat mengantikan dirinya dengan jumlah yang sama. NRR bernilai
lebih dari satu berarti bahwa suatu populasi dapat mengantikan dirinya dengan jumlah yang lebih besar,
sementara NRR kurang dari satu berarti populasi tidak mampu menggantikan dirinya dengan jumlah
yang sama.

http://duniadinu.blogspot.co.id/2011/10/angka-reproduksi-neto-net-reproductive.html

Angka Reproduksi Kasar ( Gross Reproductive Rate (GRR) )

GRR adalah banyaknya bayi perempuan yang dilahirkan oleh perempuan selama masa reproduksi.
Ukuran ini tidak memperhitungkan kemungkinan bayi perempuan meninggal sebelum mencapai masa
reproduksinya. Rumus GRR adalah sebagai berikut:
Asumsi rasio jenis kelamin pada saat lahir dari bayi yang dilahirkan oleh tiap kelompok umur sama
misalnya 105, maka

GRR= 100/2055_(i=1)^7ASFR_i

Jika diketahui banyaknya bayi perempuan untuk setiap kelompok umur ibu i.
GRR= 5_(i=1)^7ASFR_fi

http://duniadinu.blogspot.co.id/2011/10/angka-reproduksi-neto-net-reproductive.html

Anda mungkin juga menyukai